Anda di halaman 1dari 4

3.

Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar

Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat membantu
para siswa hingga dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi. Agar dapat
melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai keterampilan, antara lain sebagai berikut :

a. Memberikan penguatan yang sesuai, baik dalam bentuk kuantitas maupun kualitas
sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru. Dalam hal ini, guru harus selalu ingat
bahwa penguatan memegang peranan penting dalam mendorong siswa untuk belajar.
b. Mengembangkan supervisi proses awal, yang merupakan operasionalisasi dari sikap
tanggap guru terhadap proses kerja siswa pada awal-awal mulainya kegiatan.
Supervisi ini dapat dilakukan guru dengan cara pergi ke setiap kelompok atau
mendekati setiap siswa yang belajar secara perorangan untuk melihat apakah segala
sesuatunya sudah berlangsung lancar dan memadai. Dengan kata lain, guru mencoba
melihat apakah setiap kelompok/setiap siswa sudah mulai bekerja, apakah ada yang
perlu diberi bantuan atau apakah ada sesuatu yang kurang beres. Dengan demikian,
supervisi proses awal menekankan pada kelangsungan kegiatan pada awal mulainya
kegiatan kelompok/perorangan. Awal kegiatan yang mulai dengan baik merupakan
pendorong bagi tumbuhnya semangat dan kepercayaan pada diri siswa bahwa mereka
mampu melakukan kegiatan tersebut.
c. Mengadakan supervisi proses lanjut, yang menekankan pemberian bantuan secara
selektif agar kegiatan dapat berlangsung secara terarah sampai menjelang akhir
kegiatan. Bantuan secara selektif ini diberikan beberapa saat setelah kegiatan
berlangsung. Agar mampu memberikan bantuan secara selektif, guru harus memiliki
keterampilan berinteraksi sebagai berikut:
1) Memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan (tutoring) kepada siswa tertentu,
baik secara perorangan maupun kelompok. Bimbingan tersebut dapat berupa
membantu siswa memahami satu konsep atau membentuk suatu keterampilan
khusus.
2) Melibatkan diri sebagai peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dengan siswa. Ini berarti bahwa guru duduk di kelompok sebagai
anggota kelompok sebagaimana halnya siswa yang lain. Situasi seperti ini, akan
merupakan motivasi bagi siswa hingga mereka mengenal/menyadari potensinya
sendiri.
3) Langsung memimpin diskusi bila perlu, dengan menerapkan keterampilan
membimbing diskusi kelompok.
4) Bertindak sebagai katalisator dengan mengajukan pertanyaan, memberi komentar
atau saran-saran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berpikir/membahas satu masalah.
d. Melakukan supervisi pemaduan, yang memusatkan perhatian pada kesiapan
kelompok/perorangan untuk melakukan kegiatan akhir, seperti kegiatan merangkum
atau memantapkan konsep. Oleh karena itu, dalam melaksanakan supervisi ini, guru
mencoba melihat target/tujuan yang sudah dicapai oleh setiap kelompok/perorangan
sehingga mempunyai gambaran menyeluruh tentang kemajuan kerja setiap
kelompok/perorangan. Supervisi pemanduan dilakukan guru dengan mendatangi
setiap kelompok/perorangan, mencoba menilai kemajuannya, kemudian menyiagakan
mereka untuk mengikuti kegiatan akhir, misal dengan mengatakan: “Waktu tinggal10
menit lagi, setelah itu kita akan segera berkumpul untuk laporan. Setiap kelompok
diharapkan sudah siap dengan laporannya”.

Pemunculan ketiga jenis supervisi yang dilakukan guru akan tampak seperti pada gambar 8.6.

Kegiatan awal
1. Penjelasan tugas
2. Pembagian tugas

1. Supervisi Proses Awal


Kegiatan berlangsung sesuai dengan
pengarahan, antara lain :
- Kegiatan paralel
- Kegiatan komplementer
- Kegiatan berbeda penuh
2. Supervisi Proses Lanjut

Menyiapkan siswa untuk kegiatan


akhir:
- Kesetiaan pada tujuan
- Pengecekan kemajuan

3. Supervisi Pemaduan
Kegiatan akhir:
- Laporan + tanya jawab
- Rangkuman
- Pemantapan

4. Keterampilan Merencanakan dan Melakukan Kegiatan Pembelajaran


Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, tugas utama guru adalah membantu
siswa baik secara kelompok maupun perorangan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik.
Agar dapat melakukan tugas ini, disamping menguasai ketiga keterampilan yang telah
diuraikan terdahulu, guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan yang berkaitan dengan
pengembangan kurikulum di tingkat kelas, yaitu merencanakan dan melakukan kegiatan
pembelajaran. Sejalan dengan tuntutan ini, guru harus mampu membuat perencanaan
kegiatan belajar dan mampu melaksanakannya. Perencanaan yang mantap dapat dibuat
berdasarkan hasil diagnosis guru terhadap kemampuan akademik siswa, kemampuan
memahami, gaya belajar, kecenderungan minat, serta tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan
hasil diagnosis tersebut, guru menetapkan kondisi dan tuntunan belajar yang memungkinkan
siswa memikul tanggung jawab belajar secara mandiri. Kondisi dan tuntutan belajar yang
dapat dipertimbangkan guru, antara lain belajar mandiri, paket kegiatan belajar, belajar
dengan tutor teman sejawat, simulasi atau belajar melalui permainan yang semuanya
memberikan kesempatan untuk menghayati pengalaman bekerja sama ataupun bekerja
dengan pengarahan sendiri.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdiri dari 4
subkomponen.
a. Membantu siswa menerapkan tujuan pembelajaran, antara lain dapat dilakukan dengan
diskusi atau penyelidikan sumber-sumber belajar yang menarik sehingga dapat membuat
siswa ingin mencapai tujuan tertentu.
b. Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup: kriteria keberhasilan,
cara/langkah kerja, waktu, bahan dan sumber yang diperlukan.
c. Berperan dan bertindak sebagai penasihat bagi siswa apabila dipelukan. Berbagai cara
dapat ditempuh guru dalam memainkan peran ini, antara lain berinteraksi aktif,
menunjukkan mimik tanda setuju, menjawab pertanyaan atau memberikan saran/nasihat
secara periodik, sesuai dengan kemajuan yang dicapai siswa. Misalnya, seorang siswa
kelihatan tidak berperan di dalam kelompok, guru dapat menyarankan pada anggota
kelompok agar siswa tersebut diberikesempatan untuk terlibat. Jika hal ini tidak berhasil,
guru dapat menyarankan cara kerja/belajar lain. Dengan bimbingan secara periodik ini,
proses belajar akan lebih mulus dan waktu dapat dipakai secara efektif karena siswa
dapat segera diarahkan kembali hingga tidak terdapat frustasi yang berkepanjangan.
Dengan demikian, gairah dan semangat belajar siswa dapat dipelihara.
d. Membantu siswa meniai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini berarti bahwa ada
kerja sama antara guru dan siswa dalam menilai pencapaian dan kemajuan siswa, yang
selama ini hanya dilakukan oleh guru. Kesempatan untuk menilai diri sendiri merupakan
faktor penentu dalam membentuk kemampuan belajar secara mandiri.
Dari 4 kelompok komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang
telah diuraikan, masing-masing mempunyai peran tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, namun dengan tekanan pada penerapan yang berbeda. Pada pengajaran
kelompok kecil, tekanan itu terletak pada keterampilan mengorganisasikan serta
membimbing dan memudahkan belajar, sedangkan pada pengajaran perorangan, tekanan
berada pada kedua keterampilan yang lain.
Sebagaimana sudah diisyaratkan pada modul 7, keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan merupakan keterampilan yang paling kompleks yang mempersyaratkan
penguasaan terhadap tujuh keterampilan dasar mengajar yang lain.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum biasa bagi banyak
guru di Indonesia. Oleh karena itu, agar format ini dapat digunakan secara efektif, hal-hal
berikut perlu diperhatikan.

1. Guru yang sudah biasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan
pengajaran kelompok kecil, kemudian perorangan. Sementara itu, guru yang belum
memiliki cukup pengalaman mengajar sebaiknya mulai dengan pengajaran
perorangan, kemudian bertahap ke pengajarankelompok kecil.
2. Topik-topik yang bersifat umum, seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya
diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasan lebih lanjut dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan kelompok kecil atau perorangan.
3. Sebelum pengajaran kelompok kecil/perorangan dimulai, guru harus melakukan
pengorganisasian siswa, sumber, materi, ruangan, serta waktu yang diperlukan.
4. Kegiatan kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi
yang dapat berupa rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk saling belajar.
5. Agar pengajaran perorangan dapat berlangsung efektif, guru perlu mengenal siswa
secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang siap pakai
(misalnya modul), belajar sendiri dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri atau
dapat pula bergabung dalam kelompok kecil.

Anda mungkin juga menyukai