Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA (OTK) 1

FLUIDISASI

Oleh

Kelompok 3 / 2D-D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

1. Avana Zulfi A (1841420031)

2. Chrisly Dyzha Prianti (1841420034)

3. Farhan Aryatama (1841420100)

4. Nabila Rizki Amalia (1841420050)

5. Nur Laila Q (1841420004)

6. Rahma Agsihasa (1841420051)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018 / 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Percobaan pada praktikum ini dilakukan terhadap pasir kuarsa 0,2 mm, pasir kuarsa
0,355 mm, dan resin. Pengamatan dimulai saat belum dialiri aliran fluida dengan
kecepatan terendah dari aliran bawah melalui bed ke atas.
1.2. Tujuan percobaan

1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti prinsip pengukuran aliran fluida.

2. Mahasiswa mengenal beberapa jenis alat ukur kecepatan alir fluida.

3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kecepatan aliran fluida.


BAB II

DASAR TEORI

Gambar alat Fixed and Fluidised Bed

Fluidisasi adalah proses dimana benda padat halus (partikel) dirubah menjadi fase
dengan perilaku menyerupai fluida. Fluidisasi dilakukan dengan cara menghembuskan fluida
dalam hal ini adalah udara dengan tekanan tinggi dari bawah melewati sebuah grid atau plat
berlubang dimana diatas grid tersebut diletakkan tumpukan partikel padat atau bed. Dalam
keadaan seperti ini, partikel padat tersebut memiliki sifat karakteristik dan properties yang
menyerupai fluida pada umumnya, seperti kemampuan untuk mengambang bebas dibawah
pengaruh gravitasi atau juga kemampuan untuk dipompa seperti halnya fluida. Fenomena
fluidisasi ini berlangsung pada media yang dikenal dengan sebutan bubbling fluidized bed.
Bed merupakan suatu media yang berbentuk bejana yang berisikan partikel berfase padat
yang kemudian akan dialiri oleh fluida berfase gas hingga terjadi proses fluidisasi. Fluidisasi
gas-padat telah digunakan secara luas pada berbagai jenis aplikasi perindustrian diseluruh
dunia, misalnya pada proses kimia, industru perminyakan, biokimia, dan pembangkit listrik.

Hal ini disebabkan fluidisasi gas-padat mempunyai kelebihan yaitu memberikan area
kontak yang lebih besar sehingga reaksi pembakaran, reaksi transfer kalor dapat berjalan
dengan baik. Zens & Othmer (1960) secara prinsip menerangkan beberapa keunggulan yang
dimiliki bubbling fluidized bed dibandingkan dengan teknologi kontak lainnya yakni; (1)
aspek kemampuan dalam mengkontrol temperatur, (2) aspek kemampuan untuk beroperasi
secara kontinus, (3) aspek keunggulan dalam proses perpindahan kalor, dan (4) aspek
keunggulan dalam proses katalisis. Dalam pengaplikasiannya, bubbling fluidized bed banyak
digunakan pada proses pengeringan pada material serbuk. Dimana material yang berada
dalam reaktor dialiri dengan udara panas. Alat yang digunakan pada bubbling fluidized bed
untuk proses pengeringan yaitu terdiri beberapa komponen : bed, flow meter, heater, filter
dan air outlet.

Keterangan gambar :
1. Kolom fluidisasi padat-gas
2. Tumpukan pasir
3. Distibutor/ penyangga
4. Manometer pipa U
5. Manometer pipa U 2
6. Venturimeter
7. Kran
8. Kompresor
9. Siklon
10. Skala manometer
11. Skala venturimeter
Proses pengeringan dengan menggunakan fluidized bed ini digunakan pada industri
farmasi untuk mengeringkan obat dalam bentuk serbuk, butir maupun aglomerat dengan
ukuran partikel rata-rata antara 50-5000 mikron. Savita, dkk. (2012) menjelaskan
pengeringan merupakan proses untuk mengeliminasi keadaan lembab yang dapat merusak
kestabilan sediaan dimana transfer panas dan massa terlibat pada proses ini. Sampai dengan
saat ini ilmu pengetahuan tentang fluidisasi juga masih berkembang, salah satu
pengembangan ilmu fluidisasi yaitu proses pencampuran atau mixing dengan menggunakan
bubbling fluidized bed. Mixing pada bubbling fluidized bed umumnya digunakan untuk
mencampurkan dua material berfasa padat. Harnby, dkk. (1985) menjelaskan dimana
pencampuran pada bubbling fluidized bed mempunyai tingkat pencampuran yang terjadi
karena kondisi operasi seperti kecepatan udara dan konfigurasi dari sistem.

Fluidisasi adalah metoda pengkontakan butiran-butiran padat dengan fluida, baik cair
maupun gas dalam suatu kolom yang berisi sejumlah partikel padat dengan mengalirkan
fluida dari bawah ke atas. Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi
antara lain fenomena fixed bed, minimum or incipient fluidization, smooth or homogenously
fluidization, bubbling fluidization, slugging fluidization, chanelling fluidization, dan
fenomena disperse fluidization.
Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed

yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang dibutuhkan untuk
proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap diam.

2. Fenomena minimum or incipient fluidization


yang terjadi ketika laju alir fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk
proses fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.
3. Fenomena smooth or homogenously fluidization

terjadi ketika kecepatan dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi
partikel dalam unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel
padatan seragam.
4. Fenomena bubbling fluidization
yang terjadi ketika gelembung- gelembung pada unggun terbentuk akibat densitas dan
distribusi partikel tidak homogen.
5. Fenomena slugging fluidization

yang terjadi ketika gelembung-gelembung besar yang mencapai lebar dari diameter
kolom terbentuk pada partikel-partikel padat. Pada kondisi ini terjadi penorakan sehingga
partikel-partikel padat seperti terangkat.
6. Fenomena chanelling fluidization

yang terjadi ketika dalam ungggun partikel padatan terbentuk saluran-saluran seperti
tabung vertikal.
7. Fenomena disperse fluidization
yang terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui kecepatan maksimum aliran fluida.
Pada fenomena ini sebagian partikel akan terbawa aliran fluida.

Sifat dan fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor: Laju alir
fluida dan jenis fluida, diameter partikel dan bentuk partikel, jenis dan densitas partikel,
porositas unggun, distribusi aliran, bentuk kolom, diameter kolom, dan tinggi unggun.

Gambar. Bentuk- Bentuk Fixed and Fluidised Bed


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat
1. Beaker Glass
2. Timbangan Analitik
3. Spatula
4. Piknometer
5. Fixed and Fluidized Bed

3.2. Bahan
1. Pasir silika 0,2 mm
2. Pasir silika 0,355 mm
3. Resin
4. Aquadest
3.3. Skema Kerja

Pasir silika 0,2 mm,150 Tabung harus kering


gram
Timbang

Ketmogram awal (mm)


Ukur

Baut Agar rapat


Pasang

Tombol on off
Hidupkan

Kompressor
Putar

Fluidisasi :Diperbesar agar sampel kering ΔL = L2 – L1 (ambil rata – rata tertinggi

L/menit Pengamatan

Tombol on off
Matikan

Bahan
Cari densitas
Bab IV
Data Pengamatan
4.1. Data Pengamatan
Bahan Tinggi (l) mm Tekanan (P) cmH2O Flow Meter
Pasir silika 0,2 mm lawal: 47    
Massa: 151,00 gram 52 6 1
Pikno Silika: 18,527 gram 60 6,7 2
Pikno Silika+ Air: 27,039 gram 67 7 3
Pasir silika 0,355 mm lawal: 45    
Massa: 150,07 gram 49 6,1 1
Pikno Silika: 17,974 gram 50 6,5 2
Pikno Silika+ Air: 26,744 gram 58 6,6 3
  60 6,6 4
Resin lawal: 65    
Massa: 100,04 gram 66 1,1 2
Pikno Resin: 17,510 gram 66 1,7 3
Pikno Resin+ Air: 25,019 gram 66 2 4
  66 2,4 5
  66 2,9 6
  66 3,5 7
  66 4 8
  66 4,3 9
  69 4,3 10
  70 4,3 11
  70 4,3 12
  74 4,4 13
Bab IV
Pembahasan
Avana Zulfi A (1841420031)
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai “Fluidisasi” dapat dianalisa
bahwa pada praktikum ini kita menggunakan 2 jenis bahan yaitu pasir silica dan resin. Pasir
silica sendiri memakai 2 ukuran yaitu 0.2 mm dan 0.35 mm. Jumlah bahan yang digunakan
adalah 150 gram untuk pasir silica dan sebanyak 100 gram untuk resin. Sedangkan alat yang
digunakan adalah satu set peralatan Fluidisasi. Untuk mengetaui berat jenis atau densitas
bahan (pasir silica dan resin) yaitu menggunakan piknometer. Langkah pertama yang
dilakukan pada praktikum ini adalah mengisi kolom dengan bahan yang telah ditimbang
sebelumnya. Kemudian menutup kran pengatur. Setelah itu memeriksa apakah pembacaan
manometer udara pada posisi nol (0). Kemudian menjalankan pompa udara dan mengatur laju
aliran udara pada kenaikan 5 l/min. Pada saat pompa udara dinyalakan dan laju aliran udara
telah disettingmaka butiran-butiran padatan akan mulai bergerak karena dialiri fluida (udara).
Semakin tinggi laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran-butiran padatandi dalam
bed, maka pergerakan butiran-butiran padatan tersebut semakin cepat.

 Pada percobaan kali ini pasir silica ukuran 0.2 mm mencapai pergerakan butiran
secara cepat pada flow meter ke 7 dengan ketinggian 67 mm.
 Pada pasir silica dengan ukuran 0.35 mm mencapai pergerakan butiran secara cepat
pada flow meter ke 4 dengan ketinggian 60 mm.
 Sedangkan pada resin mencapai pergerakan butiran secara cepat pada flow meter ke
13 dengan ketinggian 74 mm
Dapat kita lihat dari percobaan diatas bahwa kenaikan tinggi butiran padatan yang
terangkat keatas akibat laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran-butiran padat
semakin
meningkat, sehingga penurunan tekanan menjadi lebih besar. Apabila laju aliran
gas diperbesar terus maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun juga
akan bertambah dan ketika fluida udara mengalir dengan laju yang kecil pada kolom berisi
unggun padatan (pasir) maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun
padatan dan sebaliknya
Chrisly Dyzha Prianti (1841420034)
Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair
maupun gas. Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom berisi unggun
padatan maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju alir gas
diperbesar maka besarnya penurunan tekanan gas disepanjang unggun akan bertambah.
Hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat oleh aliran gas maka
penurunan tekanan menjadi tetap. Besarnya kecepatan minimum yang di perlukan untuk
membuat padatan unggun diam menjadi terfluidisasi tergantung beberapa faktor seperti
besarnya diameter padatan, porositas padatan, rapat masa padatan dan faktor bentuk dari
butiran padat.
Ketika zat cair dan gas dilewatkan pada kecepatan rendah melalui hamparan partikel
padat, maka partikel-partikel itu tidak bergerak dan penurunan tekanan nya dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan ergun. Partikel-partikel tersebut akhirnya bergerak apabila
kecepatan fluida berangsur-angsur dinaikan. Jika kecepatan alir zat cair naik secara teratur
maka preasure drop (∆P) dan pergerakan individu dari partikel juga meningkat, dan akhirnya
partikel mulai bergerak dan tersuspensi dengan fluida. Istilah fluidized bed digunakan untuk
mendeskribsikan suatu kondisi dimana semua partikel tersuspensi, sejak suspensi bersifat
seperti fluida.
Pada praktikum ini terdapat pada pasir silika 0,2 mm mempunyai tinggi awal 47mm,
ketika Flow meter ditingkatkan maka tekanan akan bertambah begitu pula dengan tinggi
pasir. Sehingga pada peningkatan yang kedua menggunakan Flow meter 1 yaitu didapatkan
tinggi 52 mm dengan tekanan 6 cmH2O. Pada peningkatan flow meter 2 didapatkan tekanan
6,7 cmH2O dengan tinggi 60mm. Untuk peningkatan ke-3 didapatkan tekanan 7 cmH2O
dengan tinggi 67 mm. Didapatkan massa 151,00 gram.
Pada percobaan pasir silika 0,355 mm didapatkan tinggi awal 45 mm dengan 4 kali
kenaikan, kenaikkan-1 tekanan berubah menjadi 6,1 cmH2O dengan tinggi 49 mm;
kenaikkan-2 tekanan berubah menjadi 6,5 cmH2O dengan tinggi 50 mm; kenaikkan-3
tekanan berubah menjadi 6,6 cmH2O dengan tinggi 58 mm; kenaikkan-4 tekanan tetap
dengan tinggi 60 mm. Didapatkan massa 150,07 gram.
Pada perobaan dengan bahan Resin dengan tinggi awal 65 mm dengan 13x
kenaikkan Flow meter, pada kenaikkan 2 hingga 9 tinggi tetap sama dengan tinggi awal
hanya tekanan yang berbeda. Pada kenaikkan ke-10 tekanan berubah menjadi 4,3 cmH2O
dengan tinggi 69 mm; kenaikkan ke-11dan ke-12 tekanan tetap yaitu 4,3 cmH2O dengan
tinggi yang sama yaitu 70 mm; dan kenaikkan ke-13 tekanan berubah menjadi 4,4 cmH2O
dengan tinggi 74 mm. Didapatkan massa 100,04 gram.
Farhan Aryatama (1841420100)
Pada Praktikum kali ini menggunakan dua bahan silika 0.2 , silika 0.355 ,dan Renin.
Percobaan dilakukan dengan merubah variabel flowrate udara dan melihat pengaruhnya
terhadap ketinggian bed. Memberbesar flowrate udara ternyata membuat tinggi bed
meningkat pula. Hal ini terjadi karena ruang ruang kosong antar partikel baik resin maupun
pasir terbentuk akibat aliran udara. Semakin besar udara yang dialirkan semakin besar pula
kekosongan antar partikel sehingga partikel semakin terangkat ke atas.
Berdasarkan data hasil pengamatan didapatkan bahwa tekanan udara menurun dari
sebelum melewati bed dan setelahnya yang tercatat pada manometer H 2O. Nilai penurunan
tekanan atau pressure drop(h) meningkat dengan massa partikel yang sama namun flow rate
udara yang semakin besar. Hal ini sudah sesuai dengan teori karena semakin tinggi laju alir
udara yang dialirkan ke dalam butiran padatan-padatan yang ada, semakin tinggi pula
kenaikan tinggi bed, dan pergerakan partikelnya akan semakin cepat. Dapat dilihat pada saat
percobaan bahwa kenaikan tinggi bed yang terjadi pada butiran-butiran baik pasir maupun
resin terjadi saat udara mulai dipompakan ke dalam bed. Keadaan ini mengakibatkan
penurunan tekanan menjadi lebih besar. Demikian pula dengan persamaan Carman-Kozeny
yang mengungkapkan hubungan antara tinggi bed dan pressure drop juga telah terbukti.
Peristiwa ini terjadi akibat adanya gaya dorong udara sehingga partikel terfluidisasi.
Percobaan kali ini yang pertama yaitu pasir silica ukuran 0,35 mm mencapai
pergerakan dengan cepat pada flow meter ke 4 dengan keinggian 60 mm. Yang kedua yaitu
pasir silica ukuran 0,2 mm mencapai pergerakan dengan cepat pada flow meter ke 7 dengan
ketinggian 67 mm. Yang ketiga yaitu resin mencapai pergerakan dengan cepat pada flow
meter ke 13 dengan ketinggian 74 mm.
Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu ama lain
dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi densitas unggun
rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian unggun. Proses ini disebut
fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada
kecepatan tinggi.
Akan tetapi tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat, hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan densitas.
Nabila Rizki Amalia (1841420050)
Mengenai beberapa fenomena- fenomena yang terjadi pada proses fluidisasi, dapat
dianalisis berdasarkan bahan yang digunakan dalam percobaan fludisasi adalah pasir silika
0,2 mm, pasir silika 0,355 mm, dan resin.

Saat pasir silika 0,2 mm, ditimbang sebanyak 151,00 gram dan dimasukkan kedalam
kolom untuk dialiri fluida (gas). Didapatkan tinggi awal saat flow meter 0 47 mm. Saat flow
meter 1, tinggi berubah menjadi 52 mm, dan terdapat tekanan 6 cmH2O. Fenomenan yang
didapat dilihat adalah minimum or incipient fludization yang mana terjadi saat laju alir fluida
minimum dan partikel padat mulai terekspansi. Saat flow meter 2 dan 3, tinggi 60 mm dan 67
mm, dan tekanan 6,7 dan 7 cmH2O, fenomena yang muncul adalah smooth or homogenously
fluidization yang terjadi jika kecepatan alir fluida merata, sehingga setiap partikel seragam.

Percobaan kedua dengan pasir silika diameter 0,355 mm dengan massa yang
dimasukkan dalam kolom 150,07 gram, dan tinggi 45 mm yang dimasukkan dalam kolom.
Saat flow meter 1 dan 2 dengan tinggi 49 dan 50, tekanan 6,1 dan 6,5 terjadi fenomena yaitu
minimum or incipient fludization. Hingga flow meter naik menjadi 3 dan 4, tinggi 58 dan 60,
tekanan 6,6 cmH2O terjadi feenomena smooth or homogenously fluidization, dengan setiap
partikel homogen dan merubah tinggi 49 menjadi 50 mm.

