Anda di halaman 1dari 29

BAB 4

PEMBELANJAAN LINGKUNGAN
TAHUNAN PERUSAHAAN

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara


kamu dan mengerjakan amalan-amalan yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. (Quran An Nuur : 55).

Tujuan Pembelajaran:
Setelah membaca bab ini, Anda diharapkan akan mampu untuk:
1. Memahami ciri khas bahan baku
2. Memahami pembelian bahan baku
3. Memahami perhitungan bahan yang dikeluarkan
4. Memahami perbandingan metode persediaan
5. Memahami harga terendah dari harga pokok dan harga pasar
6. Memahami prosedur pengendalian
7. Memahami perlakuan limbah dan emisi
8. Memahami pencegahan dan manajemen lingkungan
9. Memahami nilai pembelian bahan
10. Memahami memproses biaya
11. Memahami pendapatan lingkungan

4.1 Pendahuluan
Belanja merupakan pemperolehan barang atau jasa dari penjual dengan
tujuan membeli pada waktu itu. Belanja adalah aktivitas pemilihan dan/atau
membeli. Dalam beberapa hal dianggap sebagai sebuah aktivitas kesenggangan
juga ekonomi. Bab ini akan membahas informasi tentang item-item pembelanjaan
lingkungan perusahaan atau kategori biaya pada perusahaan.
4.2 Ciri Khas Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan mentah dasar yang akan di olah menjadi
barang jadi. Biaya bahan baku ada yang bersifat langsung atau pun yang tidak
langsung. Bahan langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mudah ditelusuri
dan dikuantifikasi pada produk, 2) Merupakan bahan utama dari barang jadi, 3).
Dapat diidentifikasi langsung dengan produksi barangnya. Bahan tak langsung
mencakup semua bahan lain yang dipakai dalam proses produksi (misalnya cat
meja) dan dipandang sebagai biaya overhead pabrik.

4.3 Pembelian Bahan Baku


Terdapat tiga jenis bentuk formulir yang digunakan dalam pembelian bahan
baku. Bahan baku langsung dan bahan tak langsung dibeli dengan cara yang sama,
namun dalam cara penyerahan barang baku terdapat perbedaan.
1) Permintaan pembelian (purchase requisition). Berupa pesanan tertulis yang
dialamatkan ke departemen pembelian sebagai pemberitahuan tentang
kebutuhan akan bahan tertentu. Surat tersebut dibuat dengan rangkap dua,
aslinya dikirim kepada Departemen Pembelian, tembusannya ditahan oleh
bagian yang mengajukan permintaan.
2) Pesanan pembelian (purchase order). Ini merupakan permintaan tertulis
kepada pihak pensuplai yang dikirim oleh departemen penjualan. Dalam surat
pesanan itu dinyatakan jumlah yang diminta, harganya, dan syarat-syarat
pembelian. Dibuat rangkap 5 (lima), aslinya dikirim ke pada pensuplai,
selembar tembusannya ditahan oleh Departemen Pembelian dan tembusan
lainnya dikirim ke departemen akuntansi, departemen pembayaran utang
dagang dan departemen penerimaan.
3) Laporan penerimaan barang (receiving report). Ini merupakan laporan tertulis
yang dibuat oleh departemen penerimaan setelah menerima barangnya.
Formulir ini merupakan alat untuk mengecek penyimpangan banyaknya
barang, dan mencatat barang-barang yang rusak. Formulir ini dibuat rangkap 5
(lima), masing-masing lembaran dikirim kepada departemen pembelian,
departemen pembayaran utang dagang, departemen akuntansi, departemen
pemesanan dan departemen pergudangan.
Dalam metode persediaan berkala pembelian bahan baku dicatat pada
perhitungan yang berjudul pembelian bahan baku. Bila terdapat perkiraan
persediaan bahan awal, maka pembelian bahan baku dicatat dalam perkiraan
persediaan bahan awal. Pada sistem persediaan tetap, pembelian bahan baku
dicatat pada perkiraan yang berjudul daftar persediaan bahan baku atau persediaan
bahan baku, dan bukan pada persediaan pembelian. Maka bila terdapat daftar
persediaan awal bahan baku, juga akan dicatat pada perkiraan persediaan bahan
baku.

4.4 Perhitungan Bahan yang Dikeluarkan


Terdapat dua sistem perbandingan persediaan yang dilakukan dalam hal ini
yaitu: sistem persediaan berkala dan sistem persediaan tetap. Perbandingan antara
ke dua sistem persediaan ditunjukkan di bawah ini:
Sistem persediaan berkala Sistem persediaan tetap
Persediaan bahan (awal) Bahan yang dikeluarkan di
+ pembelian bahan dibebankan kepada perkiraan

Persediaan bahan yang tersedia Barang dalam proses sewaktu


- persediaan bahan (akhir) digunakan, lalu persediaan

Harga bahan yang dikeluarkan Akhir bahan dapat langsung


dibaca pada perkiraan
persediaan bahan baku .
Dalam sistem berkala, perkiraan persediaan bahan dan perkiraan barang
dalam proses mempunyai saldo historis. Kedua perkiraan ini harus disesuaikan
agar dapat mencerminkan saldo akhir pada setiap saat. Saldo itu tetap tidak
berubah-ubah pada jangka masa yang baru sampai pada saat disesuaikan melalui
perhitungan tersebut di atas.
Pada periode perubahan harga akan timbul masalah berhubungan dengan
penilaian persediaan bahan. Misalnya: harga manakah yang harus dibebankan
kepada bahan yang dalam persediaan pada akhir suatu kurun waktu (persediaan
akhir bahan), lalu haruskah nilai dari bahan yang dikeluarkan untuk produksi
selama masa ini ditentukan berdasarkan harga unit awal, harga unit rata-rata atau
harga unit terakhir? Karena jawaban atas pertanyaan ini sangat tergantung pada
jenis perusahaan, empat metode telah dikembangkan untuk menentukan nilai
persediaan akhir serta harga pokok bahan baku yang dikeluarkan selama periode
pembelian harga:
1) Identifikasi khusus
2) Harga rata-rata yang sederhana atau yang dibobotkan
3) Masuk awal, ke luar awal (FIFO)
4) Masuk akhir, ke luar akhir (LIFO)

4.5 Perbandingan Metode Persediaan


Metode yang dipilih akan menentukan nilai bahan yang dikeluarkan serta
nilai persediaan akhir. Sistem persediaan yang diterapkan juga akan
mempengaruhi nilai-nilai itu. Maka suatu perusahaan harus memilih secara
seksama metode penilaian persediaan yang digunakan, karena berdasarkan asas
konsistensi ditegaskan bahwa metode yang telah dipilih harus dipertahankan pada
setiap periode. Perubahan metode hanya akan dilakukan bila terbukti bahwa
dengan perubahan tersebut lebih menjamin ketelitian keuangan perusahaan.

4.6 Harga Terendah dari Harga Pokok dan Harga Pasar


Harga terendah dan harga pokok dan harga pasar merupakan kaidah yang
menegaskan bahwa persediaan (inventaris) harus dinilai pada nilai terendah antara
harga pokok yang lama (pada saat pembelian) dan harga pasaran kini.
1) Pada umumnya, pada saat inflasi, harga historis akan lebih murah dari pada
harga pasar sekarang, sehingga tidak perlu diadakan penyesuaian harga.
2) Bila harga pasar lebih rendah dari harga pokok, persediaan akhir harus dinilai
dengan harga pasar. Hal ini didasarkan atas konservatisme yang menyatakan
bahwa setiap kerugian harus diketahui pada masa terjadinya.
3) Jika nilai persediaan di bawah harga terendah dari harga pokok dan harga
pasar, kerugian yang diakibatkan pada umumnya ditambahkan kepada harga
pokok barang yang diproduksi.

4.7 Prosedur Pengendalian


Karena persediaan merupakan investasi utama bagi suatu perusahaan,
pengendalian yang memadai sangat mendasar. Tingkat persediaan bahan baku
didasarkan pada produksi terencana, yang pada gilirannya didasarkan pada
peramalan penjualan. Secara umum terdapat lima macam prosedur pengendalian,
yaitu:
1) Pendauran Pesanan
Persediaan bahan baku ditinjau menurut suatu daur tertentu, dan pesanan
diadakan untuk mempertahankan tingkat persediaan yang dikehendaki.
2) Metode minimimun-maksimum
Menentukan tingkat persediaan minimum dan maksimum. Pesanan kembali
diadakan pada saat tercapai tingkat minimum.
3) Metode dua tempat
Metode ini dipakai untuk bahan yang murah. Bila tempat yang satu kosong,
diadakan pesanan baru, dan isi tempat yang lain mencukupi untuk memenuhi
keperluan sampai saat diterimanya pesanan itu.
4) Rencana ABC
Metode ini diterapkan bila terdapat beraneka ragam bahan dengan nilai yang
berbeda. Jenis bahan yang lebih mahal diperiksa lebih sering dan dimonitor
secara lebih seksama.
5) Metode pemesanan otomatis
Pesanan diadakan secara otomatis, bilamana tersedianya mencapai tingkat
tertentu. Metode ini paling tepat penerapannya dengan adanya komputer.

4.8 Perlakuan Limbah dan Emisi


Perlakuan biaya limbah dan emisi sesuai dengan output non produk dari
perusahaan, harus ditujukan terhadap media lingkungan yang berbeda. Limbah
kumpulan, biaya daur ulang dan biaya penjualan yang paling nyata dipantau.
Bagian pertama ini meliputi semua jenis dari biaya perlakuan dari output non
produk sementara mengikuti bagian yang ditujukan mencegah dari limbah dan
emisi. Tabel 4.1. berikut menyajikan pembelanjaan lingkungan/biaya dan
pendapatan/laba.

Tabel 4.1. Pembelanjaan lingkungan/biaya dan pendapatan/laba-laba

Udara/Iklim

Biodiversity/Landsape
Kebisingan/Getaran
Limbah Air

Raadiasi

Total
Limbah
Air Tanah

Lainnya
Media Lingkungan
Biaya Lingkungan/Kategori Pembelanjaan

1. Perlakuan Limbah dan Emisi


1.1 Penyusutan terkait perlengkapan
1.2 Perbaikan dan operasi material dari jasa
1.3 Terkait personel
1.4 Fess, pajak, perubahan
1.5 Dendan dan hukuman
1.6 Asuransi untuk kewajiban lingkungan
1.7 Provisi untuk biaya pembersihan
2. Pencegahan dan Manajemen Lingkungan
2.1 Jasa eksternal untuk manajemen lingkungan
2.2 Personel untuk aktivitas manajemen lingkungan
umum
2.3 Penelitian dan pengembangan
2.4 Pembelanjaan ekstra untuk teknologi pembersih
2.5 Biaya manajemen lingkungan biaya
3. Nilai pembelian bahan dan output non produk
3.1 Bahan baku
3.2 Bingkisan
3.3 Bahan-bahan pelengkap
3.4 Energi
3.5 Air
4. Biaya pemrosesan dari output non produk
∑ Pembelanjaan lingkungan
5. Pendapatan lingkungan
5.1 Subsidi, awards
5.2 Laba lainnya
∑ Pendapatan lingkungan
Sumber: UNDSD, 2000
Penyusutan untuk Alat-Alat Perlengkapan Terkait
Aktiva yang paling nyata pada bagian ini adalah menolak kepadatan
(compactors), kumpulan kontainer dan kendaraan, sistem perlindungan limbah,
saringan polusi udara, pemberitahuan penyusutan investasi, penanganan limbah
pabrik, dsb. Tetapi yang tidak boleh ketinggalan adalah pengamatan terhadap
perlengkapan tersembunyi. Semua ini tergantung kepada jenis bisnis dan laporan
dari manajemen lingkungan, pabrik-pabrik mungkin telah siap untuk memisahkan
pusat biaya. Kategori Tanah/daratan juga termasuk area seperti perlindungan
tanaman, penanaman ulang dan perbaikan atau situs yang terkontaminasi.
Satu aktiva (misalnya investasi) dikenali pada neraca jika penghematan
biaya ekonomi masa depan adalah mungkin dan reliabilitas nilai dapat diukur.
Investasi dimodali dan dihitung oleh penyusutan dalam laba rugi, kalau
melahirkan satu manfaat dimasa mendatang, mereka dengan segera dibebankan.
Sebagaimana aturan, beban tidak memimpin terhadap biaya penghematan
ekonomi masa mendatang yang harus dibebankan pada tahun dimana mereka
terjadi. Teknologi end-of-pipe mensyaratkan suatu aktiva sebagaimana mereka
diperlukan oleh otoritas regulator untuk kontinuitas produksi. Nilai mereka dapat
dengan mudah diukur sebagaimana mereka secara khas berdiri sendiri
memfasilitasi perlakuan.
Masalah pembayaran, badan akuntansi Eropa merekomendasikan bahwa
biaya yang terjadi untuk mencegah dampak lingkungan masa depan harus
dimodali dimana biaya pembersihan untuk kerusakan lingkungan masa lalu harus
dibebankan saat mereka tidak menghasilkan manfaat masa yang akan datang.
Demikian juga, perlakuan biaya dan pencemaran lingkungan umumnya harus
dibebankan. Kapitalisasi dan biaya lingkungan hanya diijinkan kalau menghemat
biaya ekonomi masa depan, meningkatkan efisiensi atau mungkin meningkatkan
keselamatan yang dihasilkan dari beban saat ini.
Dalam setiap jenis aktivitas dan terutama dalam investasi, perlu
dilakukan tambahan terhadap tujuan penggunaan primer mereka (biasanya dalam
konteks ekonomi), juga aspek lingkungan (bolak balik), terdapat masalah
substansial terkait pertanyaan aktual dan deferral, misalnya, dalam hubungannya
dengan ukuran untuk meningkatkan keselamatan tempat kerja, jaminan sekuritas
atau infrastruktur.
Satu alokasi bersih hanya mungkin untuk investasi di akhir teknologi
end-of-pipe, bagaimana pun, tidak mampu untuk menunjuk satu masalah emisi
sepenuhnya kecuali biasanya hanya mengubah urutan terhadap sarana lingkungan
lain (misalnya dari udara ke tanah). Perasionalan investasi yang diterapkan
sehubungan dengan kedatangan dari satu teknologi, seperti aturan, memimpin ke
arah pengurangan dari biaya dan emisi.
Masalah dalam mengevaluasi investasi end-of-pipe dari satu pandangan
lingkungan sehubungan dengan fakta bahwa tidak ada hal demikian sebagai satu
perlindungan investasi lingkungan sesuai seperti ukuran yang tidak mendukung
solusi berkelanjutan dari masalah ekologis tapi sekedar membantu untuk
memerangi gejala. Bagaimana pun, penilaian terpisah dari investasi perlindungan
lingkungan, misalnya penyaringan teknologi dalam kategori dari aktiva tetap
biasanya hanya mungkin dilakukan jika merupakan bagian investasi cod-of-pipe.
Investasi pada perlindungan lingkungan dan ukuran pencegahan polusi
dihitung dalam kaitannya dengan penyusutan tahunan, berlandaskan satu penilaian
dari bagian investasi yang dianggap disebabkan oleh perlindungan lingkungan.
Investasi sebesar 100 persen pada lingkungan dalam kasus teknologi end-of-pipe.
Investasi yang dibuat semata-mata bertujuan untuk perlakuan emisi, khususnya
teknologi end-of-pipe, yaitu alat yang diinstal untuk membersihkan atau untuk
tujuan pembersihan setelah proses produksi. Saringan, kumpulan limbah dan
penanganan limbah air pabrik adalah akhir dari teknologi end-of-pipe yang
membantu untuk berkonsentrasi atau menahan unsur beracun. Bagaimana pun,
mereka biasanya tidak menyelesaikan masalah pada sumber, tapi mencegah yang
tak terkendali sebagai pertukaran untuk pengendalian. Manajer lingkungan akan
mendefinisikan limbah dan fasilitas perlakuan emisi dari perusahaan sedangkan
akuntan mungkin sesudah itu menentukan nilai pembelian mereka dan penyusutan
tahunan.
Seperti hukum perpajakan selalu sama relevansinya di semua negara
dalam menentukan bagaimana laba akuntansi (dalam pelaporan keuangan)
terdefinisi dan ditentukan, penyusutan yang ditagih pada laporan keuangan
mungkin tidak relevan terhadap penentuan pajak laba. Di Inggris, penyusutan.
yang ditagih pada laporan keuangan ditambahkan kembali terhadap laba akuntansi
yang dinyatakan laporan, kemudian satu perhitungan alternatif dilakukan
(dimasukkan “modal pinjaman”), berlandaskan pada standar ketentuan
departemen perpajakan, dan pengurangan dalam rangka untuk menghitung pajak
laba. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat (dan harus) menagih penyusutan
pada rekening mereka pada jumlah yang mereka yakini benar-benar
mencerminkan manfaat hidup dari aktiva mereka, tidak disimpangkan oleh setiap
pertimbangan pajak. Ketika biaya dari pembelanjaan, penilaian dari penyusutan
mungkin berlandaskan pada pembelian kembali nilai-nilai. Kalau ini adalah
praktek umum pada perusahaan, biaya keuangan juga boleh dikutip.

Pemeliharaan dan Operasi Bahan dan Jasa


Setiap kali investasi terkait lingkungan dan alat-alat perlengkapan telah
didefinisikan dengan baik, biaya tahunan terkait operasi material dan
perlengkapan, pemeliharaan, inspeksi dsb, dapat ditentukan dan membantu bagian
ini.

Personalia Terkait
Waktu membelanjakan penanganan limbah dan emisi terkait investasi
dihitung disini. Waktu menghabiskan ketidakefisiensian produksi, limbah yang
dihasilkan, dan waktu yang dihabiskan untuk aktivitas manajemen lingkungan
umum harus dikutip dimanapun. Bagian ini sebagian besar berlaku bagi
personalia dari departemen pengumpulan limbah, dan orang-orang yang
berwenang dan limbah air dan pengendalian emisi udara, sesuai secara langsung
dengan identifikasi limbah dan aliran emisi dan perlengkapan.

Iuran, Pajak, Beban


Semua penjualan, ekses pipa untuk membuang kotoran (sewer) dan biaya
saluran kotoran ke sungai (effluent), tetapi juga biaya untuk lisensi spesifik, atau
pajak lingkungan, jika bisa diterapkan, harus dikutip sini. Pada beberapa negara,
eco-taxes mengambil input energi dan air, seperti halnya kemasan dan kadang
kala kimia spesifik yang penuh resiko. Pada sisi output, pajak dan beban dapat
mengambil volume limbah, limbah air dan emisi udara.

Denda dan Hukuman


Dalam kasus dari non-compliance yang menjengkelkan, denda dan
hukuman mungkin ditagih. Beberapa permintaan petunjuk pelaporan
mengungkapkan hal ini secara terpisah, dengan tanpa melihat jumlah mereka
dalam hubungannya terhadap pembelanjaan signifikan lainnya. Mereka masih
tidak dapat menemukan pada beberapa laporan, mungkin karena perusahaan pada
garis terdepan mengungkapkan pelaporan kinerja lingkungan bukan denda dan
hukuman yang dapat ditagih.

Asuransi untuk Kewajiban Lingkungan


Firma dapat mencakup diri mereka sendiri versus risiko kewajiban
dengan jalan asuransi. Kontribusi tahunan terhadap asuransi versus kerusakan
tradisional dari orang-orang, barang-barang dan biodiversitas yang menyebabkan
bahaya dan aktivitas yang berpotensi berbahaya harus dikutip sini. Asuransi
meliputi risiko yang lebih tinggi dari api atau kerusakan lain terhadap sisi
produksi atau angkutan sehubungan dengan substansi dengan unsur penuh risiko
dan proses berbahaya juga harus dikutip sini. Asuransi untuk kewajiban
lingkungan umumnya teralokasikan ke kolom biaya lain dibandingkan terhadap
media lingkungan spesifik.
Kewajiban lingkungan bertujuan membuat agen yang menyebabkan
kerusakan lingkungan (polusi) membayar perbaikan kerusakan yang telah mereka
sebabkan. Peraturan lingkungan dan standar akuntansi dari kewajiban berbeda
dari bangsa ke bangsa. Sering hanya yang berbahaya dan aktivitas yang berpotensi
berbahaya menyebabkan kerusakan langsung terhadap orang (cedera pribadi),
barang-barang (kerusakan hak milik) dan kadang kala biodiversitas atau sisi
kontaminasi ditangkap dan pemimpin di bawah kewajiban langsung. Kewajiban
langsung berarti bahwa tidak dibutuhkan untuk mendirikan satu kesalahan pada
bagian dari aktor, tetapi sekadar fakta yang satu tindakan (atau penghilangan pada
hal itu) benar-benar memiliki penyebab kerusakan.
Availabilitas dengan jaminan sekuritas keuangan, seperti asuransi,
penting untuk memastikan bahwa kewajiban lingkungan lebih efektif. Efektivitas
dari setiap kewajiban regim menjadi sah bergantung kepada kapasitas dengan
otoritas administratif dan hukum untuk memperlakukan kasus expeditiously,
seperti halnya berarti sesuai dari akses terhadap keadilan yang tersedia bagi
publik.
Pengalaman dengan Legislasi Superfund U.S. (kewajiban untuk
membebaskan dari sisi kontaminasi) memperlihatkan kebutuhan untuk
menghindari polusi yang memperbolehkan lubang kecil didinding untuk
menghindari kewajiban dengan mengirimkan aktivitas yang penuh resiko untuk
modal perusahaan yang kurang baik yang menjadi bangkrut pada peristiwa
dimana terdapat kerusakan lingkungan yang berpengaruh nyata. Jika perusahaan
dapat mengatasi diri mereka sendiri melawan kewajiban dengan jalan asuransi,
mereka tidak akan cenderung memilih rute yang bertentangan ini.
Perusahaan yang lebih kecil, sering kekurangan sumber daya yang
diperlukan untuk mengimplementasikan sistem manajemen risiko seefektif
seluruh dan rekan pendamping mereka yang lebih besar, sering menjadi tanggung
jawab untuk lebih tinggi membagi kerusakan dibandingkan ukuran mereka yang
akan diramalkan. Ketika mereka menyebabkan kerusakan, mereka juga kurang
mungkin untuk memiliki sumber daya keuangan untuk dibayar mengganti
kerugian yang rusak. Ketersediaan asuransi (atau bahkan kebutuhan) mengurangi
risiko perusahaan yang diungkapkan. Mereka dengan demikian juga kurang
cenderung mencoba untuk kewajiban yang berbelit-belit.
Belanja tahunan untuk asuransi diperlihatkan pada perhitungan laba rugi.
Tapi kalau pembayaran asuransi diperlukan, perusahaan harus mencatat pada
bagian kaki dari bill. Dengan demikian, walaupun dengan risiko diliputi oleh
asuransi, sisa kerusakan diliputi oleh perusahaan. Itulah kenapa kewajiban yang
kurang terukur harus dikutip pada neraca.
Ketetapan untuk Pembebasan dari Biaya, Pengobatan, Dsb.
Ketetapan adalah satu instrumen klasik untuk skema perlindungan resiko
perusahaan pada neraca dan harus dibentuk untuk kewajiban kontingen dan
kerugian potensial dari transaksi bisnis yang tertunda. Fungsi dan ketetapan
adalah untuk mempertimbangkan dan mengantisipasi pembelanjaan masa depan
dan kewajiban untuk membantu perusahaan melindungi sendiri risiko kontingen.
Perlu dicatat bahwa ketetapan siap di bawah hukum dagang dan dikenal dengan
otoritas fiskal mungkin sangat berbeda suatu waktu.
Ketetapan untuk pembelanjaan yang dapat diterima di bawah hukum
dagang domestik dan ketetapan untuk reparasi yang tertunda dan pemeliharaan
dan untuk menunda pembersihan dan menggali bahan umumnya tidak dibawa
sebagai kewajiban menurut Standar Akuntansi Internasional (IAS) seperti Komite
Standar Akuntansi Internasional (IASC) yang mensyaratkan di dalamnya definisi
dan kewajiban bahwa memimpin terhadap obligasi lancar yang dihasilkan di masa
mendatang pada satu outflow sumber daya. Ketetapan tersebut di atas, bagaimana
pun, didasari kewajiban internal yang tidak memerlukan kewajiban langsung vis-
à-vis orang ke tiga. Ini dimaksudkan bahwa tidak ada kewajiban dan karenanya
tidak ada kesempatan untuk merencanakan di depan oleh ketetapan pembentukan.
Satu kewajiban adalah kewajiban sekarang dari sebuah perusahaan,
ditunjukkan dari peristiwa masa lalu, perhitungan hari dan yang diharapkan untuk
dihasilkan dalam outflow kas masa depan atau penggunaan dari sumber daya lain,
dengan demikian mewakili beban ekonomi perdagangan masa depan.
Ketidakpastian yang pertama berhubungan terhadap kejadian dan kewajiban,
sedangkan ketidakpastian kedua berkaitan dengan jumlah (yaitu, berapa banyak
biayanya?).
“Sebuah ketidakpastian adalah suatu kondisi atau situasi, hasil akhir dari
untung atau rugi, akan dikonfirmasikan hanya pada kejadian, atau bukan kejadian,
dari satu atau lebih kejadian masa depan.” Contoh dan kewajiban (ketidakpastian)
yang mungkin muncul dan sebuah aktivitas perusahaan termasuk:
 Pencemaran air bumi (misalnya, bekerja dengan unsur yang berisi zat pelarut).
 Pencemaran permukaan air (misalnya dan kerusakan tumpahan dan angkutan).
 Pemancaran udara (misalnya, pelepasan sehubungan dengan pengakuan polusi
perlengkapan).
 Pemancaran energi (misalnya, pemancaran radio aktif).
 Pencemaran tanah (misalnya, dan permukaan air yang terkontaminasi dengan
kehilangan perlindungan).
Kewajiban vis-a-vis orang ke tiga menggaris formasi dan ketetapan
terutama mungkin langsung dari ketentuan peran hukum pubrik dan untuk
beberapa lingkungan, hukum sipil dan pidana. Tugas perlindungan lingkungan
perusahaan harus dilaksanakan di bawah hukum publik meliputi bea untuk
menyesuaikan alat-alat perlengkapan dan prosedur terhadap bagian dan seni,
untuk membuat ketetapan bagi pembersihan limbah dan daur ulang pada skala
interval, untuk menanami ulang dan menempatkan unsur dari susbtansi pada
interval non berkala, dan untuk membersihkan tanah yang terkontaminasi.

Bea untuk Menyesuaikan Alat-alat Perlengkapan dan Prosedur


terhadap State Of the Art
Sebagai hasil dari stated of the art terdahulu, tanaman industri
terakreditasi di masa lalu tidak lagi dijumpai sesuatu yang sah
dibutuhkan bersangkutan. Dalam rangka mematuhi nilai-nilai maksimum
baru untuk emisi kritis, hukum biasanya mewariskan periode peralihan
untuk pabrik yang sudah ada yang dapat dikenakan untuk persetujuan.
Sementara, dan satu segi pandangan yang sah, bea yang disesuaikan
memunculkan segera pengaruh hukum yang bisa diterapkan, daftar
pustaka kadang kala juga mesyaratkan satu hubungan kausal ekonomi
dalam urutannya untuk ketetapan bentuk.

Bea untuk Menyingkirkan dan Mendaur Ulang Limbah


Kalau terdapat sebuah backlog pada neraca yang memotong
tanggal dalam mematuhi kebersihan limbah buangan dari daur ulang
timbul pada periode interval, ini harus dipertanggungjawabkan untuk
formasi dan ketetapan.
Pengobatan dan Bea Penjualan
Khususnya dalam pekerjaan tambang atau dalam hubungan
dengan ereksi dan penjualan dari pembangkit listrik dan baris, terdapat
aturan yang mengharuskan ukuran menyeluruh untuk menyimpan ulang
pemandangan asli (misalnya, jalan dan sungai pembangkit listrik) atau
pengendalian terkontrol dari bangunan (misalnya, dan pembangkit listrik
tenaga nuklir).

Pembersihan dan Pencemaran


Ketetapan untuk pembersihan tanah yang terkontaminasi harus
dibentuk ketika terdapat sebuah kemungkinan bahwa bea muncul,
bagaimana pun, paling lambat ketika otoritas yang memiliki pengetahuan
dari sisi yang terkontaminasi. Pada beberapa negara, hukum perpajakan
nasional mengharuskan bahwa satu ketetapan untuk biaya yang akan
datang menjadi terhitung hanya satu kali kewajiban sah untuk aksi yang
telah didirikan.
Ketetapan untuk membersihkan dari tanah yang terkontaminasi
berhubungan terhadap tanah dan air bumi. Bea remediasi dan aspek dari
perlindungan pemandangan dan biodiversitas harus dikutip pada masing-
masing kolom.
Sebagaimana halnya formasi dari ketetapan untuk ukuran perlindungan
lingkungan spesifik, hal ini mungkin meringkas bahwa pada peristiwa dimana
sebuah perusahaan diperlukan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang
telah terjadi, terutama dalam konteks membersihkan tanah yang terkontaminasi,
satu ketetapan karena akibat hubungan kausal ekonomi di masa lalu, sedangkan
bea untuk menyesuaikan terhadap standar teknis baru biasanya menghalangi
ketetapan yang tampak pada pendapatan masa mendatang, kecuali jika bea yang
diadaptasi berada pada tanggal potongan.
Oleh sebab itu, risiko dan keharusan masa depan tidak dapat secara total
dipertimbangkan pada neraca tahunan. Ini menciptakan masalah untuk akuntansi
biaya berdasarkan penjumlahan biaya lingkungan untuk diestimasi. Dalam rangka
memperoleh satu daftar menyeluruh dengan biaya lingkungan, sebaiknya dinilai
seluruh obligasi masa depan meskipun diharuskan di bawah hukum komersil dan
fiskal. Sementara itu perlu menyediakan landasan bagi perhitungan, atas dasar
dari penerapan peraturan neraca nasional, kemungkinan dari satu jurnal pada
neraca tahunan mungkin dipertimbangkan pada tahun ke dua.

4.9 Pencegahan dan Manajemen Lingkungan


Berbeda dengan blok yang pertama sesuai dengan perlakuan emisi, bagian
ini sesuai dengan biaya pencegahan dan biaya untuk aktivitas manajemen
lingkungan umum.

Jasa Eksternal untuk Manajemen Lingkungan


Semua jasa eksternal untuk konsultan terkait lingkungan, pelatihan,
inspeksi, audit dan komunikasi harus dikutip sini dan sejauh mungkin
dialokasikan terhadap media lingkungan relevan. Pada umumnya, meskipun
demikian, jumlah akan ditandai terhadap kolom dari “beban lainnya” sebagaimana
mereka pada dasarnya meliputi seluruh jumlah aktivitas perusahaan. Ini sangat
mendesak tidak untuk menaksir terlalu tinggi bagian lingkungan dan jasa ini. Juga
biaya untuk mencetak laporan lingkungan dan komunikasi lain - terkait aktivitas
seperti eco-sponsoring harus diringkas dalam pengertian ini. Beban terkait akan
mungkin tidak secara sistematis terkumpul pada satu akun atau pusat biaya tetapi
menyebar diseluruh perusahaan dan akun yang berseberangan. Satu sesi ingatan
yang cepat pada proyek dan aktivitas tahun lalu dari tim lingkungan akan
memastikan bahwa semua pembelanjaan relevan dapat dilacak kebelakang dan
dialokasikan terhadap item-item pembelanjaan dan pusat biaya dapat ditingkatkan.

Personalia untuk Aktivitas Manajemen Lingkungan Umum


Bagian ini meliputi personalia internal untuk aktivitas manajemen
lingkungan umum, tidak secara langsung berhubungan terhadap perlakuan emisi
atau produksi dan output non produk. Jam kerja untuk program pelatihan
termasuk biaya bepergian, aktivitas manajemen lingkungan dan proyek, audit,
kepatuhan dan komunikasi harus ditaksir dan dievaluasi dengan masing-masing
biaya jam kerja.

Penelitian dan Pengembangan


Kontrak eksternal dan jam staf internal untuk penelitian terkait
lingkungan dan proyek pengembangan harus dikutip secara terpisah dari aktivitas
manajemen lingkungan umum, seperti jumlah mereka kadang-kadang dapat
menjadi substansi, perbandingan yang menyimpang dengan tahun sebelumnya
dan sisi lainnya. Juga beberapa negara memerlukan pengungkapan dari gambar
ini. Lagi, penyebab diperlukan dalam rangka tidak untuk menaksir terlalu tinggi
bagian lingkungan. Sekarang ini pada negara berkembang, mempertimbangkan
aspek lingkungan pada proyek penelitian dan pengembangan adalah state of the
art dan tidak boleh dilebih-lebihkan. Penghematan biaya untuk lingkungan alam
sering satu keuntungan kebetulan ukuran untuk meningkatkan efektivitas
produktifitas dan biaya. Hanya jika tujuan utama dari proyek adalah untuk
meningkatkan mutu kinerja lingkungan jam personalia dan terkait beban dikutip
di bawah lingkungan.

Pembelanjaan Ekstra untuk Teknologi Pembersih


Kebanyakan investasi pencegahan polusi melibatkan satu bagian dari
peningkatan lingkungan dan satu bagian dari meningkatkan produksi, dengan
masing-masing bagian ditaksir dengan suatu telaah panel. Integrasi atau teknologi
pembersih diijinkan untuk proses produksi yang lebih efisien yang mengurangi
atau mencegah emisi pada sumber. Sering, teknologi baru juga menggunakan
sedikit energi, adalah lebih cepat dan memiliki kapasitas produksi. Misalnya,
sebuah pabrik baru pembotolan, adalah kurang ribut, memerlukan sedikit air dan
diperlengkapi dengan satu persediaan otomatis dan deterjen.
Keprihatinan lingkungan telah diintegrasikan ketika alat didisain. Karena
dan integrasi terhadap alat perlindungan lingkungan dan bahan dipertimbangkan,
pertanyaannya adalah sering ditujukan apakah dan untuk apa teknologi pembersih
harus dikutip seperti investasi untuk perlindungan lingkungan.
Untuk tujuan pemotongan, perbedaan biaya dari pendekatan demikian
terhadap suatu solusi lingkungan kurang baik, dengan nilai-nilai produksi yang
serupa dan state of the art dapat dipengaruhi. Jika terdapat perbedaan signifikan
dan investasi sebagian besar dilakukan untuk tujuan perlindungan lingkungan,
pembagian relevan dapat dikutip sebagai satu investasi lingkungan dan biaya
tahunan dipertimbangkan dengan penyusutan. Bagaimana pun, jika bagian state of
the art teknologi pembersih lancar dan sebagian besar telah diinstal sebagai satu
penggantian tetap dari satu alat tua, ini tidak boleh dipengaruhi sebagai investasi
lingkungan.
Berbeda dengan teknologi end-of-pipe, teknologi diintegrasikan anti
polusi merupakan bagian dan penghasilan biasa aktiva. Mereka sebagian besar
dibeli untuk tujuan ekonomi. Lingkungan menghasilkan bagian dan teknologi
pembersih sering tidak dapat ditentukan. Kadangkala, demi menambahkan
reputasi mereka, perusahaan cenderung terlalu menaksir bagian terkait lingkungan
dan investasi mereka. “Teknologi pembersih harus diperlakukan sebagai investasi
modal normal (aktiva) dan bukan sebagai investasi lingkungan karena:
 Investasi dibuat sebagian besar untuk alasan-alasan ekonomi
 Sulit untuk menentukan elemen pasti lingkungan dan teknologi pembersih.
Teknologi pembersih karena secara otomatis dimodali melebihi masa
manfaat mereka dan tidak membutuhkan beban dengan seketika. Satu insentif
selanjutnya, sebagaimana mereka tidak tampak di bawah pemimpin dan biaya
manajemen lingkungan, kepercayaan bahwa perlindungan lingkungan adalah
tanpa alternatif berhubungan dengan investasi yang mahal menjadi semakin
banyak dan tidak dapat dipertahankan. Selanjutnya, investasi dalam teknologi
pembersih harus disebutkan pada catatan keuangan dan/atau pelaporan
lingkungan, sebagaimana mereka merupakan unsur inti dan setiap solusi yang
terdiri dari pencegahan dibandingkan perlakuan.

Biaya Manajemen Lingkungan Lainnya


Berbagai biaya berhubungan terhadap perlindungan lingkungan,
misalnya biaya ekstra untuk pengadaan ekologis dibandingkan dengan materi
konvensional, dapat dikutip disini. Aktivitas Manajemen lingkungan yang lain
menyukai eco-sponsoring juga ditemukan dalam kategori ini. Satu bagian utama
dari biaya dalam kategori ini akan hampir bisa dipastikan terkait terhadap
komunikasi eksternal seperti misalnya publikasi dan Pelaporan Lingkungan.

4.10 Nilai Pembelian Bahan


Apapun yang tidak meninggalkan perusahaan sebagai satu produk adalah
satu tanda dari inefisiensi produksi dan harus menurut definisi limbah dan emisi.
Ditentukan untuk arus bahan, paling tidak, bahan mentah dan bahan pelengkap
yang sangat mendesak untuk penilaian biaya lingkungan. Pembelian biaya bahan
dari bahan limbah adalah faktor biaya lingkungan yang paling penting, akuntansi
untuk 40 sampai 90 persen dari total biaya lingkungan bergantung pada nilai dari
bahan baku dan intensita tenaga kerja dari sektor. Dalam perusahaan dengan
manajemen saham, bukan nilai untuk pembelian bahan, tetapi dikonsumsi untuk
produksi yang digunakan berturut-turut.

Gambar 4.1 Biaya Penjualan dalam Hubungannya terhadap Total Biaya dari
Output Non Produk

Biaya dari Output Produk


dalam Persen
Nilai pembelian bahan 60 persen
Biaya pemrosesan 20 persen
Handling dan Were house 10 persen
Perlakuan dan Penjualan 10 persen
Total biaya dan output non produk 100 persen

Biaya pembelian bahan dapat disusun sampai 70 persen dari total biaya
perusahaan. Potensi terbesar untuk penghematan biaya sering dalam blok biaya
bahan, tapi arus bahan harus dibuat tampak sebelum seluruh tabungan dapat
diidentifikasi. Mengurangi biaya dengan memotong di bawah berdasarkan
personalia yang mungkin memandu terhadap rugi dan mengetahui bagaimana
internal, mengurangi motivasi pekerjaan dan dengan demikian terjadi kerugian
ekonomi.
Koleksi dan publikasi dari data oleh para agen statistik atas operasi bisnis
dengan dan keseberang industri dapat menyediakan pengertian yang mendalam
pada input bahan utama. Sebagai contoh, Biro Statistic Australia mengumpulkan
data terperinci pada waktu tertentu berdasarkan operasi bisnis. Sebelum limbah
dan emisi terjadi, terkait dengan bahan telah:
 Dibeli (nilai pembelian bahan)
 Diantarkan, ditangani dan persediaan (biaya untuk manajemen
persediaan, penanganan dan transportasi)
 Diproses dalam berbagai langkah produksi (penyusutan peralatan, jam
kerja, bahan operasi dan pelengkap, biaya untuk keuangan dsb)
 Dikumpulkan sebagai sisa, limbah, dsb., diurutkan, diangkut,
diperlakukan, diangkut, persediaan, diangkut lagi dan selesai
 Pembatalan penempatan (iuran penjualan).
Perusahaan selanjutnya membayar tiga kali untuk output non produk:
1. Pembelian
2. Selama produksi, dan
3. Pada penjualan
Pertama dan utama bagian ini ditujukan bagian dan biaya ini, bahan limbah.
Bagian berikutnya menunjuk biaya penanganan dan proses, dan modal limbah
lainnya serta biaya tenaga kerja. Iuran penjualan dan alat-alat perlengkapan yang
terkait dengannya telah ditujukan pada bagian sebelumnya.
Input bahan dalam kilogram dan nilai moneten dapat dinilai dengan
menganalisis pembelian yang relevan, data penyimpanan dan penghasilan.
Panduan selanjutnya pada bagaimana caranya menghitung satu keseimbangan
arus bahan yang akan dibahas pada bab berikutnya. Sisi keluaran dari
keseimbangan arus bahan kemudian dikombinasikan dengan biaya pembelian
bahan dan membagi output dan non produk yang ditujukan terhadap media
lingkungan yang berbeda. Fluktuasi harga bahan mentah mungkin ditangani
menggunakan rata-rata harga yang diperoleh dengan hitungan internal, dengan
data dan akuntansi biaya.
Bahan Baku
Output bahan baku non produk kebanyakan akan menjadi cenderung
sebagai limbah padat. Hanya dalam seluruh kasus jarang dimana produk
perusahaan adalah berupa gas (gas industri, parfum), akan ditemukan di udara.
Lebih umum adalah satu produk cair (bir, susu) yang turun dengan limbah air.
Untuk satu taksiran pertama, persentase perhitungan internal perusahaan
untuk sisa biasanya dapat digunakan untuk mengestimasi output non produk
bahan baku. Padahal, dengan keseimbangan rincian arus bahan, persentase sisa
mungkin memerlukan penyesuaian. Alasan-alasan kenapa bahan baku tidak
menjadi produk adalah berjenis-jenis dan bernilai pembahasan.
Produk kembalian, pemusnahan, kemasan ulang untuk negara lain atau
permintaan pelanggan tetap, pengendalian kualitas, kerugian produksi, cacat
produksi, ampas, busuk di penyimpanan, penyusutan umur, dsb merupakan
beberapa dan penyebab yang meminta ukuran untuk banyaknya kenaikan efisiensi
produksi, mungkin mampu dari pandangan ekonomi dan ekologis.

Bahan Pelengkap
Materi ini menjadi bagian dari produk kecuali bukan komponen utama.
Sering, mereka tidak dimonitor secara terpisah. Output non produk mereka harus
ditaksir pada satu penilaian pertama dan mungkin dimonitor dalam proyek
terperinci akuntansi biaya.

Kemasan
Membeli kemasan untuk kebanyakan produk akan meninggalkan
perusahaan dengan produk, tetapi lagi terdapat satu persentase tertentu untuk
kerugian internal, misalnya, sehubungan dengan kemasan ulang untuk tujuan
spesifik, harus ditaksir. Pada beberapa negara, pajak diambil berdasarkan kemasan
produk, yang dihasilkan dalam item-item monitoring data yang baik. Nilai
pembelian bahan dan limbah kemasan produk harus ditaksir.
Kemasan untuk pembelian bahan termasuk dalam harga bahan dan tidak
dapat ditemukan dalam catatan pembelian. Jika tidak dapat dikembalikan ke
supplier, akhir limbah harus ditempatkan pada biaya yang tinggi. Keseimbangan
arus bahan oleh karenanya mengandung kemasan limbah produk dan kemasan
untuk bahan, pelengkap dan operasi.

Bahan-bahan Operasi
Bahan-bahan operasi menurut definisi tidak terkandung dalam produk.
Beberapa bahan di bangun ke dalam bangunan kantor dan alat tulis akan
meninggalkan perusahaan melalui pos, tetapi bagian utama dari kimia, bahan
pelarut, deterjen, cat, tempelan dsb. Beijalan terhadap output non produk.
Bahan-bahan operasional untuk perlakuan emisi, seperti dirumuskan
dalam item 1.1, harus dikutip secara terpisah dalam item 1.2. Hanya dimana ini
tidak mungkin karena tidak adanya catatan dan alokasi, mereka juga dapat
didaftarkan disini. Bahan-bahan operasional biasanya dihitung dalam menaikkan
biaya overhead produksi berdasarkan biaya baku dan dikutip dalam item ke 4.
Terutama, mereka harus dikurangi dan overhead dan dicatat secara terpisah disini.
Hal ini mungkin diperlukan untuk memisahkan bahan operasi yang
digunakan dalam produksi dari terpakai untuk penggunaan administratif.
Umumnya, ini mungkin diasumsikan untuk tujuan penilaian bahwa operasi bahan-
bahan untuk produksi menurut definisi tidak memasuki produk dan oleh sebab itu
meninggalkan perusahaan sebagai suatu output non produk. Kasus adalah berbeda
untuk bahan operasi yang digunakan untuk tujuan administratif seperti
kebanyakan masalah cetakan dan bahan iklan yang meninggalkan perusahaan
dalam pos tanpa sebab emisi langsung apapun pada batasan sistem dari pendapat
perusahaan.
Sebagai satu cross-check untuk output produk non bahan, isi bahan dan
limbah dapat dinilai dan dihitung ulang terhadap input material. Untuk limbah
padat, input material secara komparatif mudah untuk dinilai. Tapi beberapa dari
pembelian bahan-bahan tidak berakhir dalam penjualan, tapi dikonversi ke dalam
emisi udara atau dapat ditemukan dalam limbah air. Semua material yang mudah
menguap meninggalkan perusahaan melalui emisi udara yang diringkas dengan
nilai pembelian bahan mereka di bawah kolom udara. Dengan demikian, membagi
input bahan terhadap ketiga kolom ini adalah perlu dan dapat hanya ditaksir
diantara manajer produksi dan lingkungan, seiring dengan informasi yang
disediakan oleh controller.

Energi
Untuk input daya, proporsi dan konversi negeri yang tidak efisien
terhadap proses produksi telah ditaksir oleh manajer produksi. Nilai input bagian
dari energy ini ditujukan terhadap nilai pembelian material dari energy dan
terhadap energy dan ditujukan terhadap kolom udara/iklim dan limbah air, jika ini
dihasilkan pada suhu yang meningkat. Kerugian dan efisiensi dalam produksi
energy merupakan penilaian sebagai bagian dari biaya supply energy dan juga
dicatat disini.

Air
Semua material yang dapat ditemukan dalam limbah air diringkas disini.
Sebagai tambahan, pembelian biaya dan input air ditujukan pada kolom ini. Untuk
beberapa sektor, terutama pada industri makanan, beberapa air berjalan terhadap
produk, dimana kasus hanya satu persentase dari input air harus dikutip di bawah
nilai pembelian dari output non produk. Tidak ada nilai material harus ditemukan
pada kolom lainnya.

4.11 Memeroses Biaya


Seluruh output non produk keluaran tidak hanya memiliki nilai pembelian
material tetapi juga sudah mengalami proses pada perusahaan sebelum
meninggalkannya lagi. Dengan demikian, limbah tenaga kerja dan biaya modal
hams ditambahkan.
Kehilangan waktu kerja sehubungan dengan mefisiensi produksi dan satu
bagian penyusutan untuk mesin sebaik mungkin biaya lainnya harus bertanggung
jawab di bawah item ini. Untuk limbah dari bahan baku dan produk dalam
berbagai tahap dan produksi (biasanya padat atau cair) biaya produksi dihitung
sebagai satu persentase berdasarkan premium pada nilai pembelian material.
Limbah pelengkap dan operasi material seperti halnya kemasan harus dikutip di
bawah output material non produk dan tidak didaftarkan lagi atau kalau mereka
belum termasuk, mereka harus ditambahkan melalui biaya produksi. Untuk
energy dan air, tidak ada taksiran yang harus dibuat, sebagaimana mereka
memasukkannya ke dalam pembelian material.
Pada kolom energi, biaya proses hanya diterapkan jika perusahaan
menghasilkan energinya sendiri. Dalam analogi dengan estimasi untuk kerugian
dan efisiensi dalam tambahan biaya energi, proporsi yang sesuai juga harus
didaftarkan disini.

4.12 Pendapatan Lingkungan


Pendapatan lingkungan meliputi hanya laba aktual dan daur ulang material
atau subsidi dan dapat terjadi di semua kolom. Penghematan diperlakukan secara
terpisah di bawah penghematan biaya lingkungan.

Subsidi, Awards
Pada beberapa negara, investasi modal untuk perlindungan lingkungan dan
proyek untuk manajemen lingkungan menikmati subsidi, dikenakan pembebasan
pajak atau keuntungan lainnya. Subsidi harus dikutip disini, saat mereka
memaksudkan pendapatan aktual. Pembebasan pajak dan keuntungan non fiskal
harus dihitung ketika menentukan penghematan biaya yang ditunjukkan dan
investasi dari investasi dan proyek dan tidak dikutip disini.
Perusahaan dan manajer lingkungan mereka kadang kala menerima awards
eksternal untuk aktivitas mereka. Ketika hadiahnya nyata dan bukan suatu simbol,
pendapatan juga harus dikutip disini.

Laba Lainnya
Bagian ini meliputi laba dari penjualan limbah daur ulang. Mungkin laba
lainnya dapat diperoleh dari berbagai kapasitas terhadap suatu perlakuan limbah
air pabrik atau menyampaikan energy yang dihasilkan disisi eksternal.
DAFTAR PUSTAKAN

Australian Bureau of Statistics, 1997. Information paper: Availability of Statistics


Related to Manufacturing, Catalogue number 8205.0, Canberra,
Australia.

Australian Society of Certified Practicing Accountants, 1999. Environmental


Management Series, Melbourne.

Bartolomeo M., Bennet P., Bouma J., Heydkamp P., James P., Wolters T. Eco-
management Accounting as a Tool of Environmental Management, Final
report to the Ecomag Project, sponsored by EU DG XII.

Bennet M., James P, 1999. Applying Eco-Management Accounting, EIM,


Ecomag Project, Wolverhampton.

Bouma J.J., Wolters J. 1998. Management Accounting and Environmental


Management: A survey among 84 European companies, Erasmus Center
for Environmental Studies, Rotterdam.

Braun S., Clausen J., Lehmann S. 2000. Nachhaltigkeit.Jetzt!, Hrsg.: Future e.V.,
Munchen.

Brealey, R., Myers,S. 1991. Principles of Corporate Finance: Application of


Option Pricing Theory (New York, NY: McGraw-Hill.

Bundesumweltministerium/Umweltbundesamt (Hrsg.), 1996. Handbuch


Umweltkostenrechnung, Vahlen-Verlag, Munchen.

Commission of the European Union, 2000. White Paper on Environmental


Liability, Brussels, February.

Commission of the European Union, 2000. Draft Commission Recommendation


on the recognition, measurement and disclosure of environmental issues
in the annual accounts and annual reports of companies, Brussels, May.

Coopers & Lybrand, 1997. Manufacturing Costing Benchmarking Study.


Summary Feedback Document for Study Participants, Intern Draft:
December 17 (Coopers Proprietary Information).

Dimitroff-Regatschnig H., Jasch Ch., Schnitzer H, 1997. Entwicklung eines


methodischen Ansatzes zur Ableitung von Umweltkosten aus dem
betrieblichen Rechnungswesen, Studie im Auftrag des
Bundesministeriums fur Umwelt, Jugend und Familie, Schriftenreihe,
24/97 des IOW, Wien.
Dixit, A., Pindyck, R, 1993. Investment under Uncertainty (Princeton, NJ:
Princeton University Press).

Dold, G., Enzler, S, 1999. Effizientes Umweltmanagement durch ECO-Integral,


in: Freimann, J. (Hg. 1999); Werkzeuge erfolgreichen Managements. Ein
Kompendium fur die Unternehmenspraxis, S. 71-93, Wiesbaden.

Du Pont, 1993. Corporate Environmentalism: Progress Report (Wilmington, DE:


Du Pont).

Environmental Agency Japan, 2000. Study group for Developing a System for
Environmental Accounting: Developing an Environmental Accounting
System Report, Japan.

FEE, Federation des Experts Compables, 2000. Towards a Generally Accepted


Framework for Environmental Reporting, Brussels, July.

Fichter, K., Loew, T., Arites, R, 1999. Wissenschaftlicher Endbericht zum


hessischen Modellprojekt Umweltkosten management, unveroffentlichte
Begleitstudie, August.

Fichter, K., Loew, T., Seidel, E, 1997. Betriebliche Umweltkos-tenrechnung.


Methoden und praxisgerechte Weiterentwicklung, ISBN 3-540-62597-6,
Berlin, Heidelberg.

Fischer, H., Wucherer, Chr., Wagner, B., Burschel, C, 1997. Umwelt-


kostenmanagement. Kosten senken durch praxiserprobtes
Umweltcontrolling, ISBN 3-446-18608-5, Munchen, Wien.

Fischer H., Wucherer C., Wagner B., Burschel C, 1997. Urnweltkos


tenmanagement, Carl Hanser Verlag, Munchen, Wien.

CRI - Global Reporting Initiative, 2000. Sustainability Reporting Guidelines on


Economic, Environmental and Social Performance
(www.globalreporting.org), June.

Hammer, B., Stinson, C. 1993. Managerial Accounting and Compliance


University of Washington discussion paper, Washington DC.

Hessisches Ministerium fur Wirtschaft, Verkehr und Landesentwicklung (Hsg.),


1999. Flusskosterimanagement. Kostensenkung und Oko-Effizienz durch
eine Materialfiussorientierung in der Kostenrechnung (Leitfaden),
Wiesbaden.

Hidayat, Wahyu. 2008. Teknologi Pengolahan Air Limbah, Majari Membangun


Indonesia dengan Teknik Kimia.
Hopfenbeck W., Jasch C, 1993. Oko-Controlling. Umdenken zahlt sich aus!
Audits, Umweltberichte und Okobilarizen als betriebliche
Fuhrungsinstrumente, Verlag Moderne Industrie, Landsberg/Lech, ISBN
3-478-34560-X.

Hopfenbeck W, 1996. Allgemeine Betriebswirtschafts- und Managementlehre.


Das Unternehmen im Spannungsfeld zwischen okonomischen, sozialen
und okologischen Interessen. 10. vollstandig uberarbeitete Auflage;
Verlag Moderne Industrie, Landberg/Lech.

ISO 14031, 2000. Environmental Management – Environmental Performance


Evaluation – Uidelines, International Standardisation Organisation,
Geneva.

Jasch C, 1992. Umweltbezug des Rechnungswesens. Okologische


Betriebsgesamt-rechnung, Schriftenreihe 12/1992 des IOW, Wien, Juli.

Jasch Ch., Rauberger R., Wagner B, 1997. Leitfaden betriebliche


Umweltkennzahlen. Hrsg: Umweltbundesamt, Berlin.

Jasch Ch., Rauberger R, 1997. A Guide to Corporate Environmental Indicators.


On behalf of the German Federal Ministry for the Environment and the
German Federal Environmental Agency in Bonn, Auch in sparischer und
baskischer Sprache herausgegeben, December.

Jasch Ch., Rauberger R, 1998. Leittaden Kennzahlen zur Messung der


betrieblichen Umweltleistung; Hrsg. Bundesministerium fur Umwelt,
Jugend und Familie, Schriftenreihe 25/1998 des IOW Wien.

Jasch Ch, 1998. Environmental Performance Indicators and Standard Framework


of Accounts, How to Define System Boundaries and Reference Units in
the Green Bottom Line – Environmental Accounting for Management;
Bennet M., James P., Hrsg Greenleaf Publishing, Sheffield, U.K.

Jasch Ch, 1999. Manual for Environmental Cost Accounting in Developing Eco-
Management Accounting: An International Perspective, EMAN, EIM,
Zoetermeer, July.

Jasch Ch., Gyallay-Pap R, 1998. Environmental Statements and Environmental


Performance indicators in Austria and Germany; IOW Vienna,
Informationsdienst 4.

Johnson, H., Kaplan, R, 1987. Relevance Lost: The Rise and Fall of management
Accounting, Boston, MA: Harvard Business School Press.
Klein B, 1998. Umweltschutzverpflichtungen im Jahresabschlub, Gabler Edition
Wirtschaft,Wiesbaden.

Koechlin, D./Muller, K, 1992. Environmental Management and Investment


Decisions: D. Koehlin and K. Muller (eds.), Green Business
Opportunities: The Profit Potential, London, UK: Pitman.

Kottmann H., Loew T., Clausen J, 1999. Umweltmanagement mit Kennzahlen,


Verlag Vahlen, Munchen.

Kremar, H., Dold, G., Fischer, H., Strobel, M., Seifert, E, 2000.
Informationssysteme fur das Umweltmanagement. Das Referenzmodell
ECO Integral, ISBN 3-486-25420-0, Munchen, Wien.

Landesanstalt fur Umweltschutz Baden-Wurthemberg (Hrsg.), 1999.


Arbeitsmaterialien zur Einfuhrung von betrieblichen Umweltkennzahlen,
Karisruhe.

Landesanstalt fur Umweltschutz Baden-Wurthemberg (Hrsg.), 1999. Betriebliches


Material-und Energieflubmanagement, OkoEffizienz durch nachhaltige
Reorganisation, Karlsruhe.

Landesanstalt fur Umweltschutz Baden-Wurttemberg (Hrsg.), 1995. Leitfaden


Umweltorientierte Unternehmensuhrung in kleinen und mittleren
Unternehmen und in Handwerksbetrieben, Karlsruhe.

Loew T., Fichter K., Muller U., Schulz W., Strobel M, 2001. Ansatze der
Umweltkostenrechnung im Vergleich, UBA Texte, Berlin.

Lucent Technologies – Bell Labs Innovations, 1998. CARS MOC1. Cost


Accounting Redesign Solution – Materials Only Costing 1. Introduction
for Product Managers, Intern Draft: April 30 (Lucent Proprietary
Information).

Ludwig A, 1999. Entwurf eines okonomisch - okologischen Rechnungswesens,


Peter Lang Verlag, Frankfurt.

Mayer, Kram, Ludwig, 1996. Die Verbindung von Umweltbilanz und


traditioneller betrieblicher Rechnungslegung zu einem Erweiterten
Entscheidurigsinstrument, Dresdner Beitrage zur Revision und
Steuerlehre, Dresden.

Okologisch Wirtschaften, Nr. 2/2000, Hrsg, 2000. Institut fur okologische


Wirtschaftsforschung, IOW, Berlin, April 2000.
Program Pengendalian Polusi, Seri Makalah Hijau, Tim Penerjemah IKIP Malang

Savage, D,E., White, A.L, 1995. Pollution Prevention Review, “New Applications
of Total Cost Assessment: Exploring the Prevention – Production
Interface”, Winter.

Schaltegger, S., Burnt R, 2000. Corporate Environmental Accounting: Issues


Concepts and Practices, Greenleaf.

Schaltegger S., Hahn T., Burnt R, 2000. Environmental Management Accounting


– Overview and Main Approaches, in Seifert, E. & Kreeb M. (Edts.),
Environmental Management Accounting and the Role of Information
Systems, Kluwer, The Netherlands.

Schaltegger S., Muller, K, 1997. Environmental Management Accounting:


Current Practice and Future Trends. Geographic Focus: Global.
“Calculating the True Profitability of Pollution Prevention”. Greener
Management International, GMI 17, Spring.

Schaltegger S., Muller K., Hindrichsen H, 1996. Corporate Environmental


Accounting, John Wiley & Sons, Chichester.

Schellhorn M, 1997. Umweltrechnungslegung, Deutscher Universitats Verlag,


Wiesbaden.

Spitzer, M, 1992. Calculating the Benefits of Pollution Prevention in Pollution


Engineering, September 1992, pp. 33-38.

Stahlmann V., Clausen J, 2000. Umweltleistung in Unternehmen, Von der Oko


Effizienz zur Oko-Effektivitat, Gabler Verlag, Wiesbaden.

Strobel, M, 2000. Sysemisches Flussmanagement. Flussorientierte


Kommunikation als Perspektive fur eine okologische und okonomische
Unternehmensentwicklung (Dissertations schrift), Universitat Augsburg
(wird noch im Laufe dieses Jahres in Buchform veroffentlicht).

Strobel, M./En.zler, 5, 1997. “Drei auf einen Streich, Stoff- und


Energieflussmanagement als Entwicklungs perspektive des
Umweltmanagemerits, in: Okologisches Wirtschaften.

Strobel, M./Loew, T, 2000. Flusskostenmanagemerit. Em neuer Ansatz zur


systematischen Kostensenkung durch Umweltentiastung, in: Fichter, K. /
Schneidewind, U. (Hg. 2000): Umweltschutz im globalen Wettbewerb.
Neue Spielregeln fur das grenzenlose Unternehmen, Berlin etc. Teil 3:
Zukunftsmärkte und Wettbewerbsstrategien, S. 207-213.
Strobel, M./Wagner, F, 1999. Flusskostenrechnung als Instrument des
Materialflussmanagements, in: UmweltWirtschaftsForum, 7. Jg., Heft, S.
26-28.

Todd, R, “Zero-Loss Environmental Accounting Systems”, in B. R. Allenby and


D. J. Richards (eds.), The Greening of Industrial Ecosystems, National
Academy Press, Washington D.C., 1994 (191-200).

United Nations, Division for Sustainable Development, 2000. Improving


Government’s Role in the Promotion of Environmental Managerial
Accounting, New York.

UNCTAD, 2000. United Nations Conference on Trade and Development,


Accounting by small and medium sized entreprises, Geneva, July.

UNCTAD, United Nations Conference on Trade and Development, Integrating


Environmental and Financial Performance at the Enterprise Level, A
methodology for standardizing Ecoefficiency Indicators, draft document.

White, A., Becker, M., Goldstein, J, 1991. Total Cost Assessment: Accelerating
Industrial Pollution Prevention through Innovative Project Financial
Anayisis (Sponsored by the US Environmental Protection Agency;
Boston, MA: Tellus Institute).

White, A, 1991. EPA journal, “Accounting for Pollution Prevention”, July-


September (1993), Pp. 23-25; White, A., Becker, M., Goldstein, J. “Total
Cost Assessment: Accelerating Industrial Pollution Prevention through
Innovative Project Financial Analysis with Applications to the Pulp and
Paper Industry, prepared for U.S. E.P.A. Office of Pollution Prevention,
December.

White, A., Becker, M., Savage, D.S, 1993. Pollution Prevention Review,
“Environmentally Smart Accounting: Using Total Cost Assessment to
Advance Pollution Prevention” Summer: 247-259.

Midleton, 2000. Air Bersih Sumberdaya yang Rawan, Seri Makalah Hijau).

Anda mungkin juga menyukai