Disusun Oleh:
ANDIKA ANUGRAH PUTRA
(20180420296)
Etika bisnis merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah aktivitas bisnis
professional. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. syahata, bahwa etika bisnis mempunyai
fungsi substansial membekali para pelaku bisnis beberapa hal sebagai berikut:
Membangun kode etik aslam yang mengatur, mengembangkan dan menancapkan
metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama.
Kode etik islam dapat menjadi dasar hokum dalam menetapkan tanggung jawab
pelaku bisnis, terutama bagi diri meraka sendiri, antara komunitas bisnis, masyarakat ,
dan di atas segalanya adalah tanggung jawab dihadapan Allah.
Kode etik diperspsi sebagai dokumen hokum yang dapat mnyelesaikan persoalan
yang munculdari pada harus diserahkan kepada pihak peradilan.
Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian banyak persoalan yang
terjadi antara sesame pelaku bisnis.
Kode etik dapat membantu mengembangkan kurikulum pendidikan, pelatihan dan
seminar yang di perlukan bagi pelaku bisnis yang menggabungkan nilai-nilai moral
dan perilaku baik dengan prinsip bisnis kontemporer.
Kode etik ini dapat mempresentasikan bentuk aturan islam yang konkret dan bersifat
cultural sehiongga dapat mendeskripsikan konfrehensif dan orisinalitas ajaran islam
yang dapat diterapkan disetiap zaman dan tempat.
b. Etika Skriptual
Etika skriptual dapat diartika sebagai sebuah etika yang berangkat dari interprestasi yang
melibatkan aktivitas intelektual yang serius dan sungguh-sungguh terhadap nash ai quran dan
sunnah nabi sabagai etika utama. Al-Qur’an dipandang mencakup tiga hal utama, yaitu
hakikat benar dan salah, keadilan dan kekuasaan dan kekuasaan tuhan dan kebebasan dan
tanggung jawab. Sumber :
Al-Quran dan topic analisis. Teks dan interpretasinya, kebaikan dan kebenaran, keadilan
tuhan dan tanggung jawab.
Bukti-bukti dan tradisi hadis nabi : kekuasaan tuhan, kemampuan manusia, kebaikan ada
di dalam hati, rukun iman, inti keadilan dan tanggung jawab moral.
Persoalan teologi, memunculkan berbagai aliran pemikiran dalam islam, antara lain :
Mu’tazilah berhadapan asy ariah , meliputi sumber pengetahuan =akal pikiran
2) Sumb hokum = akal, wahyu dan agama, syariat baik/buruk= akal dan syariat.
3) Jabariah terhadap qadariah.
d. Rasionalisme (mu’tazilah)
Benar / salah terbatas padaa hokum etika berkaitan dengan : pujian/ cercaan, pahala/siksa.
Manusia diberi akal jadi harus berfikir untuk menentukan perbuatan. Perbuatan dan tanggung
jawab bergantung pada pengetahuan . akal menopang kehidupan etika secara keseluruhan .
benar/.salah diketahui lewat pengetahuan atau akal.
e. Semi rasionalis-asyriah
dasar pnentuan benar/salah : (a) benar = apa yang dikehendaki dan di perintah Allah,
salah = apa yang dilarang allah, (b) perbuatan itu di ciptakan tuhan dan manusia, (c)
wahyu yang menentukan segala hal yang menjadi kewajibansecara moral dan agama, (d)
peran wahyu adlah mengonfirmasikan apa yang telah di temukan oleh akal.
Tanggungjawab manusia : (a)sebatas/sesuai dengan perbuatan yang berasal dari
kekuasaan yang diciptakan saja. Kekuasaan kreatif dan abadi ada di tuhan. (b) atas
perbuatan yang: wajib, dilarang, dianjurkan, makruh, dan diperbolehkan (mubah). Semua
berasal dari wahyu
(3) Keadilan tuhan : apapun yang dilakukan / dikehendaki tuhan itu adil.
f. Etika filsafat
Latar belakang pendapat mayoritas ahli-ahli islam adalah tidak ada mazhab etika dalam
pemikiran islam karena dalam pemikiran islam karena sudah ada Al quran dan Hadist.
Prinsip utama :
Berpihak pada teori etika yang bersifat universal dan fitri.
Moralitas dalam islam didasarkan pada keadilan menempatkan segala sesuatu pda
tempatnya.
Tidak etis akan menghasilkan kebahagiaan termai dunia dan fisik.
Tindakann etis bersifat rasional.
g. Etika keagamaan
Ciri-cirinya adalah :
Berakar pada Al quran dan Hadist
Cenderung melepas kepelikan metodolodi langsung mengungkapkan moralitas islam
secara langsung.
Kebaikan/perilaku yang baik menurut : Al Dunya, miskawaih, hasan al basin, mawardi.