Anda di halaman 1dari 13

Nama : Putri Mayasari

NIM : L1B116033

Prodi : Teknik Lingkungan

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019

Dosen Pengampu : Dr. Ummi Kalsum, S.KM, M.KM

Oka Lesmana, S.KM, M.KM

UAS TAKE HOME ANALISIS RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Sebutkan apa saja Peraturan Perundang-undangan yang mendasari izin-izin


lingkungan terhadap suatu kegiatan/usaha yang akan dianalisis dampak atau
risikonya terhadap kesehatan lingkungan (sebutkan minimal 10 peraturan
perundang-undangan yang masih berlaku atau terbaru hingga saat ini).
Jawab:
a Permen LH No.14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup bagi
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki Dokumen Lingkungan hidup
b Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
c Permen LH No. 5 Tahun 2015 tentang Jenis Rencana/Kegiatan yang wajib
memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
d Peraturan Daerah No.1 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup terhadap pelanggaran atas kewajiban pembuatan surat
pernyataan pengelolaan lingkungan.
e UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
f Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
g Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
h Keputusan MenLH No. 054 tentang Panduan Penyusunan AMDAL
Kegiatan Pembangunan di Daerah Lahan Basah
i Peraturan MenLH Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
j Peraturan MenLH Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan Hidup bagi usaha/ dan atau kegiatan yang
tidak memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sumber:
 Dewi, Kusuma Dahlia, dkk. 2014. Izin Lingkungan Dalam Kaitannya
Dengan Penegakan Administrasi Lingkungan dan Pidana Lingkungan
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH).
 Sandi, Febriya. 2013. Implementasi Penerbitan Izin Lingkungan
Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan.
 PP Nomor 24 Tahun 2018
2. Berikan opini Saudara terkait risiko kesehatan lingkungan yang diakibatkan
dari kegiatan (a) reklamasi pantai dan (b) pertambangan minyak ilegal yang
dilakukan oleh masyarakat.
Jawab:
Analisis risiko merupakan padanan istilah untuk risk assesment, yaitu
karakterisasi efek-efek potensial yang merugikan kesehatan manusia dan
lingkungan oleh pajanan bahaya lingkungan. Beberapa kegiatan memliki risiko
terhadap kesehatan lingkungan yatu reklamasi pantai dan pertambangan
minyak ilegal yang dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan ini menyebabkan
beberapa risiko terhadap kesehatan lingkungan yaitu :
a Reklamasi Pantai
Reklamasi Pantai merupakan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa
orang atau kelompok dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya
lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugunan, pengeringan lahan dan drainase. Reklamasi Pantai ini
dapat menyebabkan risiko terhadap kesehatan lingkungan yaitu
 Pasang Surut Pantai
Keadaan Pasang Surut pantai yang disebabkan oleh reklamasi ini
memegang peranan penting dalam reklamasi pantai, kedudukan
muka air laut rata-rata (MSL – Mean Sea Level)
 Pola Arus
Reklamasi Pantai menyebabkan pola arus pantai menjadi berubah
 Ekosistem Pantai akan Mengalami Kerusakan
Kegiatan reklamasi pantai ini menyebabkan ekosistem di pantai
mengalami kerusakan dimana kehidupan yang ada di laut seperti
tumbuhan laut maupun hewan laut akan punah. Akibatnya ekosistem
laut akan berubah. Wilayah sekitar pantai yang terganggu akan
rusak. Wilayah sekitar pantai yang awalnya subur menjadi tidak
subur.
 Abrasi Pantai
b Pertambangan Minyak Ilegal yang dilakukan oleh masyarakat
Pertambangan minyak ilegal yang dilakukan oleh masyarakat banyak
menimbulkan risiko terhadap kesehatan lingkungan yaitu:
 Menimbulkan Pencemaran Tanah
Akibat dari penambangan minyak liar menyebabkan pencemaran
pada tanah. Pada pengeboran minyak menghasilkan tetesan-tetesan
yang dapat menimbulkan pencemaran pada tanah dan lingkungan
sekitar.
 Banyak Tanaman Pangan yang tercemar
Sebagian tanaman pangan yang tumbuh di area tercemar minyak
menyerap logam berat. Jika tanaman tersebut dikonsumsi oleh
manusia logam beratnya berpindah kepada tubuh manusia dan
memberikan dampak kesehatan.
 Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri ketika melakukan
pengeboran
Banyak para pekerja yang tidak memakai Alat Pelindung Diri ketika
bekerja hal ini dapat membahayakan para kesehatan para pekerja.
Sumber:
 Astutik, LHY. Tahun Tidak Diketahui. Analisis Reklamasi Pantai
dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan.
 Djainal, Hery. Tahun Tidak Diketahui. Reklamasi Pantai dan
Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Fisik di Wilayah Kepesisiran
Kota Ternate.
 Sumantri, Jajang. 2016. Minyak Mentah Hasil Pengeboran Ilegal
Bahayakan Kesehatan.