Lalu percobaan dengan bahan terakhir yaitu resin, dengan massa yang dimasukkan
kedalam kolom 100,04 gram, dengan tinggi awal 65 mm. Dari flow meter 1 hingga 9
memiliki tinggi yang sama yaitu 66 mm, tetapi beda dalam tekanan cmH2O. Fenomena yang
terjadi diawal adalah Fenomena minimum or incipient fluidization, Fenomena smooth or
homogenously fluidization.

Saat pasir kuarsa 0,2 mm dialiri alir fluida 6-8 terjadi fenomena bubling fluidization
yang mana terdapat gelembung- gelembung, dan saat flow rate 9 sampai 10 terjadi fenomena
slugging fluidization yang terjadi saat gelembung- gelembung besar mencapai lebar dari
diameter kolom. Dan akan terjadi dimana flow meter semakin tinggi terjadu fenomena
dispere fluidization terjadi saat laju alir maksimum yang mana bahan akan ikut terbawa aliran
fluida.

Hal ini menunjukkan bahwa jika laju alir fluida semakin besar maka fenomena yang
terjadi partikel- partikel akan mengikuti laju alir tersebut. Dan pada keadaan ini butiran-
butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga dapat bergerak lebih mudah. Dan akan
menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi yang disebut terfluidisasikan atau fluidized
bed.
Nur Laila Qomariyah (1841420004)
Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan operasi fluidisasi dengan mengalirkan udara
dari dasar kolom untuk mengalirkan padatan dalam kolom fluidisasi (pasir silica) dengan
bukaan valve yang berbeda – beda. Dari percobaan fuidisasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan variable bukaan kran 1, 2, 3, 4 hingga 13, didapatkan hasil untuk laju alir akan
semakin besar ketika bukaan krannya semakin besar. Laju alir berpengaruh pada tinggi
unggun yang bergerak, semakin besar laju alir maka tinggi unggun yang bergerak juga akan
semakin tinggi. Sifat tinggi unggun pada saat kran mulai dibuka akan mengikuti sifat
fluidanya yaitu bergerak mengalir keatas mengikuti arah aliran fluidanya. Begitu pula untuk
kecepatan liniernya, semakin besar laju alirnya maka kecepatan liniernya semakin besar. Jadi
semakin besar bukaan kran akan berpengaruh pada laju alir, kecepatan linier dan tinggi
unggun yang bergerak juga semakin besar. Dalam perhitungan pressure drop (ΔP) dimana
didapatkan bahwa ΔP pengamatan lebih besar dari perhitungan dengan Ergun. Untuk Umf
perhitungan lebih kecil nilainya dibandingkan dengan Umf pengamatan karena nilai Umfnya
bergantung pada nilai ΔP. untuk laju alir akan semakin besar ketika bukaan krannya semakin
besar. Laju alir berpengaruh pada tinggi unggun yang bergerak, dimana semakin besar laju
alir maka tinggi unggun yang bergerak juga akansemakin besar. Selain bukaan kran
berpengaruh pada laju alir, kecepatan linier dan tinggi unggun, bukaan kran juga berpengaruh
pada kecepatan. Data yang di dapat adalah:

 Pada percobaan kali ini pasir silika ukuran 0,2 mm mencapai pergerakan butiran
secara cepat pada flow meter ke 7 dengan ketinggian 67 mm.
 Pada pasir silika dengan ukuran 0,35 mm mencapai pergerakan butiran secara cepat
pada flow meter ke 4 dengan ketinggian 60 mm.
 Sedangkan pada resin mencapai pergerakan butiran secara cepat pada flow meter ke
13 dengan ketinggian 74 mm
Rahma Agsihasa (1841420051)

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan porositas fluidisasi , penurunan tekanan


(pressure drop) untuk fluidisasi dan kecepatan semu fluidisasi berdasarkan percobaan.
Fluidisasi merupakan salah satu teknik pengontakan fluida baik gas maupun cairan dengan
butiran padat.Pada praktikum ini fluida yang dikontakkan dengan butiran padat adalah gas.
Gas diperoleh dari aquades yang didihkan kemudian menguap ke permukaan atas. Uap ini
kemudian akan menjadi uap air dan menghasilkan tetesan air. Hal yang berpengaruh dalam
menentukan kecepatan minimum fluidisasi adalah porositas dan penurunan tekanan.
Berdasarkan teori porositas hamparan sebelum fluidisasi dianggap berubah namun setelah
mulai terfluidisasi maka porositas hamparan akan naik dan merupakan fungsi bilangan
Reynoldnya. Dalam praktikum ini, tidak menggambarkan hubungan antara porositas dengan
bilangan Reynold melainkan hanya menentukan besarnya porositas bahan isian. Penurunan
tekanan terjadi karena adanya fluida yang mengalir. Pada saat hamparan partikel bergerak
maka penurunan tekanan akan meningkat sebanding dengan kecepatan semunya. Praktikan
pada praktikum ini tidak menunjukkan hubungan antara penurunan tekanan dengan
kecepatan semu karena waktu yang diperlukan cukup lama. Dapat dilihat bahwa nilai
penurunan tekanan berbanding lurus dengan kecepatan minimum fluidisasi.

 Percobaan kali ini yang pertama yaitu pasir silica ukuran 0,35 mm mencapai
pergerakan dengan cepat pada flow meter ke 4 dengan keinggian 60 mm. Yang
kedua yaitu pasir silica ukuran 0,2 mm mencapai pergerakan dengan cepat pada flow
meter ke 7 dengan ketinggian 67 mm. Yang ketiga yaitu resin mencapai pergerakan
dengan cepat pada flow meter ke 13 dengan ketinggian 74 mm.

 Dalam fluidisasi air dan pasir, partikel-partikel itu bergerak menjauh satu ama lain
dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi densitas
unggun rata-rata pada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian unggun. Proses
ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi hamparan yang cukup besar
tetapi seragam pada kecepatan tinggi.

 Akan tetapi tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat, hal ini
dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana densitas fluida dan solid
tidak terlalu berbeda, ukuran partkel kecil, dan kecepatan aliran fluida rendah,
unggun akan terfluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak sendiri-sendiri melalui
jalur bebas rata-rata yang relatif sama. Fase padat ini memiliki banyak karakteristik
liquid dan disebut dengan fluidisasi partikulat.

Bab V
Kesimpulan

1. Pasir silika 0,2 mm mempunyai tinggi awal 47mm, ketika Flow meter ditingkatkan
maka tekanan akan bertambah begitu pula dengan tinggi pasir. Sehingga pada
peningkatan yang kedua menggunakan Flow meter 1 yaitu didapatkan tinggi 52 mm
dengan tekanan 6 cmH2O. Pada peningkatan flow meter 2 didapatkan tekanan 6,7
cmH2O dengan tinggi 60mm. Untuk peningkatan ke-3 didapatkan tekanan 7 cmH2O
dengan tinggi 67 mm. Didapatkan massa 151,00 gram.
2. Pasir silika 0,355 mm didapatkan tinggi awal 45 mm dengan 4 kali kenaikan,
kenaikkan-1 tekanan berubah menjadi 6,1 cmH2O dengan tinggi 49 mm; kenaikkan-
2 tekanan berubah menjadi 6,5 cmH2O dengan tinggi 50 mm; kenaikkan-3 tekanan
berubah menjadi 6,6 cmH2O dengan tinggi 58 mm; kenaikkan-4 tekanan tetap
dengan tinggi 60 mm. Didapatkan massa 150,07 gram.
3. Resin dengan tinggi awal 65 mm dengan 13x kenaikkan Flow meter, pada kenaikkan
2 hingga 9 tinggi tetap sama dengan tinggi awal hanya tekanan yang berbeda. Pada
kenaikkan ke-10 tekanan berubah menjadi 4,3 cmH2O dengan tinggi 69 mm;
kenaikkan ke-11dan ke-12 tekanan tetap yaitu 4,3 cmH2O dengan tinggi yang sama
yaitu 70 mm; dan kenaikkan ke-13 tekanan berubah menjadi 4,4 cmH2O dengan
tinggi 74 mm. Didapatkan massa 100,04 gram.

Daftar Pustaka
Kunii, D., and Levenspiel, O., 1969, “Fluidization Engineering”, John Wiley & Sons,
Inc,USA.
Perry, R.H and Chilton, C.H, 1997 “Chemical Engineer’s Hand Book”, Mcgraw hill book
company, Kogakusha, Tokyo.
Coulson, Richardson’s.Particle Technology and Separation Proccess. Chemical Engineering
fifth edition.

Geankoplis C. J.,2003 Transport Processes and Unit Operations,4th Edition, Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai