Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL ILMIAH KONSEPTUAL

MEMPELAJARI ISI BUKU SASTRA UNTUK ANAK KELAS 4 SD

Mata kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen pengampu:

Dra.Hartati, M.Pd

Disusun Oleh:

Amabelista permata cinta (1401418379)


Rombel H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
MEMPELAJARI ISI BUKU SASTRA UNTUK ANAK KELAS 4 SD

Oleh : Amabelista Permata Cinta

Jurusan PGSD, Universitas Negeri Semarang

Abstak

Bangsa Indonesia kaya akan berbagai hasil karya sastra, seperti puisi, prosa dan drama.
Kata sastra terbentuk dari bahasa sansekerta = susastra, yaitu su yang artinya indah, baik.
Sas artinya aturan atau nasihat, atau agama, dan tra artinya alat. Jadi sastra berarti alat untuk
menyampaikan aturan, ajaran, nasihat, atau agama dengan menggunakan bahasa atau hal-hal
yang indah dan baik. Keindahan hasil karya sastra itu ditentukan oleh isi yang terkandung
dalam karangan atau bahasa yang dipergunakan oleh sang penyair (dalam puisi) atau sang
penulis (dalam prosa dan drama). Hasil-hasil karya sastra adalah puisi, prosa, dan drama.
PENDAHULUAN

Kegiatan membaca buku sastra harusnya menjadi suatu kebiasaan kita sebagai Negara
yang berbudaya. Kecintaan terhadap membaca buku sastra akan menumbuhkan kehidupan
kita menjadi lebih baik Melalui membaca, seorang akan merasakan perubahan pada dirinya.
Karena salah satu fungsi bacaan adalah mampu mempengaruhi orang-orang yang
membacanya. Membaca buku bisa mempengaruhi dan mengubah pola pikir dan pola tindak
seseorang. Seseorang sudah bisa dikatakan pembaca yang “berhasil”, bila terjadi perubahan
pada dirinya. Perubahan itu mengarahkan seseorang menjadi penulis. Jadi jelaslah bahwa
dengan membaca seseorang akan mempunyai pola pikir yang berbeda dengan yang lainnya
dengan membaca dia akan mengubah karakternya, dan tidak memungkiri kemungkinan
setelah dia banyak membaca buku sastra dan sebagainya dia akan menjadi penulis.
Adapun tujuan dari artikel ini antara lain : 1. Untuk mendeksripsikan konsep dari buku
sastra, dan 2. manfaat belajar buku sastra untuk anak kelas 4 SD.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bangsa Indonesia kaya akan berbagai hasil karya sastra, seperti puisi, prosa dan drama.
Kata sastra terbentuk dari bahasa sansekerta = susastra, yaitu su yang artinya indah, baik.
Sas artinya aturan atau nasihat, atau agama, dan tra artinya alat. Jadi sastra berarti alat untuk
menyampaikan aturan, ajaran, nasihat, atau agama dengan menggunakan bahasa atau hal-hal
yang indah dan baik. Keindahan hasil karya sastra itu ditentukan oleh isi yang terkandung
dalam karangan atau bahasa yang dipergunakan oleh sang penyair (dalam puisi) atau sang
penulis (dalam prosa dan drama).

Hasil-hasil karya sastra adalah puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah hasil karya sastra
berupa karangan terikat. Sebuah puisi diikat oleh bait-bait yang tersusun dari baris-baris
berupa kalimat yang mampu membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan
makna khusus. Dengan banyak membaca dan mempelajari puisi, kita dapat menikmati
keindahan bahasa yang tertuang dalam puisi sehingga akan melatih kepekaan nilai rasa.
Sedangkan prosa adalah karangan bebas. Dengan membaca karya sastra prosa seperti cerpen,
novel atau esai, akan melatih daya pemahaman kita terhadap isi cerita karena bahasa prosa
dekat dengan bahasa sehari-hari. Sedangkan drama adalah karangan yang dipentaskan.
Penggambaran kehidupan dalam drama melalui peran dan dialog (cakapan) para tokoh.
Dengan menyaksikan pementasan sebuah drama, dapat melatih kita dalam berakting atau
bermain peran seperti gambaran situasi dalam cerita yang dipentaskan.

Ada empat manfaat belajar sastra, yaitu:

1. Membantu Keterampilan Berbahasa


Meliputi: kemampuan menyimak pembacaan karya sastra, kemampuan berbicara dengan
bermain peran atau menanggapi isi cerita, kemampuan membaca melalui kegiatan
membaca puisi dan cerpen, dan kemampuan menulis puisi dan cerpen serta karya sastra
lainnya.

2. Meningkatkan Pengetahuan Budaya


Sastra adalah bagian dari kebudayaan. Sebuah karya sastra memuat unsur-unsur
kebudayaan, sehingga dapat mengetahui budaya suatu masyarakat.

3. Mengembangkan Cipta dan Rasa


Mengembangkan cipta dan rasa yang berkaitan dengan kecakapan yang bersifat indra,
penalaran, afektif , sosial dan religius. Sekaligus mengembangkan kepekaan rasa dan
emosi.

4. Menunjang Pembentukan Watak atau Karakter


Dengan belajar memahami berbagai karakter tokoh cerita. Kita dapat menentukan
karakter baik dan buruk. Dan mendayagunakan pengetahuan, memperkaya rohani,
menjadi manusia yang berbudaya dan belajar mengungkapkan sesuatu dengan baik.

Dalam  pembelajaran sastra  untuk pembelajaran di SD secara garis besar di bagi menjadi
tiga yaitu puisi, drama, dan prosa.
 PUISI
Pengertian puisi
 Karya sastra terdiri atas 2 jenis, yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut karangan
bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Puisi adalah jenis sastra, sedangkan sajak
adalah individu puisi. Oleh karena itu, kedua istilah itu jangan dicampur adukkan
pemakaiannya.
Puisi di bagi menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru
Puisi lama
1. Mantra, adalah puisi lama yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan gaib yang
biasanya diajarkan atau diucapkan oleh pawang untuk menandingi kekuatan yang lain.
2. Bidal, adalah bahasa berkias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus-halusnya,
hingga orang lain yang mendengarkan harus mendalami dan meresapi arti serta maksud
dalam hatinya sendiri, biasanya berisi nasihat, sindiran, peringatan, dan sebagainya.
Menurut penggunaannya bidal bisa diklasifikasikan menjadi: pepatah, perumpamaan,
tamsil, ibarat, amsal, pemeo, peribahasa, ungkapan, dan perumpamaan.
3.  Peribahasa, adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan mengisahkan
maksud tertentu. Yang termasuk ke dalam jenis peribahahasa ini adalah ungkapan,
perumpamaan, ibarat, tamsil.
4. Pepatah, adalah kiasan tepat yang berupa kalimat sempurna dan pendek, pada mulanya
dimaksudkan untuk mematahkan pembicaraan orang lain.
5.  Perumpamaan, adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakikat
berbeda, tetapi sengaja dianggap sama (secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata
pembanding umpama, bak, bagai, seperti, ibarat, dsb).
6.   Ibarat, adalah perbandingan dengnan seterang-terangnya dengan keadaan alam
sekitarnya, yang mengandung sifat puisi di dalamnya.
Puisi baru
1.     Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
2.     Tersina, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
3.      Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
4.      Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
5.      Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
6.      Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
7.      Stanza/Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain
atau puisi delapan seuntai).
8.      Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua
bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.
9.      Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-
nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama maupun puisi baru.
Unsur-Unsur Karya Sastra Puisi
Pada dasarnya unsur-unsur yang terdapat dalam puisi tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur
yang terdapat karya sastra prosa, namun secara fisik dan teknik penggunaan bahasa memang
memungkinkan terjadi perbedaan yang mencolok antara puisi dan prosa. Di antara unsur-
unsur intinsik puisi adalah: tema, amanat, bait, baris, enjambemen, irama, bahasa, gaya
bahasa, citraan/imagery, neveauk, plot, setting, penokohan, perwatakan, dan point of view.
