Anda di halaman 1dari 63

x

Bus Persija Ditarik Sponsor Karena Negosiasi yang Lamban

Yuk Baca 


 JELAJAH(CURRENT)
 INDEPTH
 MILD REPORT
 CURRENT ISSUE

S T O P P R E S S !  Bertambah 107 Kasus, Total 686 Orang Positif Corona di Indonesia

1. Home 
2.  
3. Kesehatan
Dokter Bersatu di Perancis Gugat
Pemerintah yang Abaikan COVID-19

Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe didampingi Menteri Junior untuk reformasi
pensiun Laurent Pietraszewski dan Menteri Kesehatan dan Solidaritas Agnes Buzyn
berbicara kepada para wartawan setelah pembukaan konferensi mengenai dana
pensiun antara perwakilan negara Prancis dan mitra sosial di Paris, Kamis (30/1/2020).
(Charles Platiau/Pool via AP)
Oleh: Restu Diantina Putri - 24 Maret 2020

Dibaca Normal 2 menit


Pemerintah Perancis dianggap melakukan 'kebohongan negara' dalam mengelola krisis
atas bencana kesehatan COVID-19.
tirto.id - Lebih dari 600 dokter di Perancis yang menamakan diri C19 menggugat mantan
Menteri Kesehatan Agnès Buzyn dan Perdana Menteri Édouard Philippe ke pengadilan, 19
Maret lalu. Gugatan dilayangkan setelah seorang dokter meninggal akibat pandemi Corona
COVID-19.

Kedua politikus ini dianggap melakukan 'kebohongan negara' dalam mengelola krisis yang
timbul karena COVID-19. Para praktisi ini menuduh Agnès Buzyn dan Édouard Philippe
tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlambat penyebaran
pandemi di Perancis meskipun mereka sadar akan bahayanya.

Buzyn bahkan sempat mengeluarkan pernyataan 'meremehkan' terkait penyebaran virus ini.

“Risiko penularan virus ini di tengah populasi sangat rendah. Impor penularannya dari
Wuhan hampir sama dengan nol,” kata Agnes Buzyn pada 24 Januari, saat masih menjabat,
mencoba meyakinkan publik betapa kecilnya potensi pandemi ini.

Berdasarkan dokumen pengadilan, pemicunya berawal dari kelangkaan masker di pasaran.


“Masker wajah akan didatangkan pada akhir Februari, kata pemerintah kepada para tenaga
medis. Dan mereka percaya saja,” ujar Fabrice Di Vizio, kuasa hukum C19, seperti
dilansir Le Figaro. Namun hingga awal Maret, masker tak kunjung datang. Pemerintah mulai
mengatakan tidak butuh masker.

“Itu bohong. Kenyataannya, kami tidak memiliki persediaan,” tambah Di Vizio.

Baca juga:

 Dampak Corona: Potensi Jadwal Liga Perancis 2020 Selesai Agustus


 Klub-Klub Liga Perancis Bisa Bangkrut Gara-gara Pandemi Corona

Pemerintah Perancis lantas berjanji akan menyiapkan masker wajah secara efektif. Namun
persediaan masker yang datang tak cukup.

Investigasi kriminal, menurut Di Vizio, penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
informasi yang disembunyikan dari pemerintah Perancis. Hal tersebut untuk menentukan
tanggung jawab dan peran masing-masing pihak dalam kegagalan mitigasi bencana
kesehatan di negera itu.

Masih melansir Le Figaro, saat ini pengaduan tersebut tengah dipelajari Komisi Pengaduan.
Mereka akan mengirimnya ke Komite Investigasi. Selanjutnya, komite yang terdiri dari
sejumlah hakim akan melanjutkannya ke tingkat penyelidikan.

C19 menggugat berdasarkan pasal 223-7 dari hukum pidana, yang berbunyi: Siapa pun
yang secara sukarela menahan diri untuk tidak mengambil atau memprovokasi tindakan
yang memungkinkan, tanpa risiko untuknya atau untuk sebagiannya, untuk memerangi
bencana yang cenderung menimbulkan bahaya bagi keselamatan pribadi maupun publik,
dihukum dua tahun penjara dan denda 30 ribu euro.

Salah Satu Kasus Tertinggi di Dunia


Kemarahan para tenaga medis ini makin memuncak ketika mengetahui ada perusahaan
Perancis yang memproduksi masker justru untuk Inggris. Menurut Di Vizio, berdasarkan
wawancara dengan surat kabar Le Monde, Buzyn tahu perkara ini “tapi tidak melakukan
apa-apa.”

Buzyn diwawancarai oleh Le Monde pada 17 Maret. Saat itu ia mengaku “yang paling
pertama tahu apa yang terjadi di Cina,” negara pertama COVID-19 menyebar. Buzyn lantas
mengatakan bahwa ia memberitahu situasinya kepada para pejabat terkait. “Pada 11
Januari, saya mengirim pesan kepada Presiden (Emmanuel Macron) tentang situasi saat ini.
Pada 30 Januari saya memperingatkan PM Edouard Philippe bahwa pemilu mungkin saja
dibatalkan.”

Baca juga:

 Puan Maharani Diminta Potong Gaji Anggota DPR untuk Tangani Corona
 Telat Tangani Corona COVID-19, Pemerintahan Jokowi Bisa Digugat?

Menurut persatuan dokter, pemerintah seharusnya dapat bertindak lebih cepat sejak 30
Januari, ketika Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus ini sebagai epidemi.
Mereka menganggap pemerintah semestinya melakukan antisipasi dengan, misalnya,
membeli massal alat pelindung diri (APD) berupa masker wajah, baju hazmat, goggles, dan
sarung tangan. Pemerintah juga semestinya mengikuti rekomendasi WHO untuk
melakukan screening sistematis.

Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan isolasi kepada mereka yang tidak menunjukkan
gejala namun berpotensi menjadi carrier (pembawa) virus. “Ini berhasil di Korea Selatan dan
seharusnya bisa ditiru di Eropa,” ujar Di Vizio.

Per 23 Maret, menurut John Hopkins University & Medicine, kasus positif COVID-19 di salah
satu negara Eropa Barat itu mencapai 16.937, dengan korban meninggal mencapai 674 dan
pasien sembuh 2.200.

Jumlah tersebut menempatkan Perancis di peringkat ketujuh negara dengan kasus COVID-
19 positif terbanyak di dunia, persis di bawah Iran. Angkanya lebih banyak dari Korea
Selatan yang mencapai 8.961 kasus. Sementara untuk kasus meninggal, Perancis
menempati peringkat kelima terbanyak.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan menarik lainnya Restu Diantina Putri
(tirto.id - Kesehatan)

Penulis: Restu Diantina Putri


Editor: Rio Apinino

 Subscribe Now

Mengabaikan peringatan WHO, pemerintah Perancis


telat tangani krisis pandemi COVID-19

#
Jokowi

71%

25%

4%
Nadiem

74%

21%

5%
Ridwan Kamil

58%

38%

4%
Erick

64%

33%

3%
Donald Trump

36%

60%

4%

Populer

Tes Corona COVID-19: Ironi Nasib Kawula & Pejabat Indonesia 1


Menuju Puncak Covid-19 di Indonesia, Pemerintah Bisa Apa? 2
Dokter Bersatu di Perancis Gugat Pemerintah yang Abaikan COVID-19 3
Acara 'Dahsyat' di RCTI: Dipuja Penonton 'Alay', Ditutup karena TNI 4
APD Tak Merata, Tenaga Kesehatan di Daerah Jalani "Misi Bunuh Diri" 5
Peta Sebaran 579 Kasus Positif Corona, 49 Meninggal & APD dari Cina 6
Telat Tangani Corona COVID-19, Pemerintahan Jokowi Bisa Digugat? 7
Sebaran Maut COVID-19 Dua Seminar di Bogor: Pemda Sigap Pusat Gagap 8
Kasus COVID-19 di Indonesia Meluas, Hasil Kerja Santai Pemerintah 9
ARTIKEL TERKAIT
Tips Berolahraga Saat Pandemi Virus Corona COVID-19
Masih Pandemi Corona COVID-19, Barcelona Nekat Mau Latihan?
Aturan Pakai Obat Klorokuin Bagi Pasien Covid-19
Data Corona 24 Maret 2020 di Indonesia: Kasus Nasional dan Jakarta
Jokowi Tak Prioritaskan Anggota DPR Jalani Rapid Test COVID-19
Antisipasi Virus Corona: Objek Wisata Pantai di Gunungkidul Ditutup
Sri Mulyani Fokuskan Rp17,1 Triliun Dana TKD Buat Tangani COVID-
19
Dosen FISIP UI Meninggal Sebagai PDP Corona COVID-19
Pasien Positif Corona di Yogyakarta Bertambah, Total Ada 6 Orang
Pilkades Serantak di Sleman Ditunda Demi Cegah Corona COVID-19
Puan Maharani Diminta Potong Gaji Anggota DPR untuk Tangani
Corona
Absen Latihan PSG, Kylian Mbappe Diperiksa Terkait Corona

INFOGRAFIK INSTAGRAM
DARI SEJAWAT

Berkeliling Kecamatan, Satpol PP Sampaikan Imbauan Bupati


Bantaeng   news.rakyatku.com

Begini Gejala Baru Covid 19 Kalau Alami Segera ke Rumah Sakit   law-


justice.co

Menghitung Kekayaan VOC, Perusahaan Terkaya di Dunia Sepanjang


Masa   mojok.co

Cegah Covid-19, KAI Daop 8 Kurangi Kapasitas Hingga 75


Persen   ngopibareng.id

Lazismu dan MDMC Semprot Cairan Disinfektan di Masjid


Pamekasan   timesindonesia.co.id

Paket Barang Dominasi Pengiriman Kantor Pos


Bojonegoro   blokbojonegoro.com

Mobil Tabrak Bocah Lalu Hantam Ruko Penjahit di Nganjuk, 6 Orang


Terluka   faktualnews.co

Warga Depok Positif COVID-19 Bertambah jadi 15 Orang   covesia.com

Darurat Covid-19, Disdik Jatim Cabang Sampang Baru Terima SE


Pembatalan UNBK   portalmadura.com
Tiga Pilar dan Karang Taruna Desa Parangbatu Bagikan
Masker   bloktuban.com
DarkLight
Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Media Siber
Kontak Kami
Metodologi Riset
FAQ
© 2020 tirto.id. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai