Anda di halaman 1dari 12

PROBLEM BASED

LEARNING (PBL)
HAND BOOK
1st Semester
FOR STUDENT

MKK BMS 3
Contributors,

dr Rita Rosita, MKes


Safrina Dewi, Msi.Med
dr Eko Sulistijono,SpA(K)
dr Brigitta RVC,MKes,SpA
dr Setya Mithra, SpA, MSiMed
dr Ariani,MKes,SpA(K)
dr Haryudi AC, SpA(K)
dr Sri Sunarti, SpPD-KGer
dr Hidayat Sujuti, PhD, SpM
dr Bambang Prijadi, MS
dr Anik Puryatni, SpA(K)
dr Prasetya Ismail, MBioMed, SpA

Editor
dr.Yhusi Karina, MSc.

Medical Faculty
Universitas Brawijaya
2019
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Belajar Sepanjang Hayat dengan Belajar Berbasis Masalah 7


Langkah
(Problem Based Learning 7 Jumps)
Oleh: MEU FKUB

Metode belajar berbasis masalah dengan 7 langkah (PBL 7 jumps)


merupakan salah satu metode belajar yang sering digunakan di dunia pendidikan
kedokteran. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Barrow (1980) sebagai bentuk
pembelajaran yang diyakini dapat menstimulus kemampuan penalaran klinis calon
dokter. Barrow dan Tamblyn (1980), yang dianggap sebagai Bapak-bapak PBL,
mengatakan bahwa selama berpuluh-puluh tahun pembelajaran di kedokteran terlalu
menekankan pada hafalan yang seringkali tidak dapat dimanfaatkan secara
langsung untuk menyelesaikan masalah kedokteran riil. Mereka berpikir alangkah
baiknya bila pembelajaran mendekatkan masalah riil dengan ilmu yang akan
digunakan sehingga pada saat menjumpai masalah, ilmu, konsep dan teori dapat
lebih optimal digunakan. Oleh karena itu metode yang dikenalkan oleh Barrow dan
Tamblyn ini dilakukan dengan memberikan kepada mahasiswa masalah pasien
untuk dipelajari dan diselesaikan daripada menjejali dengan materi kuliah berjam-
jam. Pendekatan belajar ini dengan demikian memiliki dua tujuan utama, yaitu: 1)
mengasah kemampuan pemecahan masalah (problem solving) sekaligus 2)
mendapatkan pengetahuan yang terintegrasi yang relevan dengan masalah yang
dihadapi. Dalam perkembangannya metode belajar PBL ini ternyata juga
berkontribusi positif pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan
komunikasi kolaboratif serta aplikasi kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).

Dalam dasawarsa terakhir, PBL telah menjadi salah satu trend setter
pembelajaran di fakultas kedokteran di dunia. Oleh karenanya, Standar Pendidikan
Profesi Dokter Indonesia menjadikan PBL sebagai pendekatan standar untuk
Kurikulum Berbasis Kompetensi di Pendidikan Dokter Indonesia. Metode
pembelajaran PBL biasanya didisain sebagai suatu pembelajaran dalam kelompok
yang terdiri dari 10-15 mahasiswa yang sering disebut kelompok diskusi kecil yang
difasilitasi oleh seorang dosen yang disebut dengan Tutor. Tutor dalam PBL
bukanlah seorang pakar/narasumber dalam diskusi namun sebagai penstimulus
dinamika kelompok serta memonitor jalannya diskusi dalam mencapai sasaran
belajar yang telah ditetapkan. Diskusi PBL dimulai dengan paparan masalah yang
biasanya berupa deskripsi dari suatu fenomena yang membutuhkan penjelasan.
Masalah ini sering disebut dengan skenario pemicu. Kelompok diskusi kecil, tutor
dan skenario pemicu merupakan tiga unsur utama dalam pembelajaran PBL.

2|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Gambar 1 Tiga Unsur Utama dalam Pembelajaran PBL

Langkah-langkah dalam PBL 7 Jumps


PBL 7 jumps, seperti namanya terdiri dari 7 langkah sebagai berikut:

1. Reading the Case and Clarifing unclear terms or concepts


2. Define the problem
3. Analyze the problem using prior knowledge
4. Order Ideas and systematically analyze them in depth
5. Formulate learning objective
6. Seek additional information (individual learning)
7. Synthesize and test the new information by sharing

Pembelajaran PBL 7 jumps biasanya dibagi dalam dua sesi pembelajaran yang
dilakukan dalam hari yang berbeda. Langkah 1 s/d 5 dilakukan pada sesi pertama,
dan langkah 7 dilakukan pada sesi kedua, sementara langkah 6 dilakukan diantara
dua sesi sebagai bentuk tugas individu. Dalam KBK Pendidikan Dokter, sesi I
biasanya dilakukan pada hari Senin, sementara untuk sesi II dilakukan pada hari
Rabu atau Kamis. Sementara belajar individu dilakukan dengan cara menggali
informasi dari kuliah-kuliah terjadwal, wawancara narasumber, praktikum, maupun
mencari informasi dari literatur di internet maupun text book di perpustakaan
dilakukan diantara sesi I dan Sesi II. Pada sesi II setiap individu melaporkan hasil
belajarnya dalam kelompok diskusi untuk kemudian disusun menjadi hasil diskusi
kelompok dalam bentuk Laporan Diskusi PBL.

Langkah 1 : Membaca skenario pemicu (trigger scenario)

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menghadapi masalah adalah membuat
segala yang tidak jelas, terutama terhadap penggunaan istilah dalam masalah.
Dengan melakukan hal ini diharapkan setiap peserta diskusi memiliki pandangan
yang sama tentang skenario yang dihadapi serta ruang lingkupnya.

3|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Setidaknya ada tiga aktivitas yang dilakukan langkah pertama ini, yaitu;

1. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki pemahaman yang sama


terhadap istilah (cue and clue) yang ada dalam skenario
2. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi memiliki gambaran ruang lingkup
yang sama dari kasus yang akan didiskusikan
3. Memastikan bahwa setiap peserta diskusi menyepakati hal-hal apa yang
diluar ruang lingkup diskusi

Langkah 2: Define the problem (menentukan masalah)

Pada tahap ini, peserta diskusi harus memiliki kesepakatan terhadap masalah atau
fenomena yang membutuhkan penjelasan dan hubungan-hubungan teoritik yang
ada diantara masalah. Kadang masalah sudah jelas sejak awal sehingga kelompok
dapat langsung menuju langkah 3. Namun demikian pada beberapa kasus,
hubungan variable penting dalam kasus tidak selalu jelas dan membutuhkan
penjelasan. Dalam langkah ini, kelompok mengidentifikasi hal-hal yang kemungkinan
menjadi masalah dalam kasus dari cue and clue yang ada.

Langkah 3: Analyze the problem (menganalisa masalah, dengan


brainstorming)

Langkah ini merupakan langkah untuk menggunakan pengetahuan yang telah


didapatkan sebelumnya untuk menjelaskan daftar masalah yang telah disepakati
pada langkah kedua. Masing-masing peserta tim diharapkan dapat berkontribusi
menyumbangkan ide konstruktifnya dalam menjelaskan masalah yang ditemukan
berdasarkan pengetahuan terbaik yang telah dimiliki.

Langkah 4: Order Ideas and systematically analyze them in depth

Pada tahap ini, peserta diskusi diharapkan telah memiliki kerangka konsep yang
lebih jelas dari masalah-masalah yang telah dijelaskan, termasuk hubungan antara
pertanyaan dan variabel baru yang muncul saat brainstorming. Pada tahap ini
pemimpin diskusi diharapkan mampu membuat anggota kelompok menyepakati
urutan prioritas masalah yang akan menjadi tujuan belajar.

4|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Langkah 5 State Learning Objective (Menentukan Tujuan Belajar)

Langkah ini merupakan konklusi sementara dari langkah 4, dimana semua peserta
diskusi bersepakat terhadap masalah yang dapat dipahami (dapat dijelaskan secara
logis dan meyakinkan) serta masalah mana yang menjadi kebutuhan bersama untuk
dipelajari baik dari kuliah, baca literatur, diskusi dengan pakar serta aktivitas
akademik lain yang mungkin dilakukan pada langkah 6. Pada langkah ini anggota
kelompok menyepakati rencana aksi (action plan) dengan distribusi tugas masing-
masing anggota.

Langkah 6 Seek additional information (individual learning)

Masing-masing peserta diskusi mencari informasi terkait dengan teori, konsep, atau
penjelasan akademik yang relevan dengan daftar tujuan belajar yang telah
ditetapkan pada langkah 6.

Langkah 7 :Synthesize and test the new information by sharing

Anggota kelompok bertemu kembali untuk mendiskusikan informasi yang didapat


masing-masing sebagai tahap akhir dari PBL. Pada tahap ini peserta diskusi
menyepakati bentuk laporan bersama

Pembagian Peran dalam Diskusi PBL


Dalam pelaksanaan belajar kelompok kecil dalam PBL, mahasiswa membagi diri
kedalam peran-peran tertentu untuk melancarkan jalannya diskusi. Diantara peran
yang dijalankan antara lain:

A. Chair/leader (pemimpin diskusi)

Seperti namanya, tugas pemimpin diskusi adalah menjamin agar diskusi berjalan
lancar sesuai dengan tahap-tahapnya. Pemimpin bertanggung jawab
mendistribusikan kesempatan setiap anggota diskusi untuk berpendapat,
menjaga dinamika diskusi dan melakukan monitor terhadap waktu serta hasil
diskusi. Tugas pemimpin diskusi juga memastikan scribe dapat mengimbangi
jalannya/dinamika diskusi serta melakukan perekaman pendapat yang muncul
dalam diskusi secara akurat. Pemimpin juga memiliki tanggung jawab dalam
memastikan pembagian tugas belajar kelompok.

B. Scribe (Sekretaris kelompok)

Tugas dari Scribe adalah mencatat jalannya diskusi, termasuk merekam sumber-
sumber belajar yang dikemukakan atau digunakan di dalam diskusi. Scribe
mengumpulkan catatan atau ide dari semua anggota dan menyarikannya
sebagai hasil diskusi kelompok.

5|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

C. Anggota Diskusi

Peran anggota diskusi adalah mengikuti langkah-langkah diskusi sesuai


tahapannya dan secara aktif berpartisipasi dalam diskusi. Kelancaran diskusi
ditentukan oleh keterbukaan masing-masing anggota kelompok untuk saling
mendengar dan menerima/berbagi informasi yang dimiliki serta saling
menghargai pendapat yang dikemukaan di dalam diskusi.

Peran Tutor dalam PBL


Secara umum, peran tutor dalam PBL adalah untuk memfasilitasi,
menciptakan pembelajaran aktif, serta mendorong seluruh anggota kelompok untuk
berkolaborasi mengembangkan ide-ide dan konsep yang relevan dengan masalah
yang disajikan. Para tutor harus dilatih, mereka tidak menyajikan informasi maupun
memberikan jawaban. Dalam grup yang baik, para siswa lah yang aktif
mengidentifikasi masalah, berbagi informasi, dan mencari kejelasan dari kesulitan
yang mereka hadapi. Para tutor diharapkan dapat menyesuaikan pendekatan
pembelajaran mereka dengan tingkat pengetahuan siswa, kualitas interaksi dalam
grup PBL, dan konten dari permasalahan yang disajikan (Sefron & Frommer, 2013).
Dalam PBL, tutor memiliki beberapa peran yang spesifik, yaitu :
1. The tutor as diagnostician
Tutor harus mampu menentukan dan mendiagnosis sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan (prior knowledge)para siswa dalam konteks
masalah yang disajikan. Dengan mengetahui prior knowledge mereka, tutor
akan dapat melihat secara langsung bagaimana para siswa belajar, dan
selanjutnya akan mempermudah tutor dalam menfasilitasi proses belajar.
Pada tahap ke tujuh (information sharing), tutor juga diharapkan
mengobservasi sampai sejauh mana para siswa mampu menguasai materi,
dan apakah mereka mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka ke dalam
masalah yang disajikan.
2. The tutor as challenger
Siswa, baik secara individu maupun kelompok, tidak selalu dalam kondisi
terdorong untuk memaksa diri mereka sendiri untuk terlibat dalam proses
belajar dan berpikir, baik di dalam maupun di luar proses tutorial. Seringkali
para tutor harus menantang para siswa untuk bereksperimen dengan strategi
belajar yang baru. Contohnya, pada tahap diskusi (reporting), siswa
cenderung hanya semata-mata menjawab pertanyaan dari LO tanpa
keinginan atau rasa penasaran tentang bagaimana mengaplikasikannya
pada kasus riil atau kasus lainnya. Disinilah tugas tutor untuk merangsang
mereka berpikir dan menvisualisasikannya.

