Anda di halaman 1dari 6

1.

Agama Kristen Protestan

Tempat Ibadah : Gereja / Kapel

Kitab Suci : Al-Kitab / Injil

Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Paskah, Hari Jum’at Agung,

Kenaikan Isa Al-Masih

1. Asal Usul Agama Kristen Protestan

Setelah abad pertengahan secara fundamental dan radikal terjadi perubahan dan
pembaharuan masyarakat, selama abad 15-16 mulailah zaman “renaisans” (Prancis,
renaitre: lahir kembali), suatu masa transisi dari abad pertengahan dengan zaman
modern. Gerakan humanisme di Eropa mempunyai dampak positif dan juga negatif
terhadap gereja. Individualisme menjadi faktor penting di Eropa ketika itu, karena
disatu pihak menimbulkan suatu perubahan kebudayaan bangsa Eropa yang
mendasar dan di lain pihak gereja terkena akibat kemerosotan moral, mulai dari
Paus sampai Pangeran dan Raja-raja. Pada tingkat Kepausan terjadi pepecahan,
sebaliknya raja-raja mempunyai pengaruh yang lebih kuat, sehingga wibawa Paus
menjadi merosot.[1]

Kehidupan mewah dalam kehidupan Paus melebihi kemewahan Raja-raja Prancis


dan Inggris, sementara itu perubahan sosial politik sangat tajam, sehingga
kedudukan para Rohaniawan dan Biarawan kehilangan monopoli dalam
masyarakat. Pada puncaknya gereja menyalahgunakan wewenangnya antara lain
karena menjual surat idulgensi (penghapusan siksa) dan obsolusi kepada para
jamaat gereja. Hal ini menyebabkan kejengkelan para jamaat dan pimpinan gereja.

Penyebab lahirnya Kristen Protestan dimana nampak adanya perbedaan antara


teologi dan al-kitab, sehingga menurut Luther yang ketika itu menjadi anggota
Ordo Agustin di bawah pimpinan Johan Van Staupitz untuk menyetuskan
reformasi. Luther tidak dapat menerima dilakukannya penjualan idulgensi oleh
Dominikus Johanes Tetzel dari Keuskupan Agung Albrecht dari Mainz, di masa
Paus Leo X, untuk mendapat dana membangun gereja Salton Petrus guna
kebanggaan Gereja Roma. Oleh hal itu berarti merendakan martabat Tuhan,
dimana pengampunan dosa dan perdamaian dengan gereja bisa didapat dengan
uang tanpa sakramen. Perlakuan demikian itu yang dijadikan dasar bagi Luther
membicarakan dengan para ahli Teologi. Kemudian Luther merumuskan 95 dalil
tentang penghapusan siksa yang diperkenalkannya di tahun 1571, yang
ditempelkan di depan pintu dinding gereja di Wittenberg.[2]

Akibat perbuatan Luther ini, maka ia dituduh Gereja Katolik sebagai orang yang
sudah sesat dan berusaha untuk menghentikan segala kegiatannya. Namun ajaran-
ajaranya bukan menjadi padam, melainkan bertambah meluas dan mendapat
sambutan hangat dari masyarakat Eropa. Pada tahun 1529 diadakan rapat negara
(Reichstag) di Spreyer dan mengambil keputusan untuk menghapus Edicta Warms
dan mengeluarkan dekrit pelanggar gerakan reformasi. Atas keputusan, para raja
dan bangsawan yang hadir dan mendukung Luther mengajukan protes keras. Sejak
itu lahirlah agama Kristen Protestan.

Tokoh pendiri agama Kristen Protestan dapat dikatakan tidak lain adalah Martin
Luther. Ia berasal dari keluarga petani di Thuringe dan dilahirkan tahun 10
November 1483 di Eisleben Jerman. Ayahnya Hans Luther menginginkan agar
Martin menjadi Sarjana Hukum, maka ia harus belajar filsafah lebih dulu. Ketika ia
di Erfurt yang dominan adalah mata pelajaran Skolastik. Setelah ia menyelesaikan
pelajarannya ke Erfurt ia tertimpa hujan deras dengan halilintar sambar
menyambar. Karena ia merasa takut ia berdo’a, katanya “santa anna yang baik,
tolonglah aku, aku ingin menjadi Rohib”. Dua minggu setelah itu ditepatinya
janjinya ia masuk biara ordo Eremit Agustin yang disiplinnya keras.[3]
2. Sistem Ketuhanan

Ajaran Protestan memang tidak dapat dilepaskan dari ajaran Gereja Katolik, karena
Protestan memang berasal dari agama Katolik. Keduanya mempercayai Allah yang
sama, pencipta alam semesta, Penembus manusia.

Dasar-dasar dari kepercayaan dalam agama Kristen Protestan adalah


‘Kristsentrisme’, artinya bahwa Yesus Kristus berkedudukan sebagai sentral dari
seluruh kehidupan orang-orang Kristen. Ajaran tersebut terwujud dalam konsepsi
Inkarnasi, Penembusan, dan Trinitas (3 opnum ketuhanan; Allah Sang Bapa, Yesus
Kristus dan Roh Kudus), sehingga menjadi suatu sistem kepercayaan.

Asas-asas yang menonjol dalam agama Kristen Protestan adalah “anti pemutlakan
terhadap hal-hal yang relatif” dan “pembenaran iman”, dimana setiap umat Kristen
dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu: 1) Dalam tatanan keagungan
alam; 2) Dalam pribadi Yesus Kristus yang hidup di alam semesta; dan 3) Dalam
hati nurani manusia.[4]

3. Kitab Suci

Kitab suci agama Kristen Protestan ialah Alkitab atau Beibel atau Injil yang terdiri
dari:

1. Perjanjian Lama atau Wasiat Lama, atau The Old Testament. Bagian ini
meliputi 38 kitab dan 1 surat yaitu surat Amsal Sulaeman. Diantara 38 kitab
tersebut , 16 dari padanya adalah kitab nabi-nabi. Perjanjian lama ini sudah
dikemukakan juga dalam bab agama Yahudi.
2. Perjanjian Baru atau The New Tastament terdiri dari 27 risalah yang dapat
digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu :
3. Golongan Sejarah, yaitu meliputi Injil yang empat (Matius, Markus, Lukas,
dan Yahya) dan kisah Rasul-rasul yang ditulis oleh Lukas. Tiga Injil pertama
disebut juga synopsis.
4. Golongan Pelajar, bagian ini terdiri dari risalah-risalah lain, yang terdiri dari
21 risalah.

4. Upacara Keagamaan

Adapun beberapa upacara keagamaan dalam agama Kristen Protestan ialah sebagai
berikut:

 Penjamuan Suci

Penjamuan suci merupakan upacara makan minum yang pernah dilakukan oleh
Yesus Kristus pada suatu malam ketika dia dikhianati oleh orang-orang Yahudi.
Dalam penjamuan tersebut terjadilah penjamuan pertemuan antara Yesus Kristus
dengan orang-orang yang berdosa. Mereka pada saat itu mendapatkan
pengampunan dosa oleh Kristus dengan diberi roti dan minum anggur sebagai
lambang perdamaian.[5]

 Sakramen Pembabtisan

Sakramen merupakan pusat dari ibadah (liturgi) yang merupakan perbuatan lahir
yang ilahi atau juga disebut dengan firman yang nyata. Sakramen itu disusun dan
ditetapkan dalam Konsili Luteran IV dan Konsili Trente yang menyimpulkan
bahwa sakramen adalah anugerah yang bukan saja sebagai tanda dan cap anugerah
tetapi juga menggambarkan adanya anugerah dan yang dapat diberi anugerah.
Diperlukannya sakramen adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat
anugerah pembenaran, sakramen itu harus ada dan sekurang-kurangnya orang
harus mempunyai keinginan untuk melakukannya oleh karenanya percaya saja
tidak cukup.

Menurut Kristen Protestan, sakramen itu ada 2 macam yaitu sakramen pemandian
atau sakramen pembabtisan dan sakramen ekaristi atau sakramen penjamuan suci
yang juga disebut komuni suci, misa atau pengorbanan suci dan lain sebagainya.
Protestan melakukan sakramen pembabtisan atas orang-orang yang telah mencapai
usia dewasa dengan memandikan mereka. Hal ini dilakukan sebagai apa yang
dilakukan oleh Yahya yang memandikan Yesus sebagai upacara pembabtisan
menjadi Rosul Tuhan dengan air sungai Yordan pada waktu usia 30 tahun.

Sakramen penjamuan suci berarti ucapan syukur, dimana ketika pelaksanaannya


Yesus secara rohani dan maknawi berbentuk roti dan anggur yang menjadi
makanan. Dengan pengertian bahwa bukan saja tubuh yang memerlukan santapan
tetapi juga rohani dalam diri manusia membutuhkannya. Dengan demikian yang
merupakan santapan rohani adalah roti (Yesus Kristus) dimaksudkan agar ikatan
batin antara orang-orang yang percaya bertambah erat dengan Yesus. Di dalam
penjamuan suci itu Yesus hadir dalam rohnya dan dia akan berada dalam diri
manusia yang percaya. Roti melambangkan tubuh Yesus dan anggur
melambangkan Yesus sebagai air hidup yang harus diminum.[6]

5. Tempat – tempat Suci


 Altar

Dalam gereja yang lebih tua, jika para peserta ibadat menghadap altar, mereka juga
menghadap ke timur arah kota suci Yerusalem. Akan tetapi, dalam gereja yang
modern, altar sering dtempatkan di tengah gereja dan jemaat mengelilinginya.
bersama para murid-Nya. Itulah tempat dari mana roti dan anggur akan dibagikan
pada upacara komuni.

 Mimbar sabda
Mimbar sabda adalah podium yang letaknya ditinggakan dan darinya khotbah
disampaikan.

 Jendela kaca berwarna

Jendela gereja yang dibuat dari potongan kaca berwarna dan menggambarkan
peristiwa-peristiwa Alkitab dapat dijumpai di banyak gereja kuno. Pada zaman
dahulu, jendela digunakan sebagai alat bantu nyata untuk mengajarkan Alkitab
kepada jemaat yang buta huruf.

 Wadah air suci

Wadah air suci digunakan untuk pembaptisan di gereja-gereja yang melaksanakan


pembaptisan anak. Wadah air suci ditempatkan tepat di pintu gereja bagian dalam
untuk menunjukkan bahwa pembaptisan adalah “pintu” bagi anak-anak menjadi
anggota Gereja.

 Kamar pengakuan dosa

Kamar pengakuan dosa berupa ruangan kecil dan terbuat dari kayu dengan kisi-kisi
di tengah-tengah untuk memisahkan ima dan panitan (orang yang mengaku dosa).

6. Hari Raya

 Adven dan Natal

Tahun Liturgi Kristen dimulai dari masa Adven, yang jatuh pada Minggu keempat
sebelum natal.  Pada hari Natal, umat Kristen bersukacita menyambut inkarnasi,
kelahiran Yesus, Putra Allah, sebagai manusia anugerah Tuhan yang paling agung
kepada umat manusia.

 Prapaskah dan Pekan Suci

Prapaskah adalah masa pertobatan yang berlangsung selama 40 hari untuk


memasuki hari raya Paskah, masa untuk mengenang kembali saat-sat Yesus
dicobai di padanng pasir. Prapaskah dimulai dengan hari Rabu Abu dan diakhiri
dengan Pekan Suci.

Pekan Suci diawali dengan Minggu Palem, tatkala umat Kristen ingat akan
kemenangan Yesus dalam memasuki kota Yerussalem dengan naik keledai.Kamis
Putih, empat hari berikutnya, adalah hari untuk mengenang perintah Yesus supaya
pengikut-Nya saling mengasihi. Hari Jumat Agung, yang merupakan hari paling
khidmat karena hari itu ditandai dengan kematian Yesus.

 Minggu Paskah
Minggu Paskah adalah hari untuk merayakan kebangkitan Yesus menuju
kehidupan baru.Pada waku tengah malam para peserta ibadat menyerahkan lilin-
lilin dari seorang kepada yang lain, lama kelamaan menerangi seluruh gereja.

 Pentekosta

Lima puluh hari setelah hari raya Paskah umat Kristen merayakan hari
Pentekosta,kadang-kandang disebut hari minggu ketujuh setelah Paskah, yaitu hari
untuk mengingat pencurahan Roh Kudus kepada umat Kristen Perdana di
Yerussalem.

Anda mungkin juga menyukai