Bromatometri
Bromatometri
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kimia farmasi kuantitatif merupakan penganalisaan prosedur
kimia analisis kuantitatif terhadap terhadap bahan-bahan yang digunakan
dalam bidang farmasi terutama dalam menentukan kadar atau mutu obat-
obatan dan senyawa kimia.
Pada analisis kimia farmasi kuantitatif, dikenal adanya bromatometri .
bromatometri merupakan salah satu metode titrimetri, bromatometri
merupakan salah satu metode penetapan kadar suatu zat dengan prinsip
reaksi reduksi – oksidasi. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan
hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat atom, ion, atau molekul. Bila
suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah keharga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron dan dalam
proses itu zat tersebut direduksi .
Pada metode ini,digunakan bromin sebagai oksidator, brom akan
direduksi oleh zat-zat organik dan terbentuk senyawa hasil substitusi yang
tidak dalam air. Brom juga dapat digunakan untuk menetapkan kadar
senyawa-senyawa organik yang mampu berekaksi secara adisi atau substitusi
dengan brom.
Hubungan bromatometri dengan dunia farmasi yaitu
mengindentifikasi zat aktif obat dalam berbagai bentuk sediaan farmasi dan
penepatan senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Banyak senyawa obat
dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode bromatometri.
Metode bromometri dan bromatometri ini terutama untuk menetapkan
senyawa-senyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi.
Metode ini dapat juga digunakan untuk menetapkan senyawa arsen dan
stibium dalam bentuk trivalent tercampur dengan stanum valensi empat.(J.
Wunas. 1986:123).
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetapan kadar suatu senyawa
dengan menggunakan metode volumetri.
2. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar asam salisilat dengan menggnakan metode
bromatometri.
C. Prinsip Percobaan
Penentuan kadar asam salisilat dengan metode bromatometri
berdasarkan reaksi redoks yang ditambahkan bromin 0,0985 N dan asam
klorida pekat, lalu dikocok selama lima menit. Setelah itu, ditambahkan
kalium iodida 20% lalu didiamkan, ditambahkan kloroform, lalu dititrasi
dengan natrium tiosulfat 0,1067 N menggunakan indikator kanji, dimana titik
akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi bening.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Bromatometri merupakan salah satu metode penetapan kadar suatu zat
dengan prinsip reaksi reduksi – oksidasi. Oksidasi adalah suatu proses yang
mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion,
atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah
keharga yang lebih positif. Suatu zat mengoksidasi adalah yang memperoleh
elektron dan dalam proses itu zat tersebut direduksi.
Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan di
peroleh satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion , atau molekul). Bila suatu
unsur direduksi. Keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang
positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dan
dalam proses itu, zat ini dioksidasi. (Rivai, 1995: 51-52)
Bromatometri merupakan salah satu metode oksidimetri dengan dasar
reaksi dari ion bromat (BrO3-). Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari
sistem ini menunjukkan bahwa kalium kromat adalah oksidator kuat. Hanya
saja kecepatan reaksinya tidak cukup tinggi. Untuk menaikkan kecepatan ini,
titran harus dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam
kuat. Adanya sedikit kelebihan kalium bromat dalam larutan akan
menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat dan bromin yang
dibebaskan akan merubah larutan warna kuning pucat. Warna ini sangat
lemah sehingga tidak mudah untuk menetapkan titik akhir. (Wunas dan said,
1986: 122)
Kalium bromat (KBrO3-) adalah oksidator kuat. reagen ini dapat
digunakan dalam dua cara, sebagai oksidator langsung untuk zat-zat reduktor
tertentu untuk menghasilkan sejumlah bromin yang kuantitasnya diketahui.
Bromin tersebut kemudian digunakan membrominasi secara kuantitatif
senyawa-senyawa organik. Bromin yang dihasilkan ini tidak stabil, karena
mempunyai tekanan kuat yang tinggi dan mudah menguap. Karna itu,
penetapan harus dilakukan pada suhu terendah mungkin, serta labu yang
dipakai untuk titrasi harus ditutup. (Ruth dan Blosctc, 1988: 271)
Kalium bromat (KBrO3-) adalah agen pengoksidsi kuat, dengan
potensial standar dari reaksinya.
BrO3- + 6H+ + 6e- → Br - + 3H2O
adalah + 1,44 V. Reagen dapat dipergunakan dengan dua cara, sebagai sebuah
oksidan langsung untuk agen–agen pereduksi tertentu, dan untuk
membangkitkan sejumlah bromin yang kuantitasnya diketahui.
Sejumlah agen pereduksi, seperti arsenik (III), antimon (III), besi (II),
dan sulfida-sulfda serta disulfida-disulfida organik tertentu dapat dititrasi
secara langsung dengan sebuah larutan kalium bromat. Reaksinya arsenik
(III) adalah :
BrO3- + 3HAsO2 → Br- + 3HAsO3
Tidak mudah mengikuti serah terima elektron dalam hal ini karena suatu
reaksi asam basa (penetralan H+ menjadi H2O) berimpit denga tahap
redoksnya. Namun nampak bahwa 6 ion iodida kehilangan 6 elektron yang
pada gilirannyadiambil oleh sebuah ion bromat tunggal. (Bleschke, 1988:
402).
Bromin yang disebabkan ini tidak stabil, karena mempunyai tekanan
uap yang tinggi dan mudah menguap. Karena itu penetapan harus dilakukan
pada suhu serendah mungkin, serta labu yang dipakai untuk titrasi harus
ditutup.
Metode bromometri dan bromatometri ini terutama untuk menetapkan
senyawa-senyawa organik aromatis dengan membentuk tribrom substitusi.
Metode ini dapat juga digunakan untuk menetapkan senyawa arsen dan
stibium dalam bentuk trivalent tercampur dengan stanum valensi empat.
(J. Wunas. 1986:123).
Brom dapat digunakan sebagai oksidator seperti iodium. Brom akan
direduksi oleh zat-zat organik dengan terbentuknya senyawa hasil substitusi
yang tidak larut dalam air misalnya tribromofenol, tribrom aniline dan
sebagainya yang reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Brom juga dapat
digunakan untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa organik yang mampu
bereaksi secara adisi atau substitusi dengan brom.
Selain bromnya sendiri, brom juga dapat diperoleh dari hasil
pencampuran kalium kromat dan kalium bromida dalam asam kuat sesuai
reaksi berikut:
KBrO3 + 5 KBr + 6 HCl 3 Br2 + 6 KCl + 3H2O
Brom yang dibebaskan ini kemudian mengoksidasi iodide yang setara
dengan jumlah iodium yang dihasilkan menurut reaksi:
Br2 + 2 KI I2 + 2 KBr
Iodium selanjutnya dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat
menurut reaksi:
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + NO4S4O6
Adanya brom tidak langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat
dikarenakan perbedaan potensialnya sangat besar, akibatnya jika brom
langsung dititrasi dengan natrium tiosulfat maka yang dihasilkan tidak hanya
tetrationat (S4O62-) tetapi juga sulfat (SO42-) bahkan mungkin sulfid yang
berupa endapan kuning.
Ketika asam klorida pekat ditambahkan maka brom akan
dibebaskan dan bro mini akan bereaksi menghasilkan endapan putih. (Abdul.
2001:159-160).
Bromatometri merupakan metode oksidasi reduksi dengan dasar
reaksi oksidasi dari ion bromat.
BrO3- + 6 H+ + 6 e- Br- + 3 H2O
Kalium bromat adalah oksidator kuat, namun kecepatan reaksinya
tidak cukup tinggi untuk menaikkan kecepatan titrasi yang dilakukan dalam
suasana asam kuat dan dalam keadaan panas. Pada titrasi ini dengan adanya
kelebihan ion bromat maka akan bereaksi dengan bromida membentuk
bromin (Br2) yang berwarna kuning pucat. Bromin ini mudah menguap dan
sehingga titrasi harus dalam suhu rendah.
Jika senyawa reduktor dan bromin berjalan cepat dalam suasana
asam maka dapat ditentukan secara langsung. Namun bila lambat maka dapat
dilakukan titrasi tidak langsung yaitu larutan bromin ditambah berlebih dan
kelebihan bromin ditentukan secara iodometri. Bromin dapat diperoleh dari
penambahan asam ke dalam larutan yang mengandung 3 g kalium bromat
dan 5 g kalium bromida.
5 KBr + KBrO4 + 6 HCl 6 KCl + 3 Br2 + 3 H2O
(Tim asisten unhas, 2007: 17)
Metode bromometri ini terutama digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa organik aromatis seperti fenol-fenol, asam salisilat,
resorsionol, perakkloro fenol, dan lain-lain dengan membentuk tribrom
substitusi suatu larutan standar kalium bromat dapat dipergunakan untuk
brominasi, secara kuantitatif berbagai senyawa organik. Bromid berlebih
(terhadap bromat ada dalam hal demikian, sehingga jumlah brom yang
ditimbulkan dapat dihitung dari benyaknya KBrO3 yang diambil. Biasanya
brom ditimbulkan dalam jumlah yang berlebih terhadap jumlah yang
diperlukan untuk brominasi senyawa organik agar membantu memaksa reaksi
ini berlangsung sempurna.
Dalam metode bromometri ini terdapat dua cara titrasi yaitu titrasi
langsung dan titrasi tidak langsung dan hasilnya tidak selalu sama. Dalam
analisa suatu senyawa organik, campuran KBr-KBrO3 dalam jumlah berlebih
yang terukur, ditambahkan dan campuran di asamkan, yang membebaskan
Br2. Setelah reaksi brominasi sempurna kelebihan brom ditentukan dengan
penambahan kalium iodida, diikuti dengan titrasi iodium yang disebabkan
dengan menggunakan natrium tiosulfat standar. Reaksi brom dengan
senyawa organik adalah substitusi atau adisi.
Oksidasi potensiometri yang relatif tinggi dari sistem ini
menunjukkan bahwa kalium bromat adalah oksidator kuat. Hanya saja
kecepatan reaksi tidak cukup tinggi untuk menaikkan kecepatan reaksi ini.
Titrasi dilakukan dalam keadaan panas dan dalam lingkungan asam kuat.
Reaksinya seperti di atas dengan Eo = 1,44 v. BrO3 adalah standar primer dan
sifatnya stabil. Metal orange atau merah digunakan sebagai indikator tetapi
tidak sebaik alfa, nafthafloran, quinalin yellow, kalium kromat banyak
digunakan dalam kimia organik, misalnya titrasi dengan oksin. Sebagian
besar titrasi meliputi titrasi kembali dengan asam arsenik. (Tim asisten unhas.
2007: 17-18).
Kalium bromat, KBrO3 adalah oksidator kuat. Reagen ini dapat
digunakan dengan dua cara, sebagai sebuah oksidator langsung untuk zat-zat
reduktor tertentu dan untuk menghasilkan sejumlah bromin yang
kuantitasnya diketahui. Bromin tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk
membrominasi secara kuantitatif senyawa-senyawa organik. Bromin ini
mudah menguap sehingga titrasi harus dilakukan pada suhu rendah.
n
Pemerian : Serbuk hablur, kadang-kadang berupa
gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai Indikator
11. Kalium bromat (Dirjen POM, 1979 : 687)
Nama Resmi : KALII BROMAT
Nama Lain : Kalium Bromat
RM / BM : KBrO3 / 167,09
Pemerian : Serbuk harbuk putih
Kelarutan : Pada suhu 15,50 larut dalam 12,5 bagian air,
dalam 2 bagian air mendidih, sangat sukar
larut dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Komposisi Br2
B. Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang 2 gram
asam salisilat, lalu dilarutkan dengan etanol, lalu ditambahkan aquadest
hingga volume 1000 ml (sebagai larutan stok), lalu diambil larutan stok 25 ml,
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahklan 30 ml bromin
0,1 N, lalu ditambahkan 5 ml asam klorida pekat, lalu dikocok selama 5 menit.
Setelah itu ditambahkan 5 ml kalium iodida 20%, lalu didiamkan selama 5
menit, lalu ditambahkan 5 ml kloroform, lalu dititrasi dengan natrium tiosulfat
0,1067 N menggunakan indikator kanji.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
Sampel Berat Sampel Volume Titrasi Warna
As. Salisilat 2,065 gr 8,5 ml Biru – kuning
Blanko - 9,5 ml Bening
B. Reaksi
1. KBrO3 + 5 KBr + 6 HCl 3 Br2 + 6 KCl + 3 H20
2. Reaksi asam salisilat dengan bromin
+ I2
+ 2 Na2S2O3
+ NaI + Na2S2O3
C. Perhitungan
mgrek sampel = mgrek Br2 – mgrek Na2S2O3
mg/BE = ((VxN)Br tot - (VxN)Na2S2O3)tit –((VxN)Br tot –
(VxN)Na2S2O3)bla
mg = ((30x0,1) – (8,5x0,1067)) – ((30x0.1) –
(9,5x0,1067)) x 23,0
= (3 – 0,90695) – (3 – 1,01365) x 23,02
= (2,09305 – 1,98635) x 23,02
= 0,1067 x 23,02
= 2,456234 mg
= 0,0024562 gram
Untuk 1000 ml
1000
X = ×0,0024562 gram
25
= 0,0982 g
0 , 0982
% kadar= ×100 %
2,065
= 4,755 %
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
bahwa persen kadar asam salisilat sebesar 4,755 % sedangkan menurut
Farmakope Indonesia kadar asam salisilat tidak kurang dari 99,5 %.
B. Saran
a. Laboratorium
Kelengkapan alat dan bahan yang digunakan.
b. Asisten
Lebih sabar menghadapi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan Underwood. A.l. Analisisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam.
Erlangga : Jakarta. 2002
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta. 1979
dilarutkan Etanol
30 ml Bromin 0,1 N
+ 5 ml HCl Pekat
5 ml KI 20%
+ 1 ml CHCl3 (Kloroform)
+ 100 ml aquadest
Gelas Kimia
Panaskan
Dinginkan