Kelima unsur terakhir (plot, setting, penokohan, perwatakan, dan point of view) itu jika
memang terdapat dalam sebuah puisi.
a. Tema, adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi jiwa dan dasar
cerita. Tema bisa dibedakan menjadi tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah tema
yang merupakan pusat pikiran sebuah cerita atau karya sastra, sedangkan tema minor
merupakan tema yang bisa dilihat dari susut pandang tertentu. Dalam sebuah tema mayor
bisa terdapat beberapa tema minor. Bagi seorang pengarang tema ada sebelum mengarang
tetapi bagi seorang pembaca tema ada sesudah membaca karangan ataukarya sastra.
b. Amanat, adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
c. Bait/strophe, adalah kebulatan arti dan irama dalam kuplet atau karangan yang berbentuk
puisi, misal: sebait pantun terdiri atas empat baris, sebait gurindam terdiri atas dua baris.
Enjambemem, adalah perloncatan baris; baris kalimat yang mempunyai tugas ganda untuk
menghubungkan bagianyanbg mendahuluinya dan bagian yang berikutnya.
d. Irama, adalah berturut-turut secara teratur; turun naik (pada bunyi, lagu) yang beraturan;
alunan yang terjadi karena perulanngan dan penggantian bunyi dalamarus panjang pendek
bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada (dalam puisi); ritma; wirama; irama
juga merupakan tenaga gaib yang menimbulkan perasaan tertentu kepada manusia dan dapat
menimbulkan gaya keindahan sebuah puisi.
e.  Bahasa, yang dimaksud bahasa meliputi diksi (pilihan kata), gaya bahasa/majas, dan
makna konotasi/denotasi yang ditimbulkan oleh penggunaan gaya bahasa dan penetapan
diksi dalam karya puisi. Tentang gaya bahasa/majas akandibahas dalam bab tersendiri.
f.  Citraan, merupakan gambaran
PROSA
 Pengertian Prosa
Prosa lama atau lebih dikenal sebagai sastra klasik atau satra kuno  merupakan cerminan
kehidupan masyarakat lama. Ciri-ciri kehidupan masyarakat lama ini menjadi cirri-ciri dari
sastra klasik itu sendiri.
Ciri-ciri karya sastra klasik
a.  Bersifat komunal, yakni menjadi milik bersama.
b.  Anonim, tidak diketahui siapa nama penggubahnya/pengarangnya.
c. Bersifat sangat kurang dinamis, yakni gerak perubahannya sangat lambat, sehingga jika
dilihat dari sudut masyarakat sekarang seolah-olah kelihatan statis.
d.  Pada umumnya bersifat irasional, kejadian-kejadian yang digambarkan kurang atau
bahkan tidak masuk akal.
e.  Bersifat istanasentris, karena sebagian besar ceritanya berkisar pada kehidupan keluarga
dalam lingkungan istana.
f.  Sastra lama pada umumnya memberikan pengajaran/pendidikan baik yang bersifat
didaktis moral maupun didaktis religius.
g.  Bersifat simbolis, sebagian besar ceritanya disajikan dalam bentuk perlambang.
h.  Bersifat tradisional, yaitu mempertahankan kebiasaan atau adat yang berlaku sesuai
dengan keadaan zamannya.
i.   Klise imitatif, yakni kebiasaan tiru-meniru yang tetap saja turun-temurun.
j.   Sastra lama sebenarnya tidak menceritakan manusia, melainkan menceritakan sifat-sifat
universal manusia (baik-jahat, cerdik-bodoh, adil-lalim, dsb).
Unsur-unsur Karya Sastra Prosa
     Semua bentuk karya sastra tersusun dari dua unsur pembangun, yaitu unsur intinsik dan
unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur karya sastra yang menmbangun tubuh karya
sastra dari dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Sedangkan Unsur esktrinsik merupakan
unsur pembangun karya sastra yang berasal dari luar tubuh karya sastra itu. Unsur-unsur
intrinsik karya sastra prosa adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini.
a. Tema, yaitu pusat cerita, atau ide pokok yang mendasari penulisan sebuah cerita.
b.  Amanat, yaitu pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
c.   Plot / Alur, adalah jalinan peristiwa yang membentuk ceritaa)      
d.   Penokohan, adalah penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
e.    Karakteristik, adalah perwatakan tokom dalam cerita.
g.    Setting, adalah latar belakang penceritaan; latar cerita.
h.  Suspense dan Foreshadowing
Suspense, adalah bagian cerita yang mampu membuat pembaca merasakan ketegangan
setelah mengikuti atau menyaksikan konflik mental dan konflik sosial yang tajam.
Foreshadowing, merupakan kelanjutan dari suspense, yaitu pembayangan tentang apa yang
akan terjadi kemudian dalam cerita.
i.   Limited Fokus dan Unity
Limited Fokus, adalah bagian cerita yang paling dipentingkan dari semua jalinan cerita yang
ada; dapat dikatakan merupakan pusat cerita. Sedangkan unity merupakan kesatuan atau
kepaduan yang terdapat dalam sebuah cerita.
j. Bahasa, yaitu bahasa apakah yang dipergunakan; bagimana kandungan makna
denotasi/konotasi, ambiguitas maknanya, interferensi bahasa asing/ daerah yang terdapat
dalam karya sastra tersebut.
k. Gaya Bahasa/Majas, yang dimaksudkan adalah gaya bahasa apa saja yang sering
dipergunakan oleh penngarang dalam menulis ceritanya (personifikasi, metonimia, alegori,
sinekdok, hiperbola,dll).
Sedangkan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik sebuah karya sastra prosa adalah
1.       Nilai Sosial
2.       Nilai Kejiwaan
3.       Nilai Moral
4.       Nilai Ekonomi
5.       Nilai Politik
6.       Nilai Filosofi/Religius
DRAMA
Pengertian Drama
       Drama berisi dialog antara beberapa tokoh disertai akting yang sesuai dengan
petunjukpemeranan. Oleh karena itu, dalam membaca drama kamu hendaknya dapat berlaku
sebagai tokoh yang kamu perankan.
Unsur-unsur dalam drama meliputi tokoh dan sifatnya, latar, tema, alur/jalan cerita, dan
amanat.
1.      Tokoh dan sifatnya
Tokoh adalah pelaku dalam drama.
2.       Latar
Latar adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa.
3.      Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan naskah drama.
4.       Alur atau jalan cerita
Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita (drama) yang saling berhubungan.
Alur terdiri atas sebagai berikut.
a.   Eksposisi atau pemaparan, yaitu pengarang mulai mengenalkan tokohtokohnya.
b.   Pertikaian, yaitu tahap alur yang menggambarkan mulai adanya pertikaian, baik
antartokoh maupun pada diri seorang tokoh.
c.        Klimaks, yaitu tahap alur yang menggambarkan bahwa persoalan yang dihadapi
tokoh mencapai puncaknya.
d.      Leraian, yaitu tahap alur yang menggambarkan bahwa persoalan mulai menurun
e.       Penyelesaian, yaitu tahap yang menggambarkan bahwa persoalan selesai.
       Apabila tahap-tahap di atas disajikan oleh pengarang secara urut dari tahap pemaparan
hingga penyelesaian, dinamakan alur maju. Apabila tahap-tahap alur di atas disajikan secara
mundur, disebut alur mundur. Apabila disajikan secara gabungan antara maju dengan
mundur, dinamakan alur gabungan.
5.      Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam drama. Amanat
berhubungan erat dengan tema. Amanat dapat dirumuskan setelah tema berhasil dirumuskan
Sebelum menceritakan isi drama, mari kita mengetahui apa itu drama. Drama adalah karya
sastra yang dipentaskan. Dengan kata lain, drama ialah karya sastra dalam bentuk dialog
yang lebih diperuntukkan ditampilkan di atas panggung pertunjukkan. Agar dapat bercerita
dengan baik, pelajari pula unsur-unsur drama berikut ini.
SIMPULAN

Dalam mempelajari sastra tidak akan terlepas dari bahasa, dan sastra pun dapat digunakan
sebagai sarana belajar bahasa. Selain itu juga, makna sastra begitu luas. Bukan hanya yang
sudah terurai di atas saja, melainkan belajar sastra pun mampu mengasah ragam kecerdasan.
Kecerdasan timbul karena kita mampu memanfaatkan dan memperkaya waktu dan
wawasan. Salah satu hal yang mampu membangkitkan kecerdasan kita dalam bersastra ialah
dengan membaca, terutama membaca karya-karya sastra orang lain.

SARAN

Dengan adanya artikel ini semoga minat membaca anak meningkat dan tumbuh kreatifitas
untuk menciptakan karya sastra baik puisi, drama maupun prosa sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA

http://amiraelqibtyii.blogspot.com/2014/06/materi-pembelajaran-sastra-sd-kelas_7.html
http://fikrismartezian.wordpress.com/contoh-karya-tulis-untuk-sma/
http;//kumpulanpendidikan.blogspot.com/2013/07makalah-tentang-penggunaan-bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai