1. Condensor.
2. Receiver.
3. Ground flask joint.
4. Electrical oven.
5. Beaker Glass.
6. Sampel minyak mentah ( crude oil ).
7. Bensin atau kerosin
condenso
Receiver
Water
Ground flask
Electrical
Menghitung % Kadar Air dalam Sampel dengan Dean & Stark Method :
VolumeAir
Kandungan air ( % ) = VolumeSampel x 100 %
0,5
= 50 x 100 % = 1%
∑ % kadar air
jumlah data yang diperoleh darianalisa sampel (n)
= 48.84
Grafik 2.1
14
12
10
&KADAR AIR
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG
2.6. PEMBAHASAN
Crude oil atau minyak mentah yang kita produksi secara langsung dari
dalam perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih
mengandung gas, air, dan impuritis lainnya. Hal ini nantinya akan
mempengaruhi perhitungan jumlah minyak yang akan diproduksi, karena
2.7. KESIMPULAN
BAB III
PENENTUAN KANDUNGAN AIR & ENDAPAN (BS & W)
DENGAN CENTRIFUGE TABUNG BESAR
Tabel 3.1
Penyusun Air Serta Sifatnya
Sumur-sumur minyak atau crude oil yang dapat menghasilkan minyak yang
bersih dengan hanya sejumlah zat-zat tambahan, sedangkan dilain pihak sumur-
sumur dapat menghasilkan air yang relatif besar atau padatan yang jumlahnya
besar pula. Sejumlah sumur akan sedikit sekali memproduksi gas, sedangkan yang
lain banyak sekali memproduksi gas. Kemungkinan untuk memisahkan air dan
padatan yang melayang-layang (suspensi) terutama karena permintaan dari
perusahaan pipa minyak agar minyak atau crude oil yang dikehendaki ditransport
tidak mengandung lebih dari 2 % - 3 % air dan padatan.
Zat-zat padat yang terdapat dalam minyak atau crude oil biasanya adalah
pasir dan serpih, yang mana pada umumnya terdapat pada minyak-minyak atau
crude oil yang diproduksikan dari formasi-formasi porous yang tak tersemenkan.
1. Centrifuge.
2. Centrifuge 100 ml.
3. Transformer.
4. Sample minyak (crude oil).
Volume Sampel : 50 ml
Volume Air : 5 ml
Perhitungan
5+0.7
= × 100 %
50
= 11,4 %
Tabulasi Hasil Perolehan Analisa Penentuan Kandungan Air dan Endapan (BS &
W) Dengan Centrifuge Tabung Besar
PLUG Volume Sampel Volume Air Volume % BS & W
Padatan
A/1 50 0 0.1 0.2
A/2 50 1 0 2
A/3 50 3 0.2 6.4
A/4 50 2 0.4 4.8
A/5 50 6 0.3 12.6
A/6 50 4 0.5 9
B/1 50 5 0.7 11.4
B/2 50 8 0.6 17.2
B/3 50 7 0.8 15.6
B/4 50 9 0.1 18.2
B/5 50 10 0 20
B/6 50 12 0.2 24.4
C/1 50 11 0.4 22.8
C/2 50 16 0.3 32.6
C/3 50 14 0.5 29
C/4 50 15 0.7 31.4
C/5 50 19 0.6 39.2
Mean BS & W =
∑ % BS∧W
n
= 18.8 %
Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
=√ 338.4
= 18.8
Grafik 3.1
20
15
10
5
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG
3.6. PEMBAHASAN
3.7. KESIMPULAN
Menentukan spesific gravity atau berat jenis minyak mentah dan gas
pada temperatur 60 oF dan 1 atm.
Berat jenis adalah salah satu sifat fisika fluida hidrokarbon yang
dalam Teknik Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Spesific Gravity
o
(SG) atau dengan API. Spesific Gravity (SG) didefinisikan sebagai
perbandingan antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada
tekanan dan temperatur standart (60 oF dan 14,7 psia).
Hubungan antara oAPI dengan Spesific Gravity (SG) adalah :
Hasil Percobaan
Untuk sample I
1. Menghitung harga °API terukur
141,5 141,5
°API = – 131,5 = – 131,5 = 25,00 °API
SGterukur 0.90413
2. Menghitung koreksi °API pada 60/60°F :
25.00−25 X−22.9
26−25
= 23.8−22.9
26
25.00 0 X−22.9
1
= 0.9
x = 0 + 22.9
25 22.9 ºAPI
23.8 22.9
Diperoleh harga °API60/60°F = 22.9 °API
3. Menghitung harga SG koreksi pada 60/60°F
141,5 141.5
SG 60/60°F = = = 0,91
131,5+ ̊ API 131,5+ 22.9
4. Berdasarkan data-data analis, diperoleh harga faktor koreksi (fcorr) dari
tabel sebesar 0,00036, maka :
SGtrue = SG 60/60°F + [ fcorr x (T - 60°F) ]
= 0,91 + [ 0,00036 x (95 – 60) ]
= 0.992
o 141,5 141,5
API true = −131,5= −131,5=22.30 ºAP I
❑
SG true 0.92
°APImean =
∑ ° API
jumlah data yang diperoleh darianalisa sampel (n)
529.8417
=
18
= 29.43565
°APImean =
SG
jumlah data yang diperoleh darianalisa sampel (n)
15.880
=
18
= 0.882
= √ 93.82
= 9.68
Standart deviasi = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
= √ 0.0028034 = 0.0529
Grafik 4.1
25
20
15
10
5
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
plug
0.8
SGtrue
0.6
0.4
0.2
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG
4.6. PEMBAHASAN
4.7. KESIMPULAN
BAB V
PENENTUAN TITIK KABUT, TITIK BEKU
DAN TITIK TUANG
1. Menentukan titik kabut (cloud point) untuk minyak mentah ( crude oil ).
2. Menentukan titik beku (pour point) untuk minyak mentah (crude oil).
3. Menentukan titik tuang untuk minyak mentah (crude oil).
Titik kabut : 21 oC
Titik beku : 19 oC
Titik tuang : 20 oC
Perhitungan
Tabel 5.1
∑ Titik Beku
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
1310.4
18
= 72.8
∑ Titik Tuang
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
1342.8
18
= 74.6
Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
=√ ❑
Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
=√ ❑
= 18.8
Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
=√ ❑
= 18.8
60
50
40
30
20
10
0
A/1 A/2 A/3 A/4 A/5 A/6 B/1 B/2 B/3 B/4 B/5 B/6 C/1 C/2 C/3 C/4 C/5 C/6
PLUG
90
80
70
60
TITIK BEKU
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLUG
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLUG
Grafik 5.1
5.8. PEMBAHASAN
5.9. KESIMPULAN
BAB VI
PENENTUAN FLASH POINT &
FIRE POINT DENGAN TAG CLOSED TESTER
Menentukan titik nyala dan titik bakar dari crude oil untuk
mengantisipasi terbakarnya fluida yang mengalir dalam flowline
Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap
minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
❑
F= ( 59 x 55 )+32=131 F
o
❑
F= ( 59 x 60 )+32=140 F
o
Tabel 6.1
Hasil Analisa Percobaan Penentuan Flash Point dan Fire Point Dengan Tag
Closed Tester
∑ Titik Bakar
jumlah data yang diperoleh darianalisa (n)
2658.6
18
= 147.7
=√ 458.8623
= 21.421
Standart Deviasi = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
=√ 458.8623
= 21.421
6.8. PEMBAHASAN
Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah dimana minyak (uap
minyak) dan produknya dalam campuran dengan udara akan menyala
apabila terkena percikan api kemudian mati kembali.
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan
produknya akan menyala dan terbakar secara terus-menerus kalau terkena
nyala api pada kondisi tertentu.
Dari percobaan didapatkan bahwa harga titik nyala dan titik bakar
hanya berselisih 9°F. Suhu flash point sebesar 133of.Makin besar titik nyala
dan titik bakar maka °API kecil dan tergolong minya berat. Selain itu, Suhu
fire point sebesar 140oF. Hal ini menunjukkan bahwa perlu diusahakan suatu
peralatan yang dapat mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran seaktu-
waktu .Titik nyala dan titik bakar yang sangat berdekatan menunjukkan
indikasi bahwa formasi tersebt rentan terhadap bahaya perubahan
temperatur. Apabila jika tekanan reservoir mampu melalui tekanan
6.9. KESIMPULAN
BAB VII
PENENTUAN VISCOSITAS KINEMATIK
SECARA COBA-COBA (TENTAIVE METHOD)
Viscositas
Tekanan Reservoir Pb
Grafik 7.1.
Hubungan Antara Tekanan ReservoirDengan Viscositas Pada Temperatur Sama
1. Master Viskosimeter.
2. Viskosimeter.
3. Thermometer, yang mempunyai daerah pengukuran (range) seperti
dalam tabel ASTM Kinematik Thermometer.
4. Bath.
5. Timer.
6. Kalibrasi-kalibrasi sesuai dengan salah satu metode dibawah ini :
Tabel7.1
# Basic Calibration.
Menentukan waktu alir dalam detik dari destilasi air pada master
viscosimeter. Air harus mempunyai waktu alir minimum 200 detik pada
temperatur test. Kemudian hitung konstanta C dengan persamaan:
C = Vh1 / t
Dimana:
Vh 1 = viskositas kinematik (1,0038 cs pada 200C).
C = konstanta viscometer.
t = waktu alir, detik.
maka harga konstanta C dapat ditentukan: C = 1.0038 / t.
Kemudian tentukan viskositas sample hidrokarbon ke-1 yang lebih
viscous daripada air pada viskometer yang sama, kemudian
menggunakan harga viskositas diatas untuk kalibrasi pada viskometer
kedua dengan diameter yang lebih besar.
Gunakan persamaan :
C = Vh2 / t
Dimana :Vh2 = Viskositas kinematik dari hidrokarbon yang digunakan
( t1 + t2)
B = ————— X { (Vh2 x t1) – (Vh1 x t2 ) }
(t22 x t12)
Dimana :
t1 = Waktu alir (minimum 200 detik) untuk hidrokarbon
yang mempunyai viskositas kinematik Vh1.
T2 = Waktu alir untuk hidrokarbon yang mempunyai viscositas
kinematik Vh2.
Menghitung konstanta :
Vh + (B/t)
C = —————
t
Dimana:
Tabel7.2
Viskositas Minyak Standard
Tabel7.3
NBS Viscosity Standard
Hasil Percobaan
Sampel Air : 50 ml
Sampel Minyak I : 50 ml
Waktu Alir
Tabel 7.4
Data Percobaan Penentuan Viscositas Kinematik Secara Coba-Coba
Perhitungan :
t 2 A X t2 B
Koefisien Viskosimeter= x¿
t 22 B X t 22 A
200 ×1250
B= x¿
12502 x 2002
C A +C B
KonstantaAlat =
2
B B
V hA + V hB+
t 2A t 2B
+
t 2A t 2B
¿
2
0,00774+0,00774
¿
2
¿ 0,0074
0
Menentukan B/T : =0
200
0.001 x c x T = 0.001 x 0.00774 x 200 = 0.001548
0.001 x c x T >B/t
7.8. PEMBAHASAN
Viskositas kinematik merupakan waktu aliran atau eflux timer teratur.
Alat ini dikalibrasikan dengansuatu minyak standar yang mempunyai
viskositas yang ditentukan dengan cara referensi terhadap air didalam
Master Viskosimeter atau dengan perbandingan langsung dengan
Viskosimeter yang dikalibrasikan secara teliti. Sample dengan volume
tertentu dan temperatur tertentu dialirkan melalui pipa kapiler yang telah
dikalibrasi dan waktunya telah diukur.
7.9. KESIMPULAN
BAB VIII
PENENTUAN VAPOUR PRESSURE
1. Pressure gauge.
2. Chamber.
3. Cup.
4. Water bath.
5. Water bath thermometer.
6. Temperatur regulator.
2.9 0.5 8.08 0.9 13.96 1.4 0.4 6.17 0.0 1.17
B3 0.2 4 5 5 5 5 0.1 7 2 4 8 6
Perhitungan
Sampel I Sampel II
0.1 atm×14,7 = 1.47 psia 0.14 atm×14,7 = 2.058 psia
0.5 atm×14,7 = 7.32 psia 0.45 atm×14,7 = 6.615 psia
0.9 atm×14,7 = 13.23 psia 0.86 atm×14,7 = 12.495 psia
8.5 PEMBAHASAN
Penentuan harga tekanan uap (vapour pressure) adalah digunakan untuk
menentukan harga tekanan uap atau gas dari minyak cair yang digunakan
atau diproduksi pada temperatur 100˚F.
Tekanan uap didefinisikan sebagai partikel tekanan uap yang berada
dalam keseimbangan fasa cairannya.
Pada saat cup yang berisi sample digabungkan dengan chamber pada
skala tidak menunjukan angka nol, hal ini disebabkan pada rangkaian
tersebut sudah terdapat tekanan.
Tekanan alat yang ditujukan skala merupakan tekanan alat (atm) dan
tekanan yang dicatat berdasarkan kenaikan suhu.Data hitung dan analisa
yang didapat sesudah dikalikan 14.7 untuk mengubah tekanan atm menjadi
Psi.
Sehingga dihasilkan nilai Psi seperti dibawah ini:
Untuk temperature 50oC
Dalam percobaan ini digunakan dua macam sampel minyak / crude oil
dengan derajat keenceran yang berbeda, hal ini dilakukan sebagai
pembanding apakah komposisi dari minyak mempunyai pengaruh terhadap
besarnya tekanan uap yang dihasilkan.
Hubungan percobaan ini dengan di lapangan adalah :
1. Perencanaan pembuatan tangki penyimpanan produk dari minyak
bumi.
2. Menjamin keselamatan dalam perjalanan atau pentransportasian
minyak bumi.
8.6. KESIMPULAN
BAB IX
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water
atau interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan
minyak dan gas, karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang
mengisi pori-pori yang ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu
ditemukan didalam reservoir hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal
dari laut yang ikut terendapkan bersama sengan endapan sekelilingnya,
karena situasi pengendapan batuan reservoar minyak terjadi pada
lingkungan pengendapan laut.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses
produktifitas sumur, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga
mempunyai kegunaan cukup penting, antara lain :
1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
2. Untuk mengetahui adanya scale formation.
3. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan
yodium dan barium yang cukup besar dan dapat digunakan untuk
mengetahui adanya reservoar minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi adalah :
1. Adanya korosi
2. Adanya solid deposit
3. Adanya scale formation
4. Adanya emulsi
5. Adanya kerusakan formasi
9.3. ALAT DAN BAHAN
10. AgNO 3
11. H 2 SO 4
B. Penentuan Alkalinitas
Prosedur Percobaan
1. Mengambil contoh air pada gelas titrasi sebanyak 1 cc dan
menambahkan larutan PP sebanyak 2 tetes.
Tabel 9.1
Rumus Perhitungan Dari Hasil P &M
HCO−3 CO−3 OH −
P=0 M*20 0 0
P=M 0 0 20*P
P=M 0 40*P 0
2P < M 20*(M-2P) 40*P 0
2P > M 0 40*(M-P) 20*(2P-M)
Prosedur Percobaan :
Mengisi 20 ml air sample pada gelas titrasi, tambahkan 5 tetes KCrO,
dan warna larutan akan menjadi bening.
Titer dengan larutan AgNO31 ml = 0,001g Cl sambil digoyang sampai
warna menjadi cokelat kemerahan. Tunggu sebentar sampai warna
tidak berubah lagi. Catat banyaknya AgNO3yang dipergunakan.
Jika menggunakan AgNO30,001 N maka:
Kadar Cl, mg/L = ml liter * 1000
ml contoh air
Prosedur percobaan :
Mengkonversikan mg/L anion menjadi me/L dan jumlahkan harganya.
Anion, mg/L = Cl‾ . mg/L + SO‾4 . mg/L+ CO‾3 . mg/L+
35,5 48 30
HCO‾3 . mg/L + OH‾ . mg/L
61 17
PH air :7
T : 30 °c
Faktor
Konsentrasi
Ion Konversi Ionic strength
mg/L
mg/L
Cl- 8179.2 1,4 x 10-5 0,1145
S O42−¿¿ 109.92 2,1 x 10-5 0,0023
CO32- 120 3,3 x 10-5 0,0039
HCO3- 2318 0,82 x 10-5 0,0190
Ca2+ 100 5,0 x 10-5 0,005
Mg2+ 195.2 8,2 x 10-5 0,0140
Na+ 5819.91 2,2 x 10-5 0,1282
Total ionic strength 0,29
Perhitungan (SI)
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau
interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas,
karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori yang
ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir
hidrokarbon. Air formasi diperkirakan berasal dari laut yang ikut terendapkan
bersama sengan endapan sekelilingnya, karena situasi pengendapan batuan reservoar
minyak terjadi pada lingkungan pengendapan laut.
Dari hasil perhitungan, didasarkan pada pengklasifikasian sebagai berikut: SI > 0
terendapkan CaCO3
SI < 0 tidak akan membentuk endapan CaCO3
SI=0 larutan jenuh dengan CaCO3
Crude oil atau minyak mentah yang kita produksi secara langsung dari dalam
perut bumi pada kenyataannya bukan minyak murni melainkan masih mengandung
gas, air, dan impuritis lainnya. Hal ini nantinya akan mempengaruhi perhitungan
jumlah minyak yang akan diproduksi, karena dalam suatu reservoir khususnya
minyak, akan selalu didapatkan kandungan air .
Sampel minyak yang akan digunakan terlebih dahulu dicampur dengan solvent
(pelarut) yang pada percobaan ini menggunakan bensin. Penambahan bensin
dimaksudkan unuk mempercepat terjadinya penguapan, selain bensin juga digunakan
kerikil yang diletakan dalam flask untuk mengimbangi tekanan uap agar tidak terjadi
ledakan.
Jumlah air yang terdapat dalam water trap merupakan fungsi waktu dari hasil
destilasi, karena semakin lama waktu yang digunakan maka air yang didapat semakin
banyak tergantung atas kondisi air didalam minyak, karena berhubungan dengan
persen kandungan air. Dengan mengetahui % kandungan air dapat diketahui formasi
minyak mentah serta jumlahnya yang memungkinkan untuk diproduksikan.
Percobaan dengan metode ini kurang efektif karena penguapan minyak yang
mengakibatkan berkurangnya gravity minyak yang bersangkutan. Kehilangan grafiy
ini adalah karena penguapan fraksi – fraksi dari minyak. Pengurangan penguapan
dapat dilakukan de ngan memanaskan minyak dalam ruang yang tertutup rapat.
Penggunan solvent berupa kerosin bertujuan untuk mempercepat proses
pemisahan air dari minyak serta proses pemanasannya.Solvent ini bersifat seperti
katalis pada reaksi kimia, ikut bereaksi tapi tidak mempengaruhi hasil reaksinya.
Pada percobaan ini dalam temperature yang sama vapour pressure minya I lebih
besar dibanding minyak II. Semakin besar vapour pressure maka semakin kecil
viskositasnya, dan semakin kecil viskositas semakin baik kualitas minyak. Minyak I
lebih baik daripada minyak II.
Dalam percobaan ini digunakan dua macam sampel minyak / crude oil dengan
derajat keenceran yang berbeda, hal ini dilakukan sebagai pembanding apakah
komposisi dari minyak mempunyai pengaruh terhadap besarnya tekanan uap yang
dihasilkan.
Hubungan percobaan ini dengan di lapangan adalah :
3. Perencanaan pembuatan tangki penyimpanan produk dari minyak bumi.
4. Menjamin keselamatan dalam perjalanan atau pentransportasian minyak
bumi.
Air formasi disebut pula dengan oil field water atau connate water atau
interstitial water yaitu air yang terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas,
karena adanya gaya dorong dari air (water drive) yang mengisi pori-pori yang
ditinggalkan minyak. Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir
1. Amyx, J.W, Bass, D.M Jr, Whiting, R, R.L, “Petroleum Reservoir Engeneering”, Mc.
Graw-Hill Book Co. Toronto London, 1960.
2. Kenny Miryani, “Kimia Fisika Fluida Reservoir” HmTm “Patra”, Institut Teknologi
Bandung, 1991.