Anda di halaman 1dari 46

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan Pada Ny. W


dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri di
Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia

Lubis, Faisal Akbar

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2898
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
AsuhanKeperawatanPadaNy. W dengan
PrioritasMasalah KebutuhanDasarAmandan
Nyaman:Nyeri di KelurahanSari Rejo Kecamatan
Medanpolonia

KaryaTulisIlmiah (KTI)
DisusunDalamRangkaMenyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

OLEH
FAISAL AKBAR LUBIS
142500107

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulispanjatkankepada Allah SWTatas berkat dan rahmat


nya kepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanKaryaTulisIlmiahdenganjudul
“AsuhanKeperawatan pada Ny.
WdenganPerioritasMasalahKebutuhanDasarAmandanNyaman: Nyeripada
Ibu Nifas Post Partumdi Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia”.
AdapunmaksuddantujuanpembuatanKaryaTulisIlmiahiniadalahuntukmemenuhisal
ahsatusyaratuntukmenyelesaikan Program Diploma III Keperawatan di
FakultasKeperawatan USU.
Selama proses pembantuanKaryaTulisIlmiahini,
penulistelahbanyakmendapatkanbimbingan, saran, bantuan,
sertadoadariberbagaipihak. Padakesempatanini,
penulisdengansegalakerendahanhatidandengantulusmengucapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnyakepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp,MNS,
Ph.DselakuDekanFakultasKeperawatanUniversitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep,Ns,M.Kep, selakuWakilDekan I
FakultasIlmuKeperawatan Sumatera Utara.
3. IbuCholinaTrisaSiregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selakuWakilDekan II
FakultasIlmuKeperawatan Sumatera Utara
4. Ibu Dr. SitiSaidahNasution, S.kp,M.Kp,Sp.Mat, selakuWakilDekan III
FakultasIlmuKeperawatan Sumatera Utara.
5. IbuMahnumLailan Nasution, S.Kep,Ns,M.kepselakuKetua Program Studi
D III KeperawatanFakultasIlmuKeperawatanUniversitas Sumatra Utara.
6. IbuNurAfiDarti, S.Kp,M.Kep, selakuDosenPembimbingyang
telahmemberikanbimbingandanmeluangkanwaktusertapikirandenganpenyu
sunanKaryaTulisIlmiah.
7. IbuEllytaAizar, S.Kp,M.BiomedselakuDosenPenguji yang
telahmeluangkanwaktunyadalam sidang KaryaTulisIlmiahsaya.

Universitas Sumatera Utara


8. Terimakasih kepada orang tua tercinta Bapak I Lubis dan Ibunda M
Pasaribu yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, bimbingan,
menghibur, memotivasi dan memberikan dana bagi penulis.
9. Teman-teman DIII stambuk 2014 yang telah memberikan semangat serta
motivasi selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
PenulismenyadaribahwaKaryaTulisIlmiahinimasihjauhdarikesempurnaan,
baikisidanmakna maupuntatabahasa,
tatacarapenulisanolehkarnaitupenulissangatmegharapkankritikdan saran
darisemuapihak yang sifatnyamembangun demi
kesempurnaanKaryaTulisIlmiahini.

Medan, Juli 2017

Faisal Akbar Lubis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Tujuan ..................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ................................................................................................................... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep DasarAsuhan Keperawatan
2.1.1. Pengertian Bendungan ASI ........................................................................... 4
2.1.2. Faktor-faktor Penyebab Bendungan ASI ...................................................... 5
2.1.3. Tanda dan Gejala Bendungan ASI ................................................................ 5
2.1.4. Penanganan Bendungan ASI......................................................................... 5
2.2 Konsep Nyeri
2.2.1. Pengertian Nyeri ........................................................................................... 6
2.2.2. Tipe Nyeri ..................................................................................................... 6
2.2.3. Konsep yang Terkait dengan Nyeri .............................................................. 8
2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Gangguan Aman dan Nyaman: Nyeri
2.3.1. Pengkajian ..................................................................................................... 10
2.3.2. Analisa Data .................................................................................................. 13
2.3.3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 14
2.3.4. Perencanaan .................................................................................................. 14
2.4 Asuhan Keperawatan Kasus
2.4.1. Pengkajian Kasus .......................................................................................... 17
2.4.2. Analisa Data .................................................................................................. 19
2.4.3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 20
2.4.4. Perencanaan .................................................................................................. 21
2.4.5. Implementasi dan Evaluasi ........................................................................... 23

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 25
3.2. Saran................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun
psikologis yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam
Teori Hierarki kebutuhan dasar manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta,harga diri, dan
aktualisasi diri (sumber: potter dan Patricia, 1997).
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbatas dari
rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan
di berikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien dirumah sakit.
Nyeri merupakan fenomena yang multidimensi, karena itulah sulit untuk
memberikan batasan yang pasti terhadap nyeri. Sensasi nyeri yang
dilaporkan tiap individu berbeda-beda, hal inilah yang menyebabkan
pengertian nyeri dari masing-masing individu berbeda pula.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang berbeda
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Begitu juga
dengan ibu yang terjadi pada Pembendungan ASI.
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air
susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak
di kosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu
(Buku obstetric Williams). Pada versi lain bendunagan air susu diartikan
sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan
limfasehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri di sertai
kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005:700).

Universitas Sumatera Utara


Pada permulaan nifas apabila bayi tidak menyusu dengan baik, atau
apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, maka terjadi
pembendungan air susu. Payudara panas serta keras pada perabaan dan
nyeri: suhu badan tidak naik. Putting susu bisa mendatar dan hal ini
menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran air susu juga
terhalang sebab duktus laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta
pembuluh limfe (sarwono. 2005, hal .700).
Dari latar belakang tersebut, penulisan terrarik untuk mengangkat kasus
Nyeri pada pembendungan ASI. Penulisan menggunakan proses asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi
dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. W
dengan prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman:
Nyeri pada Pasien Post Partum di kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan
Polonia”.

1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada Ny. W dengan prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Aman dan Nyaman: Nyeri pada pasien Post Partum di kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny: W dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri pada Ibu Nifas.
b. Mampu menegakkan diagnosa-diagnosa pada Ny. W dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri pada Ibu
Nifas.
c. Mampu memberikan intervensi Pada Ny. W dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri pada Ibu Nifas.
d. Mampu memberikan implementasi pada Ny. W dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri.

Universitas Sumatera Utara


e. Mampu melakukan evaluasi Pada Ny. W dengan Prioritas Masalah
Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman: Nyeri.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah Nyeri
1.3.2 Pelayanan Keperawatan
Dapat memberikan informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya
pencegahan masalah Nyeri
1.3.3 Klien asuhan keperawatan ini dapat digunakan dalam Masalah Nyeri

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.1.1 Pengertian Bendungan ASI

Terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran


vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan (Prawiroharjo, 2005:700). Bendungan ASI
dapat terjadi karena adanya penyempitan duktus laktiverus pada payudara
ibu dan dapat terjadi pula bila ibu memiliki kelainan putting susu
(misalnya putting susu datar, terbenam dan cekung).

Sesudah bayi dan plasenta lahir kadar esterogen dan progesterone turun
dalam 2-3 hari. Dengan ini factor dari hipotalamus yang menghalangi
keluarnya prolactin waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh esterogen,
tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolactin oleh hipofisis.
Hormonini menyebabkan veolus-alveolus kelenjar terisi dengan air susu,
tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflek yang menyebabkan
kontraksi sel-sel mioepitelia yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar tersebut. Pada permulaan nifas apabila bayi belum
mampu menyusu dengan baik, atau kemudian apabila terjadi kelenjar-
kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi bendungan air susu.

2.1.2 Faktor-faktor penyebab Bendungan ASI


a. Pengosongan mamae yang tidak sempurna (dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASInya berlebihan,
apabila bayi sudah kenyang dan sudah selesai menyusui & payudara tidak
dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI didalam payudara. Sisa ASI
tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).

Universitas Sumatera Utara


b. Faktor isapan bayi yang tidak aktif

Pada masa laktasi, bila ibu tidak menyusukan bayinya sesring mungkin
atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan
ASI.

c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar


Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan putting susu
menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu.
Akibatnya ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
d. Putting susu terbenam
Putting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu.
Karena bayi tidak dapat mengisap putting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
e. Putting susu terlalu panjang
Menimbulkan kesulitan pada bayi menyusu karena bayi tidak dapat
mengisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan
ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.

2.1.3 Tanda dan gejala Bendungan ASI


Bendungan ASI ditandai dengan: Mammae panas serta keras pada
perabaan dan nyeri: puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit
menyusu: pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktuli laktiferi
menyempit, payudara bengkak, keras, panas. Nyeri bila ditekan, warnanya,
kemerahan, suhu tubuh sampai 38ᵒC.

2.1.4 Penanganan Bendungan ASI


Penanganan yang dilakukan yang paling penting adalah dengan
mencegah terjadinya payudara bengkak. Susukan bayi segera setelah lahir;
susukan bayi tanpa dijadwal; keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui
agar payudara lebih lembek; keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila
produksi melebihi kebutuhan ASI; Laksanakan perawatan payudara
setelah melahirkan; untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan

Universitas Sumatera Utara


kompres dingin dan hangat dengan handuk secara bergantian kiri dan
kanan; untuk memudahkan bayi mengisap atau menangkap putting susu
berikan kompres sebelum menyusui; untuk mengurangi bendungan di vena
dan pembuluh getah bening dalam payudara lakukan pengurutan yang
dimulai dari putting kea rah Korpus Mamae; ibu harus rileks, pijat leher
dan punggung belakang.

2.2 Konsep Nyeri


2.2.1 Pengertian Nyeri
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dengan
orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengatur
aktivitasnya, dan mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri
adalah konsep yang sulit di komunikasikan oleh klien. Seorang perawat
tidak dapat merasakan atau melihat nyeri.
Diketahui bahwa nyeri bersifat sangat subjektif dan individual dan
merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang mengindikasikan
bahwa terdapat suatu masalah. Nyeri yang tidak teratasi menimbulkan
bahaya secara fisiologis maupun psikologis bagi kesehatan dan
penyembuhan.

2.2.2 Tipe Nyeri


Nyeri dapat dijelaskan berdasarkan durasi, lokasi, atau etiologi.
Ketika nyeri hanya dirasakan selama periode penyembuhan yang
diharapkan, nyeri disebut sebagai Nyeri Akut, baik yang awitannya tiba-
tiba atau yang lambat dan tanpa memperhatikan intesitasnya. Di sisi lain,
Nyeri Kronis berlangsung berkepanjangan, biasanya nyeri berui lang atau
menetap sampai enam bulan atau lebih, dan mengganggu fungsi tubuh.
Nyeri akut dan kronis menghasilkan respons fisiologis dan perilaku yang
berbeda.Nyeri dapat dikategorikan menurut asalnya:
1. Nyeri Kutaneus berasal dari kulit atau jaringan subkutan. Luka akibat
teriris kertas menimbulkan nyeri tajam dengan sedikit rasa terbakar
merupakan contoh nyeri kutaneus.

Universitas Sumatera Utara


2. Nyeri somatic dalam berasal dari ligament, tendon, tulang, pembuluh
darah, dan saraf. Nyeri tersebut menyebar dan cenderung berlangsung
lebih lama di bandingkan nyeri kutaneus. Pergelangan kaki yang terkilir
adalah contoh dan nyeri somatic dalam.
3. Nyeri visceral dihasilkan dari stimulasi reseptot nyeri di rongga abdomen,
kranial, dan thoraks. Nyeri visceral cenderung menyebar dan kadang terasa
seperti nyeri somatik dalam, yaitu, terasa terbakar, gatal atau terasa seperti
ada tekanan.
4. Nyeri radiasi (nyeri yang menyebar0 dirasakan pada tempat sumber nyeri
dan menyebar ke jaringan sekitarnya. Sebagai contoh, nyeri jantung juga
mungkin tidak hanya dirasakan di dada, tetapi juga di sepanjang bahu kiri
dan turun ke lengan.
5. Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang jauh dari
jaringan yang menyebabkan nyeri. Sebagai contoh, nyeri dari salah satu
bagian visera abdomen mungkin saja dirasakan di daerah kulit yang jauh
dari organ penyebab nyeri.
6. Nyeri neuropatik disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat atau tetapi
yang terjadi saat ini atau masa lalu dan mungkin tidak memiliki stimulus
nyeri, seperti pada kerusakan jaringan atau saraf. Nyeri neuropatik
berlangsung lama, tidak menyenangkan, dan dapat digambarkan sebagai
rasa terbakar, tumpul, dan gatal; nyeri tajam, seperti ditembak dapat juga
rasakan (Hawthorn & Redmond, 1998).
7. Nyeri phantom, adalah sensasi sangat menyakitkan yang dirasakan pada
bagian tubuh yang hilang (misalnya kaki yang di amputasi) atau yang
mengalami paralisis karena cedera medulla spinalis, juga merupakan
contoh nyeri neuropatik. Nyeri neuropatik dapat dibedakan dari sensasi
phantom, yaitu perasaan bahwa bagian tubuh yang hilang masih tetap ada.
2.2.3 Konsep yang terkait dengan nyeri
1. Ambang nyeri individiual adalah jumlah stimulus nyeri yang
dibutuhkan seseorang untuk merasakan nyeri. Ambang nyeri seseorang
untuk merasakan nyeri. Ambang nyeri seseorang umumnya hampir
sama; tetapi,ambang nyeri tersebut dapat berubah. Sebagai contoh,

Universitas Sumatera Utara


stimulus yang sama pada suatu waktu menghasilkan nyeri ringan
sedang pada lain waktu menghasilkan nyeri intens. Sensitivitas yang
berlebihan terhadap rasa nyeri disebut hiperalgesia
2. Sensasi nyeri dapat dianggap sama dengan ambang nyeri; reaksi nyeri
meliputi respons system saraf otonom dan respons perilaku terhadap
nyeri. Respons system saraf otonom adalah reaksi otomatis tubuh yang
sering kali melindungi individu dari bahaya lebih lanjut, misalnya,
tangan ditarik secara otomatis dari kompor yang panas. Respons
perilaku adalah respons yang dipelajari yang digunakan sebagai metode
koping terhadap nyeri
3. Toleransi nyeri adalah jumlah dan durasi maksimum nyeri yang dapat
ditahan oleh individu. Beberapa klien bahkan tidak mampu menoleransi
untuk ssendikit nyeri, sementara orang lain bersedia menahan nyeri
hebat dari pada mengobatinya. Jadi toleransi nyeri sangat bervariasi
antara individu dan sangat di pengaruhi oleh faktor psikologis dan
sosiokultural. Toleransi nyeri terlihat meningkat sejalan usia.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis
Nyeri Akut Nyeri Kronis
Ringan ke berat Ringan ke berat
Respons system saraf simpatis Respons sistem saraf
*Peningkatan frekuensi nadi parasimpatis:
*Peningkata frekuensi nafas *Tanda-tanda vital normal
*Tekanan darah tinggi *Kulit kering, hangat
*Diaposis *Pupil normal atau dilatasi
*Dilatasi pupil Berlanjut meskipun cedera
Berhubungan dengan cedera jaringan; berhenti telah sembuh
setelah cedera sembuh Klien terlihat depresi dan
Klien terlihat gelisah dan cemas menarik diri
Klien melaporkan nyeri Klien sering tidak
Klien memperlihatkan perilaku yang mengatakan nyeri kucuali
mengindikasikan nyeri: ditanya perilaku nyeri sering
Menangis, menggosok area, memegang area tidak ada
nyeri

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Gangguan Aman dan Nyaman: Nyeri
2.3.1 Pengkajian
Nyeri terdiri dari dua komponen utama:
1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data klien
2. Observasi langsung terhadap respons perilaku dan psikologis klien.
Data-data yang dikaji yaitu meliputi:
1. Riwayat Nyeri
Sambil mengkaji riwayat nyeri, perawat harus memberikan kesempatan
bagi klien untuk mengungkapkan dengan kata-katanya sendiri cara mereka
memandang nyeri dan situasinya. Hal tersebut akan membantu perawat
untuk memahami makna nyeri bagi klien dan koping klien terhadap

Universitas Sumatera Utara


nyerinya. Ingat bahwa pengalaman nyeri tiap orang adalah unik dank lien
adalah penafsir yang terbaik dari nyeri yang di alaminya. Data yang harus
dikumpulkan dalam riwayat nyeri komprehensif meliputi lokasi nyeri,
intesitasnya, kualitas, pola, faktor presipitasi, faktor yang mengurangi,
gejala terkait, pengaruhan ADL, pengalaman nyeri yang lalu, makna nyeri
bagi orang tersebut, sumber koping dan respon efektif
2. Lokasi
Untuk memastikan lokasi nyeri yang spesifik, minta individu
menunjukkan daerah yang dirasakan tidak nyaman. Sebuah peta gambar
tubuh dapat membantu mengidentifikasi lokasi nyeri. Klien menandai
lokasi nyeri pada tubuh tersebut. Peta ini terutama dapat efektif pada klien
yang memiliki lebih dari satu sumber nyeri
3. Skala Intensitasnya atau Tingkat Nyeri
Indicator tunggal yang paling untuk mengetahui intensitasnya nyeri adalah
laporan klien tentang nyeri. Ketidakakuratan tingkat nyeri klien yang di
putuskan oleh perawat bahkan cenderung lebih besar ketika nyeri hebat.
Mungkin lebih mudah digunakan (Pasero, 1997). Skala wajah memiliki
skala nomor pada setiap ekspresi sehingga intensitas nyeri dapat
didokumentasikan. Ketika tidak mungkin menggunakan segala macam
jenis skala tingkat pada seorang klien, perawat harus mengandalkan
observasi perilaku dan setiap tanda fisiologis. Untuk keefektifan
penggunaan skla tingkat nyeri, klien tidak hanya perlu memahami cara
menggunakan skla tetapi juga diajarkann tentang bagamaimana informasi
tersebut akan digunakan untuk menentukan perubahan pada kondisinya
dan keefektifan intervensi penatalaksanaan nyeri. Hal ini akan memastikan
bahwa penatalaksanaan nyeri telah tercapai (Pasero, 1997)
4. Kualitas Nyeri
Penjelasan kata sifat membantu orang mengomunikasikan kualitas nyeri.
Beberapa istilah yang umum digunakan untuk mengambarkan nyeri
terdapat pada. Perawat perlu mencatat kata kata sebenarnya yang
digunakan klien lebih akurat dan deskriptif dari pada interprensi dengan
kata- kata sebenarnya yang digunakan klien untuk menggambarkan nyeri.

Universitas Sumatera Utara


Kata-kata klien lebih akurat dan deskriptif dari pada interprensi dengan
kata-kata perawat.
5. Pola
Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan nyeri berulang atau interval
tanpa nyeri. Oleh karena itu, perawat menentukan kapan nyeri dimulai,
beberapa laman nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang dan, jika
berulang, lama interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir muncul.
6. Faktor Presipitasi
Aktivitas tertentu terkadang mengakibatkan nyeri. Sebagai contoh,
pengarahan tenaga fisikik mungkin meenyebabkan nyeri dada atau nyeri
perut mungkin terjadi setelah makan. Faktor lingkungan seperti kondisi
dingin atau panas yang ekstrem dan kelembapan yang ekstrim dapat
memengaruhi beberapa tipe nyeri. Stressor fisik dan emosional dapat juga
mencetuskan nyeri
7. Faktor yang meringankan
Perawat harus meminta klien menjelaskan apa saja yang sudah mereka
lakukan untuk membantu meringankan nyeri. (misalnya obat tradisional,
istirahat, penggunaan obat yang di jual bebas, panas, dingin, berdoa, atau
distraksi seperti tv). Penting untuk mengkaji efek dari setiap tindakan yang
dilakukan terhadap nyeri, apakah meringankan atau memperburuk nyeri.
Respons fisiologis paling mungkin tidak tampak pada orang dengan nyeri
kronis sebab sistem saraf pusat telah beradaptasi, jadi penting agar perawat
mengkaji lebih dari hanya respons fisiologis, sebab respons fisologis
mungkin merupakan indicator yang buruk terhadap nyeri.
8. Respons afektif
Respons efektif bervariasi berdasarkan situasi, derajat dan durasi nyeri,
intervensi nyeri, dan banyak faktor lainnya. Perawat mengekspolarasi
perasaan klien, sebagai contoh, rasa cemas, takut, kelelahan, depresi, atau
merasa gagal. Karena banyak orang dengan nyari kronis menjadi depresi
dan berkemungkinan untuk bunuh diri, mengkaji resiko bunuh diri klien
juga di perlukan.

Universitas Sumatera Utara


9. Efek nyeri pada aktivitas sehari-hari
Dengan mengetahui bagaimana aktivitas sehari-hari di pengaruhi oleh
nyeri kronis dapat membantu perawat memahami perspektif klien terhadap
keparahan nyerinya. Perawat meminta klien untuk menjelaskan bagaimana
nyeri telah memengaruhi aspek kehidupan berikut ini: tidur, selera,
konsentrasi, kerja/sekolah, hubungan interpersonal, hubungan
perkawinan/seks, aktivitas rumah, menyetir/berjalan, aktivitas di waktu
luang, dan status emosional.
10. Sumber koping
Setiap individu akan menunjukkan koping pribadi terhadap nyeri. Strategi
mungkin berhubungan dengan pengalaman nyeri yang lalu atau makna
khusus dari nyeri: beberapa strategi memperlihat pengaruh agama atau
budaya. Perawat dapat mendorong dan mendukung metode yang
digunakan klien, yang diketahui dapat menolong dalam memodifikasi
nyeri. Strategi termasuk penggunaan distraksi, doa, atau kegiatan
keagamaan lainnya, dan dukungan dari orang terdekat.
2.3.2 Analisa Data
Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan
keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu
asuhan perawat untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan
dengan masalah kesehatan tertentu, dengan kata lain pengkajian harus
relevan. Perawat mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat
dan lengkap (Potter dan Perry, 2005).
Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak
sesuai mengarah pada identifikasi kebutuhan keperawatan klien yang
tidak tepat dan akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi
tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai. Data yang tidak akurat
terjadi bila perawat tidak berhasil untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan area spesifik atau jika perawat tidak teratur atau tidak
terampil dalam teknik pengkajian (Potter dan Perry, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Untuk mendapatkan masalah keperawatan, ada dua tipe data, yaitu:

1. Data Subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi,
durasi, lokasi, dan intensitas nyerinya. Data subjektifnya biasanya
mencakup perasaan ansietas, ketidak nyamanan fisik, atau stres mental.
Meskipun hanya pasien yang dapat memberikan data subjektif yang
relevan terhadap perasaan ini, perawat harus waspada bahwa masalah ini
dapat terjadi pada perubahan fisiologis, yang teridentifikasi melalui
pengumpulan data objektif.
2. Data Objektif
Data subjektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh
pengumpul data. Pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi ukuran
ruam tubuh setempat adalah contoh data objektif yang teramati.
Pengukuran data objektif didasarkan pada standar yang diterima,seperti
ukuran fahrenheit atau celcius pada termometer atau sentimeter pada pita
pengukur. Suhu tubuh dan lingkar kepala adalah contoh dari data objektif
yang dapat diukur.

2.3.3 Rumusan Masalah


Diagnosa keperawatan pada Gangguan Rasa Aman dan Nyaman:
Nyeri harus aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang
selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk
mengurangi atau mencegah bahaya Nyeri pada klien.

2.3.4 Perencanaan
Perencanaan adalah kategoti dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan di terapkan
dan intervensi keperawatan di pilih untuk mencapai tujuan tersebut(Potter
&Perry,2005). Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan
klien secara obtimal agar dalam proses pencapaian tujuan keperawatan
dalam memenuhi kebutuhan klien

Universitas Sumatera Utara


Diagnosa 1. gangguan rasa Aman dan Nyaman: Nyeri berhubungan
dengan bendungan asi.

Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat


dengan istilah (international association for the study of pain): dengan
akhir yang dapat dintisipasi atau dapat di ramalkan dan durasinya kurang
dari 6 bulan

No.Dx Rencana Keperawatan


1 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mengatakan
bahwa rasa sakit telah terkontrol dan nyeri di hilangkan. Kriteria Hasil :
1. Klien mengatakan bahwa nyeri hilang dan terkontrol.
2. Klien menunjukan keadaan yang lebih relaks dan nyaman
3. Waktu aktivitas dan istirahat seimbang

Rencana Tindakan Rasional


1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk menentukan kebutuhan
secara komprehensif yang akan manaemen nyeri dan
meliputi lokasi, keefektifannya.
karateristik,
frekuensi/lamanya nyeri
terjadi, onset, kapan nyeri
yang dirasakan, skla nyeri,
dan faktor pencetus nyeri.
2. lakukan teknik relaksasi 2. Meringankan atau mengurangi
secara individual yang nyeri sampai pada tingkat
efektif untuk mencapai kenyamanan yang dapat di terima
kenyamanan. oleh pasien.
3. Lakukan manajemen nyeri, 3. Rasa dingin dapat menghilangkan
missal dengan kompres nyeri dan mengurangi persepsi
dingin. ketidaknyamanan
4. Kaji tanda-tanda vital. 4. Untuk mengetahui keadaan umum
pasien

Universitas Sumatera Utara


Diagnosa 2 : Ketidakefektifan Pemberian ASI berhubungan dengan
kelainan pada payudara ibu

Defenisi: Ketidakpuasan atau kesulitan ibu, bayi, atau anak dalam proses
pemberian ASI.

No. Dx Rencana Keperawatan


2 Tujuan: Setelah dilakukan tindkakan keperawatan ibu dan bayi akan
mengalami keefektifan pemberian ASI
Kriteria hasil: kemantapan pemberian ASI

Rencana Tindakan Rasional


1. Kaji pengetahuan dan 1. Untuk memberikan
pengalaman ibu dalam intervensi yang tepat
pemberian ASI
2. Kaji ketidaknyamanan 2. Untuk mengetahui
(seperti, putting lecet, tingkat skala nyeri
kongesti payudara)
3. Anjurkan kepada ibu 3. untuk mengurangi
memompa ASI secukupnya kongesti payudara,
untuk mengurangi kongesti memungkinkan puting
payudara, memungkinkan menonjol.
puting menonjol
4. Anjurkan makanan atau 4. untuk memenuhi asupan
cairan untuk ibu selama siang nutrisi selama masa
dan sore hari sebelum waktu menyusui
menyusui
5. Ajarkan teknik menyusui 5. Supaya dalam
pemberian ASI ibu dan
bayi merasakan
kenyamanan

Universitas Sumatera Utara


2.4 Asuhan Keperawatan Kasus
2.4.1 Pengkajian Kasus
1. Biodata
Seorang wanita dengan inisial Ny.W berusia 32 tahun dan sudah
menikah, beragama islam dan merupakan seorang ibu rumah tangga.
Pendidikan teerakhir adalah tamatan SLTA, beralamat di Jl. Karang
Bakti, Sari Rejo, Medan Polonia. Riwayat kehamilan G2P2A0. Memiliki
golongan darah A dengan diagnosa medis Post Partum. Pengkajian
dilakukan pada tanggal 17 juni 2017.
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa ia merasakan nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan ada sesuatu yang menahan asinya dan payudaranya


terasa penuh, akibatnya klien sangat merasakan nyeri dan sulit untuk
melakukan aktivitasnya, hal yang memperbaiki keadaanya adalah dengan
istirahat, klien mengatakan nyeri tidak menyebar hanya sekitar payudara,
nyeri yang di rasakan oleh klien seperti ditusuk-tusuk pada bagian
payudara, nyeri dirasakan pada saat menyusui, dan klien terlihat meringis
ketika melakukan aktivitas sehari-hari, hal-hal yang memperbaiki
keadaannya saat ini adalah dengan terbaring dan beristirahat, klien
mengatakan sangat nyeri pada bagian payudara kanan, danitu sangat
mengganggunya.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat,
hanyademam,pusing dan flu biasa saja. jika demam, pusing dan flu hanya
minum obat yang dibeli dari warung. Tidak pernah di rawat di rumah
sakit.Tidak ada alergi terhadap obat, makanan, binatangmaupun
lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
menular dan penyakit keturunan Orang tua, tidak ada saudara atau
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, tidak ada anggota
keluarga yang meninggal.
6. Riwayat Obstetrik
Saat ini klien sudah melahirkan anak kedua nya dengan G:2 P:2 A:0,
kliensudah memiliki anak sebelumnya, sekarang umur anak yang
pertama 6 tahun, dan usia anak kedua 1 minggu. HPHT pada tanggal 06
September 2016. TTP 13 Juni 2017.
7. Riwayat Psikososial
Pasien kurang mengerti dengan penyakit yang dialaminya,pasien
megatakan menyukai semua bagian tubuhnya,klien mengatakan ingin
cepat sembuh,pasien mengatakan merasa diperhatikan oleh keluarganya,
di keluarganya pasien berperan sebagai ibu. selama sakit, sebagian besar
aktivitas klien dibantu oleh keluarganya. Keadaan emosi stabil, orang
yang berarti bagi klien adalah suami dan anak, hubungan klien dengan
keluarga baik, hubungan dengan orang lain cukup baik, tidak ada
hambatan dalam melakukan hubungan dengan orang lain, klien beragama
Muslim,klien sholat 5 waktu dan sering mengikuti pengajian.
8. Status Mental

Dari hasil pegkajian dapat tingkat kesadaran klien composmentis,


penampilan rapi,berbicara secara normal dan merespon setiap pertayaan
yang di berikan dengan baik. Dan intervensi selama wawancara kontak
mata pasien baik. efek datar. daya ingat baik. Alam perasaan sedih.

9. Pemeriksaan Fisik

Saat dikaji klien tampak sadar, lemah dan wajah meringis menahan nyeri
dipayudara.Suhu tubuh 36,7 ºC, tekanan darah 120/80 mmHG, nadi 80
kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, skala nyeri 5 (1-10), TB 155 cm,
BB 58 kg. Pada pemeriksaan payudara dan ketiak pembengkakan pada
bagian payudara kanan, warna payudara dan areola sawo matang, areola

Universitas Sumatera Utara


hitam, kondisi payudara dan putting ada pembengkakan, produksi ASI
tidak ada.

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola makan dan minum, Frekuensi makan/ hari 3 kali sehari, kurang
selera makan,tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada alergi, tidak ada mual dan
muntah, makan tidak memisahkan diri dari keluarga, waktu pemberia
makan pagi, sore, dan malam, jumlah dan jenis makan satu piring, biasa,
waktu pemberian cairan/ minum sewaktu-waktu, 1 liter perhari, tidak ada
kesulitan saat makan dan minum.Perawatan diri/ personal hygiene,tubuh
bersih, kebersihan kuku kaki dan tangan bersih.Pola kegiatan/ Aktivitas,
uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri,raian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/
sakit klien hanya bisa berdoa selama sakit.Pola eliminasi, BAB2 kali
sehari, feses lunak, tidak ada perdarahan, BAB terakhir saat dilakukan
pengkajian, tidak ada diare, tidak ada penggunaan laksatif.BAK, pola
BAK 6-7 kali sehari, karakter urine kuning terang,tidak ada kesulitan
BAK, tidak ada riwayat penyakitginjal, tidak ada penggunaan deuretik.

2.4.2 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


Dx
1 Ds: klien mengatakan nyeri Bendungan Asi Gangguan rasa
didaerah payudara kanan. aman dan nyaman:
Do: memegang area yang Nyeri
sakit, wajah tampak meringis.
TD: 120/80, RR: 20 X/menit,
skala nyeri: 5 dengan
penyebaran nyeri menetap.
2 Ds: klien mengatakan bahwa Kelainan pada Ketidakefektifan
dirinya tidak mengeluarkan payudara ibu pemberian asi
asi selama 2 hari,

Universitas Sumatera Utara


payudaranya terasa penuh.
Do: payudara tampak
menegang, terlihat merah dan
lecet. Dan saat dipalpasi tidak
keluar asi.

2.4.3 Rumusan Masalah


Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa
keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai
masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil
perumusan diperoleh dua diagnosa yaitu:
1. Gangguan rasa aman dan nyaman; Nyeri berhubungan dengan bendungan
ASI ditandai dengan adanya pembengkakan pada payudara, nyeri dan juga
tidak ada produksi ASI, skala nyeri 5, tanda-tanda vital, T: 36,7 ºC, TD:
120/80 mmHG, RR: 80 kali/menit, HR: 20 kali/menit.
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kelainan pada
payudara ibu ditandai dengan adanya bendungan ASI, pembengkakan pada
payudara dan tidak ada produksi ASI.
2.4.4 Perencanaan
Table 1 Gangguan rasa aman dan nyaman; Nyeri berhubungan dengan
bendungan ASI ditandai dengan adanya pembengkakan pada payudara,
nyeri dan juga tidak ada produksi ASI, skala nyeri 5, tanda-tanda vital, T:
36,7 ºC, TD: 120/80 mmHG, RR: 80 kali/menit, HR: 20 kali/menit.

No.Dx Rencana Keperawatan


1 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan klien mengatakan
bahwa rasa sakit telah terkontrol dan nyeri di hilangkan. Kriteria Hasil
:
1. Klien mengatakan bahwa nyeri hilang dan terkontrol.
2. Klien menunjukan keadaan yang lebih relaks dan nyaman
3. Waktu aktivitas dan istirahat seimbang

Universitas Sumatera Utara


Rencana Tindakan Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Untuk menentukan kebutuhan
secara komprehensif yang akan manaemen nyeri dan
meliputi lokasi, keefektifannya.
karateristik,
frekuensi/lamanya nyeri
terjadi, onset, kapan nyeri
yang dirasakan, skla nyeri,
dan faktor pencetus nyeri. 2. Meringankan atau mengurangi
2. Memperlihatkan teknik nyeri sampai pada tingkat
relaksasi secara individual kenyamanan yang dapat di
yang efektif untuk terima oleh pasien.
mencapai kenyamanan. 3. Rasa dingin dapat
3. Lakukan manajemen nyeri, menghilangkan nyeri dan
missal dengan kompres mengurangi persepsi
dingin ketidaknyamanan
4. Kaji tanda-tanda vital. 4. Untuk mengetahui keadaan
umum pasien

Table 2 Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kelainan


pada payudara ibu ditandai dengan adanya bendungan ASI, pembengkakan
pada payudara dan tidak ada produksi ASI.

No. Dx Rencana Keperawatan


2 Tujuan: Setelah dilakukan tindkakan keperawatan ibu dan bayi akan
mengalami keefektifan pemberian ASI
Kriteria hasil: kemantapan pemberian ASI
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji pengetahuan dan 1. Untuk memberikan
pengalaman ibu dalam intervensi yang tepat.
pemberian ASI.
2. Kaji ketidaknyamanan 2. Untuk mengetahui

Universitas Sumatera Utara


(seperti, putting lecet, tingkat skala nyeri
kongesti payudara).
3. Anjurkan kepada ibu 3. untuk mengurangi
memompa ASI secukupnya kongesti payudara,
memungkinkan puting
menonjo
4. Tawarkan makanan atau 4. untuk memenuhi
cairan untuk ibu selama siang asupan nutrisi selama
dan sore hari sebelum waktu masa menyusui
menyusui.
5. Ajarkan tekhnik menyusui. 5. Supaya dalam
pemberian ASI ibu dan
bayi merasakan
kenyamanan

2.4.5 Implementasi dan Evaluasi


No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Dx. 1 1. Melakukan pengkajian nyeri S: klien mengatakan nyeri
secara komprehensif yang disekitar payudara
meliputi lokasi, karateristik, O:
frekuensi/lamanya nyeri terjadi, • Wajah klien tampak
onset, kapan nyeri yang meringis
dirasakan, skla nyeri, dan faktor • skala nyeri 4
pencetus nyeri. • TD: 120/80 mmHg
2. Memperlihatkan teknik relaksasi • HR:80x/menit
secara individual yang efektif • RR:20x/menit
untuk mencapai kenyamanan. • T:36,7ᵒC
3. Melakukan manajemen nyeri, A:Masalah belum teratasi.
missal dengan kompres dingin. Klien masih merasakan
4. Mengkaji tanda-tanda vital. nyeri.
P:intervensi dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


Dx. 2 1. Mengkaji pengetahuan dan S:Ibu mengatakan kurang
pengalaman ibu dalam memahami cara pemberian
pemberian ASI. ASI yang benar.
2. Mengkaji ketidaknyamanan O:
(seperti, putting lecet, kongesti • terlihat bengkak area
payudara). payudara
3. Menganjurkan kepada ibu A:Masalah belum teratasi
memompa ASI secukupnya Klien mengatakan kurang
untuk mengurangi kongesti memahami cara pemberian
payudara, memungkinkan puting ASI yang benar.
menonjol. P:intervensi dilanjutkan.

4. Menawarkan makanan atau


cairan untuk ibu selama siang dan
sore hari sebelum waktu
menyusui.
5. Mengajarkan tekhnik menyusui.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Ny. W, ada dua prioritas
masalah keperawatan yang ditemukan yaitu:
1. Gangguan rasa aman dan nyaman; Nyeri berhubungan dengan bendungan
ASI ditandai dengan adanya pembengkakan pada payudara, nyeri dan juga
tidak ada produksi ASI, skala nyeri 4, tanda-tanda vital, T: 36,7 ºC, TD:
120/80 mmHG, RR: 80 kali/menit, HR: 20 kali/menit.
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kelainan pada
payudara ibu ditandai dengan adanya bendungan ASI, pembengkakan pada
payudara dan tidak ada produksi ASI.

Diagnosa keperawatan prioritas masalah adalah diagnosa gangguan rasa


aman dan nyaman; Nyeri. Kemudian dilakukan implementasi berdasarkan
intervensi yang direncanakan selama dua hari dan hasil evaluasi yang
didapatkan yaitu masalah teratasi sebagian.

3.2 Saran
a. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bagi Pelayanan Kesehatan agar perawatan tidak hanya
dilakukan di Rumah Sakit tetapi dilakukan juga di komunitas dengan cara
melakukan Home Care agar permasalahan dalam mencegah masalah
kebutuhan dasar mobilisasi dapat teratasi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan pengayaan, penerapan,
dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan
ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada
mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Hawthorn & Redmond. (1998). Konsep dan Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Pasero. (1997). Konsep dan Proses keperawatan Nyeri. Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika

Potter, A.P. & Perry, A. G. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi Keempat. Jakarta : EGC

Prawiroharjo. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Pritchar. (1999). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: Trans Info


Media.

Sarwono. (2005). Buku Ajar Kebutuhan Manusia. Jakarta: EGC

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

CATATAN PERKEMBANGAN

No.Dx Hari/ Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi


Tanggal (SOAP)
Dx. 1 18 Juni 09:00 1. Melakukan pengkajian S: klien
2017 WIB nyeri secara mengatakan
S/d komprehensif yang nyeri
11:00 meliputi lokasi, disekitar
WIB karateristik, payudara.
frekuensi/lamanya nyeri O:
terjadi, onset, kapan • Wajah klien
nyeri yang dirasakan, tampak
skla nyeri, dan faktor meringis
pencetus nyeri. • skala nyeri
2. Memperlihatkan teknik 4
relaksasi secara • TD: 120/80
individual yang efektif mmHg
untuk mencapai • HR:80x/me
kenyamanan. nit
3. Melakukan manajemen • RR:20x/me
nyeri, misal dengan nit
kompres dingin. • T:36,7ᵒC
4. Mengkaji tanda-tanda
vital. A:Masalah
belum
teratasi.
Klien masih
merasakan
nyeri.
P:intervensi
dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


Dx. 2 18 Juni 11.10 1. Mengkaji pengetahuan S: Ibu
2017 WIB dan pengalaman ibu mengatakan
S/d dalam pemberian ASI. kurang
12.00 2. Mengkaji memahami
WIB ketidaknyamanan cara
(seperti, putting lecet, pemberian
kongesti payudara). ASI yang
3. Menganjurkan kepada benar.
ibu memompa ASI O:
secukupnya untuk • terlihat
mengurangi kongesti bengkak
payudara, area
memungkinkan puting payudara
menonjol. A:Masalah
4. Menawarkan makanan belum
atau cairan untuk ibu teratasi
selama siang dan sore P:intervensi
hari sebelum waktu dilanjutkan
menyusui.
5. Mengajarkan tekhnik
menyusui.
Dx. 1 19 Juni 09.30 1. Melakukan pengkajian S : Klien
2017 WIB nyeri secara mengatakan
S/d komprehensif yang masih
10.30 meliputi lokasi, merasakan
WIB karateristik, nyeri
frekuensi/lamanya nyeri seperti
terjadi, onset, kapan ditusuk-
nyeri yang dirasakan, tusuk.
skla nyeri, dan faktor O :
pencetus nyeri. • Skala nyeri
2. Memperlihatkan teknik 4

Universitas Sumatera Utara


relaksasi secara • Wajah klien
individual yang efektif masih
untuk mencapai tampak
kenyamanan. meringis
3. Melakukan manajemen • Lokasi
nyeri, missal dengan nyeri di
kompres dingin. payudara
4. Mengkaji tanda-tanda • TD : 130/80
vital. mmHg
• HR : 80 x/i
• RR : 22 x/i
• T : 37ᵒC
A : Masalah
belum
teratasi
Klien masih
merasakan
nyeri
P : Intervensi
dilanjutkan
Dx. 2 19 Juni 10.45 1. Mengkaji pengetahuan S : Klien
2017 WIB dan pengalaman ibu mengatakan
S/d dalam pemberian ASI. masih kurang
11.30 2. Mengkaji mengerti
WIB ketidaknyamanan tentang
(seperti, putting lecet, pemberian ASI
kongesti payudara). yang baik.
3. Menganjurkan kepada O :
ibu memompa ASI • Payudara
secukupnya untuk pasien
mengurangi kongesti masih
payudara, tampak

Universitas Sumatera Utara


memungkinkan puting bengkak
menonjol. • Pasien
4. Menawarkan makanan tampak
atau cairan untuk ibu bingung
selama siang dan sore A : Masalah
hari sebelum waktu belum
menyusui. teratasi.
5. Mengajarkan teknik Masih
menyusui. terlihat
pembengka
kan di area
payudara
P : Intervensi
dilanjutkan.
Dx. 1 20 Juni 09.00 1. Melakukan pengkajian S : Klien
2017 WIB nyeri secara mengatakan
S/d komprehensif yang nyeri sudah
11.00 meliputi lokasi, berkurang.
WIB karateristik, O:
frekuensi/lamanya nyeri • Skala nyeri
terjadi, onset, kapan 3
nyeri yang dirasakan, • Lokasi
skla nyeri, dan faktor nyeri di
pencetus nyeri. payudara
2. Memperlihatkan teknik A : Masalah
relaksasi secara Teratasi
individual yang efektif sebagian
untuk mencapai Nyeri sudah
kenyamanan. berkurang.
3. Melakukan manajemen P : Intervensi
nyeri, misal dengan dilanjutkan
kompres dingin. (oleh

Universitas Sumatera Utara


4. Mengkaji tanda-tanda keluarga)
vital. • Melakukan
manajemen
nyeri, misal
dengan
menggunak
an kompres
dingin.

Dx. 2 20 Juni 11.00 1. Mengkaji pengetahuan S : Klien


2017 WIB dan pengalaman ibu mengatakan
S/d dalam pemberian ASI. sudah mulai
12.00 2. Mengkaji memahami
WIB ketidaknyamanan tentang
(seperti, putting lecet, pemberian
kongesti payudara). ASI yang
3. Menganjurkan kepada baik.
ibu memompa ASI O :
secukupnya untuk • Pembengka
mengurangi kongesti kan di
payudara, payudara
memungkinkan puting berkurang
menonjol. • Klien
4. Menawarkan makanan tampak
atau cairan untuk ibu mengerti
selama siang dan sore tentang
hari sebelum waktu pemberian
menyusui. ASI yang
5. Mengajarkan teknik baik.
menyusui. A : Masalah
teratasi
sebagian.

Universitas Sumatera Utara


P : Intervensi
dilanjutkan
(oleh
keluarga)
• Menganjurk
an kepada
ibu
memompa
ASI
secukupnya
untuk
mengurangi
kongesti
payudara,
memungkin
kan puting
menonjol.
• Menawarka
n makanan
atau cairan
untuk ibu
selama
siang dan
sore hari
sebelum
waktu
menyusui.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

PROGRAM D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Karya Bakti Kel. Sari Rejo Kec. Medan Polonia
Golongan Darah :A
Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2017

II. KELUHAN UTAMA


Ny.W mengatakan nyeri dibagian payudara.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengatakan adanya bendungan payudara.
A. propokatif
1. Apa penyebabnya : karena ada bendungan ASI pada
payudara kanan

Universitas Sumatera Utara


B. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Istirahat
C. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan : nyeri seperti tertusuk-tusuk
2. Bagaimana dilihat : klien terlihat meringis
D. Region
A. Dimana lokasinya : Ny.W mengatakan nyeri pada
bagian payudara kanan
1. Apakah menyebar : Ny.W mengatakan nyeri tidak
menyebar.
E. Severity
Ny.W mengatakan keadaan yang sekarang sangat mengganggu.
F. Time
Ny.W mengatakan nyeri saat menyususi.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Ny.W mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat,
hanyademam,pusing dan flu biasa saja.
B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Ny.W mengatakan jika demam, pusing dan flu hanya minum obat yang
dibeli dari warung.
C. Pernah dirawat/ dioperasi
Ny.W mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit
D. Lama dirawat
Ny.W mengatakan tidak pernah di rawat di rumah sakit
E. Alergi
Ny.W mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan,
binatangmaupun lingkungan.Klien mengatakan tidak ada alergi
F. Imunisasi

Ny.W mengatakan mendapatkan imunisasi lengkap.

