Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan
pengendalian aktivitas-aktivitas upaya keperawatan dalam rangka meningkatkan
mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang kesehatan secara komprehensif
sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sering kita
lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagai rumah sakit belum
semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam menciptakan
lingkungan yang nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk
melakukan tindakan keperawatan atau praktik keperawatan dan asuhan
keperawatan (sumber pustaka).
Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatan operasional
dalam melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung proses
penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien yang dirawat selama 24 jam.Hal
ini menunjukkan manajemen keperawatan sangat penting,karena membutuhkan
waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan demikian perawat
membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan kerja merupakan
lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi perilaku
perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan
Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu
mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan,
bagaimana tugas dan tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam
organisasi yang pada akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti
bagaimana konsep dasar  dari Manajemen Keperawatan itu sendiri.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan konsep
manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengantar manajemen
keperawatan: definisi manajemen keperawatan
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip dasar
manajemen keperawatan
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami filosofi dan tujuan
pelayanan keperawatan
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen asuhan
keperawatan
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen
keperawatan di masa datang.

C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis
2. Dapat meningkatkan perkembangan ilmu tentang Konsep Manajemen
Keperawatan

D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Manajemen Keperawatan
B. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan
C. Filosofi dan Tujuan Pelayanan Keperawatan
D. Manajemen Asuhan Keperawatan
E. Manajemen Keperawatan di masa datang

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). (WHO,
1999) Menejemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan
kemudian menyelesaikannya. Dengan kata lain menejemen menentukan tujuan
nya dahulu dengan pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju)
dan kemudian mencapainya. ( WHO, 1999 )
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan
rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989 ).
Dalam keperawatan, manejemen berhubungan dengan perencaan (planing)
pengoorganisasian ( organizing ), pengaturan staf ( staffing), kepemimpinaan
( leading), dan pengendalian ( kontroling ), aktifitas – aktifitas upaya
keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari sub unit departermen.
Menejemen keperawatan merupakan juga kelompok dari perawat manejer yang
mengatur organisasi atau usaha keperawatan. Pada akhirnya manejemen
keperawatan adalah proses dimana perawat menejer menjalankan profesi mereka.
(Swanburg, 2000 hal 456 ).Fungsi – Fungsi Manajemen, secara ringkas fungsi
manajemen adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning), perncanaan merupakan:
1) Gambaran apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan – tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6) Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,
mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja,
alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau/suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
d. Pengendalian/pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar
tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara
dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil –
hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase
tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan
ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money,
material, methode, machine, minute dan market.

B. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan


Manajemen keperawatan adalah perencanaan. Perencanaan adalah
memperkirakan peristiwa-peristiwa sampai pembuatan rencana operasional.
Perencanaan juga merupakan fungsi managemen dari setiap perawat kepala dari
perawat klinis profesional sampai perawat manager, penyelia, direktur dan
administrator. Ratcliffe dan logsdon menspesifikasikan 6 tahap dalam proses
perencanaan :
 Tahap merancang
 Tahap delegasi
 Tahap mendidik
 Tahap perkembangan
 Tahap implementasi
 Tahap tindak lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik)
Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah

1. Division of work (pembagian pekerjaan)


2. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesatuan komando)
5. Unity of direction (kesatuan arah)
6. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk
pada kepentingan umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8. Centralization (sentralisasi)
9. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
10. Order (ketertiban)
11. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiative (prakarsa)
Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif.

Contoh penggunaan waktu yang efektif:

 Eksekutif perawat kepala membuat suatu jadwal pertemuan yang


berhubungan dengan rencana managemen. Jadwal ini diikuti pada seluruh
aktivitas sampai pengaturan pertemuan, pertemuan divisi, pertemuan profesi,
perjalanan, ronde, pertemuan individu, dsb.
 Perawat kepala dari lembaga pelayanan perawatan di rumah mempunyai
rencana pertemuan staf yang dimulai dan di akhiri pada setiap minggu.
Jadwal individual perawat ditinjau ulang pada setiap pertemuan dan di
bandingkan dengan tujuan produktivitas yang seimbang dengan anggaran.
 Perawat kesehatan di rumah meninjau kembali jadwal setiap hari. Ini harus
tepat sehingga 5 menit sebelum menggunjungi pasien dapat ditambahkan
selama 40 jam kerja setiap minggu. Dengan cara ini jasa pelayanan
meningkat bbukan berupa materi.
Manajemen keperawatan adalah pembuat keputusan. Manajemen
keperawatan membutuhkan keputusan yang dibuat oleh perawat manager pada
setiap tingkatan bagian di bangsal atau unit.

Manajemen keperawatan adalah suatu formulasi dan pencapaian tujuan


sosial. Perubahan sosial penting dalam hubungannya dengan kebutuhan
kesehatan. Tujuan pemenuhan seperti itu tergantung pada perawat manager.
Perawat manager mengatur dampak institusi sosial dan mengeluarkan tanggung
jawab sosialnya relatif terhadap keperawatan. 

Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian. Pengorganisasian adalah


pengidentifikasian kebutuhan organisasi dari pernyataan misi kerja yang
dilakukan dan menyesuaikan desain organisasi dan struktur untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini. 

Ada empat bentuk struktur organisasi : unit, departemen, puncak (divisi atau
tingkat eksekutif dari managemen organisasi), tingkat operasional (meliputi
semua fase pekerjaan dalam struktur organisasi)

Manajemen keperawatan menunjukan fungsi, posisi atau tingkat sosial,


disiplin dan bidang studi. Managemen keperawatan adalah bagian yang aktif dari
divisi keperawatan, organisasi, dan lembaga dimana hal ini berfungsi :

 Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan.


 Manajemen keperawatan adalah mengarahkan atau memimpin.
 Divisi keperawatan yang dikelola baik memotivasi pekerja yang
memuaskan.
 Manajemen keperawatan komunikasi yang efisien.
 Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.
(Swanburg, 2000 )
C. Filosofi dan Tujuan Pelayanan Keperawatan

1. Falsafah Pelayanan Kesehatan :


a) Manusia adalah citra yang unik, karena itu harkat dan martabatnya
dijunjung tinggi, dan dalam keutuhannya menjadi pusat pelayanan
keperawatan.
b) Keperawatan adalah pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang dilandasi iman dan moral, untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara optimal kepada individu, keluarga, dan msyarakat.
c) Pelayanan keperawatan berorientasi pada tujuan yang dicapai melalui
usaha
 bersama tim kesehatan, pasien, dan keluarga.
d) Asuhan keperawatan dilaksanakan dengan menggunakan proses
keperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
pasien/keluarga.
e) Perawat bertanggungjawab dan bertanggunggugat, memiliki wewenang
untuk melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar
asuhan keperawatan.
f) Hubungan perawat dan klien merupakan hubungan profesional, bersifat
terapeutik, yang melayani dengan cermat dan penuh pengabdian, tanpa
membedakan suku, agama / kepercayaan, dan status pasien.
g) Pendidikan keperawatan berkelanjutan dilaksanakan secara terus-menerus
untuk perkembangan staf dalam pelayanan keperawatan.
h) Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh pada kesehatan, yaitu
perlu dipelihara dan diperhatikan demi kesejahteraan masyarakat.

2. Tujuan Keperawatan
Tujuan Pelayanan Kesehatan menurut A. A. Maulana (2013); antara lain :
1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini diperlukan
misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit),
terdiri dari :
a. Preventif Primer
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan
nutrisi yang baik, dan kesegaran fisik.
 b. Preventif Sekunder

Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk


membatasi kecacatan dengan cara mengindari akibat yang
timbul dari perkembangan
 penyakit tersebut.

c. Preventif tersier.

Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan


tindakan rehabilitasi, pembuatan diagnosa dan pengobatan.
3. Kuratif (penyembuhan penyakit).

4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan seseorang untuk


mencapai fungsi normal atau mendekati normal setelah
mengalami sakit fisik atau mental, cedera atau penyalahgunaan

.
D. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah proses koordinasi dan integrasi sumber daya
keperawatan melalui pelaksanaan proses manajemen untuk memenuhi
asuhan keperawatan dan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Proses
manajemen yang bisa digunakan dalam mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh
melalui 4 tahap yaitu: Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),
Directing  (pengarahan), Controling (pengawasan).
1. Planning (perencanaan)

Perencanaan adalah fungsi manajerial yang meliputi penyeleksian


prioritas, hasil dan metode untuk mencapai hasil (McNamara , 1999).
Perencanaan adalah suatu tindakan yang meliputi indentifikasi tujuan,
metode- metode, sumber daya, pembagian tanggung jawab dan
jadwal untuk melaksanakan semuanya. Menurut Levenstein, 1985 terdapat
dua tipe dari perencanaan yaitu:

a. Strategic Planning

Tipe perencanaan ini memiliki jangkauan yang lebih luas yang


meliputi  pendekatan penentuan senua tujuan dan arahan suatu organisasi.
Perencanaan ini sering berfokus pada pencapaian misi, visi dan tujuan
utama. Untuk itu diperlukan  scenario planning  untuk dapat menganalisa
bermacam-macam hal yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan
dari perencanaan yang telah dibuat.

b. Tactical Planning 

Jangkauan perencanaan ini lebih pendek dan meliputi penentuan hal-


hal yang khusus dan details dalam mengimplementasikan tujuan, sebagai
contoh adalah perencanaan  project,  staffing  dan perencanaan
pemasaran. Tidak selamanya perencanaan itu lancar-lancar saja, tetapi
sering terjadi suatu masalah dalam penyusunan suatu perencanaan yaitu :

1) Error dalam fakta (misinformasi),

2) Error dalam asumsi: perencanaan didasarkan pada asumsi yang


tidak tepat.

3) Eror dalam logika: perencanaan didasarkan pada alasan yang salah.


Oleh karena itu, perlu suatu banyak alternative perencanaan ketika
satu rencana ternyata tidak bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
Suatu perencanaan meliputi input, proses, output dan hasil yang
diharapkan. Pada saat perencanaan dapat menggunakan tahapan
sebagai berikut:

a) Identifikasi misi
b) Analisa lingkungan
c) Analisa situasi (SWOT)
d) Menetapkan tujuan
e) Identifikasi strategi untuk mencapai tujuan
f) Menetapkan tanggung jawab dan timelines
g) Menuliskan perencanaan
h) Merayakan kesuksesan dan penyelesaian
Untuk bisa sukses dalam perencanaan dan juga pencapaian tujuan,
Mcnamara (1999) memiliki beberapa panduan antara lain:
1. Melibatkan orang yang tepat saat perencanaan
2. Melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan secara luas kepada semua pekerja
3. Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat tercapai, dan dalam
waktu yang telah ditentukan.
4. Dibangun dalam suatu tanggung jawab
5. Mencatat setiap penyelewengan
6. Mengevaluasi proses perencanaan
7. Menjalin komunikasi
8. Membuat perencanaan yang rasional
9. Mengumumkan setiap hasil yang telah tercapai
Proses perencanaan ini di area keperawatan merupakan proses yang
sangat penting karena menurut Levenstein, 1985 peran dari
manajer keperawatan sebagai seorang  planner  adalah penentu
kesuksesan institusi dan pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Hal
ini terjadi karena perencanaan keperawatan adalah penentuan perawat dan
implementasi perencanaan oleh staff keperawatan. Selain itu, perawat
dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer   juga perlu membuat
perencanaan yang interaktif yaitu perencanaan yang menekankan pada
pentingnya partisipasi dari setiap peserta dan setiap perbedaan dipandang
sebagai banyak ide yang bisa membantu dalam penentuan tujuan serta
berfokus pada penentuan hasil yang diharapkan berikutnya.  Interactive
 planning dapat menyumbangkan perencanaan asuhan keperawatan yang
efektif dan manajemen keperawatan yang efektif pula oleh perawat (Foust,
1994).

2. Organizing (pengorganisasian)

Organizing  adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan


pengalokasian dan pengaturan sumber daya untuk memenuhi tujuan yang telah
ditentukan. Langkah awal dalam pengorganisasian adalah mengorganisasikan 
pekerjaan, mengorganisasikan pekerja dan langkah terakhira dalah
mengorganisasikan lingkungan. Untuk dapat mengorganisasikan sesuatu hal
dengan baik, maka dapat mengikuti beberapa aturan berikut ini:

a.Pengorganisasian diri sendiri, kantor dan files


b. Pengorganisasian tugas, pekerjaan dan peran melalui analisa tugas dan
pekerjaan, job descriptions dan manajemen waktu
c.Pengorganisasian bermacam-macam kelompok orang seperti staff,
committees, meetings dan team
d. Pengorganisasian SDM melalui pemberian keuntungan dan kompensasi,
staffing dan pelatihan kemampuan SDM
e.Pengorganisasian fasilitas dan teknologi
Dalam wilayah keperawatan peran dari manajer keperawatan adalah
aktivitas yang meliputi manajemen budget, staffing dan jadwal yang
saling berhubungan.
3. Coordinating (pengkoordinasiaan)

Pengkoordinasian dalam proses manajemen berfungsi untuk


memberikan arahan atau perintah yang kemudian dapat
mempengaruhi orang untuk arahan tersebut. Pengkoordinasian
dapat diartikan sebagai kegiatan yang memotivasi dan
memimpin seseorang untuk menjalankan kegiatan yang sudah
ditentukan dengan baik. Motivasi merupakan suatu hal yang penting
dan merupakan strategi utama dalam proses koordinasi karena
memotivasi sangat berhubungan dengan penentuan tingkat
performance staff dalam memberikan kontribusi yang efektif
dalam pencapaian tujuan organisasi. Selain itu,
pengkoordinasian juga dapat sebagai proses koordinasi meliputi
tindakan supervisi dan pemanduan orang dalam melaksanakan
tugasnya. Kemampuan interpersonal sangat diperlukan dalam
proses koordinasi dalam menjaga keseimbangan antara fungsi
supervise dan motivasi kepada karyawan.

Terdapat elemen penting dalam area keperawatan yang merupakan


dari fungsi proses koordinasi yaitu delegasi dan supervisi dalam pemberian
asuhan keperawatan. Perawat disini membawa tanggung jawab dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam fungsi supervisinya seperti
dalam peningkatan kuatitas dan kuantitas asuhan keperawatan. Hal yang
dilakukan berikutnya yaitu manajer keperawatan bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan kepada kelompok perawat pemberi asuhan
keperawatan dan pendampingan kepada  perawat. Tugas lainnya, perawat
dalam pengkoordinasian memonitoring dan menyediakan kewaspadaan
pada situasi yang dapat menyebabkan kegagalan  pemberian
pertolongan, kesalahan dalam keamanan klien dan juga kelalaian  perawat.
Oleh karena itu, perawat harus mengetahui dan memahami secara jelas
tanggung jawab perannya dalam lingkup praktik keperawatan.
4. Controlling (pengawasan)

Pengawasan dalam manajemen asuhan keperawatan yang


meliputi fungsi monitoring dan pengawasan rencana, proses dan
sumber daya yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Dalam
lingkup keperawatan tindakan pengawasan seperti proses evaluasi
dalam proses keperawatan. Controlling atau evaluasi merupakan
kegiatan untuk meyakinkan bahwa alur dan proses kegiatan yang
telah dijalankan sesuai dengan tujuan dan cara pencapaian tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, controlling
dapat juga diartikan sebagai kegiatan untuk membandingkan hasil
yang telah dicapai dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan
dan juga melakukan perbaikan apabila diperlukan.

E. Manajemen Keperawatan dimasa Datang


Pola sistem pelayanan kesehatan yang terjadi sebelum tahun 1990 sangat
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan perluasan teknologi yang bersifat
kompetitif karena pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien bersifat kuratif dan orientasinya berdasarkan
perkembangan penyakit.
Memasuki abad ke-21, sistem pelayanan kesehatan berorientasi pada aspek
kesehatan karena pelayanan yang diberikan lebih bersifat multidimensi dengan
mempertimbangkan keberadaan masyarakat melalui penggunaan teknik
pelayanan kesehatan yang tinggi. Hal ini mempersiapkan sikap konsumerisme
dan pengguna pelayanan kesehatan. Peran keperawatan yang sempit, berorientasi
pada penyakit dan ketergantungan yang tinggi pada tim kedokteran serta
pelaksanaan tugas-tugas yang berasal dan pendelegasian akan berganti menjadi
peran yang diterapkan secara fleksibel dan independen berdasarkan pada sehat
sakit. Fungsi keperawatan dilaksanakan secara langsung tetapi masih didominasi
oleh profesi kedokteran dan berdasarkan pada kebijakan legislasi yang
memungkinkan perawat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat preventif,
promosi dan rehabilisasi yang berdasarkan standar keperawatan melalui interaksi
tim.
Dengan demikian, akan terjadi juga perubahan peran dan perawat kepala
ruang yang terjadi berorientasi pada fungsi pengendalian, pengarahan, supervisi,
dan pengambilan keputusan menjadi fungsi fasilitas, koordinasi, integrasi dan
penunjang.
(Agus Kuntoro, hal:32)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). (WHO,
1999) Menejemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, dan
kemudian menyelesaikannya. Teori manajemen keperawatan berkembang dari
teori menajemen umum yng memerintahkan penggunaan sumber daya manusia
dan materi secara efektif . Proses manajemen yang bisa digunakan dalam
mencapai tujuan tersebut dapat ditempuh melalui 4 tahap yaitu:  perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan
Kepercayaan utama dari manajemen keperawtan adalah bahwa fokusnya
pada perilaku manusia.Manajer perawat terdidik dalam pengetahuan dan
keterampilan tentang perilsku manusia mengelola perawat profesional serta
pekerja keperawatan non profesional untuk mencapai tingkat tertinggi dari
produktifitas pada pelayanan perawatan pasien.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan menerima saran
dan kritik,semoga makalah ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha medika

Sanburg, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jagarta.


EGC

Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse : Leader and Manager  ., 4 Th.
Ed,. Mosby- year book, Inc.

Huber, Diane L. (2006).  Leadership and Nursing Car Management .


3th. Ed. Hal; Pennsylvania: Elsevier.

Jones, T.L and Bourgeois, S. (2011). The Clinical Placement: An Essential


nd 
Guide for  Nursing Students. 2 ed. Chatswood: Churchill Livinstone El
Sevier.

Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making


for Nurses (3rd ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher 

Swansburg, Russel C. (1999).  Introductory Management and Leadership for


Nurses .Massachussets: Jones and Bartlett Publishers

Anda mungkin juga menyukai