Anda di halaman 1dari 27

BAB I

MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM


SAMBUNGAN KAWAT
UNIT 1

1.1 Tujuan Percobaan


1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti jenis-jenis sambungan.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan jenis-jenis kabel sambungan yag ada.
1.2 Alat dan bahan
1. Tang Kombinasi
2. Tang potong
3. Tang Cucut
4. Tang Pengipas
5. Kabel NYA 2,5 cm
1.3 Teori Singkat
Didalam pekerjaan instalasi baik instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga / tegangan tinggi, harus mengenal berbagai cara penyambungan data
hantaran yang sesuai dengan tujuan pemakaian dan persyaratan. Selain
ghubungan / sambungan tersebut, juga cara pengikatan hantaran-hantaran,
missal pada hantaran rol isolatior, yang sesuai dengan tujuan yaitu selain
untuk menempatkan hantaran dan tegangan balik. Adapun sambungan yang
dikerjakan adalah sesuai dengan gambar di bawah ini.
Pengikat hantaran isolator pada rol isolator ada 2 macam, yaitu :
1. Pengikat antara hantaran
2. Pengikat ujung hantaran
Pengikatan dilakukan dengan kawat hantaran dan benang. Pengupasan
isolasi hantaran dilakukan dengan pisau, caranya seperti meraut pensikl.
1.4 Langkah Percobaan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
2. Membuat berbagai sambungan sesuai dengan gambar ISOLASI
PENERANGAN.

1
Macam-macam Sambungan Kabel Pada Instalasi Penerangan
Keterangan : Gambar yang di tunjukkan di bawah adalah instalasi setelah
kotak sekring.

2
3
BAB II
INSTALASI PENERANGAN SISTEM KAMAR HOTEL
UNIT P-3

2.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk menfgertahui cara kerja dari instalasi penerangan system kamar
hotel.
2. Untuk mengetahui fungsi instalasi dari instalasi penerangan kamar
hotel.
3. Untuk menghitung tahanan isolasi berdasarakan data yngf asda pada
instalasi yang sedang dipasang.
4. Untuk menghitung drop tegangan beban.
5. Agar mahasiswa memahami dan terampil dalam instalasi system
kamar hotel.
6. Untuk mengetahui dimana saja instalasi tersebut dapat diterapkan.
2.2 Teori Singkat
Hubungan ini dipakai untuk tujuan mnelayani satu atau dua
golongan lampu yang dapat dioperasikan dari dua tempat, misalnya pada
gang-gang, kamar dengan dua pontu atau tangga rumah tingkat.
Prinsip Kerja dari hubungan ini yaitu bila kedua saklar dalam
piosisi yang sama, maka lampu akan menyala. Sebaliknya jika kedua
saklar dalam posisi yang berbeda maka lampu akan mati.
Untuk keperluan system hubungan ini digunakan dua buah saklar
tukar atau saklar hotel. Selain dua buah saklar hotel dalam percobaan ini
ada juga bahan yang digunakan yaitu dua buah lampu.

4
Gambar 2.1 Simbol dan bentuk fisik saklar tukar
Lampu Flurosen sering disebut lampu TL. Pada dasarnya lampu
flurosen termasuk dalam kelompok pada lampu merkuri tekanan rendah.
Hal ini disebabkan keadaan tabung lampu flurosen dimasukkan merkuri,
dan tekanan gas didalam tabung pada saat lampu bekerja adalah rendah,
hanya kira-kira 0,0039 atm. Sedangkan tekanan gas pada tabung lampu
merkuri kira-kira 10 atm.
Lampu flurosen tidak bekerja berdasarakan pada pijar filament
seperti halnya dalam lampu pijar. Tetapi hanya lampu flurosen
menghasilkan cahaya berdasarkan terjadi pelepasan electron dalam lampu
tabung.
Pajang lampu tabung bervariasi tertgantung besar daya, mulai dari
panjang 35 cm untuk 10w sampai dengan panjang 150 cm untuk 65w.
pada kedua ujung tabung dipasang filament tungsten yang dilapisi suatu
bahan yang dapat beremisi, biasanya terdiri dari barium, strontium, dan
kalsium. Untuk lampu tabung filament ini dosebut juga elektroda, karena
salah satu dari filamen harus sebagai katoda dan yang lainnyaanoda.
Kedalam tabung dimasukkan merjkuri dan gas argon, dimana merkuri
berfungsi untuk menghasilkan radiasi ultraviolet sedangkan gas argon
untuk keperluan start.

5
Gambar 2.2 Rangkaian lampu TL

Cara kerja lampu TL adalah jika lampu TL dihubungkan terhadap


sumber AC dengan membuat saklar dalam posisi terhubung maka starter
akan menerima tegangan kerja penuh yang akan membuat bimetal
terhubung satu dengan yang lain sebagain hasil terjadinya panas dalam
tabung starter sehuingga terjadi hubungan tertutup. Lengkapnya panas
dalam tabung starter arus mengalir melalui ballas elektroda pertama,
starter elektroda dan kembali kepertama, saat arus mengalir melalui
bimetal maka temperature dalam tabung starter akan trurun seperti
semula, dengan demikian hubungan terbuka. Pada saat aru mengalir
melalui elektroda, maka elektroda akan panas dan memijar dan gas argon
yang ada dalam tabung lampu melalui terisonansi. Dengan terlepasnya
bimetal tegangan induktif yang cukup tinggi kira-kira 1000v dibangkitkan
dalam rangkaian lampu. Tegangan kejut ini mampu untuk membuat
terjadinya pelepasan electron dalam gas argon yang terletak antara
elektroda yang satu dengan lainnya. Dengan demikian panas yang
dibangkitkan dalam tabung akibat terionisasi gas argon mampuuntuk
membuat merkuri menjadi uap dan tegangan jepit antara kedua elektroda
akan turun sampai 100v atau 110v, dimana tegangan ini tidak akan cukup
untuk membuat starter ketifga. Akhirnya, pelepasan electron yang terjadi

6
melalui uap merkuri akan membangkitkan radiasi ultraviolet. Radiasi
ultraviolet ini akan menjadi sebuah cahaya tampak oleh lapisan furosen.

Gambar 2.3 Pengawatan tunggal Gambar 2.4 Pengawatan instalasi sistem


kamar hotel

Pengamatan :
1. Pengukurabn tahanan isolasi
2. Pengukuran tahanan tegangan jala-jala
3. Pengukuran tegangan lampu
2.3 Langkah Percobaan
1. Membuat skema rangkaian, diagram rangkaian dan gambar
pelaksanaannya.
2. Memasang pipa PVC pada papan tombol.
3. Menarik hantaran kedalam pipa.
4. Menarik kawat pada kotak sambung.
5. Memasang saklar tukar.
6. Menyambung kawat pada kotak sambung
7. Mengukur tahanan isolasi, apabila tahanan isolasi boleh diberi aliran
listrik, maka
8. Menyambung dengan PHB.
9. Menyambung instalasi ke sumber listrik.
10. Melakukan pengujian instalasi,
11. Melakukan pengukuran instalasi sesuai dengan lembar kerja ynag
telah tersedia.

7
BAB III
INSTALASI PENERANGAN SISTEM DIM
UNIT P-4

3.1 Tujuan percobaan


1. Agar praktikan dapat menguasai instalasi yang memakai saklar ganda
untuk berbagai tempat dan keperluan.
2. Agar praktikum dapat membedakan bermacam-macam saklar serta
penggunaannya.
3. Agar praktikum sapat mengerti dan memahami instalasi system DIM.
4. Agar dapat mengerti dan memahami prinsip kerja dari hubungan ini.
3.2 Teori Singkat
Pada prinsip hubungan in, kita dapat menghidupkan satu lampu dalam
hubungan seri maupun parallel. Dalam hubungan ini harus diingat bahwa
untuk lampu yang dihubungkan deret harus dipakai lampu yang daya dan
tegangan kerjanya sama, dimana hal ini bertujuan agar tegangan terbagi
rata kedua lampu. Hubungan seperti ini dapat di pergunakan untuk pada
penerangan instalsi bis malam, dan bioskop dan lainnya.

8
Keteranagan :
SK1 : saklar tunggal
SK2 : saklarn ganda
L1-L0 : lampu pijar 25w

Cara kerja dari hubungan tersebut adalah bila saklar 1 ON dan


saklar 2 OFF, maka lampu terhubung seri sedangkan bila saklar 1 ON
dan saklar 2 ON maka lampu terhubung parallel.
3.3 Langkah Percobaan
1. Memasang pengawatan sesuai dengan gambar rangkaian pada
papan
percobaan
P-4.
2. Memasan
g fitting
untuk
lampu
dan dua
saklar.

9
3. Mengukur tegangan dengan keadaan beban atau lampu dipasang.
4. Melakukan pengamatan lampu-lampu
5. Mengukur hambatan isolasi.
6. Melepas instalasi yang sudah selesai pengamatan.

BAB IV
INSTALASI PENERANGAN SISTEM HUBUNG PERIKSA
LENGKAP DENGAN KWH METER
UNIT P-5

4.1 Tujuan Percobaan


1. Unruk mengetahui apakah disuatu tempat masih ada lampu yang
menyala dengan menggunakan hantaran bantu.

10
2. Agar paraktikan memahami dan dapat mempraktekan hubungan
terserbut.
4.2 Teori Singkat
Pada hubungan ini menggunakan penghantar bantu dan lampu
periksa asalah lampu periksa yang diletakkan pada ruang khusus.
Saklar periksa akan bekerja bila pda suatu tempat ada lampu yang
menyala, ini disebabkan karena sumber tegangan atau arus listrik
yang masukkesaklar periksa didapat dari output saklar yang berada
di tempat lain.
Dengan adanya hubungan ini, kita dapat menyelidiki apakah
disuatu tempat atau ruangan akan menjadi hantaran fse bila ada
lampu disuatu tempat yang menyala. Hubungan ini banyak digunkan
digedung besar.

Gambar 3.2 Pengawatan instalasi penerangan system DIM


Cara kerja hubungan tersebut adalah bila salah satu saklar dalam
keadaan ON maka saklar periksa akan bekerja, kemudian hantaran
bantu menjadi fasesedangkan bila saklar 1 OFF dan saklar 2 OFF
maka saklar periksa tidak akan bekerja dan lampu periksa mati.

KWH Meter

11
Alat ukur watt jam tidask sering kali digunakan dilaboratorium
dimana banyak digunakan untuk mengukur energy listrik komersial.
Kenyataannya adalah jelas bahwa disemua tempat dimanapun
perusahan listrik menyalurkan energy listrik ke industry dan pemakai
setrmpat domestic.
Kumparan arus dihubungkan seri denga hantaran dan kumparan
tegangan dihubunkan parallel. Kedua kumparan yang dililitkan pada
sebuah kerangaka logam dan melengkapi 2 rangkaian magnet,
sebuah piringan alumunium ringan digantungkan didalam sepanjang
udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar mengalir
kedalam piringan. Reaksi arus dan medan kumparan tegangan
membangkitkan sebuah torsi terhadap piringan yang menyebabkan
berputar. Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan
kumparan tegangan arus pusar dan didalam piringan yang bertururt
adalah kuat medan magnet kumparan arus. Berarti jumlah putaran
piringan sebading dengan energy yang telah dipakai oleh beban
dalam selang waktu tertentu dan diukur didalam kilowatt jam. Poros
yang menopang piringan alaumunium dihubungkan melalui susunan
roda gigi kemekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi
pembacaan KWH terkalibrasdi dalam decimal.

Gamabar 4.3
Rangkaian KWH meter 1 fasa

Gambar 4.4 Rangkaian boks sekring 1 fasa


3 kelompok

12
4.3 Langakah Percobaan
1. Memasukkan kabel kedalam pipa sesuai dengan pada jumlah
gambar pengawatan.
2. Menyambung kasbel titik percabangan.
3. Menyambung ujung kabel dengan fitting lampu dan saklar.
4. Mengukur hambatan isolasi antar fase-netral, fase-hantaran, fase-
ground, netral-hantaran, netral-ground, dan hantaran-ground pada
posisi saklar yang berbeda sesuai dengan lembar data.

BAB V
INSTALASI MOTOR LISTRIK SISTEM PENGENDALIAN
JARAK JAUH DENGAN MENGGUNAKAN SAKLAR
PEMBALIK PUTARAN
UNIT T-3

5.1 Tujuan Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengendalikan motor listrik pada jarak jauh.
2. Agar daspat menggunkan saklar pembalik putaran untuk membalik
putaran motor.
3. Agar dapat mengerti prinsip kerja dari instalasi tersebut.
5.2 Teori Singkat
Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada
tangga jalan atau lift di supermarket, mol, dan juga gedung bertingkat.

13
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motorn listrik 3
fasa, 2 buah konduktor magnet, 1 buah saklar termis, 2 saklar N.O dan 1
buah saklar N.C serta kabel NYA 1x1,5 mm atauy kabel NYA 1x2,5 mm.
Kontaktor magnetis :
Kontaktor magnetis merupakan saklar yang bekerja karena adanya
medan listrik dalam kumparan.

Gambar 5.1 Kontaktor magnetic

Kontaktor magnetik mempunyai bagan sebagai berikut :


 3 buah kontaktor utama yaitu R, S, T, dan U, V, W
 2 buah kontaktir N.O
 1 buah kumparan / koil
 2 buah kontaktor N.C

14
Gambar 5.2 Diagram leader / diagram satu garis kontaktor

Cara kerja kontaktor magnetis yaitu :


Bila ada arus yang mengalir pada kumparan tersebut maka
kumparan akan menjadi magnet sehingga menggerakkan kontaktor, maka
kontaktor R terhubung U, S, V dan T terhubung W, serta N.O tertutup dan
N.C terbuka.
Bila arus listrik yang mengalir pada kumparan terhenti maka magnet pada
kumparan akan hilang dan kontaktor keposisi semula.
Tombol N.C
Tombol N.C digunakan untuk mematikan motor listrik, tombol ini
dalam keadaan normal seperti pada gambar titik 1-2 terhubung. Bila
tombol diletakkan maka titik 1-2 tidak terhubung. Setelah tidak tekan
maka kembali pada posisi semula yaitu 1-2 terhubung.

15
Gambar 5.3 N.C (normaly close)
Tombol N.O
Tombol N.O digunakan untuk menghidupkan motor listrik.
Tombol ini dalam keadaan normal seperti pada gambar di bawah, titik 1-2
tidak terhubung, bila tombol diletakkan maka titik 1-2 terhubung. Setelah
ditekan maka kembali pada posisi semula yaitu 1-2 tidak terhubung.

Gambar 5.4 N.O (normaly open)


Cara kerja dari hubungan ini yaitu bila terminal motor terhubung
dengan sumber yang urutanya R-U, S-V, dan T-W maka motor akan
berputar kearah kanan, apabila salah satu hubungan sumber dengan
terminal motor ditukar, missal R-V, S-U, dan T-w maka motor akan
berputar kearah kiri. Lebih jelasnya perhatikan gambar 5.1 di bawah ini.
Yang perlu diingat, pada waktu merubah putaran motor, motor
harus dihentikan terlebih dahulu sampai poros motor benar-benar terhenti.
Bila sewaktu merubah motor dan motor belum berhenti, maka tindakan
seperti ini akan cepat merusak motor.

16
Gambar 5.5 Diagram leader / diagram satu garis
Keteranagan :
 MCB : MCB / sekring
 OFF : saklar off
 ON : saklar on
 K1 K2 : koil
 K1 : kontaktor 1
 K2 : kontaktor 2
 K1@ON1 : N.O
 K2@ON2 : N.C

17
Gambar 5.6 Pengawatan instalasi motor listrik system pengendalian jarak jauh
dengan menggunakan saklar pembalik putaran

5.3 Langakah Percobaan


1. Memasang hubungab iunstalasi motor listrik dan pengendalian jarak
jauh menggunakan saklar pembalik putaran.
2. Mengukur arus dan tegangan sesuai lembar.
3. Mengukur tahanan isolasi motor dengan menggunakan magger.

18
BAB VI
INSTALASI MOTOR LISTRIK SISTEM PENGENDALIAN
JARAK JAUH DENGAN MENGGUNAKAN SAKLAR
BINTANG SEGITIGA LENGKAP DENGAN TDR
UNIT T-4

6.1 Tujuan Percobaan


1. Memahami prinsip kerja hubungan delta bintang
2. Agar praktikan dapat membuat rangkaian bintang delta.
6.2 Teori Singkat
Penggunaan daripada system ini yaitu banyak digunakan
pada perusahaan besar atau pabrik yang memproduksi barang yang
besar dengan kuyalitas tinggi.,
Dalam percobaan ini, digunkan 1 buah motor listrik 3 fasa,
2 buah kontaktor magnet, 1 buah TDR, 1 buah saklar bintang delta,
1 buah saklar N.O dan 1 buah saklar N.C serta kabel NYA 1x1,5
mm atau kabel NYA 1x2,5 mm.
Motor listrik dengan kapasitas besar tidak boleh langsung
dihubungkan ke jala-0jala pada sat start, hasl ini sangat berbahaya
terhadap motor tersebut, salah satu cara pemakaian saklar ini yaitu
pada saat starting motor listrik dlam hubungan bintang karena
mendapatkan tegangan sebesar x tegangn jala-jala.
Dengan demikian, motor listrik pada awalnya dapat
berjalan dengan aman dan baik, baru beberaopa saat kemudian
hubungan motor berubah menjadi hubungandelta. Pada keadaan ini
motor mendapatkasn tegangan penuh.
Cara kerja hubungsn ini yaitu apabila saklar bintang, lalu
saklar N.O deitekan maka kontaktor 1 akan berputar. Bila saklar
bintang-delta terhubung delta, lalu saklar N.O ditekan maka
kontaktor satu akan bekerja yang kemudian akan mengaktifkan
TDR, lalu TDR akan menghiduypkan kontaktor 2 dan motor akan

19
berputar, setelah kontaktor 1 dn 2 bekerja serta motor beputar,
maka untuk menghtikannya menggunakan saklar N.C.
TDR (saklar penunda waktu)]
Untuk klasifikasi ini, relay penundas waktu / TDR
digunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat distel
menurut kebutuhan. Setelah distel TDR tidak bolehdiubah lagi
sampai pada saatnya posisinya berubah pada sendirinya.
TDR dapat digunakan untuk instalasi otomatis :
1. Merubah hubungan dari delta ke segitiga secara baik.
2. Merubah putaran motor secara otomatis.
3. Merubah kecepatan putaran motor secara otomatis.

Gambar 6.1 Konstruksi relay penunda waktu

Gambar 6.2 Diagram leader time definite relay


Cara kerja TDR yaitu jika arus dialirkan pada titik 2-7
kumparan dan waktunya diatur maka posisi semulan titik 3-01 dan
6-8 terbuka sedangakan titik 4-1 dan 5-8 tertutup. Setelah waktunya
sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi 3-1 dan 6-8 menutup
dan 4-1 dan 5-8 membuka. Posisi tersebut tidak akan berubah
kecuali aliaran listrik terputus posisinya kembali.

20
21
Pengawatan motor listrik pengendali jarak jauh dengan menggunakan delta
dengan TDR

22
6.3 Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan serta perencanaan intalasi untuk
praktikum.
2. Memasang pengawatan instalasi pada papan percobaan.
3. Memeriksa peralatan yang digunakan apakah masih dapat
digunkan atau tidak.
4. Menghubungkan hantaran dengan alat percobaan.
5. Mnelaporkan pada asisten setelah selesai dicobakan.
6. Melakukan pengamatan sesuai dengan lembar cobaan yang
duisediakan.
7. Melakukan pengamatan dengan mengukur tahanan masing-
masing motor.
8. Mengukur hambatan isolasi belitan motor dengan bodi.
9. Mengukur hambatan isolasi da instalasi.
10. Mengukurb sumber tegangan, arus pada motor dalam hubungan
delta-bintang.
11. Merapikan semua instalasi dan membersihkan tempat
prsktikum.

23
BAB VII
INSTALASI 3 BUAH MOTOR LISTRIK YANG BISA
DIHIDUPKAN SENDIRI-SENDIRTI MAUPUN SERENTAK
DENGAN SISTEM PENGENDALI JARAK JAUH
UNIT P-5

7.1 Tujuan Percobaan


1. Agar praktikan dapat mengerti dan memahami cara kerja
system pemasangan instalasi 3 buah motor listrik yang bias
dikontrol dengan sebuah tombol baik sendirimaupun bersama
dari jarak jauh.
2. Praktikan dapat melaksanakan unit percobaan ini.
7.2 Teori Singkat
Pengguanaan ini yaitub banyak digunakan pada perusahaan
besar yang memproduksi barang besar dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan ini, digunakan 2 buah motor 3 fasa, 1
motor 1 fasa, 3 kontaktor magnet, 3 saklar dan 1 saklar N.O, 1
saklar N.C serta kabel NYA 1x1,5 mm / kabel NYA 1x2,5 mm.
Saklar Thermis
Saklar thermos digunakan untuk melindungi motor bila
terjadi beban lebih. Saklar ini berbentuk plat tipis, yang prinsuip
kerjanya karena timbul panas pada plat tersebut, bila arus beban
terjadi sehingga timbul panas maka plat tersebut askan
mengembang dan hubungan akan putus.

24
25
26
7.3 Langkah Percobaan
1. Membuat instalasi motor listrik sesuai dengan gambar
rangkaian.
2. Menghubungkan tegangan jala ke KWH meter lalu ke sekring,
lalu konektor magnetic dan trakhir ke saklar N.O / N.C
3. Melakuakan pengukuran sesuai dengan lembar data percobaan.
4. Memutuskan hubungan dengan jala sebelum adanya
pengukuran tahanan isolasi.
5. Mencatat data nomor 1-3.
6. Membersihkan panel percobaan.

27

Anda mungkin juga menyukai