Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RESUME KEPERAWATAN KELUARGA

Topik: “Pengertian keluarga secara umum dan teoritis (keluarga dan keluarga sejatera),
Tipe-tipe keluarga, Pendekatan kep keluarga, Tahap perkembangan keluarga, Tugas
perkembangan keluarga, Tugas Kesehatan Keluarga, Peran perawat keluarga
Integrasi Islam dalam keperawatan keluarga, Ruang lingkup keperawatan keluarga”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Keluarga”

Dosen pengampu mata kuliah :

1. Ani Auli Ilmi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom


2. Eny Sutria., S.Kep., Ns., M.Kes
3. Hasnah, S.Kep,Ns,M.Kes
4. A. Tenri Ola Rivai, M.Kes
Disusun Oleh :

ISMAWATI

70300117006

Keperawatan A

PRODI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
A.Pengertin Keluarga Secara Umum dan Teoritis (Keluarga dan Keluarga Sejatera)

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya (Ali, 2010

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.(Sayekti 2010).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
(Effendy,2016).

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
M.I. Soelaeman mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga: Menurut
F.J Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat
diartikan dua macam, yaitu pertama dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada
hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clan” atau marga. Kedua
dalam arti sempit keluarga meliputi orangtua dan anak. (Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd,
2011)
Menurut Sudardja Adiwikarta (1988:66-67) dan Sigelman & Shaffer berpendapat bahwa
“Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat pada setiap
masyarakat didunia (universe) atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam
sistem sosial yang lebih besar.

Dari beberapa pengertian dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa “keluarga”
merupakan suatu kelompok sosial kecil yang didalam nya terdiri dari seorang ibu, ayah dan
anak dan dapat berkembang sehingga membentuk keluarga yang baru.

Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram(Depdiknas, 2016
keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa,
memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
masyarakat dan lingkungan. (BKKBN)

Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhikebutuhan
hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada tuhan yang maha esa,memiliki hubungan
yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara
keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju
keselamatan dan ketentraman hidup.

Dalam rencana pembangunan nasional memberikan petujuk bahwa pembangunan keluarga


sejahtera diarahkan pada terwujudnya keluarga sebagai wahana persmian nilai-nilai luhur budaya
bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga serta membina ketahanan keluarga agar mampu
mendukung kegiatan pembangunan.

UU No.10/1992 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada
pembangunan ku kualitas keluarga yang bercirikan kemandirin, ketahanan keluarga dan kemandirian
kelauarga .
B.Tipe-Tipe Keluarga

Berdasarkan sifat anggota keluarga, maka keluarga dibagi dalam beberapa tipe yaitu:

a. Keluarga inti (nucear family). Adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family). Adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya kakek,
nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga berantai ( serial family). Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.
d. Keluarga duda-janda.(singel family). Adalah keluarga yang terjadi krena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi ( composite). Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama.
f. Keluarga kabitas ( cahabitation ). Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.

C.Pendekatan Keperawatan keluarga

Strategi Pendekatan Keluarga

A. Strategi pendekatan keluarga sebagai kontek (family as contex)


a. Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua
b. Fokus pelayanan keperawatan: individu.
c. Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.
d. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.

B. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)


a. Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien, yakni:
b. Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua.
c. Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga.
d. Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada
keluarga secara keseluruhan.
e. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Sistem (Family as System)
f. Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem, yakni:
g. Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang berinteraksi.
h. Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara
bersamaan.
i. Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan (seperti:
hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua).
C. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Komponen Sosial (Family as
Component of Society)
a. Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap kesinambungan
pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai komponen sosial, yakni:
b. Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi,
dan kesehatan.
c. Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang
lebih besar yaitu masyarakat.
d. Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling
memberi layanan.
e. Lima Pendekatan Promkes ( Similarly, Ewles dan Simnett (1999) ) :
1. Pendekatan medis (preventif)
Pendekatan ini dikonsepkan pada keberadaan penyakit. Hal ini digunakan untuk
mencegah penyakit dan kematian imunisasi.Kegiatan melalui kampanye media dan
edukasi.
Fokus : individu membuat keputusan untuk tetap sehat dengan mencegah penyakit.
2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mengadopsi perilaku
kesehatan yang yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan.
Pendekatan ini membuat masyarakat bebas membuat pilihan tentang perubahan perilaku
yang berhubungan dengan kesehatan.
Kegiatan : komunikasi dan konseling.
3. Pendekatan edukasi
Pendekatan ini memfasilitasi proses belajar melalui dialog dan diskusi dengan
mengintegrasikan kehidupan dengan model pendidikan
Taktik yang digunakan ialah : Health Education Authority (HEA), seperti meningkatkan
kepedulian resiko merokok pada ibu hamil.
4. Pendekatan perubahan social.
Pendekatan ini harus menjamin bahwa sehat lebih mudah dicapai dan mendukung
perhatian kesehatan untuk semua.
Fokus tidak merubah perilaku individu tetapi pada pengaruh positif kesehatan
masyarakat.
5. Pendekatan berpusat pada klien
Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara profesi kesehatan
dengan klien Profesi kesehatan memberi bimbingan, dukungan dan dorongan agar klien
dapat membuat pilihan.

D.Tugas Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2016)::

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan


membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga
masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-
7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

E.Tugas Kesehatan Keluarga

1. Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan,
karna kesehatan berperan penting dalam keluarga
2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga

Adapun klarifikasi nya adalah :

a. Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ..??

b. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di hadapi salah
satu anggota keluarga ….??

c. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di lakukan terhadap salah satu
anggota keluarga nya ..?

d. Apakah kepala keluarga percaya pada petugas kesehatan ..?

e. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan ..?

3. Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit

Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan keluarga
(friedman,2015)

Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi


masalah keperawatan keluarga,

Untuk mengetahui yang dapat di kaji yaitu :

a. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien ..?

b. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang di


perlukan pasien ..?

c. Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien ..?


4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang di miliki di sekitar lingkungan rumah

b. Pengetahuan tentang penting nya sanitasi lingkungan dan manfaat nya

c. Kebersamaan dalam meningkat kan dan memelihara lingkngan rumah yang


menunjang kesehatan

5. Menggunakan pelayanan kesehatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan yang


perlu di kaji tentang :

a. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat di jangkau keluarga

b. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan

c. Kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada

d. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

F.Peran Perawat Keluarga

1. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :


a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif


dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.Kontak pertama
perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan
keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau


kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga

5. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah


kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan
perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat
dipercaya.

6. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal

7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat
komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)

8. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan


atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan


rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

G.Integrasi Islam Dalam keperawatan keluarga

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan “Keluarga” adalah : ibu bapak dengan
anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.3 Keluarga
merupakan sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana
untuk mewujudkan kehidupan yang tenteram, aman, damai dan sejahtera dalam suasana
cinta dan kasih sayang diantara anggotanya. Suatu ikatan hidup yang didasarkan karena
terjadinya perkawinan, juga bisa disebabkan karena persusuan atau muncul perilaku
pengasuhan.
Dalam Al-Qur’an dijumpai beberapa kata yang mengarah pada “keluarga”. Ahlul bait
disebut keluarga rumah tangga Rasulullah SAW (al-Ahzab 33). Wilayah kecil adalah ahlul
bait dan wilayah meluas bisa dilihat dalam alur pembagian harta waris. Keluarga perlu
dijaga (At-Tahrim 6), keluarga adalah potensi menciptakan cinta dan kasih sayang. Menurut
Abu Zahra bahwa institusi keluarga mencakup suami, isteri, anak-anak dan keturunan
mereka, dan mencakup pula saudara kakek, nenek, paman dan bibi serta anak mereka
(sepupu).
Menurut Salvicion dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidupnya
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
H.Ruang Lingkup Keperawatan Kelurga

Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga Pelayanan keperawatan keluarga mencakup


Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang
diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan
keluarga meliputi:

1.upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif)

2.pencegahan (preventif)

3. pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif)

4. pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

5.mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu keluarga kelompok dan


masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, MM.Perawatan keluarga: penelitian, Teori dan Praktek

Sirait, R. (2020). PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MELALUI PERAN PERAWAT PADA


KESEHATAN KELUARGA.

Andarmoyo, S.2012.Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik.

Friedman,M.M.2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga Riset, Teori Dan Praktek..Jakarta:EGC.

Setiadi.2016. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Achjar, K. A. 2010. Aplikasi Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV.Sagung Seto


Gusti, Salvari. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga. Cetakan Pertama. Jakarta :Penerbit CV.
Trans Info Media.

Keperawatan Keluarga. Jakarta : Penerbit CV. Sagung Seto.

Muhlisin, Abi. 2012.Keperawatan Keluarga. Cetakan Pertama. Yogyakarta :Penerbit Gosyen


Publishing.

Harlinawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi: Pustaka As Salam.

Achjar, Komang Ayu H. 2012. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.Denpasar: Sagung
Seto.

Anda mungkin juga menyukai