Resume AIK IV
Resume AIK IV
Disusun Oleh:
Semester IV A
2020
KARYA MONUMENTAL UMAT ISLAM
DALAM BIDANG IPTEK
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron: 190-191)
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (QS. Mujadillah: 11 )
Bagi umat Islam, kedua ayat tersebuth merupakan ayat Ke Maha Kuasaan dan
Keagungan Allah SWT. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan), seperti kitab-kitab
suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an), maupun ayat-ayat
kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari,
diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu/akal) akan semakin
mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala
eksistensi. Jadi Agama dan Ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain.
Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi pokok yang sama pentingnya. Keduanya
saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik
dan integratif. Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran
terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang prinsip-
prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau
paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern
tersebut.
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam.
Keterangan Tentang apa arti Islam, berasal dari kata kerja aslama, yang berarti
“menyerahkan diri” itu, sebenarnya cukup banyak dijumpai dalam Al-Qur’an sendiri.
(Prof. M. Damwan Raharjo, 1996: 141) jadi, orang Islam atau di sebut dengan muslim
adalah orang yang selalu menyerahkan diri kepada robnya dan siap patuh dan tunduk
kepada ajarannya. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 berikut:
dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam. (Qs. Al-Anbiya: 107)
Islam diturunkan untuk membawa kebaikan, kedamaian dan keselamatan bagi
seluruh penduduk bumi. Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT kepada Muhammad
SAW sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya. Allah menjelaskan dalam Al
Quran, bahwasannya barang siapa yang mencari agama selain Islam, maka sekali-kali
tidak akan diterima agama tersebut, sebab segala kesempurnaan agama telah ada pada
Islam itu sendiri.( ayat )
Islam adalah agama yang cinta damai dan memberi kebaikan atas segala
permasalahan di muka bumi. Islam memberi solusi, Islam memberi perubahan dan
kemuliaan atas kehidupan makhluk di muka bumi. Inilah yang menjadi alasan mengapa
Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Beberapa fakta yang menjelaskan bahwa Islam
adalah rahmat bagi semesta alam adalah sebagai berikut:
Manusia diciptakan oleh Allah dimuka bumi salah satunya adalah sebagai khalifah yang
memakmurkan bumi. Melalui pengamalan ajaran agama Islam yang benar maka manusia
akan bijaksana dalam mengelola bumi, memanfaatkan bumi serta menjadi pemimpin atas
bumi dan segala isinya.
Kesalahan dari tingkah laku manusia dalam mengelola bumi dan alam semesta akan
berdampak pada bencana yang disebabkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Inilah
salah satu ajaran dalam Islam yang jarang dipahami oleh ummat Islam itu sendiri.
Islam adalah agama yang cinta damai, mengutamakan keadilan yang berujung pada
kesejahteraan. Inilah ajaran agama yang telah ditunaikan oleh Rasulullah dan juga pada
masa kekhalifahan, sehingga betul-betul terbukti Islam adalah rahmat bagi semesta
alam.Islam menjadi solusi atas segala persoalan makhluk di muka bumi. Islam adalah
agama yang komprehensif. Mengatur segala macam permasalahan kehidupan.Tak ada
agama yang sangat detail mengurusi semua permasalahan pemeluknya kecuali Islam.
Islam menjadi satu-satunya solusi bagi kehidupan. Barang siapa yang memilih Islam
sebagai solusi dalam kehidupan mereka, maka mereka orang-orang yang selamat atas
segala bahaya dunia dan bahaya akhirat.Islam sebagai agama dakwah sekaligus
keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Sejak diutusnya Nabi Muhammad sebagai rasul, beliau menanamkan, menata dan
memperbaiki umat saat itu dengan ajaran Islam, hingga kerusakan akidah dan moral umat
saat itu berubah pada kemulian. Dakwah Rasulullah SAW tersebut diteruskan oleh para
sahabat (Khulafaurrasyidin). Mulai pada masa Khalifah Umar bin Khatab, Islam telah
berkembang sampai ke Persia, Syam dan Maroko. Masyarakat muslim saat itu benar-
benar merasakan keadilan Islam. Islam semakin berkembang setelah itu, yaitu di bawah
naungan Bani Umayah dan Bani Abasiyah yang kemudian diteruskan oleh Khilafah
Turki Utsmani. Di bawah naungan Bani Umayah dan Bani Abasiyah Islam mencapai
puncak kejayaan, wilayah Islam yang terbentang dari Arab, Persia, Romawi, Eropa dan
daratan Asia di bawah naungan Islam selama empat abad. Islam saat itu benar-benar
tergambarkan di seluruh aspek kehidupan. Hukum Islam tegak, kehidupan masyarakat
tertata rapi, bangunan mesjid berdiri megah, pusat-pusat kesehatan bertebaran di mana-
mana, pusat-pusat keilmuan berdiri di setiap sudut kota. Kebutuhan hidup rakyat,
misalnya pendidikan dan kesehatan diperoleh secara gratis, biaya ditanggung oleh
Khalifah Islam saat itu. Rasulullah adalah manusia pilihan Allah yang diberi tugas untuk
menyampaikan wahyu yang telah disampaikan padanya. Rasul berusaha untuk
menyelamatkan manusia dari dzulumat menuju nur. Ketika misi kerasulullan sudah
berhenti (tidak ada lagi), maka yang mengemban tugas dakwah adalah umat Islam, misi
dakwah tersebut menghantar penganutnya mencapai predikat Khair Ummah (umat
terbaik). Sehingga dakwah Islam menjangkau seluruh penjuru dunia dan berlanjut sampai
akhir zaman. Yang akhirnya Islam dapat mewujud sebagai rahmat li’ alamin. Dakwah
merupakan ruh kehidupan agama Islam. Islam tidak akan tegak melainkan dengan
dakwah, Mengaktualisasikan ajaran Islam, seperti. Keadilan, perdamaian adalah
keniscayaan untuk mencapai kejayaan Islam.. Begitu juga dengan kemunkaran tidak akan
lenyap dari kehidupan masyarakat apabila tidak ada dakwah. Dakwah Islam yang
membawa misi rahmatan lil ’alamiin, bukan hanya untuk umat muslim tetapi juga
sebagai limpahan rahmat untuk seluruh alam. Untuk mendapatkan limpahan rahmat
tersebut tentunya harus dimulai dari umat Islam itu sendiri dengan cara melakukan
introspeksi dan membenahi diri sebagai bentuk keteladanan (khair ummah), dengan
menyebarluaskan ajaran dan pemahaman Islam yang membangun, yang berbudaya luhur,
berperadaban tinggi dan bertanggung jawab dengan cara-cara yang bijaksana yang
berdasarkan Al-Quran dan Hadits bukan dengan cara-cara radikalisme atau anarkisme.
Islam sebagai agama dakwah disebarluaskan oleh para nabi dan rasul kepada umat
manusia melalui kegiatan dakwah tidak melalui kekerasan atau pun kekuatan senjata.
Islam tidak membenarkan kepada pemeluknya untuk melakukan pemaksaan kepada umat
manusia, agar mereka mau memeluk agama Islam dan sekaligus tidak membenarkan
mereka menghalangi kegiatan dakwah Islam sebab masuknya hidayah ke kalbu manusia
merupakan hidayah dari Allah SWT.
Ekstern :
1. Berpindahnya para ilmuwan dari orang non Arab (Persia, Yunani, dan lain-lain) ke
Baqdad untuk menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa Arab.
Pada masa Daulah Abbasiyyah kehidupan peradaban Islam sangat maju. Sehingga
pada masa itu dikatakan sebagai jaman keemasan Islam. Karena kaum muslim sudah sampai
pada puncak kemuliaan, baik kekayaan, bidang kekuasaan, politik, ekonomi dan keuangan
lebih lagi dalam bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan agama maupun
pengetahuan umum mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai ilmu telah lahir. Hal
ini dikarenakan antara lain :
a) Penerjemahan buku berbahasa asing. Seperti halnyaYunani, Mesir, Persia, India dan lain-
lain kedalam bahasa Arab dengan sangat gencar.
b) Penelitian dan pengkajian yang dilakukan oleh kaum muslimin itu sendiri.. Buku-buku
yang diterjemahkan antara lain : Ilmu kedokteran, Kimia, Ilmu Alam, Mantiq (logika),
Filsafat, Al Jabar, Ilmu Falaq, Matematika, Seni dan lain-lain. Penerjemahan dan
penelitian tersebut pada umumnya dilakukan pada masa pemerintahan Abu Ja’far, Harun
ar Rosyid – Al Makmum dan Mahdi. Lebih-lebih pada masa pemerintahan Harun Ar
Rosyid. Beliau sangat serius dalam memajukan pengetahuan tersebut, sehingga
didirikanlah lembaga ilmu pengetahuan yang diberi nama “Baitul Hikmah”.
i) Sebagai pusat penerjemahan penelitian dan pengkajian ilmu perpustakaan serta lembaga
pendidikan
l) (Perguruan Tinggi).
p)
2. Penguasa (khalifah) memberikan peluang kepada orang-orang non Arab untuk
menduduki jabatan.
Sikap khalifah memberikan peluang kepada orang non arab untuk ikut andil dalam
pemerintahannya merupakan suatu bentuk kebajikan bagi khalifah bahwa tidak ada beda
antara orang arab dan non araab. Misalnya pada masa pemerintahan abbasiyah orang
non-arab mendapat fasilitas dan menduduki jabatan strategis.
3. Stabilitas politik yang kondusif
Stabilitas politik atau bisa disebut juga dengan keseimbangan politik adalah menjadi
titik pusat bagaimana suatu bangsa atau negara mengalami kemajuan. Indikasinya bahwa
suatu negara mengalami kemajuan setidaknya mempunyai pertumbuhan ekonomi yang
stabil, tingkat partisipasi yang tinggi serta kelembagaan politik yang didukung sepenuh
hati. Pertumbuhan ekonomi yang stabil menjadi implikasi atas pembangunan ekonomi
yang sesuai dengan karakter negara yang bersangkutan, hal ini tentu saja bersinggungan
dengan bagaimana politik mengatur perekonomian negara tersebut. Dengan demikian jika
dalam politik telah stabil, dengan sendirinya baik pembangunan dalam bidang ekonomi
juga akan baik sehingga bisa mendukung sektor-sektor lainnya. Apabila suatu negara
telah mencapai stabilitas politik maka negara tersebut telah mencapai stabilitas dalam
pemerintahan dan juga stabilitas dalam kehidupan yang demokratis. Stabilitas
pemerintahan sendiri ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik,
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Inilah yang dilakukan oleh umat
islam dahulu dengan menciptakan kesetabilan politik. sehingga pada saat itu islam
mengalami kemajuan.
4. Kemajuan ekonomi, munculnya industri-industri dan perdagangan sampai ke dunia luar.
Ekonomi memiliki peranan yang signifikan dalam menopang peradaban Islam itu
sendiri, umpamanya pada masa Dinasti Abbasyiah, banyak dibangun industri-industri
baik pertambangan maupun pengolahan untuk memperkuat bidang perekonomian.
Banyak kota yang dibangun sebagai pusat–pusat industri. Contohnya, Basrah sebagai
pusat industri gelas dan sabun; Kufah sebagai industri tekstil; Khazakstan sebagai
industri sutera; Damaskussebagai industri pakaian jadi dari sutra bersulam; dan Syam
sebagai pusat industri keramik dan gelas berukir. Akan tetapi, ketika Dinasti Abbasiyah
tidak dapat mempertahankan kekuasaan yang berujung pada keruntuhan dinasti,
peradaban Islam menjadi redup bak ditelan zaman termasuk umat Islam mengalami
banyak sekali kerugian seperti aset berharga di bidang ilmu pengetahuan. Kemunculan
kerajaan-kerajaan Islam pasca keruntuhan Dinasti Abbasiyah pada abad pertengahan
memberikan udara segar untuk dunia Islam, karena kerajaan-kerajaan tersebut mampu
mewakili kemajuan Islam pada masa itu. Banyak aspek yang telah berhasil didongkrak
yang kemudian membawa kembali nama Islam melambung tinggi sebagaimana pada
masa rasulullah maupun Dinasti Abbasiyah, salah satunya adalah pada bidang ekonomi.
Sebagaimana yang dilakukan kerajaan Mughal di India pada masa itu yang mampu
menguasai perekonomian dunia dengan jaringan pemasaran mencapai Eropa.
Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam Dalam Iptek
Dr. Yusuf Qardhawi merincikan 9 kegagalan sepanjang abad ke-20 yang merupakan
faktor internal yang inheren terhadap kemunduran umat Islam saat ini. 9 faktor (Dr.
Yusuf Qardhawi 2001: 167) tersebut adalah sebagai berikut :
Hancurnya ke khalifahan
Kekalahan melawan proyek Zionisme
Kegagalan di Bidang Pembangunan dan Pertumbuhan
Kegagalan dalam Usaha Membebaskan Diri dari Dependensi Barat
Kegagalan dalam Syura, kebebasan Publik, dan Hak Asasi Manusia
Kegagalan dalam mempersatukan Umat
Kegagalan dalam Mewujudkan keadilan social
Kegagalan dalam Masalah Perempuan
Kegagalan di Bidang Pendidikan Moral Umat
Dari kesembilan faktor kegagalan umat Islam saat ini di atas, akan dititik tekankan
beberapa faktor saja, di antaranya adalah:
Hancurnya ke khalifahan
Khalifah Islamiah berawal setelah Rasulullah saw wafat, yaitu sejak pemerintahan
Khulafaurrasyidin, dilanjutkan pemerintahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, serta
beberapa kerajaan lain sebelum runtuhnya kerajaan Islam yang terakhir, yaitu keraj,aan
Turki Utsmaniyyah. Khilafah Islamiyyah merupakan kekuatan umat Islam yang amat
menggetarkan pihak Barat. Khalifah adalah pengganti Rasulullah saw dalam mentadbir
dan memerintah negara Islam, sekaligus sebagai pemimpin bagi umat Islam secara
keseluruhan. Setelah beberapa abad menguasai dua pertiga dunia dan dapat mengukir
sejarah beradaban dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai saat itu,
yang kemudian sistim kekhalifahan secara resmi dibubarkan pada 3 Maret 1924 M
bertepatan dengan 27 Rajab 1342 H oleh Mustafa Kemal Atartuk. Kerajaan Islam
terakhir yang mampu bertahan sehingga jatuhnya Khilafah Islamiyyah ini adalah
Kerajaan Utsmaniyyah. Runtuhnya khalifahan inilah merupakan menjadi salah satu
penyebab runtuhnya kemajuan umat islam.
Kekalahan melawan proyek Zionisme
Zionis merupakan nama bagi siapa saja yang menjadi penganut atau pendukung
dari gerakan kembalinya kaum yahudi ke bukit sion atau zion di Palestina. Zion
merupkan sebuah nama bukit yang terletak di sbelah barat yerusalem. Dalam sejarah
disebutkan nama zionis merupakan sebutan lain dari orang yahudi yang bersifat netral.
Pada 1 mei 1776, Nathan Bernbaum menamakan gerakan politiknya dengan nama Zionis.
Kemudian Zionis ini menjadi nama suatu gerakan yang dibentuk dan dicetuskan oleh
Nathan Bernbaum dan orang-orang Yahudi Sekuler untuk merebut Palestina dan
mendirikan sebuah negara Israel di sana dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Gerakan
Kaum zionis inilah yang berupaya dengan berbagai macam cara untuk mengancurkan
Islam, dari berbagai macam tipu daya yang mereka gerakkan seperti, embargo senjata
dan ekonomi, perdagangan bebas, menerapkan politik devide et impera (politik belah
bambu), seperti menghembuskan isu Sunni-Syiah, menanam spionase di setiap organisasi
Islam, membangkitkan radikalisme, hingga meracuni umat dengan pemikiran liberal,
termasuk merusak generasi muda Islam dengan narkoba dan pornografi. Itulah sebagian
cara yang ditempuh Zionis Internasional dalam menghancurkan isalam. Dengan kekuatan
terselubung dan tak tersentuh, seperti menggunakan banyak “baju” untuk mengelabui
atau berkedok dewa penolong, tak tahunya langsung menikam ke jantung kekuatan umat
Islam. Karana itu bagi umat Islam, waspadailah gerakan meraka terutama pemuda-
pemuda Islam. Selama ini umat islam kalah dengan tipu daya mereka (orang-orang
zionis).
Kegagalan di Bidang Pembangunan dan Pertumbuhan
Pembangunan dan pertumbuhan merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah
dan berencanaan melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat. pembangunan dan pertumbuhan secara sederhana diartikan
sebagai suatu perubahan tingkat kesejahteraan secara terukur dan alami. Perubahan
tingkat kesejahteraan ditentukan oleh dimensi ekonomi, politik dan hukum, sementara
perubahan alami ditentukan oleh siapa yang berperan dalam perubahan itu. Kegagalan
umat islam dalam pembangunan baik di bidang ekonomi, sosil, politik dan hukum sangat
berpengaruh sekali terhadap kemajuan umat islam.
Kegagalan dalam mempersatukan Umat
Salah satu tantangan umat islam terbesar adalah mepersatukan umat Islam,
persatuan umat Islam selama ini sepertinya sulit di wujudkan, penyakit ini selalu ada
seiring dengan perjalanan umat manusia di muka bumi sebagai hasil dari pemahaman
yang keliru, sifat egois, mengikuti hawa nafsu, pandangan yang picik, tidak membedakan
antara hal terpenting dengan hal penting, dan faktor-faktor lainnya. Fenomena pepecahan
telah mencapai puncaknya pada zaman ini, dimana perbedaan pemikiran berubah menjadi
medan pertempuran berdarah yang memecah umat terpisah menjadi serpihan-serpihan
kecil. Kaum Muslim mengkafirkan satu sama lain, semua berjalan dalam koridor parsial
dan hal-hal sepele, sementara isu-isu yang jauh lebih penting dan persoalan yang
berkaitan dengan nasib umat islam dan masa depannya berubah menjadi urusan yang
terpinggirkan. Sehingga Sering ummat Islam ribut dan bertengkar karena masalah
furu’iyah/cabang akhirnya terpecah-belah dan mudah ditaklukkan musuh. umat Islam
tidak bersatu tapi berpecah-belah. Padahal ummat Islam diperintahkan untuk bersatu.
Allah sudah mengingatkan dalam ayatnya bahwa umat islam dilarang untuk berpecah
belah sebagai mana tertera dalam QS. Ali Imran : 103. Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.
Kegagalan dalam Mewujudkan keadilan sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keadilan tampak dalam berbagai bentuknya.
Keadilan berarti menghukum orang sesuai dengan kesalahannya, atau memberi ganjaran
sesuai perbuatan baiknya. Orang yang adil adalah yang tidak berbuat curang untuk
kpentingan sediri. Keadilan berarti juga pembagian hasil sesui dengan kebutuhan dan
sumbangannya dalam perposes sosial. Keadilan tampak dalam sikap hakim yang
memutuskan perkara berdasarkan hukum dan kebenaran. Dan keadilan atau kezaliman
bisa sangat tampak pada perilaku pemimpin dan pemerintahan yaang mengambil
keputusan yang menyangkut kepentingan dan hak-hak masyarakat banyak. Keadilan
sangat tampak dalam permasalahan pemenuhan atau pelanggaran hak-hak asasi maneusia
atau dalam pemeliharaan atau perusakan lingkungan hidup. (Prof. M. Damwan Raharjo,
1996: 389-390).
Keadilan tentu tidak terlepas dari hukum karena hubungan antara keadilan dan
hukum sangatlah erat. Keadilan bisa ditegakkan disebabkan adanya kukum. jika hukum
tidak ada, keadilan tidak akan bisa diwujudkan. Hukum sebagai suatu instrumen yang
keberadaannya sangat dibutuhkan dan melekat pada setiap kehidupan sosial masyarakat.
Hukum diperlukan untuk mewujudkan dan menjaga tatanan kehidupan bersama yang
harmonis. Tanpa adanya aturan hukum, maka kehidupan masyarakat akan tercerai-berai
dan tidak dapat lagi disebut sebagai satu kesatuan kehidupan sosial yang harmonis.
Norma hukum dapat berupa sebagai suatu perintah ataupun larangan yang bertujuan agar
setiap individu anggota masyarakat dalam melakukan sesuatu tindakan yang diperlukan
untuk menjaga harmoni kehidupan bersama atau sebaliknya agar masyarakat tidak
melakukan suatu tindakan yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat itu sendiri.
Jika tindakan yang diperintahkan itu tidak dilakukan atau dengan kata lain suatu larangan
dilanggar maka keseimbangan harmoni masyarakat akan terganggu.
Karakteristik hukum sebagai norma atau kaidah selalu dinyatakan berlaku secara
umum dan universal yang dikenal dengan asas equality before the law persamaan di
depan hukum untuk siapa saja dan dimana saja dalam wilayah negara tanpa membeda-
bedakan dari segi dan sisi apapun atau tidak berlaku secara diskriminatif kecuali jika
dalam pelaksanaannya ada oknum aparat penegak hukum dalam struktur hukum telah
memberlakukan hukum itu sendiri secara diskriminatif.
Kedamaian tersebut dapat diartikan bahwa di satu pihak terdapat ketertiban antar
pribadi yang bersifat eksteren dan dilain pihak terdapat ketentraman pribadi interen.
Demi tercapainya suatu ketertiban dan kedamaian maka hukum berfungsi untuk
memberikan jaminan bagi seseorang agar kepentingannya diperhatikan oleh setiap orang
lain. Jika kepentingan itu terganggu maka hukum harus melindunginya serta setiap ada
pelanggaran hukum. Oleh karenanya hukum itu harus dilaksanakan dan ditegakan tanpa
membeda-bedakan atau tidak memberlakukan hukum secara diskriminatif.
Dengan demikian, dalam upaya untuk menjaga ketertiban kehidupan
bermasyarakat maka hukum harus ditegakan ditandai bahwa setiap kejahatan dan
pelanggaran terhadap hukum harus mendapatkan sanksi sesuai dengan tingkat kejahatan
dan pelanggaran itu sendiri. Sanksi terdiri atas berbagai macam bentuk yang bertujuan
memberikan keadilan tidak saja kepada korban tetapi juga sebagai tata nilai yang
merekatkan tatanan kehidupan bermasyarakat.
Selain keadilan, tujuan lain dari hukum yaitu adanya kepastian hukum dan
kemanfaatan. Namun keadilan adalah tujuan yang tertinggi dari hukum. Kepastian hukum
adalah bagian dan dibutuhkan sebagai upaya menegakkan keadilan. Dengan kepastian
hukum setiap perbuatan yang terjadi dalam kondisi yang sama akan mendapatkan sanksi.
Adapun kemanfaatan dilekatkan pada hukum sebagai alat untuk mengarahkan
masyarakat yang tentu saja tidak boleh melanggar keadilan.
Dalam praktek penegakan hukum yang sedang berlangsung saat ini, pengutamaan
nilai kepastian hukum lebih menonjol dibanding dengan rasa keadilan dan
kemanfaatannya. Dengan demikian apabila hukum lebih mengutamakan kepastian hukum
maka dengan sendirinya penegakannya akan menggeser nilai-nilai keadilan dan
kemanfaatan hukum demikian pula sebaliknya. Sehingga dalam penerapannya banyak
terjadi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan masalah penegakan hukum
dimana masyarakat merasa kecewa dengan adanya suatu putusan yang dinilai mencederai
rasa keadilan masyarakat dan hanya mementingkan penegakan hukum secara prosedural
semata..
Kegagalan dalam Masalah Perempuan
Posisi perempuan pada masa setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW berbeda
dengan sebelum diutusnya yaitu pada masa jahiliyah dimana pada waktu itu kedudukan
perempuan sangatlah hina, pada umumnya perempuan tertindas dan terkungkung
khususnya di lingkungan bangsa Arab, tetapi tidak menutup kemungkinan fenomena ini
menimpa di seluruh belahan dunia. Bentuk penindasan ini dimulai sejak kelahiran sang
bayi, aib besar bagi sang ayah bila memiliki anak perempuan. Sebagian mereka tega
menguburnya hidup-hidup dan ada yang membiarkan hidup tetapi dalam keadaan rendah
dan hina bahkan dijadikan sebagai harta warisan dan bukan termasuk ahli waris. Allah
subhanahu wata’ala berfirman :
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan,
hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. ia Menyembunyikan
dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya.
Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan
menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. ketahuilah, Alangkah buruknya apa
yang mereka tetapkan itu.” (An - Nahl: 58-59)
Agama Islam sebagai rahmatal lil’alamin, menghapus seluruh bentuk
kezhaliman-kezhaliman yang menimpa kaum wanita dan mengangkat derajatnya sebagai
martabat manusiawi. Dewasa ini, Dalih emansipasi atau kesamarataan posisi dan
tanggung jawab antara pria dan wanita telah semarak di panggung modernisasi. Sebagai
peluang dan jembatan emas buat musuh-musuh Islam dari kaum feminis dan aktivis
perempuan anti Islam untuk menyebarkan opini-opini sesat. “Pemberdayaan
perempuan”, “kesetaraan gender”, “kungkungan budaya patriarkhi” adalah sebagai
propaganda yang tiada henti dijejalkan di benak-benak wanita Islam. Dikesankan wanita-
wanita muslimah yang menjaga kehormatannya dan kesuciannya dengan tinggal di rumah
adalah wanita-wanita pengangguran dan terbelakang. Menutup aurat dengan jilbab atau
kerudung atau menegakkan hijab (pembatas) kepada yang bukan mahramnya,
direklamekan sebagai tindakan jumud (kaku) dan penghambat kemajuan budaya.
Sehingga teropinikan wanita muslimah itu tak lebih dari sekedar calon ibu rumah tangga
yang tahunya hanya dapur, sumur, dan kasur. Oleh karena itu agar wanita bisa maju,
harus direposisi ke ruang rubrik yang seluas-luasnya untuk bebas berkarya,
berkomunikasi dan berinteraksi dengan cara apapun seperti halnya kaum lelaki di masa
moderen ini.
Kegagalan di Bidang Pendidikan Moral Umat
Moral atau dalam kata lain disebut kesusilaan adalah keseluruhan norma yang
mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan
yang baik dan benar. Jadi pendidikan moral ditujukan untuk memagari manusia dari
melakukan perbuatan yang buruk yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada baik
itu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan berkarakter moral adalah
kunci untuk perbaikan sosial dan kemajuan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi
integritas nilai dan kemanusiaan. Harapan dari pendidikan berkarakter moral adalah
tercapainya keseimbangan antara pengetahuan dan moral. Model pendidikan moral
adalah cara berpikir mengenai proses caring, judging dan acting dalam konteks
pendidikan. Suatu model meliputi teori atau sudut pandang mengenai bagaimana manusia
berkembang secara moral dan mengenai sejumlah strategi atau prinsip untuk membantu
perkembangan moral. Dengan demikian suatu model dapat membantu untuk memahami
dan melakukan pendidikan moral. Kegagalan umat islam mendidik moral merupakan
salah satu penyebab mundurnya kemajuan islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya-Upaya Kebangkitan Kembali Umat Islam Dalam Bidang Iptek
Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kunci kemajuan. Semakin
baik kualitas iptek suatu bangsa atau negara, maka akan semakin baik pula kualitas
kehidupan bangsa atau negara tersebut. Sebaliknya semakin buruk kewalitas keilmuan
suatu bangsa maupun negara maka semaki buruk pula kehidupan bangsa maupun negara,
begitu pula yang sedang di hadapi kaum muslim saat ini, setelah beberapa abad silam
telah mewarnai umat islam dengan kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi yang kini
direbut oleh negara-negara kaum kuffar. Kini kaum muslimin jauh tertinggal dari mereka
tapi berlahan-lahan umat islam mau bangkit kebali dengan banyak cara atau jalan yang
mereka perbuat untuk kemajuan umat islam suapaya tidak jauh tertinggal dari mereka.
Prof. Baiquni dalam bukunya Al Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
menguraikan, ”Diantara sebab tertinggalnya umat Islam dalam bidang sains dan
teknologi adalah: Pertama, adanya dikotomi di kalangan ulama Islam yang mungkin
tidak begitu memahami atau salah faham terhadap buah fikiran Imam Al Ghazali,
sehingga mereka memisahkan ilmu-ilmu agama dari sains dan teknologi. Selain itu para
ulama terdahulu, mereka adalah pakar dalam bidang agama, dan juga sains. Adapun para
ulama agama sekarang tidak begitu menguasai sains, sehingga mereka mencoba
menjauhkan pengikut-pengikutnya dari pengaruh ahli ilmu kauniyah. Hal ini mereka buat
agar terbebas dari pertanyaan-pertanyaan krtitis murid-murid mereka, sedangkan mereka
tidak dapat menjawabnya. Kedua, embargo sains dan teknologi yang dibuat oleh negara-
negara maju terhadap negara-negara berkembang, lebih-lebih lagi negara umat Islam,
sehingga jumlah pakar sains di negara-negara Islam jauh lebih kecil dari pada yang ada di
negara-negara bukan Islam, Institusi pendidikan sains dan teknologi di negara-negara
Islam jauh lebih kecil dari pada yang ada di negara-negara bukan Islam.” (Baiquni,
Achmad, 1994).
Untuk tercapainya cita-cita membentuk peradaban dan membangkitkan kembali
kejayaan umat Islam yang pernah diraihnya membutuhkan waktu yang lama, bahkan
beberapa generasi. Namun bagaimanapun hal itu harus dimulai sejak sekarang. Dan
selain waktu yang lama juga dibutuhkan pemikiran yang mendalam dan intelektual
muslim yang berkualitas. Karenanya upaya ini harus senantiasa dikontinukan dan harus
ada pewarisan ide dan langkah kerja.
Intelektualitas muslim tidak cuma diartikan dengan munculnya muslim
berkualitas tinggi. Tapi juga membutuhkan kuantitas yang tidak sedikit. Kuantitas
intelektual ini terkait pada lapangan kerja dan tenaga ahli. Kurangnya tenaga ahli muslim
terkadang memaksa untuk tetap saja mengimpor sumber daya dari luar sedangkan orang
pribumi hanyalah menjadi penonton dinegeri sendiri.