6|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

3. The tutor as role model


Pemberian contoh (modelling) bisa dilakukan secara lebih eksplisit atau
kurang eksplisit, tergantung dari problem yang dihadapi dalam dinamika
kelompok. Dengan mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan
untuk ber-PBL, tidak hanya tutor, namun para siswa pun, juga dapat menjadi
contoh yang efektif dalam strategi belajar dan berpikir, serta
mengembangkan keterampilan yang esensial dalam problem-based learning.
4. The tutor as activator
Para siswa, terutama pada tingkat lanjut, seringkali sudah memiliki cukup
prior knowledge serta strategi belajar dan berpikir yang memadai, namun
sayangnya mereka belum berhasil untuk menggunakan modal ini dengan
baik pada saat PBL. Disinilah para tutor berperan sebagai activator,
mengaktivasi para siswanya untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka
secara efektif. Peran tutor sebagai activator berbeda dengan peran tutor
sebagai challenger, dimana pada peran ini siswa sudah memiliki
pengetahuan dan keterampilan namun belum mampu mengemasnya secara
optimal. Sedangkan peran challenger, lebih cenderung kepada mendorong
dan merangsang siswa untuk mencoba perilaku belajar yang baru serta
memaksa diri mereka sendiri untuk memaksimalkan potensi sesuai dengan
konteks permasalahan yang disajikan dalam PBL.
5. The tutor as monitor
Tugas ini mengharuskan tutor untuk melihat keseluruhan proses dan
progress dari grup tutorial serta masing-masing anggotanya selama PBL
berlangsung. Selain itu, tutor juga diharapkan mampu menentukan sejauh
mana ketercapaian tujuan belajar selama proses pembelajaran dalam PBL.
Contohnya, jika tujuan belajar kelompok yang disepakati terlalu simpel atau
sedikit, maka tutor boleh menambahkan atau menambah kompleksitas dari
masalah. Pada tahap ini tentunya tutor harus dapat menentukan terlebih
dahulu tingkat pengetahuan siswanya, sehingga tutor bisa menggiring para
siswa sedekat mungkin dengan konteks kasus sebenarnya.
6. The tutor as evaluator
Pada akhir sesi, para tutor akan diminta untuk berperan sebagai evaluator.
Tahap assessment ini akan memfokuskan terutama pada keterampilan
profesional siswa secara keseluruhan serta attitude mereka selama proses
PBL berlangsung. Selain itu, tutor diharapkan mampu menstimulasi refleksi
dari para siswa selama proses PBL, sehingga para siswa dan tutor sendiri
bisa mengevaluasi kemampuan masing-masing dalam proses pembelajaran.

OVERVIEW OF STUDENT SKILLS in PBL

7|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

STEP DESCRIPTION CHAIR SCRIBE


1 Clarifying unfamiliar  Invites group members to read the 
terms problem blackboiard into
 Checks if everyone has read the three parts
Unfamiliar terms is the problem 
problem text are  Checks if there are unfamiliar terms in unfamiliar terms
clarified the problem
 Concludes and proceeds to the next
phrase
2 Problem  Asks the group for possible problem  Notes down the
definition(cue and definitions problem
clue)  Paraphrases contributions of group definitions
members
The tutorial group  Checks if everyone is satisfied with the
defines the problem in a problem definitions
set of questions  Concludes and proceeds to the next
phrase
3 Brainstorming  Allows all group members to  Makes brief
(dari cue and clue contribute one by one and clear
bisakah dibikin cerita  Summarizes contributions of group summaries of
sendiri) members contributions
 Stimulates all group members to  Distinguish
Preexisting knowledge contribute es between
is activated and  Summarizes at the end of the main points and
determined, brainstorm side issues
hypothesis are  Makes sure that a critical analysis
generated of all contributions is postphoned until
step four
4 Analyzing the  Makes sure that all points from the  Makes brief and
problem(skala prioritas, brainstorm are discussed clear summaries
mana LO yg menjadi  Summarizes contributions of groups contributions
prioritas utama dst) members  Indicates
 Asks questions, promotes depth in the relations
Explanations and discussion between topics,
hypotheses are  Makes sure the group does not stray makes
discussed in depth and from the subject schemata
are systematically  Stimulates group members to find
analyzed to each other relations between topics
 Stimulates all group members to
contribute
5 Formulating learning  Asks for possible learning issues  Notes down the
issues  Paraphrases contributions of group learning issues
member
It is determined what  Checks if everyone is satisfied with the
knowledge the group learning issues
lacks, and learning  Checks if all obscurities and
issues are formulated contradictions from the problem analysis
on these topics have been converted into learning issues
7 Reporting  Prepares the structure of the reporting  Makes brief and

8|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Findings from the phase clear summaries


literature are reported  Makes an inventory ofa what sources of contributions
and answers to the have been used  Indicates
learning issues are  Repeats every learning issue and asks relations
discussed what has been found between topics,
 Summarizes contributions of group makes
members schemata
 Asks questions, promotes depth in the  Distinguishes
discussion between main
 Stimulates group members to find points and side
relations between topics issues
 Stimualtes all group members to
contribute
 Concludes the discussion of each
learning issue with a summary

9|Page
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Topic tree/LO Blok

B
I PRENATAL PHASE
O
F
I
S NEONATAL PHASE

N U T R I T I O N
I
K
O
P CHILDREN
S
Y
C
H ADOLESCENT
O
S
O
C
I
A GERIATRIC PHASE
L

10 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

CASES
SECTION

11 | P a g e
PBL HANDBOOK FOR STUDENT
1ST SEMESTER
ACADEMIC YEAR 2019/2020

EMAK INGIN NAIK HAJI


Emak Umar rajin sekali jalan-jalan pagi, hampir tiap hari belanja sayur atau
menengok-nengok rumah saudaranya di sekitar kampung dengan berjalan kaki,
salah satu alasannya agar tubuh sehat dan latihan jika dipanggil berangkat haji satu
atau dua tahun lagi. Namun, tiga hari yang lalu, tanpa sengaja Emak Umar
tersandung urukan material yang ada di tepi jalan, sehingga harus dirawat di Rumah
Sakit karena patah tulang paha, sedihnya bukan main Emak Umar dan keluarganya,
karena sesudah itu Emak Umar hanya bisa menangis khawatir tidak bisa berjalan
lagi.
Sesudah menjalani operasi patah tulang, Emak Umar diijinkan pulang ke rumah. Di
rumah anak bungsu berbeda pendapat dengan si Sulung, Si Bungsu
mengkhawatirkan kesehatan si Emak dengan meminta Emak Umar tidak boleh
banyak aktivitas dan disuruhnya berbaring di atas tempat tidur saja, sebaliknya si
Sulung meminta Emaknya segera berlatih agar segera bisa jalan, namun Emak
Umar merasa takut jatuh lagi. Sejak saat itu Emak Umar tidak mau banyak berlatih,
hanya tiduran saja di tempat tidur atau duduk-duduk di depan TV saja.
Makin lama Emak Umar terlihat makin menurun kesehatannya, kedua kakinya
mengecil, di latih berjalan pun gampang capek dan sesak, sering tidak bisa
menahan kencing dan mengompol, dan batuk-batuk tersengal-sengal. Ada sedikit
luka lecet di bokong Emak Umar. Emak Umar juga sering menangis, menyesal
kenapa sampai jatuh dan patah tulang, putus asa karena beranggapan tidak akan
bisa naik haji. Emak Umar menjadi jarang mandi, malas makan dan malas berlatih
jalan lagi, merasa hidupnya tidak berguna hanya merepotkan kedua anaknya saja.
Kedua anaknya bingung, apa yang terjadi dengan Emaknya?.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai