PENDAHULUAN
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
2
Masalah akronim dalam BI sebenarnya telah banyak dibahas oleh para ahli
bahasa dan pemerhati bahasa, seperti Harimurti, Patriantoro, dan Moeliono. Harimurti
Kridalaksana berbicara tentang cara pembentukan akronim atau cara penciptaan
akronim BI. Patriantoro dalam “Pola-Pola Fonotaktik Akronim Bahasa Indonesia”
lebih memfokuskan pada berbagai bentukan akronim berdasarkan kaidah
persukukataan BI. Moeliono dalam “Membuat Akronim seperti Makan Jengkol di
Bulan Puasa” membahas pembentukan akronim dan kebebasan pembentukannya
dalam tubuh BI.
Meskipun masalah akronim telah banyak dibahas oleh para ahli bahasa atau
pemerhati bahasa, tetapi masalah itu tetap menarik untuk terus dikaji lebih lanjut dari
berbagai aspek. Hal ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwa akronim merupakan
fenomena kebahasaan yang sering muncul terutama di media cetak maupun
elektronik. Munculnya beragam bentukan akronim dipengaruhi oleh faktor situasi
yang sedang menghangat, baik situasi di bidang politik, sosial, budaya, ekonomi,
agama, pendidikan, dsb. Situasi hangat pada berbagai bidang yang banyak
dibicarakan berbagai kalangan itu mampu memunculkan beragam bentuk akronim.
Bentukan-bentukan akronim berperan sebagai upaya memperkaya leksikon suatu
bahasa termasuk BI.
Hingga saat ini hampir setiap orang suka sekali mengakronimkan apa saja
yang bisa diakronimkan; dan bermain dengan “mainan” yang tidak dapat lagi
dikatakan sebagai “mainan baru” dalam kebahasaan. Kecenderungan penciptaan
akronim oleh pemakai bahasa pada akhir-akhir ini adalah dengan mengambil sebuah
kata yang secara leksikal sebenarnya sudah memiliki makna utuh menjadi akronim
dengan makna leksikal sesuai dengan kepanjangannya.
Dampak penciptaan akronim seperti itu menimbulkan banyak bentukan kata
yang berhomonim, yaitu satu bentukan kata yang sama secara bentuk dan lafal, tetapi
memiliki makna yang berbeda. Bentukan-bentukan akronim seperti itu banyak
dijumpai di media cetak maupun elektonik, termasuk di harian terbitan daerah Jawa
Tengah, misalnya :
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
3
dengan laut‟
(03) Pak Eko secara leksikal „nama diri, diri bernama Eko‟
Surat kabar sebagai sarana komunikasi yang bermedia bahasa tulis berperan
sebagai tolak ukur penggunaan BI yang baik dan benar (Alwi, 1995). Surat kabar
sebagai media pers memuat ulasan atau pun menyediakan ruang pembinaan BI
sebagai upaya untuk menyebarluaskan pembakuan bahasa yang telah disepakati oleh
Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa surat kabar sebagai media cetak memiliki
jenis pembaca yang heterogen, baik dari tingkat sosial, ekonomi, maupun usia; baik
dari kaum elit maupun kawula alit aakan dihadapkan pada berbagai berita dan segala
informasi lainnya yang disuguhkan melalui surat kabar. Surat kabar harian, yang nota
bene terbit setiap hari, dengan tampilan berita-berita aktualnya yang disampaikan
lewat bahasa akan menjadi daya magnet bagi masyarakat untuk membacanya.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
Berdasarkan kenyataan-kenyataan itu, permasalahan-permasalahan akronim di
media cetak, khususnya surat kabar, perlu dikaji secara lebih mendalam guna
ini, kajian akronim ditekankan pada aspek cara pembentukan akronim dan aspek pola
maraknya bentukan akronim di surat kabar harian, khususnya harian terbitan Jawa
Tengah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
pembacanya.
2. Manfaat Praktis
mendalam.
E. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini disusun atas lima bab yang terdiri atas sub-subbab
sebagai berikut.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
6
Bab pertama, yaitu pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,
Bab kedua, yaitu kerangka teoretis . Bab ini memuat teori-teori tentang
batasan akronim dan cara penulisannya, batasan singkatan dan cara penulisannya,
Bab ketiga, yaitu metode penelitian. Bab ini yang meliputi objek penelitian
dan sumber data penelitian, data penelitian, teknik penyediaan data, dan teknik
analisis data.
pembentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah dari pola kanoniknya, dan
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
BAB II
KAJIAN TEORI
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (Kridalaksana,
1998:4). Akronim merupakan suatu leksikon baru yang dibentuk melalui proses
pemendekan atau penyingkatan sederet kata menjadi satu kata. Dilihat dari segi
diakronimkan.
akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan kombinasi
huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata, misalnya radar
(radio detecting and ranging), tilang (bukti pelanggaran). Ahmad Rakhman dalam
istilah yang berupa gabungan huruf dari kelompok kata yang dimaksudkan; gabungan
silabe-silabe tak menentu, yakni gabungan silabe dan bunyi atau gabungan bunyi dan
bunyi. Jika tekanan diletakkan pada kemerduan bunyi, biasanya silabe diabaikan saja.
Jenis akronim yang berupa gabungan huruf awal disebut dengan istilah akronim
bersistem kata huruf (letter word), misalnya ABRI, UKI, LAN, dsb.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
8
suatu akronim dapat berupa nama diri dan nama jenis. Ketentuan penulisan akronim
1. Jika bentuk lengkap suatu akronim berupa nama diri, huruf pertama akronim itu
Pengusaha Indonesia).
2. Jika akronim berupa gabungan huruf awal suatu kata, semua huruf awal itu ditulis
dengan huruf kapital, seperti SIM (surat izin mengemudi), EMKU (ekspedisi
3. Jika akronim itu tidak berupa nama diri atau gabungan huruf awal, akronim itu
ditulis dengan huruf kecil, misalnya, aspri (asisten pribadi), munas (musyawarah
1. Istilah yang tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih dan dilafalkan sesuai
dilafalkan [lit∂r], bukan [el], tg dilafalkan [taɳ∂n], bukan [te-ge]. Singkatan yang
umum yang sudah lama dikenal, seperti dll. (dan lain-lain), dkk. (dan kawan-
kawan), dsb. (dan sebagainya), dst. (dan seterusnya), Yth. (Yang terhormat); (2)
singkatan untuk sapaan, gelar atas dasar keningratan, gelar akademik, singkatan
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
9
bagi kedudukan nabi, singkatan yang berasal dari doa, salawat, dan frasa-frasa
bermakna sakral, seperti dr. (dokter), Dr. (doktor), Krg (Karaeng), Nabi
2. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu atau lebih huruf yang lazim
pencangkokan sebagai kelompok kata yang dimaksudkan dan hasil cangkokan itu
seutuhnya, misalnya:
1. Singkatan yang berupa gabungan huruf awal suatu kata, baik nama resmi lembaga
pemerintah atau kenegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi maupun
nama lain, ditulis dengan menggunakan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
10
2. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf kecil, penulisannya harus diikuti
tanda titik pada masing-masing huruf itu, misalnya, u.p. (untuk perhatian), a.n.
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga atau lebih huruf harus diikuti dengan tanda
titik pada akhir singkatan, misalnya, tgl. (tanggal), dll. (dan lain-lain), dsb. (dan
4. Singkatan nama gelar, termasuk singkatan nama orang, sapaan, dan jabatan atau
pangkat, diikuti dengan tanda titik, misalnya, S.H. (Sarjana Hukum), S.S. (Sarjana
diikuti tanda koma (,) sebelum penulisan gelar akademik. Misalnya, Edi Suripto,
M.M. (Magister Manajemen). Jika singkatan di belakang nama orang itu bukan
singkatan akademik, penulisannya tanpa diikuti tanda koma setelah nama orang
itu. Misalnya Edi Suripto M.M. (Mustofa Machmud), bukan Edi Suripto (Magister
Manajemen).
5. Singkatan yang terdiri atas satu atau lebih huruf yang melambangkan konsep
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
11
yaitu (1) penyingkatan secara abreviasi (ab); (2) penyingkatan secara akronim itu
mengambil fonem pertama dari suku pertama tiap kata yang diakronimkan,
misalnya, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), pria idaman lain (pil).
mengambil suku kata dari kata yang diakronimkan atau bagian kata yang menjadi
suku kata dari hasil penciptaan kata baru itu, misalnya, sekretaris umum (Sekum),
cara penyingkatan campuran antara cara abreviasi dengan cara akronim, misalnya,
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
12
I. KKKVK : struk-tur, in-struk-si
J. KKVKK : kom-pleks
K. KVKKK : korps
Patriantoro dalam “ Pola-Pola Fonotatik Akronim Bahasa Indonesia”
menyebutkan beberapa hasil pembentukan atau penciptaan akronim dari aspek jumlah
1. Penciptaan akronim dengan dua kata memiliki beberapa pola suku kata
a. pola akronim dua suku kata, seperti asbun (asal bunyi), Asteng (Asia Tenggara),
b. pola akronim tiga suku kata, seperti Akapen (Akademi Penerangan), pemilu
(pemilihan umum)
2. Penciptaan akronim dengan tiga kata memiliki pola suku kata berikut ini.
a. pola akronim dua suku kata, seperti API (Akademi Pelayaran Indonesia), AKA
3. Penciptaan akronim dengan empat kata memiliki pola suku kata sbb.
a. pola akronim dua suku kata, seperti ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia)
b. pola akronim tiga suku kata, seperti Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional)
c. pola akronim empat suku kata, seperti Kokamtibnas (Komando Keamanan dan
Ketertiban Nasional)
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
13
Beberapa hal yang mempengaruhi penciptaan akronim dengan empat kata yaitu (1)
perbedaan cara penyingkatan dan (2) si pencipta akronim lebih memperhatikan segi
4. Penciptaan akronim dengan lima kata memiliki pola suku kata sbb.
a. pola akronim dengan sua suku kata, seperti Damri (Djawatan Angkutan Motor
Republik Indonesia)
b. pola akronim dengan tiga suku kata, seperti ATFIMI (Akademi Teater, Film, dan
Musik Indonesia)
c. pola akronim lima suku kata, seperti Menkopolkam (Menteri Koordinator Bidang
a. pola akronim tiga suku kata, seperti Pebabri (Persatuan Purnawirawan Angkatan
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
14
atau suku terakhir dari kata-kata yang diakronimkan. Kebebasan dalam penciptaan
Fenomena bentukan akronim dalam media cetak, khususnya surat kabar harian
1. Pada beberapa akronim terdapat kata-kata yang tidak terwakili oleh huruf atau
suku kata dalam proses pembentukannya, misalnya, Menlu (Menteri Luar Negeri).
Di sini, kata negeri tidak terwakili dalam bentukan akronim Menlu. Frasa Menteri
Luar Negeri merupakan frasa satu-satunya dalam BI. Oleh karena itu, jika
2. Terdapat unsur bentukan akronim yang sama, tetapi mewakili kata yang berbeda.
Misalnya, unsur bentukan As... dapat mewakili kata-kata (1) asal pada akronim
asbun (asal bunyi); (2) Asia pada akronim asteng (Asia Tenggara); (3) asisten
3. Terdapat unsur bentukan akronim yang berbeda untuk mewakili kata yang sama,
misalnya, unsur kata akademi dapat terwakili oleh unsur pembentuk akronim yang
Asing).
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
15
4. Munculnya bentukan akronim yang tidak sesuai dengan kaidah atau sistem
fonemik BI, misalnya, calhaj (calon haji), Bapfida (Badan Pembinaan Perfilman
fonemik pada tiga bentukan akronim tampak pada fonem /j/ yang mengakhiri kata
pada akronim calhaj, deret konsonan /pf/ pada Bapfida, dan deret konsonan /tf/
pada Ditfrek. Fonem /j/ dalam BI tidak bisa dipakai untuk mengakhiri kata. Deret
konsonan /pf/ dan /tf/ tidak terdapat dalam sistem fonemik BI.
5. Munculnya bentukan akronim yang tidak beraturan pola suku katanya, misalnya
6. Munculnya bentukan akronim dari kata yang secara leksikal sudah bermakna.
Artinya, sebuah kata yang sudah memiliki arti leksikal dijadikan bentukan
gelora semangat
Fenomena munculnya bentukan akronim dari kata yang secara leksikal sudah
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
16
7. Munculnya penciptaan akronim dari kata yang secara leksikal sudah bermakna
menjadi akronim nama diri atau dari satu nama diri dibentuk menjadi akronim dua
menunjukkan bahwa belum ada sistem pembentukan akronim yang mapan dan
longgar untuk mengambil unsur-unsur dari setiap kata yang diakronimkan atau
Penciptaan akronim oleh para pemakai bahasa sudah sangat menjamur. Setiap
orang suka mengakronimkan apa saja yang bisa diakronimkan. Oleh karena itu,
persyaratan tertentu. Persyaratan pembentukan akronim yaitu (1) jumlah suku kata
akronim hendaknya tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim dalam BI; (2)
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
17
menghasilkan singkatan/akronim.
Akronim ini akan dilihat karakteristiknya dari aspek cara pembentukannya dan
dari aspek pola kanoniknya. Dari kedua aspek itu dapat diketahui bagaimana
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
18
Bagan I
Pola Kanonik
Cara Pembentukan
1. V
2. VK
Abreviasi Akronim Abreviakronim 3. KVK
4. KKVK
5. VKK
6. KKVKK
Karakteristik Pembentukan Akronim dalam BI 7. VKK
dsb.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek penelitian (gegenstand) ini ialah fenomena pembentukan akronim yang muncul
di harian terbitan daerah Jawa Tengah. Oleh karena itu, sumber datanya adalah surat kabar
harian yang diterbitkan di wilayah Jawa Tengah. Berkaitan dengan masa kebebasan pers saat
ini, banyak muncul surat kabar harian di wilayah Jawa Tengah, seperti Semarang Post, Solo
Post, Tegal-Tegal, Radar Tegal, Radar Pekalongan, Suara Banyumas, Brebes Post, dsb.
Namun, tidak semua surat kabar yang terbit di wilayah Jateng dijadikan sebagai sumber data.
Di sini hanya akan diambil empat surat kabar harian yang terbit di wilayah Jateng sebagai
sumber datanya. Keempat sumber itu adalah (1) Suara Merdeka (SM), (2) Republika (Rep),
(3) Wawasan (Ws), dan (4) Radar Tegal (Rateg). Pilihan pada ketiga sumber data pertama
didasarkan pada asumsi bahwa ketiga surat kabar itu sudah memiliki jaringan pemasaran yang
luas. Ketiga surat kabar itu tidak hanya dikenal dan dibaca oleh masyarakat Jawa Tengah saja,
tetapi sudah dikenal dan dibaca oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Pilihan sumber data
yang keempat yaitu Radar Tegal didasarkan pada asumsi bahwa surat kabar harian yang terbit
di Tegal-Jateng itu, meskipun tergolong harian baru, sudah mampu berkembang dengan
sangat baik, baik dari segi pangsa pasar maupun maupun dari segi kualitas berita yang
dimuat.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
20
B. Data Penelitian
Data penelitian ini adalah bentukan-bentukan akronim yang muncul di surat kabar
harian terbitan daerah Jateng, khususnya SM, Rep, Ws, dan Rateg. Penentuan data penelitian
itu didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian ini bisa ditemukan karakteristik
penelitian yang primer ini didukung oleh data sekunder berupa informasi lisan dari pemakai
Berkaitan dengan teknik penyediaan data, ada beberapa proses yang dilakukan dalam
penelitian ini. Ketiga proses penyediaan data itu meliputi (1) pengumpulan data, (2)
pemilihan dan pemilahan data, dan (3) pengklasifikasian data. Langkah pengumpulan data
dilakukan dengan teknik pustaka dengan didukung oleh teknik simak dan catat.
tertulis. Sumber-sumber tertulis yang digunakan didasarkan pada cerminan pemakaian bahasa
secara sinkronis. Dalam teknik simak dan catat, penulis berusaha untuk menyimak pelafalan
bentukan pemendekan dan mencatatnya untuk dapat diketahui apakah bentuk pemendekan itu
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
21
Setelah data mentah terkumpul, data dipilah dan dipilih sesuai dengan tujuan
penelitian. Data-data yang dipilih tentunya data-data yang mendukung tujuan penelitian,
sedangkan data yang tidak mendukung penelitian tidak dipilih sebagai data penelitian. Setelah
itu, data yang telah dipilih dan dipilah (data matang) diklasifikasikan sesuai dengan tujuan
(V, VK, KV, KVK, dsb), dan jumlah suku kata bentukan akronim.
Data matang penelitian ini berupa temuan bentukan akronim dari berbagai sumber
data yang telah dipilih dan dipilah. Temuan ini diperkuat lagi dengan transkripsi lafal yang
didapatkan dari para pemakai bahasa untuk mengetahui pelafalan bentukan pemendekan.
Bagaimana pelafalan suatu bentuk pemendekan akan menentukan apakah hasil pemendekan
itu berupa singkatan dan/atau akronim. Dengan dukungan transkripsi lafal itu, data akan
menjadi valid.
Karena bersifat kualitatif, analisis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Artinya, data
pembentukan akronim, pola suku kata, dan jumlah suku kata bentukan akronim. Hasil tafsiran
data itu dipergunakan sebagai bahasan hasil penelitian. Dengan lain kata, pembahasan hasil
penelitian.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
22
Sifat penelitian kualitatif dirancang untuk memahami fenomena terkait secara teliti
dalam rangka membuat generalisasi atau perampatan. Pencatatan semua fenomena terkait
dengan masalah yang diteliti secara cermat itu dilakukan dalam rangka analisis data.
Metode analisis yang digunakan di sini adalah metode agih. Artinya, metode analisis
yang didasarkan pada struktur internal bahasa itu tanpa melibatkan hal-hal di luar struktur
internal bahasa (dalam hal ini adalah akronim). Metode analisis ini dilaksanakan dengan
teknik bagi unsur langsung (BUL) untuk mengetahui unsur langsung pembentuk akronim
sehingga bisa diketahui cara pembentukannya, jumlah suku kata, dan pola kanoniknya.
BAB IV
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini berupa bentukan-bentukan akronim yang terdapat dalam surat
kabar harian Suara Merdeka, Republika, Wawasan, dan Radar Tegal. Dari keempat sumber
data itu ditemukan sejumlah 200 bentukan akronim, baik dari variasi berita, variasi nonberita,
maupun variasi editorial (tajuk rencana). Selengkapnya, data penelitian dapat dilihat pada
lampiran data. Setelah data terkumpul, data-data itu dipilih dan dipilah, kemudian
diklasifikasi sesuai dengan tujuan penelitian. Klasifikasi data dibagi atas dua dasar klasifikasi,
yaitu berdasarkan (1) cara pembentukan akronim; dan (2) pola kanoniknya, seperti terlihat
Tabel 1
Iptu
014. Satreskrim ak 114. Ketum Ak
24
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
1 2 3 4 5 6
015. Diklat Pim ak 115. IKAHH Ab
016. Kabid ak 116. Dinkes Ak
017. Bahari ak 117. AKA Ab
018. Perda ak 118. Pepsagi Ak
019. Wartel ak 119. Pasutri Ak
020. APWI ab 120. SOT Ab
021. Pemkab ak 121. sidak Ak
022. Dishubpar ak 122. Baperjakat Ak
023. Sekda ak 123. balon Ak
024. Pemprov ak 124. Porda Abk
025. Persit ak 125. Percasi Abk
026. Rakor ak 126. Kejurda Ak
027. UAN ab 127. Seswapres Ak
028. Mapensi ak 128. Pilkada Ak
029. Kasat Intelkam ak 129. Pilpres Ak
030. Kasi Intel ak 130. Wadir Ak
031. Depag ak 131. Danjen Ak
Kopassus
032. Kapuspenkum ak 132. Pangdam Ak
033. BIN ab 133. Paban Ak
034. IKOHI ak 134. Biddagri Sintel Ak
TNI
035. Kopassus ak 135. Paspampres Ak
036. Kedubes ak 136. LARI Ab
037. Pasmar ak 137. GAM Ab
038. Brigjen ak 138. panmus Ak
039. Bareskrim ak 139. panan Ak
040. disperindag ak 140. Kejati Ak
041. Kasubdin ak 141. Kasubdit Abk
042. Puspa abk 142. Kadin Abk
043. Humas ak 143. Muscab Ak
044. pencaker ak 144. PASI Ab
045. Disduknaker ak 145. GEMA Ak
046. Dulangmas ak 146. Silatnas Ak
047. Rapimwil ak 147. Upal Abk
048. Sisdiknas ak 148. Miras Ak
049. Ponpes ak 149. Kabid Penum Ak
050. Raskin ak 150. Koperma Ak
051. Mendagri ak 151. Depkeu Ak
052. Bawasda ak 152. Bapekki Abk
053. Yan gu ak 153. PEMP Ab
054. Kuker ak 154. Nopol Ak
055. Kesbanglinmas ak 155. Jubir Ak
056. Kesos ak 156. Sespim Ak
057. Infokom ak 157. Aspol Ak
25
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
1 2 3 4 5 6
058. Menlu ak 158. DAK Ab
059. Pasukan Taifib ak 159. Tim Mantap Ak
KB
060. Cawapres ak 160. API Ab
061. Menneg ak 161. Kacapem Ak
062. SARA ab 162. Ekbang Ak
063. API ab 163. IDI Ab
064. PUAB ab 164. Jalingkut Ak
065. Gappri abk 165. Cabup- Ak
Cawabup
066. BEM ab 166. musda Ak
067. SEMA ak 167. STAIN Ab
068. Pansus ak 168. Persekat Abk
069. Gabpeknas ak 169. Kapolwiltabes Ak
070. Ikapi abk 170. warteg Ak
071. Madin ak 171. PAH Ab
072. ABMI ab 172. Pemdes Ak
073. Pungli ak 173. Koramil Ak
074. Kesbanglinmas ab 174. Sekkot Ak
075. Depsos ak 175. GOR Ab
076. Dirjen Dikdasmen ak 176. PAD Ab
077. Dephan ak 177. timnas Ak
078. Bappeda ak 178. KUHAP Ab
079. Calhaj ak 179. Dankor Ak
080. Kapedal ak 180. Kanhub Ak
081. Amdal abk 181. Restra Ak
082. Dipenda ak 182. Kalakhar Ak
083. IPAL ab 183. La Pakem Abk
084. Yankesos ak 184. silatnas Ak
085. Kejari ak 185. SIT Ab
086. KONI ab 186. Dansatgas Ak
087. PAM ab 187. Buser Ak
088. Lakhar ak 188. Botasupal Ak
089. Posko ak 189. Menakertrans Ak
090. Kanit ak 190. Menhum dan ak
HAM ab
091. AIPDA ak 191. Mentamben Ak
092. Reskrim ak 192. Aspek indo Ak
093. Kaur Bin Ops ak 193. Koarmatim Ak
Reskrim Polres
094. Iptu ak 194. KOMPAK Abk
095. Briptu ak 195. Ancu Abk
096. Kasat ak 196. Inpub Ak
097. Ditjenbud ak 197. patwal Ak
098. Men-PAN ak 198. Permen Otda Ak
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
26
1 2 3 4 5 6
099. Suspimpemdagri ak 199. Labfor Ak
100. AMPI ab 200. Pangkotama Ak
Tabel 2
Klasifikasi Data Bentukan Akronim Berdasarkan Pola Kanoniknya
27
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
1 2 3 4 5 6 7 8
019. Wartel 2 KVK-KVK 119. Pasutri 3 KV-KV-
KKV
020. APWI 2 VK-KV 120. SOT 1 KVK
021. Pemkab 2 KVK-KVK 121. sidak 2 KV-KVK
022. Dishubpar 3 KVK- 122. Baperjakat 4 KV-KVK-
KVK-KVK KV-KVK
023. Sekda 2 KVK-KV 123. balon 2 KV-KVK
024. Pemprov 2 KVK-
KKVK
025. Persit 2 KVK-KVK 125. Porda 2 KVK-KV
026. Rakor 2 KV-KVK 126. Kejurda 3 KV-KVK-
KV
027. UAN 2 V-VK 127. Seswapres 3 KVK-KV-
KKVK
028. Mapensi 3 KV-KVK- 128. Pilkada 3 KVK-KV-
KV KV
029. Kasat Intelkam 2-3 KV-KVK 129. Pilpres 2 KVK-
VK-KVK- KKVK
KVK
030. Kasi Intel 2-2 KV-KV 130. Wadir 2 KV-KVK
VK-KVK
031. Depag 2 KV-KVK 131. Danjen 2 KVK-KVK
032. Kapuspenkum 4 KV-KVK 132. Pangdam 2 KVK-KVK
KVK-KVK
033. BIN 1 KVK 133. Paban 2 KV-KVK
034. IKOHI 3 V-KV-KV 134. Biddagri 3-2 KVK-KV-
Sintel KKV
KVK-KVK
035. Kopassus 3 KV-KVK- 135. Paspampres 3 KVK-KVK-
KVK KKVK
036. Kedubes 3 KV-KV- 136. LARI 2 KV-KV
KVK
037. Pasmar 2 KVK-KVK 137. GAM 1 KVK
038. Brigjen 2 KKVK- 138 Panmus 2 KVK-KVK
KVK
039. Bareskrim 3 KV-KVK- 139. panan 2 KV-KVK
KKVK
040. Disperindag 4 KVK-KV- 140. Kejati 3 KV-KV-KV
KVK-KVK
041. Kasubdin 3 KV-KVK- 141. Kasubdit 3 KV-KVK-
KVK KVK
042. Puspa 2 KVK-KV 142. Kadin 2 KV-KVK
043. Humas 2 KV-KVK 143. Muscab 2 KVK-KVK
28
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
1 2 3 4 5 6 7 8
044. pencaker 3 KVK-KV- 144. PASI 2 KV-KV
KVK
045. Disduknaker 4 KVK- 145. GEMA 2 KV-KV
KVK-KV-
KVK
046. Dulangmas 3 KVK- 146. Silatnas 3 KV-KVK-
KVK-KVK KVK
047. Rapimwil 3 KV-KVK- 147. Upal 2 V-KVK
KVK
048. Sisdiknas 3 KVK- 148. Miras 2 KV-KVK
KVK-KVK
049. Ponpes 2 KVK-KVK 149. Kabid Penum 2-2 KV-KVK
KV-KVK
050. Raskin 2 KVK-KVK 150. Koperma 3 KV-KVK-
KV
051. Mendagri 3 KVK-KV- 151. Depkeu 3 KVK-KV-V
KKV
052. Bawasda 3 KV-KVK- 152. Bapekki 3 KV-KVK-
KV KV
053. Yan gu 2 KVK-KV 153. PEMP 1 KVKK
054. kuker 2 KV-KVK 154. nopol 2 KV-KVK
055. Kesbanglinmas 4 KVK- 155. Jubir 2 KV-KVK
KVK-
KVK-KVK
056. Kessos 2 KVK-KVK 156. Sespim 2 KVK-KVK
057. Infokam 3 VK-KV- 157. Aspol 2 VK-KVK
KVK
058. Menlu 2 KVK-KV 158. DAK 1 KVK
059. Taifib 2 KVV-KVK 159. Tim Mantap 1- KVK
KB 2-1 KVK-KVK-
KK
060. Cawapres 3 KV-KV- 160. API 2 V-KV
KKVK
061. Menneg 2 KVK-KVK 161. Kacapem 3 KV-KV-KVK
062. SARA 2 KV-KV 162. Ekbang 2 VK-KVK
063. API 2 V-KV 163. IDI 2 V-KV
064. PUAB KV-VK 164. Jalingkut 3 KV-KVK-
KVK
065. Gappri 2 KVK-KKV 165. Cabup 2-3 KV-KVK
Cawabup KV-KV-KVK
066. BEM 1 KVK 166. Musda 2 KVK-KV
067. SEMA 2 KV-KV 167. STAIN 2 KKV-VK
068. Pansus 2 KVK-KVK 168. Persekat 3 KVK-KV-
KVK
29
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
1 2 3 4 5 6 7 8
069. Gabpeknas 3 KVK- 169. Kapolwiltabes 5 KV-KVK-
KVK-KVK KVK-KV-
KVK
070. Ikapi 3 V-KV-KV 170. warteg 2 KVK-KVK
071. Madin 2 KV-KVK 171. PAH 1 KVK
072. ABMI 2 VK-KV 172. Pemdes 2 KVK-KVK
073. Pungli 2 KVK-KV 173. koramil 3 KV-KV-
KVK
074. Depkeu 3 KVK-KV- 174. sekkot 2 KVK-KVK
V
075. Depsos 2 KVK-KVK 175. GOR 1 KVK
076. Dirjen 2 KVK-KVK 176. PAD 1 KVK
077. Dephan 2 KVK-KVK 177. timnas 2 KVK-KVK
078. Bappeda 3 KVK-KV- 178. KUHAP 2 KV-KVK
KV
079. Calhaj 2 KVK-KVK 179. Dankor 2 KVK-KVK
080. Kapedal 3 KV-KV- 180. Kanhub 2 KVK-KVK
KVK
081. Amdal 2 VK-KVK 181. Restra 2 KV-KKVK
082. Dipenda 3 KV-KVK- 182. Kalakhar 3 KV-KVK-
KV KVK
083. IPAL 2 V-KVK 183. La Pakem 1-2 KV
KV-KVK
084. Yankesos 3 KVK-KV- 184. silatnas 3 KV-KVK-
KVK KVK
085. Kejari 3 KV-KV- 185. SIT 1 KVK
KV
086. KONI 2 KV-KV 186. Dansatgas 3 KVK-KVK-
KVK
087. PAM 1 KVK 187. buser 2 KV-KVK
088. Lakhar 2 KVK-KVK 188. Botasupal 4 KV-KV-KV-
KVK
089. Posko 2 KVK-KV 189. Menakertrans 4 KV-KV-
KVK-
KKVKK
090. Kanit 2 KV-KVK 190. Menhum dan 2-1 KVK-KVK
HAM KVK
091. AIPDA 2 VVK-KV 191. Mentamben 3 KVK-KVK-
KVK
092. Reskrim 2 KVK- 192. Aspekindo 4 VK-KV-
KKVK KVK-KV
093. Kaur Bin Ops 2- KV-VK- 193. Koarmatim 4 KV-VK-KV-
1-1 KVK-VKK KVK
094. IPTU 2 VK-KV 194 KOMPAKK 2 KVK-KVKK
30
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
1 2 3 4 5 6 7 8
095. Briptu 2 KKVK-KV 195. Ancu 2 VK-KV
096. Kasat 2 KV-KVK 196. Inpub 2 VK-KVK
097. Ditjenbud 3 KVK- 197. Patwal 2 KVK-KVK
KVK-KVK
098. Men-PAN 2 KVK-KVK 198. Permen Otda 2-2 KVK-KVK
VK-KV
099. Suspimpemdagri 5 KVK- 199. Labfor 2 KVK-KVK
KVK-
KVK-KV-
KKV
100. AMPI 2 VK-KV 200. Pangkotama 4 KVK-KV-
KV-KV
Ket : SK = suku kata
pada tabel 1 di atas tentang klasifikasi akronim dari cara pembentukannya. Dari tabel 1 dapat
diketahui bahwa terdapat berbagai cara pembentukan akronim, yaitu cara abreviasi (ab), cara
akronim (ak), maupun cara abreviakronim (abk). Dari berbagai jenis cara pembentukan
akronim tersebut, cara akronim (ak) ternyata mendominasi pembentukan akronim di harian
terbitan Jawa Tengah. Hal ini bisa dilihat pada tabel 3 tentang persentase cara pembentukan
Tabel 3
Persentase Cara Pembentukan Akronim di Harian Terbitan Jawa Tengah
Hasil penelitian, seperti tampak pada tabel 3, menunjukkan bahwa cara pembentukan
akronim di harian terbitan Jawa Tengah didominasi oleh cara akronim (ak) yaitu sebanyak
75%.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
31
Cara observasi (ab) menempati posisi kedua yaitu sebanyak 17,5%, sedangkan cara
Pembentukan akronim dengan cara akronim, yaitu pembentukan akronim dengan cara
mengambil suku kata dari kata yang diakronimkan atau bagian kata yang menjadi suku kata
dari hasil penciptaan kata baru itu. Dengan demikian, pembentukan akronim dengan cara
akronim (ak) merupakan karakteristik pembentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah
Contoh pembentukan akronim dengan berbagai cara tersebut dapat dilihat pada
Cara pembentukan akronim di dalam harian terbitan Jawa Tengah, secara lebih jelas
kanoniknya dapat diketahui bahwa jumlah suku kata bentukan akronim di harian terbitan
Jawa Tengah didominasi oleh akronim bersuku dua dengan pola favorit KVK-KVK sebanyak
18,5%. Hal ini bisa dilihat pada tabel 4 dan tabel 5 di bawah ini tentang karakteristik
bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah dari jumlah suku kata dan pola kanoniknya.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
32
Tabel 4
Persentase Bentukan Akronim Berdasarkan Jumlah Suku Kata
Tabel 5
Persentase Bentukan Akronim Berdasarkan Pola Kanoniknya
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
33
1 2 3 4 5
3. 3 SK 1. KV-KV-KVK 6 3%
2. VK-KVK-KVK 1 0,5%
3. KVK-KVK-KVKK 2 1%
4. KV-KVK-KV 8 4%
5. KVK-KV-KV 5 2,5%
6. KV-KVK-KV 10 5%
7. KVK-KVK-KKVK 1 0,5%
8. KV-KV-KV 3 1,5%
9. KV-KV-KKV 1 0,5%
10. KVK-KVK-KVK 7 3,5%
11. KVK-KV-KKVK 1 0,5%
12. V-KV-KV 2 1%
13. KVK-KV-KKV 2 1%
14. KV-KVK-KKVK 1 0,5%
15. KVK-KV-KVK 1 0,5%
16. KVK-KV-V 2 1%
17. VK-KV-KVK 1 0,5%
18. KV-KV-KKVK 1 0,5%
19. KV-KV-KVK 1 0,5%
4. 4 SK 1. KVK-KVK-KVK-KVK 2 1%
2. KV-KVK-KVK-KKVK 1 0,5%
3. KV-KVK-KV-KVK 1 0,5%
4. KV-KVK-KVK-KVK 1 0,5%
5. KVK-KV-KVK-KVK 1 0,5%
6. KVK-KVK-KV-KVK 1 0,5%
7. KV-KV-KV-KVK 1 0,5%
8. KV-KV-KVK-KKVKK 1 0,5%
9. VK-KV-KVK-KV 1 0,5%
10. KV-VK-KV-KVK 1 0,5%
11. KVK-KV-KV-KV 1 0,5%
5. 5 SK 1. KV-KVK-KVK-KV-KVK 1 0,5%
2. KVK-KVK-KVK-KV-KKV 1 0,5%
Jumlah 200 100%
Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 ditemukan beberapa hal berkaitan dengan karakteristik
bentukan akronim berdasarkan jumlah dan pola kanonik. Hal-hal tersebut sebagai berikut.
1. Akronim bersuku satu sebanyak 8 % dengan pola favorit KVK sebanyak 6,5%
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
34
2. Akronim bersuku dua sebanyak 57% dengan pola favorit KVK-KVK sebanyak 18%
3. Akronim bersuku tiga sebanyak 28% dengan pola favorit KV-KVK-KVK sebanyak 5%
4. Akronim bersuku empat sebanyak 6% dan dan akronim bersuku lima sebanyak 1%
5. Pola kanonik akronim bersuku empat dan lima tidak menampakkan kefavoritan pola
kanonik tertentu karena akronim bersuku empat dan lima jarang sekali ditemukan; dan
pola kanonik akronim tersebut penyebarannya bersifat merata (antara 0,5% s.d. 1%)
Berdasarkan kelima pokok temuan tersebut dapat diketahui bahwa (1) akronim
bersuku dua mendominasi bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah dengan persentase
sebanyak 57%; (2) pola kanonik berstruktur KVK-KVK merupakan pola favorit bentukan
akronim di harian terbitan Jawa Tengah dengan persentase sebanyak 18,5%. Jadi, bentukan
akronim di harian terbitan Jawa Tengah berdasarkan jumlah suku kata dan pola kanoniknya
a. Bentukan akronim bersuku satu memiliki empat pola suku kata, yaitu :
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
35
pola KVK merupakan pola favorit bentukan akronim bersuku satu, yaitu sebanyak 6,5%
sebagaimana pada umumnya kata bersuku satu, seperti tik, cat, pot, dsb.
b. Bentukan akronim bersuku dua memiliki dua puluh pola suku kata, yaitu :
Pola favorit bentukan akronim bersuku dua yaitu pola KVK-KVK sebanyak 18,5%, kemudian
c. Bentukan akronim bersuku tiga memiliki sembilan belas pola suku kata
sebagai berikut.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
36
Dari kesembilan belas pola tersebut, pola KV-KVK-KVK merupakan pola favorit bentukan
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
37
pola favorit bentukan akronim bersuku empat di harian terbitan Jawa Tengah, yaitu pola
e. Bentukan akronim bersuku lima memiliki dua pola suku kata sebagai
berikut.
Berdasarkan paparan tentang jumlah suku kata dengan pola kanoniknya, dapat diketahui
bahwa karakteristik bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah dari aspek jumlah suku
kata dan pola kanoniknya didominasi akronim bersuku dua dengan pola favorit KVK-KVK.
Gugus konsonan (kluster), yaitu konsonan rangkap yang terdapat dalam satu suku
kata. Jika dua konsonan terdapat dalam suku kata yang sama, konsonan yang pertama
lazimnya berupa konsonan /p, b, t, k, g, f, s, d/, sedangkan konsonan yang kedua berupa
konsonan /l, r, w, s, m, n, k/ di dalam beberapa kata tertentu. Urutan konsonan yang berupa
kluster, yaitu /pl, bl, kl, gl, fl, sl, pr, br, tr, dr, kr, gr, fr, sr, ps, ks, dw, sw, kw, sp, sm, sn, sk,
str, spr, skr, sk/ seperti dalam kata pleonasme, blangko, klinik, global, flamboyan, slogan,
pribadi, brahma, tragedy, drama, krupuk, gram, fragmen, Sragen, psikologi, eksponen,
38
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
Urutan konsonan yang terdapat pada dua suku kata disebut deret konsonan, bukan
gugus konsonan/kluster. Deret konsonan yang lazim dalam BI adalah /mp, mb, nt, nd, ns, nc,
nj, nk, ng, rb, rd, rg, rj, rm, rn, rl, rt, rk, rs, rc,st, sl, kt, ks, kd, kn, kl, kr, ky, kw, pt, ht, hk, hs,
hb, hl, hy, hw, sh, mr, ml, lm, gn, np, rh, sb, sp, sm, km, ls, lj, lt, pd, gm, hd/
Berdasarkan data yang telah terkumpul dapat diketahui bahwa gugus konsonan
(kluster) yang muncul pada bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah berbentuk /tr,
ns, st, mp, pr, gr, nh, kk, br, kr, ps/, misalnya dalam contoh (07) s.d. (11) di bawah ini.
Kluster yang terdapat pada contoh no. (07) s.d. (11) menunjukkan adanya kluster yang
lazim dalam BI, sedangkan kluster seperti contoh no. (12) s.d. (16) di bawah ini menunjukkan
Dengan ditemukannya fenomena seperti contoh no. (12) s.d. (16), dapat dikatakan bahwa
dari segi pola suku kata, khususnya gugus konsonan (kluster), pembentukan akronim di harian
terbitan Jawa Tengah memiliki keunikan atau karakteristik wujud kluster berupa /kk, hh, mp,
st, dan ns/. Kluster-kluster tersebut merupakan kluster yang tidak lazim dalam pola kluster BI.
39
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
Jadi, karakteristik pembentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah dari pola gugus
Pola deret konsonan biasa dalam bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah tampat
Tabel 6
Persentase Tingkat Kelaziman Pola Rangkap Konsonan pada Bentukan Akronim
di Harian Terbitan Jawa Tengah
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa ada beberapa hal berkaitan dengan pola deret konsonan
yang menjadi karakteristik bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah yaitu :
(1) fenomena pola deret konsonan bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah
memiliki pola yang tidak lazim dalam BI yaitu sebanyak 82%, sedangkan yang lazim atau
40
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
(2) muncul pola paduan antara fonem dengan gugus konsonan menjadi pola deret konsonan
(3) muncul pola konsonan sejenis yang rangkap sebagai pola deret konsonan.
Pembentukan akronim yang sangat subur di dalam BI, termasuk di harian terbitan
Jawa Tengah, tentu saja membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah
dapat memperkaya kosa kata dalam BI. Dampak positif ini justru akan menjadi dampak
Dampak negatif pembentukan akronim yang sangat subur di media cetak tampak
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
41
Menakertrans (Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi). Konjungsi dan pada sebagian
besar bentukan akronim, bahkan semua bentukan akronim, selalu dihilangkan atau tidak
terwakili dalam bentukan akronim; (2) kata Negeri pada Menlu (Menteri Luar Negeri).
Frasa Menteri Luar merupakan satu-satunya frasa dalam bentukan akronim, sehingga
jika seseorang berbicara tentang Menlu, secara otomatis menunjuk pada Menteri Luar
Negeri; (3) kata dan dan sama pada akronim Bapekki (Badan Pengkajian Ekonomi dan
2. Munculnya unsur yang sama pada beberapa bentukan akronim, tetapi mewakili kata-kata
yang berbeda, misalnya unsur as… bisa mewakili kata asal pada akronim asbun (asal
bunyi), mewakili kata Asia pada akronim kata Asteng (Asia Tenggara), mewakili kata
3. Munculnya unsur yang berbeda pada beberapa akronim, tetapi mewakili kata-kata yang
sama pada beberapa akronim, misalnya kata Akademi bisa diwakili oleh unsur Aka…
pada akronim Akapen (Akademi Penerangan), diwakili oleh unsur Ak… akronim Akper
(Akademi Keperawatan), diwakili oleh unsur A… pada akronim ABA (Akademi Bahasa
Asing), dsb.
4. Munculnya bentukan akronim yang tidak sesuai dengan kaidah atau sistem
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
42
tatib (tata tertib), calhaj (calon haji), Pemprov (Pemerintah Provinsi), dsb. Dalam sistem
fonemik BI, fonem /d/, /b/, /j/, /v/ tidak pernah menempati posisi akhir kata. Kalaupun
fonem /d/ dan/b/ menempati posisi akhir kata, fonem /d/ dilafalkan /t/ dan fonem /b/
dilafalkan /p/. Di samping itu, banyak konsonan rangkap yang muncul pada bentukan
akronim tidak sesuai dengan system konsonan BI seperti terdapat pada tabel 5 di atas.
5. Munculnya bentukan akronim yang tidak beraturan pola suku katanya (jumlah suku
katanya melebihi jumlah suku kata yang umum dan wajar dalam BI), misalnya
keamanan nasional rakyat semesta). Masalah ini jarang muncul dalam bentukan akronim
6. Munculnya akronim yang dibentuk dari kata yang sudah bermakna leksikal.
Permasalahan ini memunculkan fenomena kata yang berhomonim yaitu kata yang ejaan
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
43
Akronim seperti itu banyak ditemukan di harian terbitan Jawa Tengah, seperti balon
(bakal calon), asuh (asli, sehat, utuh, dan halal), lari (Lembaga advokasi Reformasi
Indonesia), puspa (pusat pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak), simak
(Solidaritas Masyarakat Jepara antikorupsi), bahari (bersih, aman, sehat, rapi, dan
7. Munculnya satu bentukan akronim yang penulisannya menjadi dua suku kata terpisah,
misalnya yan gu (pelayanan gangguan), tidak ditulis yangu untuk menghindari kesalahan
tidak ditulis Lapakem; JAM Pidsus (Jaksa Agung Muda Pidana Khusus); tidak ditulis
Jampidsus; Men PAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara), tidak ditulis Menpan;
Permen Otda (Peraturan Menteri Otonomi Daerah), tidak ditulis Permenotda untuk
Kepemimpinan), tidak ditulis Diklatpim; Menhum dan HAM (Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia), tidak ditulis Menhumham; dsb. Bentukan akronim seperti di atas banyak
ditemukan di harian terbitan Jawa Tengah sehingga hal ini bisa dikatakan sebagai
8. Munculnya bentukan akronim yang diakhiri dengan dua jenis konsonan yang sama
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
44
9. Muncul bentukan akronim yang bermakna peyoratif dari kata atau akronim yang
yang sebenarnya bermakna pandai; sekwilda (sekitar wilayah dada) yang sebenarnya
bermakna sekretaris wilayah daerah; Iwapi (Ikatan Wanita Penyebar Isu) yang
menunjukkan bahwa belum ada system pembentukan akronim yang mapan dan konsisten
dalam BI. Dalam pembentukan akronim, terdapat kebebasan yang longgar untuk mengambil
unsur-unsur dari setiap kata yang diakronimkan; atau hanya memperhatikan segi keenakan
Akronim sudah sangat menjamur di dalam BI, termasuk di harian terbitan Jawa
Tengah. Hal ini dikhawatirkan akan merusak proses pembinaan dan perkembangan BI yang
sampai detik ini masih terus digalakkan oleh pemerintah melalui pusat bahasa. Oleh karena
itu, pusat bahasa menyarankan kepada para pemakai BI supaya tidak membentuk akronim
yang baru, atau kalaupun membentuk akronim yang baru harus disesuaikan dengan bentukan
akronim yang sudah ada. Namun, semua itu harus dilakukan sesuai dengan syarat-syarat
sebagai berikut.
1. Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim dalam BI.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
45
2. Harus mengindahkan keserasian vokal dan konsonan sehingga sesuai dengan pola suku
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pembentukannya
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah
dibentuk dengan cara akronim (ak) sebanyak 72,5%; cara abreviasi (ab) sebanyak 18,5%;
dan cara abreviakronim (abk) sebanyak 9%. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik
bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah dari aspek cara pembentukannya yaitu
didominasi oleh cara akronim. Karakteristik ini merupakan karakteristik umum karena
hampir sebagian besar bentukan akronim di dalam BI didominasi oleh cara akronim.
2. Karakteristik Pembentukan Akronim di Harian Terbitan Jawa Tengah dari Jumlah Suku
Dari hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar akronim di harian terbitan Jawa
Tengah yaitu akronim bersuku dua sebanyak 57% dengan pola favorit KVK-KVK
sebanyak 18%.
3. Karakteristik Pembentukan Akronim di Harian Terbitan Jawa Tengah dari Aspek Gugus
Konsonan (Kluster)
Bentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah didominasi oleh deret konsonan
yang tidak lazim dalam BI yaitu sebanyak 82%, sedangkan yang lazim hanya 18%.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
47
Gugus konsonan atau kluster yang terdapat dalam bentukan akronim di harian
terbitan Jawa Tengah memiliki karakteristik yaitu ditemukannya kluster dari dua
Pembentukan akronim di harian terbitan Jawa Tengah memiliki dampak positif yaitu
bisa memperkaya kosa kata dalam BI. Namun, dampak positif itu bisa menjadi dampak
B. Saran-Saran
Pembentukan akronim dalam BI, termasuk di harian Radar Tegal sudah sangat menjamur.
Oleh karena itu, supaya bentukan akronim yang muncul memiliki dampak positif dalam
memperkaya kosa kata, upaya pembentukan akronim yang baru harus didasarkan pada bentukan
akronim sebelumnya dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pusat bahasa.
Persyaratan yang harus menjadi pegangan para pemakai BI dalam membentuk akronim yaitu (1)
jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim dalam BI; (2) harus
mengindahkan keserasian vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata yang lazim dalam BI;
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan 1995. “Peran Media Massa: Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Melalui
Pembinaan Bahasa” dalam Ragam Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran Bahasa Indonesia.
Semarang: Citra Almamater.
Depdikbud (Depdiknas). 1990. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Debdikbud (Depdiknas). 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1997. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
Moeliono, Anton. 1977. “Membuat Akronim Seperti Makan Jengkol di Bulan Puasa”
dalam Horison, edisi XXXI/2/1997.
Rahman, Ahmad. 1987. Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI. Ende-Flores. Nusa Indah.
Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press.
Suwarno. 1995. “Peran Media Cetak dalam Pengembangan Bahasa Indonesia” dalam Ragam
Bahasa Jurnalistik dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Semarang: Citra Almamater.
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
LAMPIRAN DATA
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
50
1 2 3 4 5 6
025. Persit Persatuan istri Prajurit ak KVK-KVK -
026. Rakor Rapat koordinasi ak KV-KVK -
027. UAN Ujian Akhir Nasional ab V-VK -
028. Mapensi Masyarakat Penegak ak KV-KVK-KV
-
Konstitusi
029. Kasat Intelkam Kepala Satuan Inteljen ak KV-KVK
dan Keamanan VK-KVK- -
KVK
030. Kasi Intel Kepala Staf Intelejen ak KV-KV
-
VK-KVK
031. Depag Departemen Agama ak KV-KVK -
032. Kapuspenkum Kantor Pusat Pelayanan ak KV-KVK-
-
Hukum KVK-KVK
033. BIN Badan Intelejen Negara ab KVK +
034. IKOHI Ikatan Keluarga Orang abk V-KV-KV
-
Hilang
035. Kopassus Komando Pasukan ak KV-KVK-
-
Khusus KVK
036. Kedubes Kedutaan Besar ak KV-KV-KVK -
037. Pasmar Pasukan Marinir ak KVK-KVK -
038. Brigjen Brigadir Jenderal ak KKVK-KVK
039. Bareskrim ak KV-KVK-
-
KKVK
040. disperindag Dinas perindustrian dan ak KVK-KV-
-
perdagangan KVK-KVK
041. Kasubdin Kepala Subdinas ak KV-KVK-
-
KVK
042. Puspa Pusat Pelayanan Terpadu abk KVK-KV
Bagi Perempuan dan +
Anak
043. Humas Hubungan masyarakat ak KV-KVK -
044. Pencaker Pencari Kerja ak KVK-KV-
KVK
045. Disduknaker Dinas kependudukan dan ak KVK-KVK-
-
Tenaga kerja KV-KVK
046. Dulangmas Kedu, Magelang, dan ak KV-KVK-
-
Banyumas KVK
047. Rapimwil Rapat pimpinan wilayah ak KV-KVK-
-
KVK
048. Sisdiknas Sistem Pendidikan ak KVK-KVK-
-
Nasional KVK
049. Ponpes Pondok Pesantren ak KVK-KVK -
050. Raskin Beras rakyat miskin ak KVK-KVK -
051. Mendagri Menteri Dalam Negeri ak KVK-KV- KKV -
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
51
1 2 3 4 5 6
052. Bawasda Badan Pengawas Daerah ak KV-KVK-KV -
053. Yan gu Pelayanan gangguan ak KVK
-
KV
054. kuker Kunjungan Kerja ak KV-KVK -
055. Kesbanglinmas Kesatuan Bangsa dan ak KVK-KVK-
Perlindungan KVK-KVK -
Masyarakat
056. Kesos Kesejahteraan Sosial ak KV-KVK -
057. Infokom Informasi dan ak VK-KV-KVK
-
Komunikasi
058. Menlu Menteri Luar Negeri ak KVK-KV -
059. Pasukan Taifib Pasukan Intai dan ak KV-KVK
-
Amfibi
060. Cawapres Calon Wakil Presiden ak KV-KV-
-
KKVK
061. Menneg Menteri Negara ak KVK-KVK -
062. SARA Suku, agama, ras, dan ab KV-KV
-
antargolongan
063. API Arsitektur Perbankan ab V-KV
+
Indonesia
064. PUAB Pasar Uang Antar Bank ab KV-VK -
065. Gappri Gabungan Pengusaha abk KVK-KKV
-
Pabrik Rokok Indonesia
066. BEM Badan Eksekutif ab KVK
-
Mahasiswa
067. SEMA Senat Mahasiswa ak KV-KV -
068. Pansus Panitia Khusus ak KVK-KVK
069. Gabpeknas Gabungan Pengusaha abk KVK-KVK-
-
Kontraktor Nasional KVK
070. Ikapi Ikatan Penerbit abk V-KV-KV
-
Indonesia
071. Madin Madrasah Diniyah ak KV-KVK -
072. ABMI Asosiasi Bawang Merah ab VK-KV
-
Indonesia
073. pungli Pungutan liar ak KVK-KV -
074. Kesbanglinmas Kesejahteraan Bangsa ak KVK-KVK-
Dan Perlindungan KVK-KVK -
Masyarakat
075. Depsos Departemen Sosial ak KVK-KVK -
076. Dirjen Direktorat Jendelal ak KVK-KVK
Dikdasmen Pendidikan Dasar KVK-KVK- -
Menengah KVK
077. Dephan Departemen Pertahanan ak KVK-KVK -
078. Bappeda Badan Perencanaan abk KVK-KV-KV
-
Pembangunan Daerah
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
52
1 2 3 4 5 6
079. Calhaj Calon Jemaah Haji ak KVK-KVK -
080. Kapedal Kantor Pengendalian abk KV-KV-KVK
-
Dampak Lingkungan
081. Amdal Analisis Dampak abk VK-KVK
-
Lingkungan
082. Dipenda Dinas Pendapatan ak KV-KVK-KV
-
Daerah
083. IPAL Instalasi Pembuangan ab V-KVK
-
Air Limbah
084. Yankesos Pelayanan kesejahteraan ak KVK-KV-
-
Sosial KVK
085. Kejari Kejaksaan Negeri ak KV-KV-KV -
086. KONI Komite Olah Raga ab KV-KV
-
Nasional Indonesia
087. PAM Perhimpunan Amanat ab KVK
-
Muhammadiyah
088. Lakhar Pelaksana Harian ak KVK-KVK -
089. Posko Pos Komando ka- KVK-KV
-
ak
090. Kanit Kepala Unit ak KV-KVK -
091. AIPDA Ajudan Inspektur Dua ak VVK-KV
092. Reskrim Reserse dan Kriminal ak KVK-KKVK -
093. Kaur Bin Ops Kepala Urusan Badan abk KV-VK,
Reskrim Polres Intelejen dan Operasi KVK, VKK,
-
Reserse dan Kriminal KVK-KKVK,
Kepolisian Resort KVK-KVK
094. IPTU Inspektur Satu VK-KV -
095. Briptu Brigadir Inspektur Satu ak KKVK-KV -
096. Kasat Kepala Satuan ak KV-KVK -
097. Ditjenbud Direktorat Jenderal ak KVK-KVK-
-
Budaya KVK
098. Men-PAN Menteri Pendayagunaan ak- KVK
-
Aparatur Negara ab KVK
099. Suspimpemdagri Kursus Pimpinan ak KVK-KVK
Pemerintahan Dalam KVK-KV- -
Negeri KKV
100. AMPI Angkatan Muda ab VK-KV
-
Pembaharuan Indonesia
101. Itwilkab Intelejen wilayah ak VK-KVK-
-
Kabupaten KVK
102. JAM Jaring Aspirasi ab KVK
+
Masyarakat
103. Forkompakk Forum Komunikasi abk KVK-KVK-
Paguyuban Kepala Desa dan KVKK -
Kelurahan
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
53
1 2 3 4 5 6
104. Tatib Tata tetib ak KV-KVK -
105. Otda Otonomi daerah ak VK-KV -
106. Bawasda Badan pengawas Daerah ak KV-KVK-KV -
107. Kades Kepala Desa ak KV-KVK -
108. Sekda Sekretaris Daerah ak KVK-KV -
109. Satlak Satuan pelaksana ak KVK-KVK -
110. Perusda Perusahaan Daerah ak KV-KVK-KV -
111. Sembako Sembilan bahan pokok ak KVK-KV-KV -
112. ASUH Asli,Sehat, Utuh, dan ab V-KVK
+
Halal
113. Polhut Polisi Hutan ak KVK-KVK -
114. Ketum Ketua Umum ak KV-KVK -
115. IKAHH Industri Kimia Agro dan ab V-KVKK
-
Hasil Hutan
116. Dinkes Dinas Kesehatan ak KVK-KVK -
117. AKA Angka Kematian Anak ab V-KV -
118. Pepsagi Pengurus Pedagang ak KVK-KV-KV
-
Pasar Pagi
119. Pasutri Pasangan suami istri ak KV-KV-KKV -
120. SOT Susunan Organisasi ab KVK
-
Tatakerja
121. sidak Inspeksi Mendadak ak KV-KVK -
122. Baperjakat Badan Pertimbangan ak KV-KVK-KV-
Jabatan dan KVK -
Kepangkatan
123. balon Bakal calon ak KV-KVK +
124. porda Pekan Olah Raga Daerah ak KVK-KV -
125. Percasi Persatuan catur seluruh abk KVK-KV-KV
-
Indonesia
126. Kejurda Kejuaraan Daerah ak KV-KVK-KV -
127. Seswapres KVK-KV-
-
KKVK
128. Pilkada Pemilihan Kepala ak KVK-KV-KV
-
Daerah
129. Pilpres Pemilihan Presiden ak KVK-KKVK -
130. Wadir Wakil Direktur ak KV-KVK -
131. Danjen Kopassus Komandan Jenderal ak KVK-KVK
Komando Pasukan KV-KVK- -
Khusus KVK
132. Pangdam Panglima Kodam ak KVK-KVK -
133. Panan Panitia Anggaran ak KV-KVK -
134. Biddagri Bidang Pemerintah ak KVK-KV-
-
Dalam Negeri KKV
135. Paspampres Pasukan Pengawal Presiden ak KVK-KVK-KKVK -
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
54
1 2 3 4 5 6
136. LARI Lembaga Advokasi ab KV-KV +
Reformasi Indonesia
137. GAM Gerakan Aceh Merdeka ab KVK -
138. panmus Panitia Musyawarah ak KVK-KVK -
139. panan Panitia anggaran ak KV-KVK -
140. Kejati Kejaksaan Tinggi ak KV-KV-KV -
141. Kasubdit Kepala Sub Detasemen KV-KVK- -
KVK
142. Kadin Kamar Dagang abk KV-KVK -
Indonesia
143. Muscab Musyawarah cabang ak KVK-KVK -
144. PASI Persatuan Atletik ab KV-KV +/-
Seluruh Indonesia
145. GEMA Gerakan Mahasiswa ak KV-KV +
Pembebasan
146. Silatnas Silaturahmi nasional ak KV-KVK- -
KVK
147. Upal Uang palsu abk V-KVK -
148. Miras Minuman keras ak KV-KVK -
149. Kabid Penum Kepala Bidang ak KV-KVK -
Penerangan Umum KV-KVK
150. Koperma Koperasi mahasiswa ak KV-KVK-KV -
151. Depkeu Departemen Keuangan ak KVK-KV-V -
152. Bapekki Badan Pengkajian abk KV-KVK-KV -
Keuangan, Ekonomi, dan
Kerja sama Internasional
153. PEMP Pemberdayaan Ekonomi ab KVKK -
Masyarakat Pesisir
154. Nopol Nomor polisi ab KV-KVK -
155. Jubir Juru bicara ab KV-KVK -
156. Sespim Sekolah Pimpinan Polri ab KVK-KVK -
157. Aspol asrama polisi ab VK-KVK -
158. DAK Dana Alokasi Khusus ab KVK +
159. Tim Mantap KB Tim Majlis Pemantapan ab KVK-KVK +/-
DPC PKB
160. API Audisi Pelawak TPI ab V-KV +
161. Kacapem Kantor Cabang ab KV-KV-KVK -
Pembantu
162. Ekbang Ekonomi dan ab VK-KVK -
Pembangunan
163. IDI Ikatan Dokter Indonesia ab V-KV -
164. Jalingkut Jalan lingkar utara ak KV-KVK- -
KVK
165. Cabup-Cawabup Calon Bupati- Calon Wakil ak KV-KVK-KV-KV- -
Bupati KVK
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
55
1 2 3 4 5 6
166. Musda Musyawarah daerah ak KVK-KV -
167. STAIN Sekolah Tinggi Agama ab KKV-VK -
Islam Negeri
168. Persekat Persatuan Sepak Bola abk KVK-KV- -
Kabupaten Tegal KVK
169. Kapolwiltabes Kepala Polisi Wilayah ak KV-KVK- -
Kota Besar KVK-KV-
KVK
170. Warteg Warung tegal ak KVK-KVK -
171. PAH Panitia Ad Hoc ab KVK -
172. Pemdes Pemerintah Desa ak KVK-KVK -
173. Koramil Komando Rayon Militer ak KV-KV-KVK -
174. Sekkot Sekretaris Kota ak KVK-KVK -
175. GOR Gedung Olah raga ab KVK -
176. PAD Pendapatan Asli Daerah ab KVK -
177. timnas Tim nasional ak KVK-KVK -
178. KUHAP Kitab Undang-Undang ab KV-KVK -
Hukum Acara Perdata
179. Dankor Komandan Korps ak KVK-KVK -
180. Kanhub Kantor Perhubungan ak KVK-KVK -
181. Restra rencana strategis ak KV-KKVK -
182. Kalakhar Kepala Pelaksana Harian ak KV-KVK- -
KVK
183. La Pakem Lembaga Pengembangan ak KV +
dan Kemitraan KV-KVK
Masyarakat
184. silatnas Silaturahmi nasional ak KV-KVK- -
KVK
185. SIT Surat izin terbang ab KVK -
186. Dansatgas Komandan Satuan Tugas ak KVK-KVK- -
KVK
187. Buser Buru sergap ak KV-KVK -
188. Botasupal Badan Koordinasi abk KV-KV-KV- -
Pemberantasan uang KVK
Palsu
189. Menakertrans Menteri Tenaga Kerja ak KV-KV-KVK- -
dan Transmigrasi KKVKK
190. Menhum dan Menteri Hukum dan ak KVK-KVK -
HAM Hak Asasi Manusia
191. Mentamben Menteri Pertambangan ak KVK-KVK- -
dan Energi KVK
192. Aspekindo Asosiasi Pengusaha ak VK-KV-KVK- -
Konstruksi Indonesia KV
193. Koarmatim Komando RI kawasan Timur ak KV-VK-KV-KVK -
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib
56
1 2 3 4 5 6
194. KOMPAKK Komite Masyarakat abk KVK-KVK +
Pemalang Anti Korupsi
195. Ancu Andalan Cabang Urusan abk VK-KV -
196. Inpub Instruksi Bupati ak VK-KVK -
197. patwal Patroli dan pengawalan ak KVK-KVK -
198. Permen Otda Peraturan Menteri ak KVK-KVK +/-
Otonomi Daerah VK-
199. labfor Laboratorium forensik ak KVK-KVK -
200. Pangkotama Panglima Komando ak KVK-KV-KV- -
Utama KV
201. Simak Solidaritas masyarakat ak KV-KVK +
Jepara antikorupsi
Keterangan: K = Konsonan
V = Vokal
+ = secara leksikal sudah bermakna
- = secara leksikal tidak bermakna
nkshakhlksajsjalksjlkqajiiiiiiiib