Anda di halaman 1dari 89

BAB II

PENENTUAN KANDUNGAN AIR


DENGAN DEAN & STARK METHOD

2.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan kandungan air dari minyak mentah atau crude oil.

2.2. TEORI DASAR

Air mempunyai kemampuan untuk melarutkan kebanyakan zat-zat


organik. Sifat-sifat fisika air adalah :
Titik didih = 100 oC
Densitas = 1 gram/ml
Berat molekul = 18
Air permukaan dan air produksi mengandung sejumlah zat yang
dihasilkan oleh kontak air dengan tanah dan batuan formasi sehingga air
melarutkan sejumlah komponen dari tanah dan batuan formasi tersebut.
Selain itu air mengandung padatan yang tersuspensi dari gas yang terlarut.
Air sering terkandung didalam minyak mentah atau crude oil sebagai
fasa cair bersama-sama dengan minyak atau gas yang terlarut didalamnya.
Elemen minyak bumi atau crude oil antara lain: Carbon, Hidrogen,
Belerang, Nitrogen, dan Oksigen, dimana elemen-elemen ini akan
membentuk minyak bumi maupun air. Kandungan air yang terdapat didalam
minyak bumi atau crude oil akan menyebabkan viscositas minyak bumi
berbeda-beda satu tempat dengan lainnya. Disamping itu gas juga
mempengaruhi terhadap kekentalan minyak bumi.
Kandungan air ini perlu ditentukan agar bisa diketahui berapa
prosentase kandungan air ini didalam minyak bumi melalui percobaan di
laboratorium. Biasanya minyak bumi yang ditentukan kandungan airnya
dengan cara ini berasal dari crude oil yang sudah ada didalam tangki. Salah

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 1


satu fungsi dari penentuan kandungan air ini yaitu bisa dipakai untuk
melihat kualitas crude oil yang nantinya akan dapat berhubungan dengan
harga jualnya.
Jika kandungan airnya banyak maka mutu dari crude oil tersebut
adalah jelek sehingga harga jualnya semakin rendah ataupun sebaliknya.
Perubahan temperatur dan tekanan menyebabkan beberapa zat yang
terlarut kedalam air mungkin menjadi tidak terlarut lagi sehingga
memisahkan diri dan membentuk scale atau padatan yang tersuspensi.
Jumlah dan kombinasi yang mungkin timbul pada penanganan
masalah ini sangat banyak, diantaranya yaitu :
a. Penghantaran aliran produksi didalam flowline, tubing, maupun pada
formasi.
b. Terjadinya koreksi pada alat bawah permukaan ataupun dipermukaan.
c. Penambahan kerja pada roda Sucker Rod Pump.
Pada proses penginjeksian air kedalam formasi maka kita harus
melakukan operasi tersebut dengan tujuan untuk memperkecil kesulitan
yang mungkin timbul pada operasi tersebut. Operasi penginjeksian ini dapat
menggunakan air buangan atau air produksi atau dapat juga menggunakan
air sisa dari industri.
Tujuan utama dari operasi penampungan air adalah :
a. Menghindari plugging pada formasi, pipa-pipa aliran dan juga pada alat-
alat permukaan.
b. Untuk mencegah korosi pada alat-alat permukaan maupun alat-alat
bawah permukaan.
Hal yang perlu kita lakukan untuk mengatasi masalah air ini adalah
dengan menentukan komposisinya, untuk itu kita perlu melakukan suatu
analisa tentang air dari formasi tersebut. Pengambilan contoh air yang kita
analisa tersebut harus dapat mewakili air yang terdapat pada sistem tersebut.
Pada pengambilan contoh air di lapangan, biasanya dilakukan pada
wellhead atau kepala sumur, dan bukan trater pada tangki penampungan air
tersebut. Air yang diambil tersebut sebaiknya ditempatkan pada suatu

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 2


jerigen atau botol plastik. Namun apabila contoh yang digunakan tersebut
unutuk menentukan oil content atau kandungan dari suatu minyak maka
yang kita gunakan adalah botol gelas.

2.3. ALAT DAN BAHAN

1. Condensor.
2. Receiver.
3. Ground flask joint.
4. Electrical oven.
5. Beaker Glass.
6. Sampel minyak mentah ( crude oil ).
7. Bensin atau kerosin

condenso

Receiver

Water

Ground flask

Electrical

Gambar 2.1 Dean & Stark

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 3


2.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mensirkulasikan air kedalam peralatan.


2. Alat harus dalam keadaan bersih dan siap dipakai.
3. Mengambil sample ( minyak ringan / berat ) 50 ml.
4. Menambahkan kedalam solvent ( bensin ) 50 ml.
5. Memasukkan campuran tersebut kedalam flask.
6. Menghubungkan electrical oven dengan arus listrik dan setelah
beberapajam memastikan telah terjadi kondensasi.
7. Mengamati proses kondensasi dengan adanya air yang terdapat dalam
Water trap.
8. Jika pada water trap sudah tidak ada penambahan air lagi, maka melapor-
kan % air dengan Dean & Stack Method.
9. Menghitung kandungan air ( % ) dengan rumus :
VolumeAir
Kandungan air ( % ) = VolumeSampel x 100

2.5. DATA PERCOBAAN DAN ANALISA


Volume sampel : 50 ml
Volume Solvent : 50 ml
Volume Air : 0.5 ml

 Menghitung % Kadar Air dalam Sampel dengan Dean & Stark Method :

VolumeAir
Kandungan air ( % ) = VolumeSampel x 100 %

0,5
= 50 x 100 % = 1%

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 4


Tabel 2.1
Data Percobaan Kandungan Air Dengan Dean & Stark Method

Volume air %Kadar Air


Volume Volume
Plug pada water
sampel solvent
trap
A/1 50 50 0.1 0.2
A/2 50 50 1 2
A/3 50 50 0.01 0.02
A/4 50 50 0.3 0.6
A/5 50 50 3 6
A/6 50 50 0.03 0.06
B/1 50 50 0.5 1
B/2 50 50 5 10
B/3 50 50 0.05 0.1
B/4 50 50 0.6 1.2
B/5 50 50 6 12
B/6 50 50 0.06 0.12
C/1 50 50 0.5 1
C/2 50 50 5 10
C/3 50 50 0.05 0.1
C/4 50 50 0.02 0.04
C/5 50 50 0.2 0.4
C/6 50 50 2 4

 Kandugan air rata-rata


%Kadar air mean =

∑ % kadar air
jumlah data yang diperoleh darianalisa sampel (n)

= 48.84

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 5


= 2.713333 %

Standart deviasi kandungan air masing-masing sampel


Standart deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
= √ 15.97181
= 3.996475

Grafik 2.1

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 6


Grafik Kandungan Air Dengan Methode Dean & Stark

14

12

10
&KADAR AIR

0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG

2.6. PEMBAHASAN

Crude oil atau minyak mentah yang kita produksi secara langsung dari
dalam perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih
mengandung gas, air, dan impuritis lainnya. Hal ini nantinya akan
mempengaruhi perhitungan jumlah minyak yang akan diproduksi, karena

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 7


dalam suatu reservoir khususnya minyak, akan selalu didapatkan kandungan
air .
Sampel minyak yang akan digunakan terlebih dahulu dicampur
dengan solvent (pelarut) yang pada percobaan ini menggunakan bensin.
Penambahan bensin dimaksudkan unuk mempercepat terjadinya penguapan,
selain bensin juga digunakan kerikil yang diletakan dalam flask untuk
mengimbangi tekanan uap agar tidak terjadi ledakan.
Jumlah air yang terdapat dalam water trap merupakan fungsi waktu
dari hasil destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air
yang didapat semakin banyak tergantung atas kondisi air didalam minyak,
karena berhubungan dengan persen kandungan air. Dengan mengetahui %
kandungan air dapat diketahui formasi minyak mentah serta jumlahnya yang
memungkinkan untuk diproduksikan.
Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan
minyak yang mengakibatkan berkurangnya gravity minyak yang
bersangkutan. Kehilangan grafiy ini adalah karena penguapan fraksi – fraksi
dari minyak. Pengurangan penguapan dapat dilakukan de ngan memanaskan
minyak dalam ruang yang tertutup rapat.
Penggunan solvent berupa kerosin bertujuan untuk mempercepat
proses pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya.Solvent ini
bersifat seperti katalis pada reaksi kimia, ikut bereaksi tapi tidak
mempengaruhi hasil reaksinya.
Dalam percobaan dihasilkan air sebanyak 1% dalam 50 ml sample
minyak. Artinya dari 50 ml minyak mentah,0.5 ml diantaranya adalah air.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel merupakan sampel minyak (crude
oil) yang baik, sehingga biasanya dapat langsung diproduksikan dengan
resiko timbulnya problem produksi yang sangat kecil.

2.7. KESIMPULAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 8


1. Kerosin dalam campuran berfungsi sebagai katalis yang mempercepat
terjadinya penguapan, tetapi tidak ikut bereaksi ketika terjadi pemanasan
2. Agar data yang diperoleh lebih akurat, maka pemanasan minyak harus
dalam keadaan ruangan yang tertutup rapat, sehingga tidak ada uap yang
keluar.
3. Dari hasil percobaan didapat kandungan air sebanyak 1% dari 50 ml
sample minyak. Hasil tersebut menandakan minyak yang diteliti
memiliki kualitas baik sehingga dapat langsung diproduksi.
4. Kadar air yang berlebih dapat mengakibatkan korosi, scale, dan emulsi.
5. Semakin besar kandungan air, maka kualitas minyak mentah semakin
buruk, semakin rendah kadar air, maka kualitas minyak mentah akan
semakin baik untuk proses pembakaran.

BAB III
PENENTUAN KANDUNGAN AIR & ENDAPAN (BS & W)
DENGAN CENTRIFUGE TABUNG BESAR

3.1. TUJUAN PERCOBAAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 9


Menentukan kandungan air dan sedimen ( BS & W ) dari crude oil
atau minyak mentah dengan Centrifuge Method atau dengan tabung besar.

3.2. TEORI DASAR

Pada dasarnya setiap orang yang ikut dalam proses penanganan


masalah air, penting untuk mengetahui :
 Penyusun atau unsur-unsur yang terkandung dalam air dan sifat-sifatnya.
 Informasi tentang penyusun atau unsur tersebut dan sifat dari air tersebut.
 Metode analisa yang dipakai dalam analisa.
Penyusun utama air dan sifat-sifatnya yang penting untuk dipelajari
adalah ion-ion dan sifat yang berhubungan dengan plugging dan korosi.
Penyusun air serta sifatnya dapat dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 3.1
Penyusun Air Serta Sifatnya

KATION ANION SIFAT-SIFAT pH


Calsium (Ca) Chlorida (Cl) Padatan yang tersuspensi
Magnesium (Mg) Carbonat (CO3) Padatan yang tersuspensi
Iron (Fe) Bicarbonat (HCO3) Turbidity

Sumur-sumur minyak atau crude oil yang dapat menghasilkan minyak yang
bersih dengan hanya sejumlah zat-zat tambahan, sedangkan dilain pihak sumur-
sumur dapat menghasilkan air yang relatif besar atau padatan yang jumlahnya
besar pula. Sejumlah sumur akan sedikit sekali memproduksi gas, sedangkan yang
lain banyak sekali memproduksi gas. Kemungkinan untuk memisahkan air dan
padatan yang melayang-layang (suspensi) terutama karena permintaan dari
perusahaan pipa minyak agar minyak atau crude oil yang dikehendaki ditransport
tidak mengandung lebih dari 2 % - 3 % air dan padatan.
Zat-zat padat yang terdapat dalam minyak atau crude oil biasanya adalah
pasir dan serpih, yang mana pada umumnya terdapat pada minyak-minyak atau
crude oil yang diproduksikan dari formasi-formasi porous yang tak tersemenkan.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 10


Zat-zat padatan ini dapat menyebabkan gangguan dan kerugian pada produksi
minyak atau crude oil. Dalam pemisahan-pemisahan ini zat padat kadang-kadang
dilakukan pula dengan cara seperti centrifuge.
Dalam percobaan ini media yang kita pakai bukanlah filter yang biasanya
digunakan dalam lapangan, akan tetapi yang kita pakai adalah Centrifuge yang
dapat diatur kecepatannya melalui transformer.

3.3. ALAT DAN BAHAN

1. Centrifuge.
2. Centrifuge 100 ml.
3. Transformer.
4. Sample minyak (crude oil).

Gambar 3.1 Centrifuge

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 11


3.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan sample minyak 50 ml.


2. Memasukkan kedalam centrifuge dalam posisi berpasangan.
3. Memasukkan centrifuge tube kedalam centrifuge.
4. Menghubungkan dengan transformer.
5. Mengukur timer dalam waktu 10 menit.
6. Mengatur regulator pada posisi 8, dan membaca RPM.
7. Setelah timer berhenti, menunggu beberapa menit hingga putaran
berhenti.
8. Mengambil centrifuge tube, dan menghitung BS & W dalam prosen.

3.5. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

Volume Sampel : 50 ml

Volume Air : 5 ml

Volume Padatan : 0.7 ml

 Perhitungan

Mengitung % Base Sedimen and Water

Volume Air+Volume Padatan


% Base Sediment and Water = × 100 %
Volume Sampel

5+0.7
= × 100 %
50

= 11,4 %

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 12


Tabel 3.2

Tabulasi Hasil Perolehan Analisa Penentuan Kandungan Air dan Endapan (BS &
W) Dengan Centrifuge Tabung Besar
PLUG Volume Sampel Volume Air Volume % BS & W
Padatan
A/1 50 0 0.1 0.2
A/2 50 1 0 2
A/3 50 3 0.2 6.4
A/4 50 2 0.4 4.8
A/5 50 6 0.3 12.6
A/6 50 4 0.5 9
B/1 50 5 0.7 11.4
B/2 50 8 0.6 17.2
B/3 50 7 0.8 15.6
B/4 50 9 0.1 18.2
B/5 50 10 0 20
B/6 50 12 0.2 24.4
C/1 50 11 0.4 22.8
C/2 50 16 0.3 32.6
C/3 50 14 0.5 29
C/4 50 15 0.7 31.4
C/5 50 19 0.6 39.2

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 13


C/6 50 20 0.8 41.6

 Menentukan Rata-rata Aritmatik dari % BS & W Masing-masing Sampel:

Mean BS & W =
∑ % BS∧W
n

= 18.8 %

 Menghitung Standart deviasi % BS & W masing-masing sampel:

Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

=√ 338.4

= 18.8

Grafik 3.1

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 14


Hasil Percobaan Persentase Kandungan Air & Endapan (BS&W)
45
40
35
30
25
%BS & W

20
15
10
5
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG

3.6. PEMBAHASAN

Dalam suatu proses produksi, impuritis berupa air dan padatan-


padatan yang terbawa atau ikut terproduksi bersama minyak, harus
dipisahkan. Air yang terproduksi dapat mengganggu proses refinary.
Sedangkan padatan yang ikut terproduksi biasanya adalah pasir dan serpih
yang dapat mengganggu alat produksi.
Setelah dilakukan percobaan didapatkan persentase BS & W
senilai 11.4%.Artinya dari 50 ml sampel crude oil terdapat 5 ml air dan 0.7
padatan yang mengotori. Minyak ini tergolong minyak yang kurang baik
kualitasnya karena kandungan BS & W nya lebih dari 10 %.
Suatu centrifuge akan memberikan pemisahan yang sempurna bila
diputar dengan cepat, sehingga minyak yang memiliki densitas lebih kecil
dari air dan padatannya akan bergerak ke atas dan air serta padatan akan
bergerak kebawah. Jadi pada umumnya pemisahan yang terjadi merupakan
akibat dari adanya perbedaan densitas atau berat jenis dari masing-masin
fasa , sehingga dapat didapatkan oleh adanya gerakan centrifugal yang

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 15


sangat cepat. Pengukuran besarnya BS&W sangat penting bagi perencanaan
peralatan produksi karena air akan menimbulkan korosi sedang padatan
akan menimbulkan problem scale dan gesekan.
Adanya padatan yang mengendap dalam minyak mentah merupakan
akibat adanya percampuran hidrokarbon yang terdapat pada suatu formasi
yang mengandung kotoran seperti tetesan air atau partikel batuan itu sendiri.
Dari hasil percobaan diperoleh kenyataan bahwa air biasanya terdapat
pada crude oil.

3.7. KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan nilai BS & W = 11.4 %


2. Air biasanya selalu ada dalam crude oil meskipun dalam persentase yang
sedikit.
3. BS&W perlu diketahui karena dapat menentukan kualitas minyak
mentah, semakin besar BS&W, maka kualitas minyak mentah semakin
menurun.
4. Prinsip kerja percobaan centrifuge adalah dengan gaya centrifugal yang
dilanjutkan dengan gravitasi, sehingga material dengan densitas lebih
tinggi akan menuju dasar tabung.
5. Metode centrifuge sangat dianjurkan untuk memisahkan air dengan
minyak dan endapan, karena waktu yang dibutuhkan dalam proses
pemisahan ini lebih singkat waktunya daripada menggunakan Dean and
Stark Method. Selain itu, sampel yang diuji juga dapat lebih banyak.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 16


BAB IV
PENENTUAN SPESIFIC GRAVITY

4.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan spesific gravity atau berat jenis minyak mentah dan gas
pada temperatur 60 oF dan 1 atm.

4.2. TEORI DASAR

Berat jenis adalah salah satu sifat fisika fluida hidrokarbon yang
dalam Teknik Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Spesific Gravity
o
(SG) atau dengan API. Spesific Gravity (SG) didefinisikan sebagai
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur standart (60 oF dan 14,7 psia).
Hubungan antara oAPI dengan Spesific Gravity (SG) adalah :

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 17


141. 4
−131. 5
o
API = SG
Sedangkan penulisan SG adalah
BJ min yak
SG minyak = BJair
Penentuan berat jenis minyak ( crude oil ) dilakukan dengan alat
hydrometer, dimana penunjuk spesific gravity dapat dibaca langsung pada
alat. Untuk temperatur yang lebih dari 60 oF, perlu dilakukan koreksi dengan
menggunakan chart yang ada. Kualitas dari minyak baik itu (minyak berat
maupun minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh gravity. Dan juga
temperatur minyak mentah dapat mempengaruhi viskositas atau kekentalan
minyak tersebut. Hal ini yang menjadikan perlunya ada koreksi terhadap
temperatur standart 60 oF.
Sedangkan untuk menentukan spesific gravity gas, alat yang dipakai
adalah effusiometer, dengan memasukkan gas kedalam alat tersebut dan
menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat tersebut setelah
sampai batas yang ditentukan, gas dihentikan sedangkan perhitungan
waktunya juga dilakukan untuk kembalinya air didalam alat tersebut.
Kemudian dilihat pula temperaturnya. Untuk waktu yang tercatat T 1
dan T2 dimasukkan rumus T1 / T2 = T (true) dan temperatur oAPI.
Kemudian dikoreksi hingga ketemu SG-nya. Penentuan SG gas sangat perlu
mengingat gas yang terkandung dalam minyak berbeda-beda. Gas tersebut
dapat mempengaruhi kualitas dari minyak mentah tersebut, dan dapat
mempengaruhi harga minyak tersebut.

4.3. ALAT DAN BAHAN

1. Gelas ukur 500 ml.


2. Hydrometer.
3. Thermometer.
4. Sample minyak (crude oil).

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 18


Gambar 4.1 Hydometer dan Sample

4.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mengambil sample minyak (crude oil) 500 ml.


2. Memasukkan kedalam measuring glass / gelas ukur.
3. Memasukkan hydrometer mulai dari harga yang terendah (0,7 sampai
dengan 1,1)
4. Memasukkan thermometer derajat Fahrenheit kedalamnya.
5. Membaca harga Spesific Gravity dan Temperaturnya.
6. Dari hasil pembacaan menggunakan tabel untuk mendapatkan gravity
o
API yang sebenarnya.

4.5. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

 Hasil Percobaan

Volume sampel = 500 ml

Temperatur Sampel =35 ℃ =95 ℉

Sg terukur sampel = 0.90413

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 19


 Perhitungan :

Untuk sample I
1. Menghitung harga °API terukur
141,5 141,5
°API = – 131,5 = – 131,5 = 25,00 °API
SGterukur 0.90413
2. Menghitung koreksi °API pada 60/60°F :
25.00−25 X−22.9
26−25
= 23.8−22.9
26
25.00 0 X−22.9
1
= 0.9

x = 0 + 22.9
25 22.9 ºAPI
23.8 22.9
Diperoleh harga °API60/60°F = 22.9 °API
3. Menghitung harga SG koreksi pada 60/60°F
141,5 141.5
SG 60/60°F = = = 0,91
131,5+ ̊ API 131,5+ 22.9
4. Berdasarkan data-data analis, diperoleh harga faktor koreksi (fcorr) dari
tabel sebesar 0,00036, maka :
SGtrue = SG 60/60°F + [ fcorr x (T - 60°F) ]
= 0,91 + [ 0,00036 x (95 – 60) ]
= 0.992
o 141,5 141,5
API true = −131,5= −131,5=22.30 ºAP I

SG true 0.92

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 20


Tabel 4.1
Tabulasi Hasil Analisa Percobaan Penentuan Specific Gravity & °API Pada
Sampel Minyak Dengan Hydrometer

Plug SGteruk T℃ T℉ °API °API SG fcorr SGtrue °APItrue


ur corr corr
terukur

A/1 0.8017 35 95 44.999 40.609 0.8017 0.00038 0.815 42.11963


A/2 0.8109 36 96.8 42.997 40.609 0.8109 0.00038 0.82488 40.03927
A/3 0.8203 37 98.6 40.997 37.2 0.8203 0.00037 0.83458 38.04595
A/4 0.8348 38 100.4 38.001 35.1 0.8348 0.00037 0.84974 35.01996
A/5 0.8448 39 102.2 35.995 32.98 0.8448 0.00037 0.86041 32.95572
A/6 0.855 40 104 33.997 19.1 0.855 0.00035 0.8704 31.06893
B/1 0.9041
0.90413 35 95 25.004 22.9 3 0.00036 0.91673 22.85297
B/2 0.9158
0.91585 36 96.8 23.001 20.8 5 0.00035 0.92873 20.8586
B/3 0.9218 37 98.6 22.004 19.8 0.9218 0.00035 0.93531 19.78674
B/4 0.934 38 100.4 19.998 16.6 0.934 0.00035 0.94814 17.73956
B/5 0.9402 39 102.2 18.999 21.2 0.9402 0.00036 0.95539 16.60675
B/6 0.95285 40 104 17.001 14.7 0.9528 0.00035 0.96825 14.63994

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 21


5
C/1 0.8927
0.89275 35 95 26.999 25.7 5 0.00036 0.9053 24.79315
C/2 0.8816 36 96.8 29.003 26.6 0.8816 0.00036 0.89484 26.62741
C/3 0.8707
0.87079 37 98.6 30.996 27.3 9 0.00036 0.88468 28.44375
C/4 0.8602 38 100.4 32.996 58.3 0.8602 0.00043 0.87757 29.74033
C/5 0.7927 39 102.2 47.003 43.4 0.7927 0.00039 0.80915 43.37314
C/6 0.7839
0.78395 40 104 48.996 45 5 0.00039 0.80111 45.12993

 Menentukan Rata-rata Aritmatik dari °API Masing-masing sampel :

°APImean =

∑ ° API
jumlah data yang diperoleh darianalisa sampel (n)

529.8417
=
18

= 29.43565

 Menentukan Rata-rata Aritmatik dari SG Masing-masing sampel :

°APImean =

SG
jumlah data yang diperoleh darianalisa sampel (n)

15.880
=
18

= 0.882

 Menentukan Standart deviasi °API masing-masing sampel :

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 22


Standart deviasi = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿

= √ 93.82

= 9.68

 Menentukan Standart deviasi SG masing-masing sampel :

Standart deviasi = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿

= √ 0.0028034 = 0.0529

Grafik 4.1

Hasil Percobaan Analisa ◦API pada Sampel Minyak Dengan


Hydrometer
50
45
40
35
30
◦APItrue

25
20
15
10
5
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
plug

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 23


Hasil Percobaan Spesific Gravity Pada Sampel Minyak Dengan
Hydrometer
1.2

0.8
SGtrue

0.6

0.4

0.2

0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG

4.6. PEMBAHASAN

Specific gravity cairan hidrokarbon (minyak) didefinisikan sebagai


perbandingan anatara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur yang sama atau dapat ditulis:
SG = 𝛶o/𝛶w pada tekanan dan temperatur standar.
Biasanya specific gravity digunakan dalam pembicaraan sifat cairan
yaitu specific gravity pada temperatur 60°F dan tekanan atmosfer 14,7 psia.
Dilapangan biasanya crude oil dibedakan menjadi:
- Minyak berat
- Minyak sedang
- Minyak ringan

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 24


Minyak berat adalah minyak bumi yang mengandung senyawa-
senyawa HC berat lebih banyak daripada senyawa-senyawa HC ringan
(fraksi ringan).Ciri umumnya antara lain :
- Tres berada dibawah Titik kritis fluida HC-nya ( karena Tc relatif
ringan).
- Fluida HC yang keluar dari separator terdiri atas 85% mol cairan
dan 15% mol gas
- Harga °API lebih kecil dari 30°
- Warna umumnya agak gelap.
Minyak ringan adalah minyak bumi yang mengandung senyawa-
senyawa HC berat (fraksi berat) yang relatif lebih sedikit dibanding minyak
berat.Sehingga Tc-nya lebih kecil dari Tc minyak berat.
Umumnya, dicirikan oleh :
- Tres berada dibawah Tkritis fluida HC-nya
- Fluida HC yang keluar dari separator sebesar 65% mol dan gasnya
35% mol
- Harga°API-nya lebih nesar dari 30°API
- Warna cairannya gelap

Pada percobaan yang kami lakukan, didapatkan nilai SG laboratorium


sebesar 0,9218 dan nilai API laboratorium sebesar 22.4oAPI. Selain itu, nilai
SG true sebesar 0,93531 dan nilai API true sebesar 19.78 oAPI. Specific
Gravity merupakan perbandingan berat suatu zat terhadap berat zat baku,
pada volume dan suhu yang sama. Untuk zat cair dan zat padat, gas bakunya
adalah air.Sedangkan zat standar untuk gas dipakai Hidrogen atau
udara.Sampel minyak ini tergolong minyak berat karena memiliki oAPI
kurang dari 20 oAPI.
Dari definisi di atas diperoleh penjabaran, bahwa :
densitas gas γg
a.S pecific gravity gas= =
densitas udara γ u

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 25


densitas minyak γ o
b. S pecific gravity minyak= =
densitas air γw
Diketahui bahwa 𝛶w = 1 dan 𝛶u = 0,7 dengan 𝛶o = massa/volume .
Dengan mengetahui besarnya Specific gravity, maka kita dapat menghitung
berapa derajat API crude oil terebut, dengan menggunakan persamaan :
o
141,5
API= −131,5
❑ SG
Jika derajat API didapatkan selanjutnya crude oil tersebut dapat kita
kelompokkan kedalam jenis minyak ringan atau minyak berat, dengan
berpatokan pada prinsip bahwa:
- Jika > 30 ° API = minyak ringan
- Jika 20o - 30oAPI = minyak sedang
- Jika 100° = minyak berat
Apabila crude oil telah dapat ditentukan jenisnya berdasarkan °API-
nya maka kita dapat mengantisipasi beberapa hal berikut:
Jika minyak tersebut adalah minyak berat, perlu dilakukan upaya
untuk mengantisipasi terjadinya pengedapan, saat dialirkan ke permukaan
atau kepusat pengolahan. Upaya tersebut dapat berupa pemasangan heater
pada peralatan produksi atau dengan memanfaatkan tekanan air formasi.
Jika minyak tersebut adalah minyak ringan, perlu diusahakan agar
tekanan reservoir lebih besar dari tekanan permukaan, sehingga fluida
tersebut dapat dialirkan kepusat pengolahan. Perlu diperhatikan pemasangan
separator untuk memisahkan minyak dengan impuritis lainnya.

4.7. KESIMPULAN

1. Percobaan penentuan Specific Gravity Minyak (SGo) ini, diperoleh nilai


SG laboratorium sebesar 0.90413, nilai API laboratorium sebesar
25.00oAPI, nilai oAPI true sebesar 0.92°API dan SG true sebesar 22.30 °c
2. Faktor utama yang mempengaruhi harga °API adalah berat jenis minyak,
perubahan tekanan dan perubahan temperatur.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 26


3. Harga Specific Gravity Minyak (SGo) kecil, maka harga °API –nya
makin besar, sementara minyak (bensin) yang diperoleh makin banyak,
residu makin sedikit.
4. Harga SG berbanding terbalik dengan harga °API yang menunjukkan
adanya korelasi timbal-balik yang saling mempengaruhi.
5. Sample minyak yang dignakan pada percobaan tergolong minyak berat
karena harga °API yang didapat lebih kecil dari 20°API.

BAB V
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU
DAN TITIK TUANG

5.1. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah ( crude oil ).
2. Menentukan titik beku (pour point) untuk minyak mentah (crude oil).
3. Menentukan titik tuang untuk minyak mentah (crude oil).

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 27


5.2. TEORI DASAR

Perubahan keadaan suatu zat biasanya digambarkan dengan diagram


fasa. Diagram fasa adalah grafik tekanan yang diplot dengan temperatur,
yang memperlihatkan dalam keadaan bagaimana berbagai fasa itu terjadi.
Untuk titik kabut dan titik tuang tidak menyatakan kandungan material solid
lainnya dalam minyak. Sedang untuk titik beku pendinginan diteruskan
sampai minyak membeku, suhunya dapat dibaca pada thermometer. Untuk
mendapatkan titik tuang, tube kaca diangkat. Jika minyak mulai mengalir
( mencair ) dicatat sebagai titik tuang sample.
Titik kabut adalah temperatur terendah dimana parafin atau padatan
lain mulai mengkristal atau memisahkan diri dari larutan bila minyak
didinginkan.
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak mentah sudah
tidak dapat bergerak lagi.
Titik tuang adalah temperatur terendah dimana dimana minyak
mentah masih dapat dituangkan ( sebelum mengalami pembekuan ) atau
mengalir bila minyak tersebut didinginkan tanpa diganggu pada kondisi
yang telah ditentukan.

5.3. ALAT DAN BAHAN

1. Tube kaca sebagai tempat sample.


2. Thermometer.
3. Penutup dari gabus.
4. Bath sebagai tempat untuk mengkondisikan sample.
5. Sample minyak ( crude oil ).
6. Es batu sebagai pendingin.
7. Garam untuk menjaga agar es batu tidak cepat mencair.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 28


Gambar 5.1 Tube Kaca

5.4. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Titik Kabut dan Titik Beku


1. Mengambil sample dan memasukkan kedalam tube sampai garis
batas.
2. Memasukkan es batu kedalam bath dan menambahkan garam
secukupnya untuk menjaga agar es tidak cepat mencair.
3. Memasukkan thermometer alkohol kedalam bath.
4. Mengamati temperatur dan kondisi crude oil (sample) setiap tiga
menit.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 29


5. Melaporkan pembacaan temperatur pada saat terjadinya kabut dan
kemudian melanjutkan dengan saat terjadinya pembekuan minyak
(sampel).

B. Titik tuang (pour point)


1. Setelah didapatkan titik beku melanjutkan dengan percobaan untuk
menentukan titik tuang.
2. Mengeluarkan tabung dari bath dalam kondisi minyak yang masih
membeku.
3. Mendiamkan pada suhu kamar.
4. Mengamati perubahan temperatur pada saat seluruh permukaan
minyak dapat dituangkan.
5. Melaporkan temperatur tersebut dalam oC dan oF sebagai titik tuang.

5.5. DATA PERCOBAAN DAN ANALISA

Titik kabut : 21 oC

Titik beku : 19 oC

Titik tuang : 20 oC

 Perhitungan

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 30


Konversi:

- Titik Kabut = 9/5×21+32 = 69.8 oF

- Titik Beku = 9/5×19+32 = 66.2 oF

- Titik Tuang = 9/5×20+32 = 68 oF

Tabel 5.1

Tab titik kabut titik beku titik tuang


ulas oC oF oC oF oC oF
i
Has
il
Per
ole
han
An
alis
a

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 31


Titi
k
Ka
but,
Titi
k
Bek
u,
Titi
k
Tua
ng
pad
a
Sa
mp
el
Mi
nya
kX
plu
g
A/1 20 68 18 64.4 19 66.2
A/2 22 71.6 20 68 21 69.8
A/3 24 75.2 22 71.6 23 73.4
A/4 26 78.8 24 75.2 25 77
A/5 28 82.4 26 78.8 27 80.6
A/6 30 86 28 82.4 29 84.2
B/1 21 69.8 19 66.2 20 68
B/2 23 73.4 21 69.8 22 71.6
B/3 25 77 23 73.4 24 75.2
B/4 27 80.6 25 77 26 78.8
B/5 29 84.2 27 80.6 28 82.4
B/6 31 87.8 29 84.2 30 86
C/1 20.5 68.9 18.5 65.3 19.5 67.1
C/2 21.5 70.7 19.5 67.1 20.5 68.9
C/3 22.5 72.5 20.5 68.9 21.5 70.7
C/4 23.5 74.3 21.5 70.7 22.5 72.5
C/5 24.5 76.1 22.5 72.5 23.5 74.3
C/6 25.5 77.9 23.5 74.3 24.5 76.1

 Menetukan Rata-rata aritmatik dari Titik Kabut Masing-masing Sampel:

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 32


∑ Titik Kabut
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
1375.2
18
= 76.4

 Menetukan Rata-rata aritmatik dari Titik Beku Masing-masing Sampel :

∑ Titik Beku
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
1310.4
18
= 72.8

 Menetukan Rata-rata aritmatik dari Titik Tuang Masing-masing Sampel :

∑ Titik Tuang
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
1342.8
18
= 74.6

 Menghitung Standart deviasi Titik kabut masing-masing sampel:

Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

=√ ❑

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 33


= 18.8

 Menghitung Standart deviasi Titik Beku masing-masing sampel:

Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

=√ ❑

= 18.8

 Menghitung Standart deviasi Titik tuang masing-masing sampel:

Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

=√ ❑

= 18.8

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 34


100
90
80
70
TITIK KABUT

60
50
40
30
20
10
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG

90
80
70
60
TITIK BEKU

50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLUG

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 35


100
90
80
70
TITIK TUANG

60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLUG

Grafik 5.1

5.8. PEMBAHASAN

Kita harus mengetahui dimana minyak mengalami perubahan


temperatur, agar kita dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil
tindakan yang terbaik agar minyak dapat ditransportasikan secara lancar dari
formasi kepermukaan sesuai dengan kebutuhan.
Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau
memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan.
Titik Tuang adalah temperatur terendahlah dimana minyak mentah
dapat tertuang setelah mengalami pembekuan.
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak
dapat mengalir lagi.
Percobaan penentuan titik kabut, titik beku, dan titik tuang ini
dapat diketahui pada temperatur berapa fluida mulai membeku atau mulai
berkabut. Pengetahuan mengenai titik beku dan titik tuang sangat diperlukan
dalam upaya pendistribusian fluida dari reservoir ke pusat pengolahan.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 36


Pada percobaan ini dihasilkan titik kabut 69.8 oF, titik beku 66.2
o
F,dan titik tuang 68 oF.Semakin besar titik kabut, titik beku, dan titik tuang
o
maka API kecil dan menyebabkan minyak ini tergolong minyak
berat.Minyak mentah yang memiliki titik beku rendah apabila berada
dibawah temperature reservoir maka akan membeku pada saat transportasi
dan menyebabkan penyumbatan pipa alir dan menyebabkan kerugian dalam
produksi

5.9. KESIMPULAN

1. Dari percobaan didapat data sebagai berikut :


Sampel : a.Titik kabut : 69.8 °F
b,Titik tuang : 66.2°F
c.Titik beku : 68 °F
Penentuan titik kabut, titik tuang dan titik beku sangat penting untuk
diketahui agar tidak ada pembekuan pada flowline sehingga tidak
menurunkan produktivitas sumur karena proses pemampatan.
2. Penentuan titik kabut, titik tuang dan titik beku dipengaruhi oleh
komposisi penyusun minyak tersebut. Semakin berat minyak tersebut
semakin cepat membeku.
3. Pemasangan termometer harusnya sampai dasar tabung agar diperoleh
hasil yang akurat

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 37


4. Minyak mentah yang memiliki titik kabut, titik beku, dan titik tuang
besar maka °API kecil dan SG besar yang artinya minyak mentahini
tergolong minya berat dan sebaliknya.

BAB VI
PENENTUAN FLASH POINT &
FIRE POINT DENGAN TAG CLOSED TESTER

6.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan titik nyala dan titik bakar dari crude oil untuk
mengantisipasi terbakarnya fluida yang mengalir dalam flowline

6.2. TEORI DASAR

Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap
minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 38


Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan
membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak
tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah
mengalami pembakaran . Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka
minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah
terbakar.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan
produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena
nyala api pada kondisi tertentu.
Flash point ditentukan dengan jalan memanaskan sample dengan
pemanasan yang tetap, setelah tercapai suhu tertentu nyala penguji (test
flame) diarahkan pada permukaan sample. Test flame ini terus diarahkan
pada permukaan sample dengan berganti-ganti sehingga mencapai atau
terjadi semacam ledakan karena adanya tekanan dan api yang terdapat pada
test flame akan mati. Inilah yang disebut dengan flash point.
Penentuan flash point ini sebagai kelanjutan dari flash point dimana
apabila contoh akan terbakar / menyala kurang lebih lima detik maka lihat
suhunya sebagai fire point. Penentuan titik nyala tidak dapat dilakukan pada
produk-produk yang volatile seperti gasolin dan solven-solven ringan,
karena mempunyai flash point dibawah temperatur normal.
Semula penentuan flash point dan fire point ini dimaksudkan untuk
keamanan dimana orang yang bekerja tanpa kuatir akan terjadinya
kebakaran, tetapi perkembangannya yaitu dapat mengetahui mudah tidaknya
minyak tersebut menguap.

6.3. ALAT DAN BAHAN


1. Tag closed tester.
2. Shield ukuran 46 cm luas dan 61 cm tinggi , terbuka dibagian depan.
3. Thermometer.
4. Korek api.
5. Tabung gas.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 39


6. Sampel minyak.

Gambar 6.1 Tag Closed Tester

6.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 40


1. Untuk minyak dengan titik nyala 55 oF atau yang lebih tinggi, mengisi
bath dengan air hingga tumpah, untuk minyak yang mempunyai titik
nyala rendah digunakan cairan yang berupa campuran air dengan etiline
glikol atau cairan dengan viskositas yang rendah dan mempunyai titik
beku yang rendah pula. Temperatur didalam cairan harus berada pada
temperatur lebih kurang 20 oF dibawah perkiraan titik nyala dari sample.
2. Mengisi mangkok hingga batas dengan sample kira-kira 50 ml.
Membersihkan minyak yang membasahi dinding mangkok diatas level
minyak (sample) dan pada penutupnya, bila perlu sample mendinginkan
atau memanaskan hingga kurang lebih 60 oF atau 20 oF dibawah titik
nyala yang diperkirakan, memasang lid yang telah diberi thermometer
kedalam bath.
3. Menyalakan test flame, mengatur nyala pada test flame sehingga
mencapai ukuran sebesar bead yang terdapat pada penutup, mengatur
pula kenaikan temperatur sebesar 1 o setiap 30 detik.
4. Jika temperatur sample didalam test cup 10 oF dibawah titik nyala yang
diperkirakan, maka menyulutkan test flame pada mangkok dengan
interval tertentu hingga penyulutan test flame padam, dan mencatat
temperatur pada termometer.
5. Menentukan titik bakar, melanjutkan pemanasan dan menyulutkan test
flame hingga sample terbakar lima detik atau ditandai dengan
membesarnya api pada test flame dan mencatat temperaturnya sebagai
titik bakar.

6.5. DATA PERCOBAAN

Titik Nyala :55°C


Titik Bakar :60°C
 Perhitungan

a. Penentuan titik nyala (flash point)


T = 55°C

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 41


o


F= ( 59 x 55 )+32=131 F
o

b. Penentuan titik bakar (fire point)


T = 60°C
o


F= ( 59 x 60 )+32=140 F
o

Tabel 6.1
Hasil Analisa Percobaan Penentuan Flash Point dan Fire Point Dengan Tag
Closed Tester

Xplug titik nyala titik bakar


C F C
A1 35 95 40
A2 60 140 65
A3 37 98.6 42
A4 68 154.4 73
A5 63 145.4 68
A6 70 158 75
B1 55 131 60
B2 40 104 45
B3 59 138.2 64
B4 67 152.6 72
B5 80 176 85
B6 64 147.2 69
C1 65 149 70
C2 63 145.4 68
C3 56 132.8 61
C4 52 125.6 57
C5 66 150.8 71
C6 67 152.6 72

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 42


 Menetukan Rata-rata aritmatik dari Titik Nyala Masing-masing Sampel:
∑ Titik Nyala
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
2496.6
18
= 138.7

 Menetukan Rata-rata aritmatik dari Titik Bakar Masing-masing Sampel :

∑ Titik Bakar
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
2658.6
18
= 147.7

 Menghitung Standart deviasi Titik Nyala masing-masing sampel:

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 43


Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

=√ 458.8623

= 21.421

 Menghitung Standart deviasi Titik Bakar masing-masing sampel:

Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

=√ 458.8623

= 21.421

6.8. PEMBAHASAN

Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap
minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan
produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena
nyala api pada kondisi tertentu.
Dari percobaan didapatkan bahwa harga titik nyala dan titik bakar
hanya berselisih 9°F. Suhu flash point sebesar 133of.Makin besar titik nyala
dan titik bakar maka °API kecil dan tergolong minya berat. Selain itu, Suhu
fire point sebesar 140oF. Hal ini menunjukkan bahwa perlu diusahakan suatu
peralatan yang dapat mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran seaktu-
waktu .Titik nyala dan titik bakar yang sangat berdekatan menunjukkan
indikasi bahwa formasi tersebt rentan terhadap bahaya perubahan
temperatur. Apabila jika tekanan reservoir mampu melalui tekanan

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 44


permukaan, maka terjadilah apa yang dinamakan dengan kick yang jika
tidak diantisipasi akan menyebabkan terjadinya blow out.
Titik nyala dan Titik bakar yang diperoleh tergantung dari komposisi
minyak yang bersankutan, semakin berat suatu minyak maka titik didihnya
semakin tinggi, hal yang sama terjadi pada titik nyala dan titik bakar.
Penentuan titik nyala dan titik bakar dari minyak mentah sangat
penting dalam upaya antisipasi kebakaran pada peralatan produksi.
Misalnya antisipasi terhadap temperatur yang disebabkan oleh
gesekan antara crude oil dengan flow – line pada saat dialirkan . Akibat
gesekan tersebut dapat terjadi suhu yang sangat tinggi. Temperatur tunggi
sangat riskan sekali , apalagi bila terjadi kebocaran kecil dan terjadi reaksi
percampuran dengan udara. Jika hal ini tidak diantisipasi secara hati-hati
akan terjadi kebakaran yang tidak dapat dikendalikan dalam waktu yang
singkat

6.9. KESIMPULAN

1. Hasil percobaan yang dilakukan didapat harga sebagai berikut :


2. Titik nyala (flash point) pada temperature 133°F
3. Titik bakar (fire point) pada temperatur 140°F
4. Dengan mengetahui titik nyala dan titik bakar dari suatu crude oil, kita
dapat mempertimbangkan hitungan pendistribusian minyak dengan pipe-
line sehingga tidak melampoui titik batasnya karena pengaruh lingkungan.
5. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi viskositas, maka
titik nyala dan titik bakar semakin tinggi, sehingga minyak susah untuk
dibakar, karena komponen fraksi beratnya lebih banyak.
6. Agar tidak mencapai suhu yang tinggi dan mendekati fire point, maka
dapat menggunakan cooler, sehingga suhu dapat diturunkan.
7. Penentuan titik nyala dan titik bakar ini berdasarkan kepada pembakaran
pada suhu yang dihasilkan saat timbul uap.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 45


8. Semakin besar titik nyala dan titik baar maka minyak tergolong minyak
berat dan sebaliknya.

BAB VII
PENENTUAN VISCOSITAS KINEMATIK
SECARA COBA-COBA (TENTAIVE METHOD)

7.1. TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan viskositas kinematik untuk cairan Newtonian pada


berbagai temperatur.

7.2. TEORI DASAR

Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur.


Alat ini dikalibrasikan dengansuatu minyak standar yang mempunyai
viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam
Master Viskosimeter atau dengan perbandingan langsung dengan
Viskosimeter yang dikalibrasikan secara teliti. Sample dengan volume
tertentu dan temperatur tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah
dikalibrasi dan waktunya telah diukur.
Viskositas dinamis atau viskositas absolut unit cgs dari viskositas
dinamis (Va) adalah poise, yang mana mempunyai dimensi gram / cm /
detik. Viskositas kinematik (Vk) adalah viskositas dinamik dibagi dengan
densitas (Va / d ), dimana keduanya diukur pada temperatur yang sama.
Unit dari viskositas kinematik adalah stoke, yang mempunyai dimensi
cm2 / detik, tetapi dalam industri perminyakan biasanya dinyatakan dengan

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 46


centi stoke (stoke / 100). Cairan Newtonian (sample) adalah cairan yang
mempunyai perbandingan yang proposional antara shear rate dengan shear
stressnya.
Hubungan antara tekanan resevoir dengan viscositas minyak pada
temperatur tetap digambarkan dengan grafik berikut

Viscositas

Tekanan Reservoir Pb

Grafik 7.1.
Hubungan Antara Tekanan ReservoirDengan Viscositas Pada Temperatur Sama

7.3. ALAT DAN BAHAN

1. Master Viskosimeter.
2. Viskosimeter.
3. Thermometer, yang mempunyai daerah pengukuran (range) seperti
dalam tabel ASTM Kinematik Thermometer.
4. Bath.
5. Timer.
6. Kalibrasi-kalibrasi sesuai dengan salah satu metode dibawah ini :

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 47


Gambar 7.1 Master Viscomete

Tabel7.1

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 48


ASTM Kinematic Thermometer

Range Temperature ASTM


Sub Division (°F)
(°F) Temperature (°F)
-61 = -29 0.2 43
-67.5 = -62.5 0.1 74
-42.5 = 37.5 0.1 73
-2.5 = 2.5 0.1 72
66.5 = 71.5 0.1 44
74.5 = 79.5 0.1 45
97.5 = 102.5 0.1 28
119.5 = 124.5 0.1 46
127.5 = 132.5 0.1 29
137.5 = 142.5 0.1 47
177.5 = 162.5 0.1 48
207.5 = 212.5 0.1 30

# Basic Calibration.
Menentukan waktu alir dalam detik dari destilasi air pada master
viscosimeter. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik pada
temperatur test. Kemudian hitung konstanta C dengan persamaan:
C = Vh1 / t

Dimana:
Vh 1 = viskositas kinematik (1,0038 cs pada 200C).
C = konstanta viscometer.
t = waktu alir, detik.
maka harga konstanta C dapat ditentukan: C = 1.0038 / t.
Kemudian tentukan viskositas sample hidrokarbon ke-1 yang lebih
viscous daripada air pada viskometer yang sama, kemudian
menggunakan harga viskositas diatas untuk kalibrasi pada viskometer
kedua dengan diameter yang lebih besar.
Gunakan persamaan :
C = Vh2 / t
Dimana :Vh2 = Viskositas kinematik dari hidrokarbon yang digunakan

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 49


untuk kalibrasi.
t = Waktu alir, detik.
Setelah viskometer kedua dikalibrasi, harga viskositas kinematik
dapat ditentukan untuk sample hidrokarbon dengan viscositas yang lebih
besar. Harga viskositas tersebut digunakan untuk menentukan kalibrasi
viscometer ketiga. Seperti pada viscometer kedua, jadi untuk viscometer
ketiga perlu dua hidrocarbon untuk menentukan konstanta
viscometernya.
# Kalibrasi viscometer dengan minyak standart.
Lihat Tabel 7.2. dan Tabel 7.3. Mengukur waktu aliran untuk
cairan (air destilasi, Tabel 7.2. dan Tabel 7.3 ). Minimum waktu alir
untuk setiap minyak standar pada setiap tabung yang dikalibrasi harus
kurang dari 200 detik. Koefisien viscometer B adalah koefisien energi
kinematik yang digunakan pada viskometer yang mempunyai aliran
kapiler sangat kecil dan konstanta C berharga 0.05 atau lebih kecil.

( t1 + t2)
B = ————— X { (Vh2 x t1) – (Vh1 x t2 ) }
(t22 x t12)

Dimana :
t1 = Waktu alir (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon
yang mempunyai viskositas kinematik Vh1.
T2 = Waktu alir untuk hidrokarbon yang mempunyai viscositas
kinematik Vh2.
Menghitung konstanta :
Vh + (B/t)
C = —————
t
Dimana:

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 50


Vh = viscositas kinematik hidrokarbon yang digunakan untuk
kalibrasi.
B = Koefisien viscometer.
Terakhir hitung viscositas kinematik dari suatu hidrokarbon yang
diinginkan dalam centistoke, sebagai berikut:

Viskositas kinematik (Vh) = (C x t) – (B/t)

Tabel7.2
Viskositas Minyak Standard

Viscositas Approximate Kinematic Viscosity


Minyak
Standard -65°F 40°F 100°F 122°F 210°F
(ASTM)
S3 340 66 3
S6 6
S 20 20
S 60 60
S 200 200
S 600 600 280 32
S 2000 2000

Tabel7.3
NBS Viscosity Standard

Viscositas Minyak Approximate Kinematic Viscosity


Standard (ASTM) 66°F 77°F 86°F 100°F 104°F 122°F
D 2.5 2.2 1.8
H 9.1 7.7 5.4

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 51


I 15 12 8
J 25 20 12
K 50 39 22
L 110 64 43
M 390 280 130
N 1600 1100 460
3800 2400
OB 7000
0 0
P 30000 22000 10000

7.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mengatur temperatur bath dengan thermometer berketelitian sampai


dengan 0.020F, temperatur lebih besar dari 60 0F, atau dengan
thermometer berketelitian sampai dengan 0.050F untuk temperatur lebih
kecil dari 600F.
2. Menyaring sample secukupnya dengan saringan 200 mesh atau
penyaring lain yang sesuai, untuk membuang partikel-partikel padat, atau
air. Bila temperatur kurang rendah menggunakan obat pengering.
3. Mengambil viscometer yang bersih dan kering dengan waktu alir lebih
dari 200 detik.
4. Memasang pemegang viscometer didalam bath sampai viscometer
mencapai temperatur pengukuran yang diinginkan (selama 5 menit untuk
mencapai temperatur 2100F).
5. Menggunakan alat penghisap untuk menaukan sample masuk kedalam
pipa kapiler sampai batas bawah sample kurang lebih 5 mm diatas garis
batas atas sampai dari viscometer (pada awal pengukuran).
6. Mencatat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0,1 detik) sample
untuk bergerak (mengalir) dari garis batas atas (awal pengukuran).
7. Mencatat waktu yang diperlukan (dengan ketelitian 0.1 detik) sample
untuk bergerak (mengalir) dari garis batas atas (awalpengukuran) pada
viscometer. Bila waktu yang diperlukan kurang dari 200 detik, mengganti

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 52


viscometer dengan viscometer yang mempunyai pipa kapiler yang lebih
kecil, mengulangi prosedur tersebut.
8. Melakukan percobaan dua kali, bila hasil yang diperoleh dari kedua
percobaan sesuai dengan repeatabilitas, maka menggunakan harga rata-
rata untuk menghitung viscositas kinematiknya.
9. Menghitung viscositas kinematik dalam centistoke dengan cara
perhitungan diatas.

7.5. DATA PERCOBAAN DAN ANALISA

Hasil Percobaan

Sampel Air : 50 ml

Sampel Minyak I : 50 ml

Sampel Minyak 2A : 1..548 ml

Sampel Minyak 2B : 9.675 ml

Waktu Alir

Air I : 233 detik

Minyak I(TIA) : 160 detik

Minyak 2A(T2A) : 260 detik

Minyak 2B(T2B) : 1250 detik

Tabel 7.4
Data Percobaan Penentuan Viscositas Kinematik Secara Coba-Coba

Sampel Viskosimeter Viskosimeter Waktu Konstanta

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 53


Kinematik
I (50) CA = VhA/tA
Air 1,0038 (VhA) 233 (tA)
=0,00430
1.548
Minyak I I (50) 160 (t1)
(Vh = CA.t1)
Minyak 1.548
II (100) C2A = Vh1/t2A
2A (Vh1= C2A.t2A) 200 (t2A)
=0,00774
9.675
II (100)
Minyak (Vh2=C2A.t2b) 1250 (t2B)
2B

 Perhitungan :

Kalibrasi alat (B)

t 2 A X t2 B
Koefisien Viskosimeter= x¿
t 22 B X t 22 A

200 ×1250
B= x¿
12502 x 2002

Konstanta alat keseluruhan ( C )

C A +C B
KonstantaAlat =
2
B B
V hA + V hB+
t 2A t 2B
+
t 2A t 2B
¿
2

0,00774+0,00774
¿
2
¿ 0,0074
0
Menentukan B/T : =0
200
0.001 x c x T = 0.001 x 0.00774 x 200 = 0.001548
0.001 x c x T >B/t

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 54


viskositas kinematic (2A) = (c x T) – (B/T)
0
= (0.00774 x 200 ) .
T
= 1.548
viskositas kinematic (2B) = (c x T) – (B/T)
0
=( 0.00774 x 1250 ) -
T
= 9.675

7.8. PEMBAHASAN
Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur.
Alat ini dikalibrasikan dengansuatu minyak standar yang mempunyai
viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam
Master Viskosimeter atau dengan perbandingan langsung dengan
Viskosimeter yang dikalibrasikan secara teliti. Sample dengan volume
tertentu dan temperatur tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah
dikalibrasi dan waktunya telah diukur.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 55


Dari hasil percobaan , diperoleh harga viscositas kinematik minyak I
sebesar 1.548 Cs, lebih besar dari harga viscositas kinematik minyak II yang
sebesar 9.675 Cs Ini berarti minyak 2B lebih viscous dari pada minyak 2A.
Dapat diketahui bahwa viscositas minyak sangat dipengaruhi oleh
komposisi dari minyak itu sendiri, dimana minyak berat akan lebih viscous
dari pada minyak ringan , sehingga dlam viscometer akan memiliki waktu
alir juga sangat dipengaruhi oleh temperatur sample, tekanan yang bekerja
pada sample, serta banyaknya kandungan gas yang ada pada sample
(minyak).
Minyak dengan viskositas yang besar , memiliki alir yang lebih lama
dibandingkan dengan minyak yang mempunai viskositas yang kecil.
Semakin kecil visositas minyak maka kualitas minyak semakin baik dan
mudah untuk diproduksi. Dalam percobaan ini minyak 2A lebih baik dan
mudah diproduksi disbanding minyak 2B.

7.9. KESIMPULAN

1. Dari percobaan didapatkan harga viscositas kinematik sebagai berikut:


 Viscositas Kinematik Minyak 2A = 1.548 C
 Viscositas Kinematik Minyak II = 9.675 C
2. Untuk memproduksi minyak 2B flow rate (aliran) kepermukaan lebih
kecil dibandingkan dengan minyak 2A.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 56


3. Harga viscositas dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
temperature, tekanan dan specific gravity. Semakin rendah oAPI atau
semakin berat minyak tersebut, maka viscositasnya semakin besar.
4. Minyak 2A lebih baik kualitasnya daripada minyak 2B karena viskositas
2A lebih kecil dibanding 2B.

BAB VIII
PENENTUAN VAPOUR PRESSURE

8.1. TUJUAN PERCOBAAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 57


Untuk menentukan besarnya uap (vapour pressure) pada temperatur
tertentu.

8.2. TEORI DASAR

Penentuan harga tekanan uap (vapour pressure) adalah digunakan


untuk menentukan harga tekanan uap atau gas dari minyak cair yang
digunakan atau diproduksi pada temperatur 100˚F.
Tekanan uap didefinisikan sebagai partikel tekanan uap yang berada
dalam keseimbangan fasa cairannya. Keseimbangan dicapai dalam wadah
tertutup yaitu bila molekul yang meninggalkan fasa cair tersebut.
Keseimbangan ini disebut keseimbangan dinamis. Tekanan uap sebagai
fungsi suhu, dimana suhunya makin tinggi semakinbesar energi kinetiknya,
yang berbanding lurus. Sehingga makin banyak molekul yang meninggalkan
fasa cair tersebut menjadi tekanan uap maka zat cair bertambah dengan
kenaikan temperatur. Karena jumlah molekul uap bertambah dan molekul
uap bertambah besar. Harga tekanan uap dapat ditentukan dengan beberapa
metode salah satunya dengan metode langsung.

8.3. ALAT DAN BAHAN

1. Pressure gauge.
2. Chamber.
3. Cup.
4. Water bath.
5. Water bath thermometer.
6. Temperatur regulator.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 58


Gambar 8.1 Rangkaian Alat Vapour Pressure

8.4. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mengambil sample minyak sebanyak yang diperlukan.


2. Memasukan kedalam cup sampai penuh.
3. Menggabungkan dengan rangkaian chamber, pressure gauge.
4. Memasukan air kedalam water bath sampai batas.
5. Memanaskan dengan menghubungkan pada arus listrik.
6. Mencatat perubahan tekanan pada pressure gauge pada suhu yang telah
ditentukan (400F, 500F, 60°F dan 700F).

8.5. DATA PERCOBAAN

Plu Minyak 2A Minyak 2B

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 59


g 40c 50c 60c 40c 50c 60c

At Psi At Psi At Psi At Psi At Psi At Psi


m m m m m m

2.9 0.5 8.08 0.9 13.96 1.4 0.4 6.17 0.0 1.17
B3 0.2 4 5 5 5 5 0.1 7 2 4 8 6

 Perhitungan

Menghitung sampel I dan II

Sampel I Sampel II
0.1 atm×14,7 = 1.47 psia 0.14 atm×14,7 = 2.058 psia
0.5 atm×14,7 = 7.32 psia 0.45 atm×14,7 = 6.615 psia
0.9 atm×14,7 = 13.23 psia 0.86 atm×14,7 = 12.495 psia

8.5 PEMBAHASAN
Penentuan harga tekanan uap (vapour pressure) adalah digunakan untuk
menentukan harga tekanan uap atau gas dari minyak cair yang digunakan
atau diproduksi pada temperatur 100˚F.
Tekanan uap didefinisikan sebagai partikel tekanan uap yang berada
dalam keseimbangan fasa cairannya.
Pada saat cup yang berisi sample digabungkan dengan chamber pada
skala tidak menunjukan angka nol, hal ini disebabkan pada rangkaian
tersebut sudah terdapat tekanan.
Tekanan alat yang ditujukan skala merupakan tekanan alat (atm) dan
tekanan yang dicatat berdasarkan kenaikan suhu.Data hitung dan analisa
yang didapat sesudah dikalikan 14.7 untuk mengubah tekanan atm menjadi
Psi.
Sehingga dihasilkan nilai Psi seperti dibawah ini:
Untuk temperature 50oC

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 60


Untuk temperatur 40oC
 Minyak I= 1.47 psi  Minyak A = 7.32 psi
 Minyak E = 2.058 psi  Minyak E = 6.615 psi

Untuk temperature 60oC


 Minyak A = 13.23 psi
 Minyak E = 12.495 psi

Pada percobaan ini dalam temperature yang sama vapour pressure


minya I lebih besar dibanding minyak II. Semakin besar vapour pressure
maka semakin kecil viskositasnya, dan semakin kecil viskositas semakin
baik kualitas minyak. Minyak I lebih baik daripada minyak II.

Dalam percobaan ini digunakan dua macam sampel minyak / crude oil
dengan derajat keenceran yang berbeda, hal ini dilakukan sebagai
pembanding apakah komposisi dari minyak mempunyai pengaruh terhadap
besarnya tekanan uap yang dihasilkan.
Hubungan percobaan ini dengan di lapangan adalah :
1. Perencanaan pembuatan tangki penyimpanan produk dari minyak
bumi.
2. Menjamin keselamatan dalam perjalanan atau pentransportasian
minyak bumi.

8.6. KESIMPULAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 61


 Hasil dari percobaan didapatkan harga vapour pressure :
Untuk temperatur 40oC Untuk temperature 50oC
 Minyak I= 1.47 psi  Minyak A = 7.32psi
 Minyak E = 2.058 psi  Minyak E = 6.615 psi
Untuk temperature 60oC
 Minyak A = 13.23 psi
 Minyak E = 1.2.495 psi

 Dalam kenaikan temperature yang sama diperoleh bahwa tekanan


minyak sampel I lebih besar daripada tekanan uap minyak sampel II.
 Berdasarkan hasil percobaan tekanan uap merupakan fungsi dari
temperature. Jika temperature naik maka tekanan akan naik.
 Dari hasil percobaan diketahui tekanan uap dari suhu yang rendah
mengalir pada suhu yang tinggi disebabkan karena semakin tinggi suhu
yang dihasilkan oleh molekul-molekul dari crude oil yang akan
meninggalkan fase cairnya sehingga akan semakin besar tekanan uap dari
minyak mnetah tersebut.
 Jika viscositas tinggi maka tekanan uap rendah demikian juga bila
viscositas rendah maka tekanan uap tinggi.
 Sampel minyak I lebih baik daripada minyak II karena temperature lebih
besar dan viskositasnya kecil.

BAB IX

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 62


ANALISA KIMIAWI AIR FORMASI

9.1. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk menentukan besarnya harga indeks stabilitas guna mengetahui


tingkat pengendapan perkaratan yang disebabkan oleh air formasi.

9.2. TEORI DASAR

Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water
atau interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan
minyak dan gas, karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang
mengisi pori-pori yang ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu
ditemukan didalam reservoir hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal
dari laut yang ikut terendapkan bersama sengan endapan sekelilingnya,
karena situasi pengendapan batuan reservoar minyak terjadi pada
lingkungan pengendapan laut.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses
produktifitas sumur, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga
mempunyai kegunaan cukup penting, antara lain :
1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
2. Untuk mengetahui adanya scale formation.
3. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan
yodium dan barium yang cukup besar dan dapat digunakan untuk
mengetahui adanya reservoar minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah :
1. Adanya korosi
2. Adanya solid deposit
3. Adanya scale formation
4. Adanya emulsi
5. Adanya kerusakan formasi
9.3. ALAT DAN BAHAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 63


1. Pipet
2. Gelas ukur
3. Kertas lakmus
4. Alat titrasi
5. Air suling
6. Air formasi
7. Metyl Orange
8. Phenolptaline
9. KCrO

10. AgNO 3

11. H 2 SO 4

Gambar 9.1 Alat Titrasi

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 64


9.4. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Penentuan pH
1. Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung menentukan harga
pH dari sample setelah mencocokkan warna pada standart pH paper strip,
makan diperlukan kejelian dalam memilih dan mencocokkan warna
paper strip.
2. Dengan alat ukur elektrolit, kalibrasi alat sebelum digunakan dengan cara
: mengisi botol dengan larutan buffer yang telah diketahui harga pH-nya,
memasukkan elektroda pada botol yang berisi larutan buffer. Memutar
tombol kalibrasi sampai digit menunjukkan harga pH larutan buffer.
3. Mencuci botol dan elektrodanya sebelum digunakan untuk menguji
sample dengan air destilasi untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

B. Penentuan Alkalinitas

Alkali dari suati cairan biasa dilaporkan sebagai ion CO−3 ,

HCO−3 , dan OH − , dengan mentitrasiair sample dengan larutan


asam lemah dan larutan indicator. Larutan penunjuk (indicator) yang

digunakan dalam penentuan kebasahan CO−3 dan OH − adalah


Phenolptalein (PP), sedangkan Metyl Orange (MO) digunakan sebagai

indicator dalam penentuan HCO−3 .

Prosedur Percobaan
1. Mengambil contoh air pada gelas titrasi sebanyak 1 cc dan
menambahkan larutan PP sebanyak 2 tetes.

2. Mentritasi dengan larutan H 2 SO 4 0.02 N sambil digoyang. Warna


akan berubah dai pink menjadi jernih. Mencatat jumlah larutan asam
tersebut sebagai Vp.
3. Menetesi lagi dengan 2 tetes MO, warna akan berubah menjadi
orange.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 65


4. Mentritasi lagi dengan H 2 SO 4 0.02 N sampai warna menjadi merah

/ merah muda. Mencatat banyaknya larutan asam total yaitu : jumlah


asam (2) + asam 4 sebagai Vm.
C. Perhitungan
Kebasahan P = Vp / banyaknya cc contoh air
Kebasahan M = vm / banyaknya cc contoh air

Tabel 9.1
Rumus Perhitungan Dari Hasil P &M

HCO−3 CO−3 OH −

P=0 M*20 0 0
P=M 0 0 20*P
P=M 0 40*P 0
2P < M 20*(M-2P) 40*P 0
2P > M 0 40*(M-P) 20*(2P-M)

C.1. Penentuan Kalsium dan Magnesium


Untuk menentukan kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu
menentukan kesadahan totalnya.

C.1.1.Prosedur Penentuan Kesadahan Total


 Mengambil 20 ml air suling dalam gelas titrasi, tambahkan 2 tetes
larutan buffer kesadahn total, dan 1 tetes larutan indicator. Warnanya
harus biru asli (vivid blue) atau jernih sekali kalau terdapat warna
kemerah-merahan, tetesi sedikit dengan larutan titrasi kesadahan total
(1 ml = 2 epm) sambil digoyang hingga warna biru asli (jernih).
Jangan sampai berlebihan, volume titrasi ini tidak dihitung.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 66


 Menambah 5 ml contoh air, warna akan berubah merah (bila
kesadahan memang ada).
 Mentitrasi dengan larutan kesadahan total (1 ml = 20 epm) tetes demi
tetes sambil digoyang hingga warna berubah menjadi biru asli (jernih).
Catat volume titrasi dan hitung kesadahan totalnya.
Perhitungan :
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
Kalsium, me/L = vol. Titrasi * 2
Vol. Contoh air
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
Kesadahan total, me/L = vol. Titrasi * 20
Vol. Contoh air
 Kesadahan total sebagai = kesadahan total, me/L*50CaCO3, me/L.

C.1.2. Prosedur Penentuan Kalsium (Ca)


 Mengambil 20 ml air suling, tambah 2 tetes larutan buffer calver dan 1
tepung indicator calcer II, warna akan berubah menjadi cerah. Bila
warnanya kemerahan, titrasi dengan larutan kesadahan total sampai
warna kemerahan hilang.
 Menambahkan 5 cc air yang dianalisa. Bila ada Ca warna larutan
berubah menjadi kemerahan.
 Titer dengan larutan titrasi kesadahan total (1 ml = 20 epm) sambil
digoyang sehingga warna berubah menjadi biru cerah (jernih). Catat
volume titrasi.
Perhitungan :
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 2 epm
Kalsium, me/L = ml liter * 2
ml contoh air
 Bila menggunakan larutan 1 ml = 20 epm
Kalsium, me/L = ml liter * 20

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 67


ml contoh air
 Konversi kadar Ca dalam mg/L = Ca, mg/L * 20

C.1.3. Prosedur Penentuan Magnesium (Mg)


Magnesium ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Magnesium, me/L = (kesadahan total, me/L) – (kalsium, me/L)
Magnesium, me/L = Magnesium, me/L*12,2

C.1.4. Penentuan Klorida


Unsur ion baku ditemukan dalam formasi ialah Cl, yang
konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode Mohr selalu digunakan
dalam penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai PH. Cara pengujian
dapat ditentukan untuk fluida yang bernilai PH antara 6 sampai 8,5 dan
hanya ion SO yang sering mengganggu.gangguan ini dapat diketahui dari
warna setelah titrasi dengan larutan AgNO3warna abu-abu sampai hitam.
Bila hal dapat diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan
cara mengasamkan contoh air yang akan diperika dengan larutan asam
senyawa (HNO) dan dimasak selama 10 menit. Setelah didinginkan,
naikkan PH sampai 6 sampai 8,5 dengan NaOH. Larutan buffer
kesadahan total atau larutan buffer Calver, dan tidak sekali-sekali
mengurangi PH dengan HCl.

Prosedur Percobaan :
 Mengisi 20 ml air sample pada gelas titrasi, tambahkan 5 tetes KCrO,
dan warna larutan akan menjadi bening.
 Titer dengan larutan AgNO31 ml = 0,001g Cl sambil digoyang sampai
warna menjadi cokelat kemerahan. Tunggu sebentar sampai warna
tidak berubah lagi. Catat banyaknya AgNO3yang dipergunakan.
 Jika menggunakan AgNO30,001 N maka:
Kadar Cl, mg/L = ml liter * 1000
ml contoh air

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 68


 Jika menggunakan AgNO3 0.01 N maka:
Kadar Cl, mg/L = ml liter * 10000
ml contoh air

C.1.5. Penentuan Sodium


Sodium tidak ditentukan di lapangan, karena nilai sodium tidak
dapat di anggap nilai yang nyata atau absolut. Perhitungannya ialah
dengan pengurangan jumlah anion dengan jumlah kation dengan me/L.
Kesadahan total tidak dimasukkan dalam perhitungan ini.

Prosedur percobaan :
 Mengkonversikan mg/L anion menjadi me/L dan jumlahkan harganya.
Anion, mg/L = Cl‾ . mg/L + SO‾4 . mg/L+ CO‾3 . mg/L+
35,5 48 30
HCO‾3 . mg/L + OH‾ . mg/L
61 17

 Mengkonversikan mg/L menjadi me/L. jumlahkan harganya.


Kation, mg/L = [ Ca++ . mg/L + Mg++ . mg/L + Fe++ .mg/L+
20 12,2 18,6
Ba++ . mg/L ]
68,7
 Kadar Sodium (Na). mg/L = ( Anion –  Kation) *23

9.5. DATA PERCOBAAN

PH air :7
T : 30 °c

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 69


Tabel 9.2
Konsentrasi Anion Konsentrasi Kation
Anion BM mg/L me/L Kation BM mg/L me/L
Cl- 35,5 8179.2 230.4 Na+ 23 5834.18 253.66
SO42- 48 23.8 38 Ca2+ 20 100 5
CO32- 30 109.92 2.29 Mg 2+
12,2 195.2 16
HCO3- 61 120 4 Fe3+ 18,6 0.558 0.03
OH- 17 0 0 Ba2+ 68.7 0 0
 Anion
Data Konsentrasi Anion dan Kation (Kelompok I

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 70


Tabel 9.3
Data Penentuan Total Ionic Strength

Faktor
Konsentrasi
Ion Konversi Ionic strength
mg/L
mg/L
Cl- 8179.2 1,4 x 10-5 0,1145
S O42−¿¿ 109.92 2,1 x 10-5 0,0023
CO32- 120 3,3 x 10-5 0,0039
HCO3- 2318 0,82 x 10-5 0,0190
Ca2+ 100 5,0 x 10-5 0,005
Mg2+ 195.2 8,2 x 10-5 0,0140
Na+ 5819.91 2,2 x 10-5 0,1282
Total ionic strength 0,29

 Perhitungan (SI)

14. Menentukan niai pCa dan pAlk

pCa = 4,5997 - 0,4327 ln (Ca2+)


= 4,5997 – 0.4327 (100)
= 2.6050
pAlk = 4,8139 - 0,4375 ln (CO32-+HCO3-)
= 4,8139 – 0.4327 (2438)
= 1.409
Dari grafik Ionic Strenght didapatkan nilai K pada temperature 40◦C
yaitu 2.5 .Jadi
Si = pH- (K+pCa +pAlk )
= 7 – (2.8+2.6050+1.409)
=0.186

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 71


Gambar 9.2
Diagram Nilai K Berdasarkan Ionic Strength Dengan Temperatur Tertentu

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 72


9.8. PEMBAHASAN

Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau
interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas,
karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori yang
ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir
hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal dari laut yang ikut terendapkan
bersama sengan endapan sekelilingnya, karena situasi pengendapan batuan reservoar
minyak terjadi pada lingkungan pengendapan laut.
Dari hasil perhitungan, didasarkan pada pengklasifikasian sebagai berikut: SI > 0
terendapkan CaCO3
SI < 0 tidak akan membentuk endapan CaCO3
SI=0 larutan jenuh dengan CaCO3

Indeks stabilitas yang didapat, yaitu:


 Pada suhu 40oC, harga SI yaitu 0.186
Karena pada suhu dalam percobaan ini 0,186 dan nilai Stability index > 0,
maka akan terbentuk endapan CaCO3 dan akan terjadi korosi pada peralatan
perminyakan serta cenderung menghasilkan scale.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 73


9.9. KESIMPULAN
a.Dari hasil perhitungan, didasarkan pada pengklasifikasian sebagai berikut:
SI > 0 terendapkan CaCO3
SI < 0 tidak akan membentuk endapan CaCO3
SI=0 larutan jenuh dengan CaCO3
Indeks stabilitas yang didapat, yaitu:
 Pada suhu 40oC, harga SI yaitu 0.186
Karena pada suhu-suhu diatas, nilai Stability index > 0, maka akan terbentuk
endapan CaCO3 dan akan terjadi korosi pada peralatan perminyakan dan
cenderung menghasilkan scale.
b. Analisa kimia dari air formasi sangat dipengaruhi metode untuk melakukan
stimulasi dan work over, karena air formasi memiliki kandungan kimia yang banyak
sehingga dapat menyebabkan scalling maupun korosif terhadap rangkaian pipa-pipa
produksi

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 74


BAB X
PEMBAHASAN UMUM

Crude oil atau minyak mentah yang kita produksi secara langsung dari dalam
perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih mengandung
gas, air, dan impuritis lainnya. Hal ini nantinya akan mempengaruhi perhitungan
jumlah minyak yang akan diproduksi, karena dalam suatu reservoir khususnya
minyak, akan selalu didapatkan kandungan air .
Sampel minyak yang akan digunakan terlebih dahulu dicampur dengan solvent
(pelarut) yang pada percobaan ini menggunakan bensin. Penambahan bensin
dimaksudkan unuk mempercepat terjadinya penguapan, selain bensin juga digunakan
kerikil yang diletakan dalam flask untuk mengimbangi tekanan uap agar tidak terjadi
ledakan.
Jumlah air yang terdapat dalam water trap merupakan fungsi waktu dari hasil
destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air yang didapat semakin
banyak tergantung atas kondisi air didalam minyak, karena berhubungan dengan
persen kandungan air. Dengan mengetahui % kandungan air dapat diketahui formasi
minyak mentah serta jumlahnya yang memungkinkan untuk diproduksikan.
Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan minyak yang
mengakibatkan berkurangnya gravity minyak yang bersangkutan. Kehilangan grafiy
ini adalah karena penguapan fraksi – fraksi dari minyak. Pengurangan penguapan
dapat dilakukan de ngan memanaskan minyak dalam ruang yang tertutup rapat.
Penggunan solvent berupa kerosin bertujuan untuk mempercepat proses
pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya.Solvent ini bersifat seperti
katalis pada reaksi kimia, ikut bereaksi tapi tidak mempengaruhi hasil reaksinya.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 75


Dalam percobaan dihasilkan air sebanyak 0.1% dalam 50 ml sample minyak.
Artinya dari 50 ml minyak mentah,0.05 ml diantaranya adalah air.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel merupakan sampel minyak (crude oil) yang
baik, sehingga biasanya dapat langsung diproduksikan dengan resiko timbulnya
problem produksi yang sangat kecil.
Dalam suatu proses produksi, impuritis berupa air dan padatan-padatan yang
terbawa atau ikut terproduksi bersama minyak, harus dipisahkan. Air yang
terproduksi dapat mengganggu proses refinary. Sedangkan padatan yang ikut
terproduksi biasanya adalah pasir dan serpih yang dapat mengganggu alat produksi.
Setelah dilakukan percobaan didapatkan persentase BS & W senilai
15.6%.Artinya dari 50 ml sampel crude oil terdapat 7 ml air dan 0.8 padatan yang
mengotori. Minyak ini tergolong minyak yang kurang baik kualitasnya karena
kandungan BS & W nya lebih dari 10 %.
Suatu centrifuge akan memberikan pemisahan yang sempurna bila diputar
dengan cepat, sehingga minyak yang memiliki densitas lebih kecil dari air dan
padatannya akan bergerak ke atas dan air serta padatan akan bergerak kebawah. Jadi
pada umumnya pemisahan yang terjadi merupakan akibat dari adanya perbedaan
densitas atau berat jenis dari masing-masin fasa , sehingga dapat didapatkan oleh
adanya gerakan centrifugal yang sangat cepat. Pengukuran besarnya BS&W sangat
penting bagi perencanaan peralatan produksi karena air akan menimbulkan korosi
sedang padatan akan menimbulkan problem scale dan gesekan.
Adanya padatan yang mengendap dalam minyak mentah merupakan akibat
adanya percampuran hidrokarbon yang terdapat pada suatu formasi yang
mengandung kotoran seperti tetesan air atau partikel batuan itu sendiri.
Dari hasil percobaan diperoleh kenyataan bahwa air biasanya terdapat pada
crude oil.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 76


Specific gravity cairan hidrokarbon (minyak) didefinisikan sebagai
perbandingan anatara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada tekanan
dan temperatur yang sama atau dapat ditulis:
SG = 𝛶o/𝛶w pada tekanan dan temperatur standar.
Biasanya specific gravity digunakan dalam pembicaraan sifat cairan yaitu
specific gravity pada temperatur 60°F dan tekanan atmosfer 14,7 psia.
Dilapangan biasanya crude oil dibedakan menjadi:
- Minyak berat
- Minyak sedang
- Minyak ringan
Minyak berat adalah minyak bumi yang mengandung senyawa-senyawa HC
berat lebih banyak daripada senyawa-senyawa HC ringan (fraksi ringan).Ciri
umumnya antara lain :
- Tres berada dibawah Titik kritis fluida HC-nya ( karena Tc relatif ringan).
- Fluida HC yang keluar dari separator terdiri atas 85% mol cairan dan 15%
mol gas
- Harga °API lebih kecil dari 30°
- Warna umumnya agak gelap.
Minyak ringan adalah minyak bumi yang mengandung senyawa-senyawa HC
berat (fraksi berat) yang relatif lebih sedikit dibanding minyak berat.Sehingga Tc-
nya lebih kecil dari Tc minyak berat.
Umumnya, dicirikan oleh :
- Tres berada dibawah Tkritis fluida HC-nya
- Fluida HC yang keluar dari separator sebesar 65% mol dan gasnya 35% mol
- Harga°API-nya lebih nesar dari 30°API
- Warna cairannya gelap

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 77


Pada percobaan yang kami lakukan, didapatkan nilai SG laboratorium sebesar
0,9218 dan nilai API laboratorium sebesar 22.4oAPI. Selain itu, nilai SG true sebesar
0,93531 dan nilai API true sebesar 19.78oAPI. Specific Gravity merupakan
perbandingan berat suatu zat terhadap berat zat baku, pada volume dan suhu yang
sama. Untuk zat cair dan zat padat, gas bakunya adalah air.Sedangkan zat standar
untuk gas dipakai Hidrogen atau udara.Sampel minyak ini tergolong minyak berat
karena memiliki oAPI kurang dari 20 oAPI.
Dari definisi di atas diperoleh penjabaran, bahwa :
densitas gas γg
a.S pecific gravity gas= =
densitas udara γ u
densitas minyak γ o
b. S pecific gravity minyak= =
densitas air γw
Diketahui bahwa 𝛶w = 1 dan 𝛶u = 0,7 dengan 𝛶o = massa/volume . Dengan
mengetahui besarnya Specific gravity, maka kita dapat menghitung berapa derajat
API crude oil terebut, dengan menggunakan persamaan :
o
141,5
API= −131,5
❑ SG
Jika derajat API didapatkan selanjutnya crude oil tersebut dapat kita
kelompokkan kedalam jenis minyak ringan atau minyak berat, dengan berpatokan
pada prinsip bahwa:
- Jika > 30 ° API = minyak ringan
- Jika 20o - 30oAPI = minyak sedang
- Jika 100° = minyak berat
Apabila crude oil telah dapat ditentukan jenisnya berdasarkan °API-nya maka
kita dapat mengantisipasi beberapa hal berikut:
Jika minyak tersebut adalah minyak berat, perlu dilakukan upaya untuk
mengantisipasi terjadinya pengedapan, saat dialirkan ke permukaan atau kepusat

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 78


pengolahan. Upaya tersebut dapat berupa pemasangan heater pada peralatan produksi
atau dengan memanfaatkan tekanan air formasi.
Jika minyak tersebut adalah minyak ringan, perlu diusahakan agar tekanan
reservoir lebih besar dari tekanan permukaan, sehingga fluida tersebut dapat dialirkan
kepusat pengolahan. Perlu diperhatikan pemasangan separator untuk memisahkan
minyak dengan impuritis lainnya.
Kita harus mengetahui dimana minyak mengalami perubahan temperatur, agar
kita dapat mengetahui atau mengantisipasi dan mengambil tindakan yang terbaik agar
minyak dapat ditransportasikan secara lancar dari formasi kepermukaan sesuai
dengan kebutuhan.
Titik kabut adalah dimana padatan mulai mengkristal atau memisahkan diri dari
larutan bila minyak didinginkan.
Titik Tuang adalah temperatur terendahlah dimana minyak mentah dapat
tertuang setelah mengalami pembekuan.
Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak dapat
mengalir lagi.
Percobaan penentuan titik kabut, titik beku, dan titik tuang ini dapat
diketahui pada temperatur berapa fluida mulai membeku atau mulai berkabut.
Pengetahuan mengenai titik beku dan titik tuang sangat diperlukan dalam upaya
pendistribusian fluida dari reservoir ke pusat pengolahan.
Pada percobaan ini dihasilkan titik kabut 77 oF, titik beku 73.4 oF,dan titik
tuang 75.2 oF.Semakin besar titik kabut, titik beku, dan titik tuang maka oAPI kecil
dan menyebabkan minyak ini tergolong minyak berat.Minyak mentah yang memiliki
titik beku rendah apabila berada dibawah temperature reservoir maka akan membeku
pada saat transportasi dan menyebabkan penyumbatan pipa alir dan menyebabkan
kerugian dalam produksi

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 79


Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap minyak)
dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala apabila terkena percikan
api kemudian mati kembali.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan
menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena nyala api pada kondisi
tertentu.
Dari percobaan didapatkan bahwa harga titik nyala dan titik bakar hanya
berselisih 9°F. Suhu flash point sebesar 138.2oC.Makin besar titik nyala dan titik
bakar maka °API kecil dan tergolong minya berat. Selain itu, Suhu fire point sebesar
147.2oF. Hal ini menunjukkan bahwa perlu diusahakan suatu peralatan yang dapat
mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran seaktu-waktu .Titik nyala dan titik bakar
yang sangat berdekatan menunjukkan indikasi bahwa formasi tersebt rentan terhadap
bahaya perubahan temperatur. Apabila jika tekanan reservoir mampu melalui tekanan
permukaan, maka terjadilah apa yang dinamakan dengan kick yang jika tidak
diantisipasi akan menyebabkan terjadinya blow out.
Titik nyala dan Titik bakar yang diperoleh tergantung dari komposisi minyak
yang bersankutan, semakin berat suatu minyak maka titik didihnya semakin tinggi,
hal yang sama terjadi pada titik nyala dan titik bakar.
Penentuan titik nyala dan titik bakar dari minyak mentah sangat penting dalam
upaya antisipasi kebakaran pada peralatan produksi.
Misalnya antisipasi terhadap temperatur yang disebabkan oleh gesekan antara
crude oil dengan flow – line pada saat dialirkan . Akibat gesekan tersebut dapat
terjadi suhu yang sangat tinggi. Temperatur tunggi sangat riskan sekali , apalagi bila
terjadi kebocaran kecil dan terjadi reaksi percampuran dengan udara. Jika hal ini tidak
diantisipasi secara hati-hati akan terjadi kebakaran yang tidak dapat dikendalikan
dalam waktu yang singkat.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 80


Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur. Alat ini
dikalibrasikan dengansuatu minyak standar yang mempunyai viskositas yang
ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam Master Viskosimeter atau
dengan perbandingan langsung dengan Viskosimeter yang dikalibrasikan secara teliti.
Sample dengan volume tertentu dan temperatur tertentu dialirkan melalui pipa kapiler
yang telah dikalibrasi dan waktunya telah diukur.
Dari hasil percobaan , diperoleh harga viscositas kinematik minyak I sebesar
1.6225 Cs, lebih besar dari harga viscositas kinematik minyak II yang sebesar 7.5375
Cs Ini berarti minyak 2B lebih viscous dari pada minyak 2A.
Dapat diketahui bahwa viscositas minyak sangat dipengaruhi oleh komposisi
dari minyak itu sendiri, dimana minyak berat akan lebih viscous dari pada minyak
ringan , sehingga dlam viscometer akan memiliki waktu alir juga sangat dipengaruhi
oleh temperatur sample, tekanan yang bekerja pada sample, serta banyaknya
kandungan gas yang ada pada sample (minyak).
Minyak dengan viskositas yang besar , memiliki alir yang lebih lama
dibandingkan dengan minyak yang mempunai viskositas yang kecil. Semakin kecil
visositas minyak maka kualitas minyak semakin baik dan mudah untuk diproduksi.
Dalam percobaan ini minyak 2A lebih baik dan mudah diproduksi disbanding minyak
2B.
Penentuan harga tekanan uap (vapour pressure) adalah digunakan untuk
menentukan harga tekanan uap atau gas dari minyak cair yang digunakan atau
diproduksi pada temperatur 100˚F.
Tekanan uap didefinisikan sebagai partikel tekanan uap yang berada dalam
keseimbangan fasa cairannya.
Pada saat cup yang berisi sample digabungkan dengan chamber pada skala
tidak menunjukan angka nol, hal ini disebabkan pada rangkaian tersebut sudah
terdapat tekanan.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 81


Tekanan alat yang ditujukan skala merupakan tekanan alat (atm) dan tekanan
yang dicatat berdasarkan kenaikan suhu.Data hitung dan analisa yang didapat sesudah
dikalikan 14.7 untuk mengubah tekanan atm menjadi Psi. Sehingga dihasilkan nilai
Psi seperti dibawah ini:
Untuk temperatur 40oC Untuk temperature 50oC
 Minyak I= 2.94 psi  Minyak A = 8.085psi
 Minyak E = 1.47 psi  Minyak E = 6.174 psi
Untuk temperature 60oC
 Minyak A = 13.965 psi
 Minyak E = 1.176 psi

Pada percobaan ini dalam temperature yang sama vapour pressure minya I lebih
besar dibanding minyak II. Semakin besar vapour pressure maka semakin kecil
viskositasnya, dan semakin kecil viskositas semakin baik kualitas minyak. Minyak I
lebih baik daripada minyak II.

Dalam percobaan ini digunakan dua macam sampel minyak / crude oil dengan
derajat keenceran yang berbeda, hal ini dilakukan sebagai pembanding apakah
komposisi dari minyak mempunyai pengaruh terhadap besarnya tekanan uap yang
dihasilkan.
Hubungan percobaan ini dengan di lapangan adalah :
3. Perencanaan pembuatan tangki penyimpanan produk dari minyak bumi.
4. Menjamin keselamatan dalam perjalanan atau pentransportasian minyak
bumi.
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau
interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas,
karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori yang
ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 82


hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal dari laut yang ikut terendapkan
bersama sengan endapan sekelilingnya, karena situasi pengendapan batuan reservoar
minyak terjadi pada lingkungan pengendapan laut.
Dari hasil perhitungan, didasarkan pada pengklasifikasian sebagai berikut: SI > 0
terendapkan CaCO3
SI < 0 tidak akan membentuk endapan CaCO3
SI=0 larutan jenuh dengan CaCO3

Indeks stabilitas yang didapat, yaitu:


 Pada suhu 40oC, harga SI yaitu 1,786
Karena pada suhu dalam percobaan ini 1,786 dan nilai Stability index > 0,
maka akan terbentuk endapan CaCO3 dan akan terjadi korosi pada peralatan
perminyakan serta cenderung menghasilkan scale.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 83


BAB XI
KESIMPULAN

1. Kerosin dalam campuran berfungsi sebagai katalis yang mempercepat terjadinya


penguapan, tetapi tidak ikut bereaksi ketika terjadi pemanasan
2. Agar data yang diperoleh lebih akurat, maka pemanasan minyak harus dalam
keadaan ruangan yang tertutup rapat, sehingga tidak ada uap yang keluar.
3. Dari hasil percobaan didapat kandungan air sebanyak 0.1% dari 50 ml sample
minyak. Hasil tersebut menandakan minyak yang diteliti memiliki kualitas baik
sehingga dapat langsung diproduksi.
4. Kadar air yang berlebih dapat mengakibatkan korosi, scale, dan emulsi.
5. Semakin besar kandungan air, maka kualitas minyak mentah semakin buruk,
semakin rendah kadar air, maka kualitas minyak mentah akan semakin baik untuk
proses pembakaran.
6. Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan nilai BS & W = 15.6 %
7. Air biasanya selalu ada dalam crude oil meskipun dalam persentase yang sedikit.
8. BS&W perlu diketahui karena dapat menentukan kualitas minyak mentah, semakin
besar BS&W, maka kualitas minyak mentah semakin menurun.
9. Prinsip kerja percobaan centrifuge adalah dengan gaya centrifugal yang dilanjutkan
dengan gravitasi, sehingga material dengan densitas lebih tinggi akan menuju dasar
tabung.
10. Metode centrifuge sangat dianjurkan untuk memisahkan air dengan minyak dan
endapan, karena waktu yang dibutuhkan dalam proses pemisahan ini lebih singkat
waktunya daripada menggunakan Dean and Stark Method. Selain itu, sampel yang
diuji juga dapat lebih banyak. Percobaan penentuan Specific Gravity Minyak (SG o)
ini, diperoleh nilai SG laboratorium sebesar 0.9218, nilai API laboratorium sebesar
22.04oAPI, nilai oAPI true sebesar 19.78°API dan SG true sebesar 0,93531.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 84


11. Faktor utama yang mempengaruhi harga °API adalah berat jenis minyak,
perubahan tekanan dan perubahan temperatur.
12. Harga Specific Gravity Minyak (SGo) kecil, maka harga °API –nya makin besar,
sementara minyak (bensin) yang diperoleh makin banyak, residu makin sedikit.
13. Harga SG berbanding terbalik dengan harga °API yang menunjukkan adanya
korelasi timbal-balik yang saling mempengaruhi.
14. Sample minyak yang dignakan pada percobaan tergolong minyak berat karena harga
°API yang didapat lebih kecil dari 20°API.
15. Dari percobaan didapat data sebagai berikut :
Sampel : a.Titik kabut : 77 °F
b,Titik tuang : 73.4°F
c.Titik beku : 75.2 °F
Penentuan titik kabut, titik tuang dan titik beku sangat penting untuk diketahui
agar tidak ada pembekuan pada flowline sehingga tidak menurunkan produktivitas
sumur karena proses pemampatan.
16. Penentuan titik kabut, titik tuang dan titik beku dipengaruhi oleh komposisi
penyusun minyak tersebut. Semakin berat minyak tersebut semakin cepat membeku.
17. Pemasangan termometer harusnya sampai dasar tabung agar diperoleh hasil yang
akurat
18. Minyak mentah yang memiliki titik kabut, titik beku, dan titik tuang besar maka
°API kecil dan SG besar yang artinya minyak mentahini tergolong minya berat dan
sebaliknya.
19. Hasil percobaan yang dilakukan didapat harga sebagai berikut :
20. Titik nyala (flash point) pada temperatur138.2°F
21. Titik bakar (fire point) pada temperatur147.2°F
22. Dengan mengetahui titik nyala dan titik bakar dari suatu crude oil, kita dapat
mempertimbangkan hitungan pendistribusian minyak dengan pipe-line sehingga
tidak melampoui titik batasnya karena pengaruh lingkungan.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 85


23. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi viskositas, maka titik
nyala dan titik bakar semakin tinggi, sehingga minyak susah untuk dibakar, karena
komponen fraksi beratnya lebih banyak.
24. Agar tidak mencapai suhu yang tinggi dan mendekati fire point, maka dapat
menggunakan cooler, sehingga suhu dapat diturunkan.
25. Penentuan titik nyala dan titik bakar ini berdasarkan kepada pembakaran pada suhu
yang dihasilkan saat timbul uap.
26. Semakin besar titik nyala dan titik baar maka minyak tergolong minyak berat dan
sebaliknya.
27. Dari percobaan didapatkan harga viscositas kinematik sebagai berikut:
 Viscositas Kinematik Minyak 2A = 1.6225 C
 Viscositas Kinematik Minyak II = 7.5375 Cs.
28. Untuk memproduksi minyak 2B flow rate (aliran) kepermukaan lebih kecil
dibandingkan dengan minyak 2A.
29. Harga viscositas dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu temperature, tekanan
dan specific gravity. Semakin rendah oAPI atau semakin berat minyak tersebut,
maka viscositasnya semakin besar.
30. Minyak 2A lebih baik kualitasnya daripada minyak 2B karena viskositas 2A lebih
kecil dibanding 2B.
31. Hasil dari percobaan didapatkan harga vapour pressure :
Untuk temperatur 40oC Untuk temperature 50oC
 Minyak I= 2.94 psi  Minyak A = 8.085psi
 Minyak E = 1.47 psi  Minyak E = 6.174 psi
Untuk temperature 60oC
 Minyak A = 13.965 psi
 Minyak E = 1.176 psi

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 86


32. Dalam kenaikan temperature yang sama diperoleh bahwa tekanan minyak sampel I
lebih besar daripada tekanan uap minyak sampel II.
33. Berdasarkan hasil percobaan tekanan uap merupakan fungsi dari temperature. Jika
temperature naik maka tekanan akan naik.
34. Dari hasil percobaan diketahui tekanan uap dari suhu yang rendah mengalir pada
suhu yang tinggi disebabkan karena semakin tinggi suhu yang dihasilkan oleh
molekul-molekul dari crude oil yang akan meninggalkan fase cairnya sehingga akan
semakin besar tekanan uap dari minyak mnetah tersebut.
35. Jika viscositas tinggi maka tekanan uap rendah demikian juga bila viscositas rendah
maka tekanan uap tinggi.
36. Sampel minyak I lebih baik daripada minyak II karena temperature lebih besar dan
viskositasnya kecil.
37. Dari hasil perhitungan, didasarkan pada pengklasifikasian sebagai berikut:
SI > 0 terendapkan CaCO3
SI < 0 tidak akan membentuk endapan CaCO3
SI=0 larutan jenuh dengan CaCO3
38. Indeks stabilitas yang didapat, yaitu:
 Pada suhu 40oC, harga SI yaitu 1.786
Karena pada suhu-suhu diatas, nilai Stability index > 0, maka akan terbentuk
endapan CaCO3 dan akan terjadi korosi pada peralatan perminyakan dan
cenderung menghasilkan scale.
39. Analisa kimia dari air formasi sangat dipengaruhi metode untuk melakukan
stimulasi dan work over, karena air formasi memiliki kandungan kimia yang banyak
sehingga dapat menyebabkan scalling maupun korosif terhadap rangkaian pipa-pipa
produksi

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 87


DAFTAR PUSTAKA

1. Amyx, J.W, Bass, D.M Jr, Whiting, R, R.L, “Petroleum Reservoir Engeneering”, Mc.
Graw-Hill Book Co. Toronto London, 1960.

2. Kenny Miryani, “Kimia Fisika Fluida Reservoir” HmTm “Patra”, Institut Teknologi
Bandung, 1991.

3. Mc Cain William, “The Properties Of Petoleum Fluids” The Petroleum Publising


Company, 1973.

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 88


LAMPIRAN

Laporan Resmi Praktikum Analisa Fluida Reservoir Page 89

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen14 halaman
    Bab 4
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat
  • Siklus Udara Termodinamika
    Siklus Udara Termodinamika
    Dokumen26 halaman
    Siklus Udara Termodinamika
    Nur Isniati Mulliani
    100% (1)
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen28 halaman
    Bab 5
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen8 halaman
    Bab 3
    Nur Isniati Mulliani
    Belum ada peringkat