Universitas Sumatera Utara


V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
B. Orang tua

Orang tua Ny. W tidak ada mengalami penyakit yang berat.


C. Saudara kandung
Ny.W mengatakan tidak ada riwayat penyakit turunan.
D. Penyakit keturunan yang ada
Ny.W mengatakan tidak ada penyakit turunan pada keluarga.
E. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ny.Wmengatakan tidak ada saudara atau anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
F. Anggota keluarga yang meninggal
Ny.W mengatakan tidak ada anggota keluarga yang meninggal
G. Penyebab meninggal
Tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

VI. RIWAYAT OBSTETRIK


G: 2 P: 2 A: 0 HPHT: 6 September 2016 TTP: 13 juni
2017
No Umur Komplikasi/Masalah Kondisi Penolong
kehamilan Persalinan Nifas Anak
1 7 tahun Tidak ada Normal Masalah Sehat Bidan
masalah nifas
dalam
kehamilan
2 2 Minggu Tidak ada Normal Masalah
masalah nifas Sehat Bidan
dalam
kehamilan

Universitas Sumatera Utara


VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien kurang mengerti dengan penyakit yang dialaminya.
B. Konsep Diri
Gambaran diri : pasien megatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh
Harga diri :pasien mengatakan merasa diperhatikan
oleh keluarganya.
Peran diri : di keluarganya pasien berperan sebagai ibu.

Identitas : selama sakit, sebagian besar aktivitas klien


dibantu oleh keluarganya.

C. Keadaan Emosi : stabil.


D. Hubungan Sosial
Orang yang berarti : orang yang berarti bagi klien adalah suami
dan anak.
Hubungan dengan keluarga : hubungan klien dengan keluarga baik.
Hubungan dengan orang lain : hubungan dengan orang lain cukup baik.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan
dalam melakukan hubungan dengan orang lain.
E. Spiritual
Nilai dan keyakinan : Islam
Kegiatan ibadah : Sholat Lima Waktu

VIII. STATUS MENTAL


Tingkat Kesadaran : Compos mentis.
Penampilan : Rapi
Pembicaraan : Lambat
Alam perasaan : Sedih
Afek : Datar
Interaksi selama wawancara : Baik
Memori : Daya ingat baik

Universitas Sumatera Utara


IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum

Terlihat ada pembengkakkan pada payudara. Klien tampak menahan sakit


dan wajah meringis.

B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,7 ºC
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Skala nyeri : 5 (1-10)
TB : 155 cm
BB : 58 kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
Bentuk : Bulat dan simetris.
Ubun-ubun : Tidak ada benjolan
Kulit Kepala : Bersih
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut tumbuh merata.
Bau : Keadaan rambut bersih.
Warna kulit : sawo matang.
Wajah
Warna Kulit : Sawo matang.
Struktur wajah : Oval dan simetris.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris.
Palpebra : Merah muda, lembab.
Konjungtiva dan sklera : merah muda dan sklera putih.
Pupil : Isokor.
Cornea dan iris : Bening
Visus : ketajaman penglihatan baik.

Universitas Sumatera Utara


Tekanan bola mata : Baik.
Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tulang hidung simetris dan
posisi septum.

Lubang hidung : Lubang hidung, bersih dan normal.

Cuping hidung : tidak ada cuping hidung.

Telinga

Bentuk telinga : Daun telinga normal dan


simetris.
Ukuran telinga : Simetris kiri dan kanan.
Lubang telinga : Lubang telinga paten dan bersih.
Ketajaman pendengaran : ketajaman pendengaran baik.

Mulut dan faring

Keadaan bibir : Bibir lembab dan simetris.


Keadaan gusi dan gigi : Gusi bersih dan gigi lengkap.
Keadaan lidah : Lidah bersih.
Orofaring : Pita suara baik

Leher

Posisi trachea : Medial.


Thyroid :Tidak ada pembesaran thyroid.
Suara : Normal.
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe.
Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis.
Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba.

Pemeriksaan integumen

Universitas Sumatera Utara


Kebersihan : Bersih.
Kehangatan : Akral hangat.
Warna : Warna kulit sawo matang.
Turgor : Turgor kulit baik, CRT< 2 detik.
Kelembaban : Baik.
Kelainan pada kulit :Tidak ada kelainan pada kulit.

Pemeriksaan payudara dan ketiak


Ukuran dan bentuk :tidak normal, ada pembengkakan
Warna payudara dan areola : sawo matang, areola hitam
Kondisi payudara dan putting : ada pembengkakan
Produksi ASI : tidak memproduksi asi
Aksilla dan calvicula : normal
Pemeriksaan thoraks/ dada : normal
Inspeksi thoraks : Normal, simetris.
Pernafasan (frekuensi, irama) : 20x/ menit
Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas

Pemeriksaan paru

Palpasi getaran suara : Gerak dada normal.


Perkusi : Suara resonan
Auskultasi (suara nafas, ucapan suara, suara tambahan) : Vesikuler, tidak ada
suara tambahan.

Pemeriksaan jantung

Inspeksi : Tidak dilakukan pemeriksaan.


Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan abdomen

Universitas Sumatera Utara


Inspeksi (bentuk, benjolan) :Tidak dilakukan pemeriksaan.
Auskultasi :Tidak dilakukan pemeriksaan.
Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien) : Tidak dilakukan
pemeriksaan.
Perkusi (suara abdomen) : Tidak dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak dilakukan pemeriksaan

X. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


I. Pola makan dan minum
Frekuensi makan/ hari : 3 kali sehari.
Nafsu/ selera makan : Kurang selera makan.
Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati.
Alergi : Tidak ada alergi.
Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah.
Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : Makan tidak
memisahkan diri dari keluarga.
Waktu pemberian makan : Pagi, sore, dan malam.
Jumlah dan jenis makan : satu piring, biasa.
Waktu pemberian cairan/ minum : sewaktu-waktu, 1 liter perhari.
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : Tidak ada kesulitan
saat makan dan minum.

II. Perawatan diri/ personal hygiene


Kebersihan tubuh : Bersih.
Kebersihan gigi dan mulut : Bersih.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih.

III. Pola kegiatan/ Aktivitas

Universitas Sumatera Utara


Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan
secara mandiri, sebahagian, atau total:Mandiri.
Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/ sakit: klien hanya bisa berdoa
selama sakit.
IV. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 2 kali sehari
Karakter feses : Feses lunak.
Riwayat perdarahan : Tidak ada perdarahan.
BAB terakhir : Saat dilakukan pengkajian.
Diare : tidak ada diare.
Penggunaan laksatif :Tidak ada penggunaan laksatif.
2. BAK
Pola BAK : 6-7 kali sehari.
Karakter urine : Kuning terang.
Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK.
Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : Tidak ada riwayat penyakit ginjal.
Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan deuretik.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai