Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGOKOHKAN EMPAT PILAR KEBANGSAAN SEBAGAI


IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

NAMA : EKA HANDAYANI


NPM : 17120040

DOSEN PEMBINGBING
FONAHA HULU SH,MK

MATA KULIAH KEWIRAAN


PROGRAM AKUNTANSI
STIE BINA KARYA TEBING TEBING TINGGI
TA 2017/2018
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa adanyaempat
pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negara-bangsa Indonesia. Bahkan
beberapa partai politik dan organisasi kemasyarakatan telah bersepakat dan bertekaduntuk
berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa tersebut. Empat pilar
dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun program kerja dan dalam
melaksanakan kegiatannya. Empat pilar tersebut adalah
(1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) NegaraKesatuan Republik Indonesia dan
(4) Bhinneka Tunggal Ika . Meskipun hal ini telah menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya
sebagian besar rakyat Indonesia, masih ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah
sekedar berupa slogan-slogan, sekedar suatu ungkapan indah, yang kurang atau tidak bermakna
dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut
sekedar sebagai jargon politik. Yang diperlukan adalah landasan riil dan konkrit yang dapat
dimanfaatkan dalam persainganmenghadapi globalisasi. Untuk itulah perlu difahami secara
memadai makna empat pilar tersebut, sehingga kita dapat memberikan penilaian secara tepat, arif
dan bijaksana terhadap empat pilar dimaksud, dandapat menempatkan secara akurat dan
proporsional dalam hidup bermasyarakat, berbangsadan bernegara.
Berikut disampaikan secara singkat (a) arti pilar, (b) pilar Pancasila, (c) pilar UUD1945, (d) pilar
Negara Kesatuan Republik Indonesia, (e) pilar Bhinneka Tunggal Ika, serta (f) peran dan fungsi empat
pilar dimaksud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara. Namun sebelumnya, ada
baiknya bila kita merenung sejenak bahwa di atas empat pilartersebut terdapat pilar utama yakni
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17Agustus 1945. Tanpa adanya pilar utama
tersebut tidak akan timbul adanya empat pilar dimaksud. Antara proklamasi kemerdekaan, Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika dilukiskansecara indah dan nyata dalam lambang negara Garuda
Pancasila.Sejak tahun 1951, bangsa Indonesia, dengan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun
1951,menetapkan lambang negara bagi negara-bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Ketetapan tersebut dikukuhkan dengan perubahan UUD 1945 pasal 36A yang
menyebutkan: ” Lambang Negara  ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika”.
Lambang negara Garuda Pancasila mengandung konsep yang sangat esensial danmerupakan
pendukung serta mengikat pilar-pilar dimaksud. Burung Garuda yang memiliki 17 bulu pada
sayapnya, delapan bulu pada ekornya, 45 bulu pada leher dan 19 bulu pada badan dibawah perisai,
menggambarkan tanggal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perisai yang digantungkan di dada Garuda menggambarkan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara,
ideologi bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sementara itu Garuda mencengkeram pita
yang bertuliskan ”Bhinneka Tunggal ika” menggambarkan keanekaragaman komponen bangsa yang
harus dihormati, didudukkan dengan pantas dan dikelola dengan baik. Dengan demikian terjadilah
suatu kesatuan dalam pemahaman dan mendudukkan pilar-pilar tersebutdalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia mengandung konsep dan
prinsip yang sangat mendasar yakni keinginan merdeka bangsa Indonesia dari segala macam
penjajahan. Tidak hanya merdeka atau bebas dari penjajahan fisik tetapi kebebasan dalam makna
yang sangat luas, bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas dalam beragama, bebas dari rasa
takut,dan bebas dari segala macam bentuk penjajahan modern.
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengertian dari empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara?
2.      Mengapa disebut empat pilar kebangsaan?
3.      Bagaimana sejarah terbentuknya empat pilar?
4.      Apa saja yang termasuk empat pilar kebangsaan?
5.      Bagaimana peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa?

1.3  Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
1.      Menjelaskan pengertian dari empat pilar kebangsaan.
2.      Mengetahui dasar penamaan empat pilar kebangsaan.

3.      Mengetahui sejarah terbentuknya empat pilar kebangsaan.


4.      Mengetahui empat pilar kebangsaan.
5.      Mengetahui peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa

1.4  Manfaat
Dari tujuan diatas duharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1.      Memberikan pemahaman kepada para pembaca lebih mendalam mengenai empat pilar
kebangsaan.
2.      Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya empat pilar
kebangsaan dalam membentuk karakter bangsa.
3.      Memberikan informasi serta dapat dijadikan pedoman bagi tenaga kependidikan
mengenai peranan penerapan empat pilar kebangsaan.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Setelah ada amanat UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD pasal 15 ayat 1 hurup
e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang-Undang Dasar.
Sertamerta berbagai wacana baik dari unsur pemerintahan maupun organisasi politik dan
kemasyarakatan, mulai mengungkap bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat
kesepakatan yang disebut sebagai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat pilar ini
adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. BIla tiang ini rapuh
maka bangunan akan mudah roboh. Empat tiang penyangga ditengah ini disebut soko guru yang
kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman tenteram dan memberi
kenikamtan. Empat pilar itu pula, yang menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup bernegara.
Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga merasa tenteram dan bahagia.
Empat pilar tersebut juga fondasi / dasar dimana kita pahami bersama kokohnya suatu bangunan
sangat bergantung dari fondasi yang melandasinya. Dasar atau fondasi bersifat tetap, statis
sedangkan pilar bersifat dinamis. Salah satu tugas dari MPR adalah Sosialisasi Empat pilar bernegara
yang diamanatkan dalam UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Pasal 15 ayat (1)
huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang Undang Dasar.

2.2 Dasar Penamaan Empat Pilar Kebangsaan


Pilar Bhineka Tinggal Ika sebagai perekat kehidupan berbangsa bernegara karena :
1. Empat  pilar tersebut melambangkan aspek- aspek penting tercapainya kesatuan dan persatuan
baik pada masa penjajahan, mempertahankan kemerdekaan hingga saat ini.
2. Empat pilar tersebut merupakan harga mati kehidupan berbangsa bernegara, yang menjadikan
dan menyadarkan kita bahwa kita adalah warga Negara Republik Indonesia.
3. Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara - bangsa Indonesia yang pluralistikdan
cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu mengakomodasi keanekaragaman yangterdapat dalam
kehidupan negara - bangsa Indonesia.
4. Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki
konsep,prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di seantero
wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilarkehidupan
berbangsa dan bernegara.
5. Undang-Undang Dasar suatu negara ialah bagian dari hukum dasar negara itu. dan hukumlahyang
mengatur agar kehidupan masyarakat menjadi tertib, tenteram dan damai.- Terbentuknya Negara
Kesatuan merupakan cita-cita para pendiri bangsa.

2.3       Sejarah Terbentuknya Empat Pilar Kebangsaan


Sejarah berdirinya NKRI
A.    Berita Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu dan Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua dan
Muda Yang Melahirkan Peristiwa Rengasdengklok.
Pada Agustus 1945 setelah mengetahui bahwa Jepang telah menyerah terhadap sekutu,maka
golongan pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Jln.Pegangsaan Timur 56
Jakarta.Dengan juru bicara Sutan Syahrir, para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta
segera memperoklamasikan kemerdekaan saat itu juga, lepas dari campur tangan Jepang. Bung
Karno tidak menyetujui usul para pemuda karena Proklamasi Kemerdekaan ituperlu dibicarakan
terlebih dahulu dalam rapat PPKI, sebab badan inilah yang ditugasi untuk mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menolak pendapat Bung Karno sebab PPKI itu buatan Jepang,
menyatakan kemerdekaan lewat PPKI tentu Akan dicap oleh Sekutu bahwa kemerdekaan itu
hanyalah pemberian Jepang,para pemuda tidak ingin kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai
hadiah dari Jepang. Bung Karno berpendapat lain, bahwa soal kemerdekasan Indonesia datangnya
dari pemerintah Jepang atau dari hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri, tidaklah menjadi
soal,karena Jepang toh sudah kalah. Masalah yang lebih penting adalah menghadapi sekutu yang
berusaha mengambalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Karena itu memperoklamasikan
kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi, atas dasar itulah Bung Karno
menolak usul para pemuda. Dikarenakan perbedaan pendapat tersebut, maka pada tanggal 16
Agustus 1945 sekitar pukul 04.00 dini hari, Ir. Sukarno dan Drs Moh Hatta dibawa ke
Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di pantai utara Kabuoaten Krawang Jawa Barat, dengan
tujuan untuk mengamankan kedua tokoh pimpinan tersebut agar tidak mendapat tekanan atau
pengaruhdari Jepang, inilah yang dimaksud dengan peristiwa Rengasdengklok. Keberangkatan
SukarnoHatta ke Rengasdengklok dikawal oleh Sukarni, Yusuf Kunto,dan Syodanco Singgih.
Rengasdengklok dipilih karena dianggap aman dan daerah tersebut telah dikuasai oleh tentara PETA
dibawah pimpinan Codanco Subeno. Sementara itu di Jakarta terjadi perundingan antara para
pemuda dengan Mr. Ahmad Subardjo selaku wakil golongan tua yang menjabat sebagai penasehat
dalam tubuh PPKI. Dalam perundingan tersebut dicapai kata sepakat bahwa proklamasi akan
dilaksanakan di Jakarta.Pada sore harinya, tanggal 16 Agustus 1945 Mr.Ahmad Subardjo datang ke
Rengasdengklok dan mendesak para pemuda agar membawa kembali Sukarno Hatta ke Jakarta.
Setelah ada jaminandari Mr.Ahmad Subardjo bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan
esok hari selambat- lambatnya jam 12, maka para pemuda bersedia membawa kembali kedua tokoh
tersebut kembali ke Jakarta.

B.     Perumusan Teks Proklamasi


            Setelah sampai di Jakarta, malam itu juga Sukarno Hatta mengumpulkan para anggota
PPKI dangolongan pemuda. Meraka berkumpul di Jln. Imam Bonjol no.1, dirumah
Laksamana Mudamaeda, kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta.Dalam
pertemuan di rumah Maeda, disepakati agar Sukarno Hatta menemui Mayjen Nisyimura yang
menjabat sebagai kepala pemerintahan Umum Angkatan Darat Jepang untuk menjajagi sikap
resmi Jepang terhadap rencana proklamasi kemerekaan Indonesia. Ternyata Nisyimura tetap
memegang teguh tugasnya menjaga status Quo di Indonesia, dengan pengertian bahwa tidak
boleh ada perubahan apapun di Indonesia sampai pasukan sekutu datang, dan jepang hanya
akan menyerahkan kekuasaan kepada Sekutu.  Akhirnya Sukarno Hatta  kembali kerumah
Maeda dan mengadakan pertemuan dengan hasil keputusan Proklamasi kemerdekaan
akantetap dilaksanakan dengan atau tanpa persetujuan Jepang.
Melalui berbagai pembicaraan dengan pemimpin pemimpin Indonesia, diputuskan dua
halsebagai berikut :
Pertama : Diputuskan untuk segera merumuskan teks/naskah proklamasi ,adapun
yangmerumuskan adalah Sukarno, Hatta dan Ahmad Subardjo,setelah naskah selesai
dirumuskan dan disetujui isinya, terjadilah perdebatan tentang siapa yang akan
menandatangani naskah proklamasi, yang akhirnya atas usul pemuda Sukarni, teksproklamasi
ditandatangani oleh Sukarno Hatta atas nama bangsa Indonesia, naskah kemudian diketik
oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan dari hasil tulisantangan Sukarno sebagai
konsep, yaitu:
1.      Kata tempoh diubah menjadi tempo
2.      Djakarta 17-8-’05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
3.       Wakil wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama bangsa Indonesia.Naskah
yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang dianggap naskah yang otentik.
Kedua : diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan oleh
Ir.Sukarno di kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.

C.     Pelaksanaan Proklamasi Dan Penyebarluasannya


Semula sukarni mengusulkan agar teks proklamasi kemerdekaan dibacakan di lapangan
Ikada(sekarang Monas), dengan maksud agar seluruh bangsa Indonesia mengetahuinya, akan
tetapi Ir.Sukarno tidak sependapat, karena pembacaan ditempat tsb akan mengundang
bentrokan antara rakyatdengan pemerintah militer Jepang, dengan alasan tsb, maka disepakati
proklamasi akan dilaksanakan di kediaman Ir. Sukarno dan dibacakan oleh Sukarno
Hatta.Tepat hari jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, ini merupakan
peristiwa sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sesudah naskah
proklamasi selesai dibacakan, acara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka merah putih
oleh Pemuda Suhud dan eks sudanco Latif Hendraningrat dengan disaksikan segenap yang
hadir, upacara diakhiridengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam suasana yang sangat
sederhana itu telah sampailah bangsa Indonesia ke ambang pintu kemerdekaannya. Satu
persatu hadirin meninggalkan tempat dengan tenang dan dengan tekat bulat untuk
mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun hanya berlangsung singkat, namun peristiwa proklamasi kemerdekaan
mengandung arti yang sangat penting dan membawa perubahan yang sangat besar dalam
kehidupan bangsaIndonesia, yaitu :

1.      Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untukmencapai


kemerdekaannya
2.      Dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untukmenentukan
nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.
3.      Proklamasi merupakan jembatan emass untuk menuju masyarakat yangadil dan
makmur.
Teks proklamasi yang telah dirumuskan tanggal 16 Agustus 1945 dan dibacakan tanggal
17Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke kantor pusat pemberitaan
pemerintah jepang yang bernama Domei (sekarang kantor berita antara). Para pejuang
dikantor berita Domei antara lain Adam Malik,Rinto Alwi, Asa Bafaqih dan. P.Lubis.
Pada tanggal17 Agustus 1945, sekitar pukul 18.30 WIB, wartawan kantor berita Domei yang
bernamanSyarifudin berhasil masuk ke gedung siaran radio Hoso Kanzi Kyoku (sekarang
RRI), uantukmenyampaikan teks proklamsi dan pada pukul 19.00 berhasil disiarkan.Berita
Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui media surat kabar atau pers.
“Harian Suara Asia” di Surabaya adalah Koran pertama yang menyiarkan proklamasi.
Kemudian disusul oleh “Harian Cahaya Bandung” yang memuat pembukaan UUD. Para
pemuda yang berjuang lewat pers antara lain BM DiAH, Sukarjo Wiryopranoto, Iwa
KusumaSumantri, KiHajar Dewantoro, Otto Iskandar Dinata, GSSJ Ratulangi, Adam Malik,
Sayuti Melik, MadikinWonohito, Sumanang SH, Manai Sopiaan, Ali Hasyim dan lain
lainnya. Usaha usaha lain untuk menyebarkan berita proklamasi adalah melalui penyebaran
danpemasangan pamflet, plakat, poster, coretan coretan pada tembok dan kereta api. Dengan
demikian dalam waktu yang tidak lama berita proklamasi kemerdekaan Indonesia
segeratersebar ke seluruh Indonesia dan ke dunia luar.
D.     Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, maka para
pejuangbangsa Indonesia mulai menata kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
menyusun alatkelengkapan Negara. Usaha menyusun alat kelengkapan Negara antara lain
dilakukan melalui :
a.       Sidang PPKI yang I, tanggal 18 Agustus 1945, keesokan harinya setelah proklamasi
dengankeputusan :1. Mengesahkan UUD 19452. Memilih presiden dan wakil presiden3.
Untuk sementara waktu tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
b.      Sidang PPKI yang kedua, tanggal 19 Agustus 1945 ,dengan keputusan :1. menetapkan
12 kementrian2. membagi wilayah RI menjadi 8 propinsi yang dikepalai oleh Gubernurc.
Sidang PPKI yang ketiga, tanggal 22 Agustus 1945, dengan keputusan :
1.Membentuk Komite Nasional Indonesia yang akan berfungsi sebagai Dewan
PerwakilanRakyat yang berkedudukan di Jakarta, dengan ketuanya Mr. Kasman
Singodimejo.
2.Membentuk Partai Nasional Indonesia, yang ditetapkan sebagai satu satunya partai
diIndonesia, namun hal ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan
yangmenghendaki agar masyarakat diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik, hal ini
mendorong keluarnya maklumat pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 no X yang
berisitentang pembentukan partai partai politik.
3.Membentuk Badan Keamanan Rakyat, yang beranggotakan para pemuda bekas
HEIHO,PETA dan KNIL, dan anggota anggota badan semi militer lainnya. Pada tanggal 5
oktober 1945 pemerintah membentuk Tentara keamanan Rakyat (TKR),sebagai panglimanya
diangkat Supriyadi, namun karena tidak pernah muncul, makaposisinya digantikan oleh
Sudirman, sedangkan sebagai kepala staf umum diangkatlah Oerip Sumoharjo. Nama TKR
kemudian diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI),sesuai dengan maklumat
pemerintah 26 Januari 1946, dan pada tanggal 7 Juni 1947nama TRI diubah menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI).

2.4  Empat Pilar Kebangsaan


1.  Pancasila
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki
fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal yang mengharuskan seluruh
peraturan perundang-undangan berlandaskan pada Pancasila (sering disebut sebagai sumber
dari segala sumber hukum), Pancasila juga bersifat filosofis. Pancasila merupakan  dasar
filosofis dan sebagai perilaku kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan falsafah negara dan
pandangan/cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional. Sebagai dasar negara dan
sebagai pandangan hidup. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan
dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.  Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter
masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena kedudukan dan fungsinya yang sangat fundamental bagi negara dan bangsa
Indonesia, maka dalam pembangunan karakter bangsa, Pancasila merupakan landasan utama.
Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam
pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat subtansial, pembangunan
karakter bangsa memiliki makna membangun manusia dan bangsa Indonesia yang
berkarakter Pancasila. Berkarakter Pancasila berarti manusia dan bangsa Indonesia memiliki
ciri dan watak religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan mengutamakan kesejahteraan
rakyat. Nilai-nilai fundamental ini menjadi sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter bangsa.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Derivasi nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Oleh karena itu, landasan kedua yang harus
menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa adalah norma konstitusional UUD 1945.
Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan
menjadi norma konstitusional bagi negara Republik Indonesia.
Keluhuran nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memancarkan tekad dan
komitmen bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan pembukaan itu dan bahkan tidak
akan mengubahnya. Paling tidak ada empat kandungan isi dalam Pembukaan UUD 1945
yang menjadi alasan untuk tidak mengubahnya. Pertama, di dalam Pembukaan UUD 1945
terdapat norma dasar universal bagi berdiri tegaknya sebuah negara yang merdeka dan
berdaulat. Dalam alinea pertama secara eksplisit dinyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak
segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan itu dengan tegas menyatakan
bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan oleh karena itu, tidak boleh lagi ada
penjajahan di muka bumi. Implikasi dari norma ini adalah berdirinya negara merdeka dan
berdaulat merupakan sebuah keniscayaan. Alasan kedua adalah di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat norma yang terkait dengan tujuan negara atau tujuan nasional yang merupakan
cita-cita pendiri bangsa atas berdirinya NKRI.
Tujuan negara itu meliputi empat butir, yaitu (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia,  (2) memajukan kesejahteraan umum, (3)  mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Cita-cita itu sangat luhur dan tidak akan
lekang oleh waktu. Alasan ketiga, Pembukaan UUD 1945 mengatur ketatanegaran Indonesia
khususnya tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan. Alasan keempat adalah karena
nilainya yang sangat tinggi bagi bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagaimana tersurat
di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan dasar negara yaitu Pancasila.
Selain pembukaan, dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat norma-norma konstitusional
yang mengatur sistem ketatanegaraan dan pemerintahan Indonesia, pengaturan hak asasi
manusia (HAM) di Indonesia, identitas negara, dan pengaturan tentang perubahan UUD 1945
yang semuanya itu perlu dipahami dan dipatuhi oleh warga negara Indonesia. Oleh karena
itu, dalam pengembangan karakter bangsa, norma-norma konstitusional UUD 1945 menjadi
landasan yang harus ditegakkan untuk kukuh berdirinya negara Republik Indonesia.

3.  NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)


Kesepakatan yang juga perlu ditegaskan dalam pembangunan karakter bangsa adalah
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karakter yang dibangun
pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat dan memperkukuh
komitmen terhadap NKRI, bukan karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi
menggoyahkan NKRI. Oleh karena itu, rasa cinta terhadap tanah air (patriotisme) perlu
dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa. Pengembangan sikap demokratis dan
menjunjung tinggi HAM sebagai bagian dari pembangunan karakter harus diletakkan dalam
bingkai menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme), bukan untuk
memecah belah bangsa dan NKRI. Oleh karena itu, landasan keempat yang harus menjadi
pijakan dalam pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap NKRI.
4. Bhineka Tunggal Ika
Landasan  selanjutnya yang mesti menjadi perhatian semua pihak dalam pembangunan
karakter bangsa adalah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu bertujuan
menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa
Indonesia, bangsa yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur dalam keadilan”
dengan dasar negara Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945
Keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan suatu keniscayaan
dan tidak bisa dipungkiri oleh bangsa Indonesia.  Akan tetapi, keberagaman itu harus
dipandang sebagai kekayaan khasanah sosiokultural, kekayaan yang bersifat kodrati dan
alamiah sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa  bukan untuk dipertentangkan, apalagi
dipertantangkan (diadu antara satu dengan lainnya) sehingga terpecah-belah. Oleh karena itu,
semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dapat menjadi  penyemangat bagi terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

5. Peran Empat Pilar Kebangsaan dalam Membentuk Karakter Bangsa


Karakter adalah  nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata
berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,
olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter
merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Karakter bangsa
adalah  kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran,
pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku  berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah
hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa
Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku  berbangsa dan bernegara
Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.

Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan


untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar  dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan
nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis,
berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi,
pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama  seluruh
komponen bangsa dan negara.
            Berikut ini merupakan beberapa sikap yang mencerminkan karakter bangsa,
diantaranya:
1.    Saling menghormati dan menghargai,
2.    Rasa kebersamaan dan tolong menolong,
3.    Rasa kesatuan dan persatuan,
4.    Rasa peduli dalam bermasyarakat berbangsa dan Negara,
5.    Adanya moral dan akhlak dan di landasi nilai-nilai agama,
6.    Perilaku dan sifat-sifat kejiwaan dan saling menghormati dan menguntungkan,.
7.    Kelakuan dan tingkah laku menggambarkan nilai-nilai agama, hukum, dan budaya, serta
8.    Sikap dan prilaku menggambarkan nilai-nilai kebangsaan, dan sebagainya.
Selain itu pula, untuk membangun karakter bangsa diperlukan sikap menjunjung tinggi
beberapa nilai, seperti:
§  Nilai kejuangan,
§  Nilai semangat,
§  Nilai kebersamaan atau gotong royong,
§  Nilai kepedulian atau solider,
§  Nilai sopan santun ,
§  Nilai persatuan dan kesatuan,
§  Nilai kekeluargaan, serta
§  Nilai tanggungjawab, dan sebagainya.

Faktor Membangun Karakter Bangsa, diantaranya sebagai berikut:


Agama,
 Normatif (Hukum dan peraturan yang berlaku),
 Pendidikan,
 Ideologi,
 Kepemimpinan,
 Lingkungan,
 Politik,
 Ekonomi, dan
 Sosial Budaya.

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Empat pilar kebangsaan merupakan suatu tiang dalam mengantisipasi kemajemukan bangsa
Indonesia ini. Hal ini sesuai dengan suatu rumusan sangat indah yang tertera dalam
Penjelasan UUD 1945 sebagai berikut:
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah di
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke
arah kemajuan adab, budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Rumusan yang terdapat dalam Penjelasan UUD 1945 adalah sebagai prinsip dalam kita
mengantisipasi keanekaragaman budaya bangsa dan dalam mengantisipasi globalisasi yang
mengusung nilai-nilai yang mungkin saja bertentangan dengan nilai yang diemban oleh
bangsa sendiri. Semoga dengan berpegang teguh pada konsep dan prinsip yang terkandung
dalam Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia makin kokoh dan makin
berkibar.
3.2 Saran
Empat pilar kebangsaan ini diharapkan tidak hanya bersifat teoritis saja. Namun, harus di
implementasikan oleh bangsa kita. Agar tidak hanya seperti angin yang berlalu saja.

Daftar Pustaka 

1. B P 7 Pusat, Pancasila sebagai Ideologi. BP 7 Pusat.


2. Franz Magnis – Suseno, Etika Politik, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
3. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
4. Sujamto, Revitalisasi Budaya Jawa, Effhar & Dahara Prize, Semarang.
5. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila, Yayasan Cipta Lokia Caraka,
Jakarta.
6. The New Book of Knowledge.

Anda mungkin juga menyukai