3. Buatlah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, sesuai dengan pedoman


ARKL dari Kementerian Kesehatan RI terhadap : (a) Pertambangan minyak
yang dilakukan oleh PT Pertamina Field Jambi. (b) Pembangunan Pasar Angso
Duo Modern Jambi
(Sertakan data, dokumentasi dan bahan bacaan yang mendukung)
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) merupakan sebuah
pendekatan untuk menghitung atau memprakirakan resiko pada
kesehatan manusia, termasuk identifikasi terhadap adanya faktor
ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu, memperhitungkan
karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan
karakteristik dari sasaran yang spesifik

Tujuan dari Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan


Untuk mengidentifikasi dan menetapkan risiko dan besaran risiko
kesehatan lingkungan akibat suatu kegiatan atau pembangunan serta
kasus-kasus lingkungan.

Tujuan khusus dari Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan


a Tersusunnya acuan dalam memperhitungkan besaran risiko kesehatan
secara kuantitatif dan pengelolaan risikonya dalam kajian aspek
kesehatan masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan, upaya
pemantauan dan opsi pengelolaan kesehatan lingkungan.
b Tersusunnya acuan dalam memperhitungkan besaran risiko kesehatan
secara kuantitatif dan pengelolaannya risikonya dalam rangka kegiatan
monitoring kesehatan lingkungan, investigasi kasus-kasus pencemaran.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari petunjuk teknis ini yaitu prinsip dan langkah-
langkah ARKL, meliputi perumusan masalah, identifikasi bahaya,
analisis dosis respon, analisis pemajanan, karakterisasi risiko, termasuk
juga pengelolaan risiko dan komunikasi risiko.

Dibawah ini merupakan Bagan alir penerapan ARKL sebagai bagian dari
analisis risiko dapat dilihat pada gambar 1

Gambar 1. Bagan Alir Penerapan ARKL

Pada dasarnya, ARKL hanya mengenal 4 langkah, yaitu


1. Analisis Bahaya
2. Analisis Dosis Respon (dalam literatur lainnya disebut juga Karakterisasi
Bahaya)
3. Analisis Pemajanan
4. Karakterisasi resiko

Dibawah ini merupakan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan yang dilakukan


terhadap :
A Pertambangan Minyak di PT. Pertamina EP Asset I Field Jambi
PT. Pertamina EP Asset I Field Jambi merupakan anak perusahaan PT. Pertamina
(Persero) yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak yang memiliki
kantor pusat di Jalan Lirik No. 1 Komperta OEP Kenali Asam Atas, Kota Baru,
Jambi. Lapangan Jambi yang saat ini dikelola oleh PT. Pertamina EP Asset 1
Jambi Field ditemukan oleh NIAM pada tahun 1922 melalui pengeboran sumur
BJG-1 di lapangan Bajubang dengan hasil gas bumi. Kemudian disusul dengan
penemuan minyak di lapangan Betung tahun 1922, Kenali Asam tahun 1929,
Tempino tahun 1930, Setiti tahun 1936 dan Meruo Senami tahun 1938 dan
lapangan-lapangan lainnya. PT. Pertamina EP Asset 1 Jambi Field memiliki
wilayah pertambangan minyak dan gas yang terletak di wilayah 3 kota/kabupaten
yakni Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Batanghari Provinsi
Jambi.
1. Identifikasi Bahaya
 Tahap Pra Operasi
Tahap pra operasi merupakan tahap sebelum kegiatan pertambangan
dilakukan. Tahap pra operasi pada PT. Pertamina EP Asset I Field Jambi
adalah melakukan sosialisasi terhadap masyarakat setempat terhadap
kegiatan eksplorasi minyak yang dilakukan.Selain itu tahap yang dilakukan
adalah menentukan sumur pengeboran minyak yang akan dilakukan.
Identifikasi yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah pemilihan sumur
pengeboran minyak bertujuan agar kegiatan pengeboran minyak tidak
mengganggu penduduk yang berada di sekitar kegiatan pengeboran dan
meminimalisir terjadinya resiko kegagalan pada proses penambangan.
Selanjutnya identifikasi yang dapat dilakukan adalah sosialisasi pada
masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Sosialisasi bertujuan untuk
membahas tentang kebisingan yang terjadi selama tahap operasi
pertambangan minyak dilakukan. Kebisingan yang dihasilkan dari produksi
pertambangan minyak sangat mengganggu warga sekitar terutama di malam
hari.
 Tahap Operasi
Tahap Operasi merupakan tahap saat kegiatan pertambangan dilaksanakan.
Adapun tahap-tahap proses pertambangan minyak terdiri dari :

Gambar 2. Proses Pertambangan Minyak di PT. Pertamina EP


Asset I Field Jambi

Pada Tahap Operasi kegiatan pertambangan minyak di PT. Pertamina EP Asset I


Field Jambi identifikasi risiko yang dapat dilakukan adalah

 Kebisingan yang dihasilkan dari aktivitas rig pengeboran


Selama aktivitas pertambangan minyak yang dilakukan di lapangan kerja PT.
Pertamina EP Asset I Field Jambi menimbulkan kebisingan selama proses
pertambangan. Kebisingan ini berasal dari rig pengeboran, rig pengeboran
merupakan suatu instalasi peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam
reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau
deposit mineral bawah tanah. Kebisingan yang dihasilkan oleh rig ini dapat
menyebabkan gangguan pendengaran oleh para pekerja dan mengganggu
warga sekitar yang tinggal di daerah sekitar pengeboran.
 Tetesan/ Tumpahan minyak yang menyerap kedalam tanah
Selama proses pengeboran minyak menimbulkan tetesan/ tumpahan yang
dihasilkan oleh rig pengeboran. Tetesan/ tumpahan minyak ini menyebabkan
pencemaran pada tanah dan menurunkan kualitas air tanah. Adapun
kandungan pencemaran pada tanah terdiri dari agen risiko kimia yang terdiri
dari Arsen (As), Timbal (Pb), merkuri dsb. Sedangkan untuk agen biologi
terdiri dari herbisida/insektisida.
 Para Pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
Kebisingan yang dihasilkan oleh rig pengeboran pada proses pertambangan di
PT. Pertamina EP Asset I Field Jambi dapat menyebabkan gangguan
pendengaran sehingga diperlukan Personal Protective Equipment (PPE)
seperti Ear Plug dan Ear Muff.

 Tahap Pasca Operasi


Pada tahap Pasca Operasi atau sesudah operasi pertambangan minyak.
Analisis resiko yang dilakukan adalah pencemaran tanah yang tercemar oleh
agen risiko kimia sehingga menyebabkan kualitas air tanah disekitar wilayah
pengeboran menjadi menurun.

2. Analisis Dosis Respon


 Merkuri (Hg)
Analisis dosis respon merkuri terdapat pada proses pertambangan di PT.
Pertamina EP Asset I Field Jambi. Merkuri ini merupakan agen resiko yang
tersebar melalui inhalasi.
3. Analisis Pajanan
Analisis Pajanan pada pertambangan PT. Pertamina EP Asset I Field Jambi
adalah logam merkuri. Logam merkuri merupakan salah satu logam agen risiko
yang menggunakan perhitungan Intake Non Karsinogenik & Karsinogenik yaitu
1. Intake Non Karsinogenik (Jalur Inhalasi) ]
C × R × Fe × Dt
Ink =
Wb ×Tavg
Keterangan:
- Ink = Intake (Jumlah konsentrasi agen resiko (mg) yang masuk kedalam
tubuh manusia dengan berat badan tertentu (kg) setiap harinya.
- C ( Concentration) = Konsentrasi agen resiko pada air bersih/minum pada
makanan
- R (Rate) = Laju konsumsi atau banyaknya volume air atau jumlah berat
makanan yang masuk setiap jamnya
- fe ( Frequency of Exposure) = Lamanya atau jumlah hari terjadinya pajanan
setiap tahunnya
- Dt (Duration time) = Lamanya atau jumlah tahun terjadinya pajanan.
- Wb (Weight of Body) = Berat Badan Manusia/Kelompok/populasi kelompok
- tavg (time average) = Periode waktu rata-rata untuk efek non karsinogen

4. Karakterisasi Resiko
Tingkat resiko merupakan komponen integral dari tahap-tahap analisis resiko.
Adapun karakterisasi resiko dari proses pertambangan PT. Pertamina EP Asset I
Jambi Field adalah
Tingkat resiko yang digunakan untuk efek non karsinogenik dinyatakan dalam
notasi Risk Quotient untuk melakukan karakterisasi risiko untuk efek non
karsinogenik dilakukan perhitungan dengan membandingkan/ membagi intake
dengan Rfc atau Rfd. Rumus untuk menentukan RQ adalah sebagai berikut:
I
= ……
Rfc
Keterangan :
- Intake = Dari rumus yang telah didapatkan pada Analisis Pajanan
- Rfc = Nilai Referensi Agen Resiko pada pemajanan inhalasi.
B. Pembangunan Pasar Angso Duo Modern Jambi

1. Identifikasi Bahaya
 Tahap Pra Operasi
Tahap Pra Operasi merupakan tahap awal dari pembangunan pasar modern
Angso Duo di Kota Jambi. Pada Tahap Pra Operasi ini identifikasi risiko
dilakukan pada saat pembangunan dilakukan yaitu dengan melakukan
sosialisai terhadap masyarakat sekitar dan menganalisis dampak yang akan
terjadi karena pasar dibangun diatas permukaan Sungai Batang Hari.

 Tahap Operasi
Tahap Operasi merupakan tahap saat pembangunan dilaksanakan pada tahap
ini identifikasi risiko yang dilakukan adalah kondisi sungai Batang Hari
yang akan dipakai untuk mendirikan Pasar Angso Duo Kota Jambi. Dan
kekuatan Bangunan yang akan dibangun.
 Tahap Pasca Operasi
Pada tahap Pasca Operasi atau sesudah operasi pembangunan Pasar Modern
Angso Duo Kota Jambi identifikasi resiko yang dilakukan adalah kekuatan
bangunan pasar Angso Duo Kota Jambi agar tidak runtuh dikemudian hari.

2. Analisis Dosis Respon


 Merkuri (Hg)
Analisis dosis respon merkuri terdapat pada proses Pembangunan Pasar
Modern Kota Jambi adalah Merkuri ini merupakan agen resiko yang tersebar
melalui inhalasi.
3. Analisis Pajanan
Analisis Pajanan pada pembangunan pasar modern Angso Duo Kota Jambi
adalah logam merkuri. Logam merkuri merupakan salah satu logam agen risiko
yang menggunakan perhitungan Intake Non Karsinogenik & Karsinogenik yaitu
1. Intake Non Karsinogenik (Jalur Inhalasi) ]
C × R × Fe × Dt
Ink =
Wb ×Tavg
Keterangan:
- Ink = Intake (Jumlah konsentrasi agen resiko (mg) yang masuk kedalam
tubuh manusia dengan berat badan tertentu (kg) setiap harinya.
- C ( Concentration) = Konsentrasi agen resiko pada air bersih/minum pada
makanan
- R (Rate) = Laju konsumsi atau banyaknya volume air atau jumlah berat
makanan yang masuk setiap jamnya
- fe ( Frequency of Exposure) = Lamanya atau jumlah hari terjadinya pajanan
setiap tahunnya
- Dt (Duration time) = Lamanya atau jumlah tahun terjadinya pajanan.
- Wb (Weight of Body) = Berat Badan Manusia/Kelompok/populasi kelompok
- tavg (time average) = Periode waktu rata-rata untuk efek non karsinogen
4. Karakterisasi Resiko
Tingkat resiko merupakan komponen integral dari tahap-tahap analisis resiko.
Adapun karakterisasi resiko dari pembangunan pasar modern Angso Duo Kota
Jambi adalah
Tingkat resiko yang digunakan untuk efek non karsinogenik dinyatakan dalam
notasi Risk Quotient untuk melakukan karakterisasi risiko untuk efek non
karsinogenik dilakukan perhitungan dengan membandingkan/ membagi intake
dengan Rfc atau Rfd. Rumus untuk menentukan RQ adalah sebagai berikut:
I
= ……
Rfc
Keterangan :
- Intake = Dari rumus yang telah didapatkan pada Analisis Pajanan
- Rfc = Nilai Referensi Agen Resiko pada pemajanan inhalasi.
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, LHY. Tahun Tidak Diketahui. Analisis Reklamasi Pantai dan


Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Diakses pada Rabu, 18 Desember
2019
Dewi, Kusuma Dahlia, dkk. 2014. Izin Lingkungan Dalam Kaitannya Dengan
Penegakan Administrasi Lingkungan dan Pidana Lingkungan
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH). Diakses pada Rabu, 18
Desember 2019

Djainal, Hery. Tahun Tidak Diketahui. Reklamasi Pantai dan Pengaruhnya


Terhadap Lingkungan Fisik di Wilayah Kepesisiran Kota Ternate. Diakses
pada Rabu, 18 Desember 2019
Kementrian Kesehatan. 2012. Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan.
Diakses pada Rabu 18 Desember 2019
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018. Diakses pada Rabu, 18 Desember
2019
Sandi, Febriya. 2013. Implementasi Penerbitan Izin Lingkungan Menurut
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
Diakses pada Rabu, 18 Desember 2019.
Sumantri, Jajang. 2016. Minyak Mentah Hasil Pengeboran Ilegal Bahayakan
Kesehatan. Diakses pada Rabu, 18 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai