Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BOTANI FARMASI
TANAMAN OBAT TRADISONAL
DOSEN : Dra. Arum Suproborini, M.Si

Nama Kelompok :

1. Anisma Pratiwi (1704101008)


2. Fikana Imroatus S (1704101013)
3. Yaahani Ayu Sholihah (1704101004)

Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains


UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Tumbuhan obat merupakan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita, baik itu
yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak turun-temurun,
tumbuhan sudah digunakan sebagai tanaman obat. Mengingat biaya pengobatan yang tidak
terjangkau oleh semua orang, pengobatan alamiah tradisional dipandang sebagai alternative
yang terjangkau oleh masyarakat.

Pengembangan tumbuhan obat yang bersumber dari hutan dan kebun sudah
selayaknya mendapat perhatian yang lebih besar, bukan saja disebabkan potensi
pengembangan yang terus meningkat.

Tanaman obat sering digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit yang


diantaranya adalah tapak dara, meniran, ciplukan, sambung nyawa,kumis kucing,daun
seledri, dan mengkudu. Tanaman obat ini adalah tanaman obat yang ditanam di pekarangan
rumah, ada yang tumbuh dengan sendiri, dan ada juga yang tumbuh liar.

Pada makalah ini akan membahas tiga jenis dari tanaman tersebut yaitu daun seledri,
kumis kucing, dan tapak dara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud tanaman obat tradisional ( herbal ) ?


2. Apa saja jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat tradisional serta apa nama
ilmiahnya ?
3. Bagaimana klasifikasi dan morfologi (daun,batang dan akar) tanaman seledri, kumis
kucing, dan tapak dara ?
4. Apa saja kandungan dari tanaman seledri, kumis kucing, dan Tapak dara ?
5. Apa saja manfaat dari tanaman seledri, kumis kucing, dan Tapak dara ?
6. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari obat tradisional ?
C. Tujuan
1.  Mengetahui deskripsi tentang tanaman obat tradisional.
2.  Mengetahui berbagai jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai obat tradisional
beserta nama ilmiahnya.
3. Mengetahui klasifikasi dan morfologi (daun,batang dan akar) tanaman seledri, kumis
kucing, dan tapak dara.
4. Mengetahui apa saja kandungan dari tanaman seledri, kumis kucing, dan Tapak dara ?
5. Mengetahui manfaat dari tanaman seledri, kumis kucing, dan tapak dara.
6. Mengetahui apa saja kelemahan dan kelebihan dari obat tradisional ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Tanaman Obat


Tanaman merupakan keragaman hayati yang selalu ada di sekitar kita, baik itu yang
tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan dan secara fungsional tidak lagi
dipandang sebagai bahan konsumsi maupun penghias saja, tetapi juga sebagai tanaman obat
tradisional yang multifungsi (Bangun. A, 2012).
Tanaman obat tradisional adalah tanaman yang salah satu, beberapa atau seluruh
bagian tanaman tersebut dipergunakan dan berkhasiat bagi kesehatan untuk berbagai
penyembuhan penyakit (Rahadi, 2002).
Tanaman obat merupakan tanaman yang berkhasiat dan digunakan sebagai obat,
dimana ketika secara naluriah manusia berupaya untuk memelihara kesehatan dan mengobati
penyakitnya. Upaya itu tentu membuahkan hasil-hasil yang kemudian diturun temurunkan
dari generasi ke generasi menjadi suatu sistem kesehatan dan pengobatan yang baku,
begitulah terjadi selama berabad-abad, sejak masa sejarah sampai masa sejarah.
Tanaman obat adalah obat herbal yang telah digunakan secara turun temurun dan secara
empiris terbukti efektifitasnya oleh masyarakat dan tercatat.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan beraneka ragam tumbuhan atau
tanaman. Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia memiliki tanah yang subur, sangat
cocok sebagai tempat tumbuh kembangnya berbagai macam tanaman, dari berbagai macam
jenis, spesies. Tanaman obat bersifat alami, efek sampingnya tidak sekeras efek samping
obat-obat kimia moderen. Tubuh manusia secara lebih mudah menerima obat dari tanaman
yang natural di bandingkan dengan obat kimiawi.
Penemuan obat-obat modern dewasa ini ternyata mendukung penggunaan obat
tradisional yang dibuat dari tanaman obat. Nenek moyang bangsa Indonesia telah mewariskan
kemampuan untuk menggunakan dan meramu tanaman-tanaman berkhasiat tersebut menjadi
obat yang bermanfaat bagi kesehatan.
B.       Jenis-jenis tanaman yang Berkhasiat Sebagai Obat
1. Seledri (Apium graveolens L.)
Seledri (Apium graveolens L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk rumput yang
berasal dari benua Amerika, Seledri dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi, dan
optimal pada ketinggian tempat 1.000-1.200 m dpl, suhu udara 15-240C. Tanaman seledri
juga dapat dikembangkan pada daerah tropis seperti di Indonesia. Sebagai tanaman subtropis
seledri membutuhkan sinar matahari yang cukup sekitar 8 jam/hari (Haryoto,2009:13).
a. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.

b. Morfologi Tanaman Seledri


Tanaman seledri (Apium graveolens L.) termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua)
dan merupakan tanaman setahun atau dua tahun, yang berbentuk rumput atau semak.
Morfologi dari tanaman seledri (Apium graveolens L.) dapat dilihat pada Gambar 1. Berikut :

  Gambar 1. Morfologi Tanaman Seledri (Apium graveolens L. )


Tanaman seledri tidak bercabang, susunan tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun, bunga
dan buah.
1)   Daun
Daun tanaman seledri (Apium graveolens L.) daun majemuk menyirip ganjil dengan
anak daun 3-7 helai, anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm tangkai daun berwarna
hijau keputih- putihan, helaian daun tipis dan rapat pangkal dan ujung daun runcing, tepi
daun beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm, pertulangan daun menyirip, daun berwarna
hijau muda sampai hijau tua.
2)      Batang
Batang Seledri (Apium graveolens L.) termasuk batang basah, memiliki bentuk
bersegi, bentuk permukaan batang beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan
berwarna hijau.
3) Akar
Akar tanaman seledri (Apium graveolens L.) yaitu akar tunggang dan memiliki
serabut akar yang menyebar kesamping dengan radius sekitar 5-9 cm dari pangkal batang dan
akar dapat menembus tanah sampai kedalaman 30 cm, berwarna putih kotor.
c. Kandungan Gizi
Seledri (Apium graveolens L.) mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap yaitu:
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C dan
air. Selain kandungan gizinya cukup tinggi, seledri (Apium graveolens L.) juga mengandung
zat glukosida, apiol, flafonoid, dan apiin.
d. Manfaat Seledri
Zat-zat tersebut bermanfaat sebagai obat peluruh keringat, demam, darah tinggi,
rematik dan sukar tidur. Seledri juga bisa dipakai sebagai obat asam urat. Caranya Cukup
rebus beberapa biji seledri untuk segelas air didihkan lalu minum setiap pagi.

2. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq)


Orthosiphon aristatus (Blume) Miq., atau dikenal dengan nama kumis
kucing termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae. Tanaman ini merupakan salah satu
tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak
dalam menanggulangi berbagai penyakit.
Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea
(Inggris), Misai Kucing (Melayu), Yaa nuat naeo (Thailand), Mao xu cao (China), giri-giri
marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koceng (Madura).
a.Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae (Menghasilkan biji)
s : Dicotyledoneae (Biji berkeping 2)
Subkelas : Asteridae
: Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.

Sinonim : O. Longiforum. Ham.


O. Grandiflorum et aristatum. Bl
O. Spiralis. Merr.
O. Stamineus. Bent.
O. Grandiflorum. Bold.
O. Clerodendranthus Spicatus (Tumb.)
Trichostemma Spiralis. Lour.
Nama simplisia : Orthosiphonis Herba
Nama Binomial : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
b.Morfologi Tanaman Kumis Kucing

1) Daun
Tanaman Kumis kucing merupakan daun yang tidak lengkap, daun tunggal
berhadapan, helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau
belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya
7.5mm – 1.5cm. Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua
permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang
tangkai daun 7 – 29cm.
2) Batang
Pangkal batang berkayu, percabangan dari pangkal, 0,4 - 2,0 m. Batang persegi
empat, beralur, berbulu penek atau gundul.
3) Akar
Tanaman kumis kucing memiliki sistem akar tunggang, rambut akar atau bulu-bulu
akar (pilus radicalis), tudung akar (Calyptra).

c. Kandungan Senyawa Kimia Daun Kumis Kucing

Kandungan senyawa kimia pada bagian daun bisa dibilang cukup kompleks. Beberapa
senyawa penting yang berkhasiat sebagai obat tradisional berbagai penyakit diantaranya
adalah orthosiphonin glikosida, minyak atsiri, saponin, garam kalium, zat samak, minyak
lemak, sapofonin, mioinositol, dan sinensetin.

d. Manfaat atau Khasiat Tanaman Kumis Kucing


Beberapa manfaat atau khasiat Orthoshipon aristatus di dunia farmasi yaitu :
1)      Memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik)
2)      Rematik
3)      Batuk
4)      Encok (Gout arthritis)
5)      Demam
6)      Sembelit
7)      Sakit Pinggang
8)      Radang ginjal
9)      Batu ginjal
10)  Kencing manis
11)  Infeksi saluran kencing (Cystitis)
12)  Albuminuria
13)  Syphilis
14)  Hipertensi
15)  Amandel
16)  Keputihan
17)  Batu kantung empedu
18)  Menstabilkan gula darah
19)  Radang prostat
20)  Asam urat

3. Tapak Dara (Catharanthus roseus)

a.        Klasifikasi Tanaman


Kerajaan : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianeles
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharanthus
Spesies : C.roseus
Nama Binomial : Catharanthus roseus.
b.        Morfologi Tanaman
1). Daun
Daun Tapak Dara termasuk daun tidak lengkap, daun tunggal terdiri atas lamina dan
petiolus, bertangkai pendek, memanjang bulat telur dengan pangkal serupa baji, panjang 2 – 6
cm, lebar 1 – 3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek. Bangun daun ovalis dengan tulang
daun penninervis. Ujung daun mucronatus, pangkal daun obtusus, tepi daun integer dengan
duduk daun berhadapan berseling (folia decusata).
2). Batang
Memiliki batang yang berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil,berkayu,
beruas, dan bercabang serta berambut.Arah tumbuh batang tegak lurus (eerectus) dengan pola
percabangan sympodial.
3). Akar
Sistem perakaran tunggang, panjang akar dapat mencapai 70 cm.
c.         Kandungan Daun Tapak Dara

Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 biindole alkaloid.


Komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vincaleukoblastine (vinblastin = VLB),
leurosidin dan katarantin, Alkalod yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula
darah) antara lain leurosin, katarantin, lochneri, tetrahidroalstonin, vindolin dan vindolinin.
Sedangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin, flafonoid dan tanin.

d.        Khasiat Daun Tapak Dara bagi Kesehatan

Khasiat kesehatan daun tapak dara tidak lepas dari zat kimia yang dikandungnya yaitu
ada sekitar 70 alkanoid dalam akarnya, batangnya dan bijinya, 28 bi-indole alkalaoid dan
terdapat juga alkanoid anti kanker dan penurun gula darah. Berikut beberapa khasiat daun
tapak dara untuk kesehatan.
1)  Mengobati luka bakar
Khasiat daun tapak dara bagi luka bakar. Untuk mengobati luka bakar maka ambil daun
tapak dara secukupnya, kemudian tumbuh halus dengan sedikit beras, hingga hasilnya seperti
pasta atau bubur. Kemudian ambil hasil tumbukan tersebut dan oleskan pada luka bakar,
tunggu hingga kering.
2)   Akut limfosit leukemia
Untuk mengatasi masalah Akut limfosit leukemia, anda juga bisa menggunakan daun tapak
dara, yaitu dengan mengambil 15 gram daun dan direbus denganair secukupnya, saring dan
minum secara rutin rebusan air daun tapak dara ini.
3)  Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Jika ingin mengatasi tekanan darah tinggi, dapat merebus 20 gram daun yang kering,
ditambah 10 gram bunga krisan menggunakan 3 gelas air sampai mendidih. Sesudah itu
disaring dan diminum sehari sekali.
4)  Kencing Manis (Diabetes Mellitus)
Untuk mengobati diabetes mellitus alias kencing manis, Anda dapat merebus `15 lembar
daun yang dicampur 3 gelas sampai tersisa segelas saja. Sesudah itu dinginkan dan diminum.
5)   Demam
Rebuslah segenggam daun, 3 potong akar dan batang tapak dara menggunakan 4 gelas air
hingga Cuma tersisa 2 gelas. Tambahkan juga gula kelapa, setelah itu dapat diminum 2 kali
sehari.
6)  Disentri dan Radang Perut
Rebuslah 30 gram daun menggunakan 3 gelas air. Setelah itu minum 2 kali sehari dicampur
gula kelapa.

C.      Kelebihan Obat Tradisional


1.    Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam.
Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran
bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama
sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan.
2.    Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh
dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas
racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat
herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
3.    Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit.
Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala
penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat menyeluruh
(holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit, tetapi
juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan penyakit.
4.    Mengandung Banyak Khasiat
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang
dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain,
bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan
kolesterol.
D. Kekurangan Obat Tradisional
Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain :
1.    Efek farmakologisnya yang lemah
2.    Bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines
3.    Belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Tanaman obat
merupakan tanaman yang berkhasiat dan digunakan secara turun temurun sebagai obat,
dimana ketika secara naluriah manusia berupaya untuk memelihara kesehatan dan mengobati
penyakitnya. Sebagian besar tanaman obat tumbuh di pekarangan, ada yang tumbuh dengan
sendiri, dan ada juga yang tumbuh liar. Manfaat tanaman obat dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari sangat penting guna untuk memperoleh kesembuhan jika terserang penyakit. Dan
jenis-jenis tanaman yang digunakan untuk pengobatan penyakit diantaranya: tapak dara,
meniran, ciplukan, sambung nyawa,kumis kucing,daun seledri, dan mengkudu.
B.       Saran

1). Bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan tanaman obat sebagai obat alternative
keluarga.

2). Bagi masyarakat sebelum memanfaatkan tanaman sebagai obat harus mengetahui tanaman
yang memiliki efek samping sehingga tidak terjadi hal yang diinginkan.

3). Bagi masyarakat dan pemerintah agar dapat melestarikan dan membudidayakan tanaman
obat.

4). Bagi pemerintah agar dapat mensosialisasikan pemanfaatan tumbuhan obat misalnya
dengan pengembangan TOGA agar supaya dapat mendekatkan tanaman obat pada pelayanan
kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu langkah yang tepat untuk pelestarian
tanaman obat.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/daun _seledri
http://id.wikipedia.org/wiki/kumis _kucing
http://www.tanijogonegoro.com/2013/10/manfaat-kumis-kucing-obat-tradisional.html
http://www.kesehatanpedia.com/2014/10/manfaat-daun-tapak-dara.html
http://filzahazny.wordpress.com/2009/03/17/catharanthus-roseus/
http://togaye.itgo.com/tapak.html
http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=88
http://id.wikipedia.org/wiki/Tapak_dara
Yatin. W. 2003. Kamus Biologi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai