0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan5 halaman
Makalah ini mengidentifikasi 12 jenis tarian tradisional Indonesia dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Surakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Surakarta. Makalah ini menjelaskan asal, gerakan, dan pola lantai masing-masing tarian tradisional tersebut.
Makalah ini mengidentifikasi 12 jenis tarian tradisional Indonesia dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Surakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Surakarta. Makalah ini menjelaskan asal, gerakan, dan pola lantai masing-masing tarian tradisional tersebut.
Makalah ini mengidentifikasi 12 jenis tarian tradisional Indonesia dari berbagai daerah seperti Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Surakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Surakarta. Makalah ini menjelaskan asal, gerakan, dan pola lantai masing-masing tarian tradisional tersebut.
Jl. Cut Nyak Dien no. 34 Cilegon 1. Tari Golek Menak, Yogyakarta Tari Golek merupakan tari yang berasal dari Yogyakarta sebgai salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Tari ini dengan disajiakan dengan berkelompok, berfungsi sebagai pengiring upacara atau sebagai penghibur. Ragam gerak yang digunakan adalah Alus impur (tokoh Maktal, Ruslan dan Jayakusuma),Alus impur (tokoh Jayengrana),Alur kalang kinantang (Perganji),Gagah kalang kinantang (Kewusnendar, Tamtanus, Kelangjajali, Nursewan dan Gajah Biher),Gagah kambeng (Lamdahur),Gagah bapang (tokoh Umarmaya),Gagah bapang (Umarmadi dan Bestak), dll. Pola lantai yang gunakan adalah garis lengkung dan lurus.
2. Tari legong, Bali
Tari legong merupakan tari yang berasal dari bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Tari ini disajikan dengan berkelompok, berfungsi sebagai persembahan alat komunikasi, dll. Pola lantai yang digunakan adalah garis lurus (horizontal dan vertikal)
3. Tari kipas, Sulawesi Selatan
Tari Kipas Pakarena adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita dengan berbusana adat dan menari dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya. Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan, terutama di daerah Gowa. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat maupun hiburan, bahkan Tari Kipas Pakarena ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Pola lantai yang digunakan adalah melingkar dan lurus.
4. Tari enggang, kalimantan timur
Tari Burung Enggang atau biasa disebut Tari Enggang adalah sebuah tarian Suku Dayak Kenyah Kalimantan Timur. Tari Burung Enggang menjadi tarian wajib dalam setiap upacara adat Suku Dayak Kenyah. Tari Burung Enggang menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang yang biasanya dibawakan oleh wanita-wanita muda Suku Dayak Kenyah. Pola lanttai yang digunakan adalah horizontal, vertikal, dan melingkar.
5. Tari piring, Sumatera Barat
Tari piring atau tari piriang dalam bahasa Minangkabau adalah tarian tradisional Minangkabau yang melibatkan atraksi piring. Para penari mengayunkan piring mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. Gerakannya diambil dari langkah-langkah dalam silat Minangkabau atau silek. Tari berfungsi sebagai penghibur penikmat seni.. tari piring yang digunakan horizontal dan vertikal
6. Tari golek sulung dayung, Yogyakarta
Berbeda dari golek menak, Tari Golek Sulung Dayung merupakan salah satu tarian yang berasal dari Jawa Tengah sendiri, Tarian ini sendiri merupakan tarian yang sering digunakan dalam beberapa acara yang biasanya diadakan pada daerah ini sendiri, hal ini bisa saja pada acara pernikahan, acara adat istiadat ataupun acara keagamaan serta juga acara ritual yang biasanya dilakukan oleh beberapa orang juga. Pada daerah ini sendiri hampir sama dengan daerah yang ada pada Jawa sendiri, dimana terkadang beberapa gerakan yang ada merupakan gerakan yang penuh dengan tanda Tanya dan masih menyimpan misteri pada beberapa gerakan yang dilakukan oleh penari itu sendiri. bahkan terkadang kita bisa takjub akan beberapa gerakan tarian yang dilakukan tanpa sadar oleh penari tersebut karena terkadang adanya kekuatan mistis pada beberapa tarian tersebut. Pola lantai yang digunakan adalah horizontal dan vertikal.
7. Tari Gambyong, Surakarta
Gambyong merupakan salah satu bentuk tarian Jawa klasik yang berasal- mula dari wilayah Surakarta dan biasanya dibawakan untuk pertunjukan atau menyambut tamu. Gambyong bukanlah satu tarian saja melainkan terdiri dari bermacam-macam koreografi, yang paling dikenal adalah Tari Gambyong Pareanom (dengan beberapa variasi) dan Tari Gambyong Pangkur (dengan beberapa variasi). Meskipun banyak macamnya, tarian ini memiliki dasar gerakan yang sama, yaitu gerakan tarian tayub/tlèdhè Pada dasarnya, gambyong dicipta untuk penari tunggal, namun sekarang lebih sering dibawakan oleh beberapa penari dengan menambahkan unsur blocking panggung sehingga melibatkan garis dan gerak yang serba besar
8. Tari gending sriwijaya, Sumatra selatan
Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Kota Palembang, Sumatra Selatan. Melodi lagu Gending Sriwijaya diperdengarkan untuk mengiringi Tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara. Lirik lagu ini juga menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia. Tari ini menggunakan pola lantai garis lurus (V) 9. Tari tor tor Tortor Batak Toba adalah jenis tarian purba dari Batak Toba yang berasal dari Sumatra Utara yang meliputi daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir. Tari ini biasanya untuk upacara adat ataupun hiburan yang disajiakn dengan berkelompok, menggunakan pola lantai vertikal dan horizontal ataupun berbanjar. 10.Tari merak, jawa barat Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri. Tari ini berfungsi sebagai penghibur para penikmat seni dan sebagi upacara adat. Menggunaka pola lanta garis lurus dengn menyajikan berpasanga/berkelompok 11.Tari yapong, DKI jakarta Tari Yapong – Berbeda dengan tarian daerah yang lain, Tari Yapong pada mulanya bukan diciptakan sebagai tarian pergaulan melainkan sebuah tari pertunjukan. Meski memiliki nama yang hampir mirip dengan Tari Jaipong dari Jawa Barat, namun keduanya memiliki perbedaan menurut asal usulnya. Karena banyaknya permintaan, perlahan tarian ini mulai dipentaskan dalam bentuk tari pergaulan sebagai pengisi acara dikarenakan banyaknya variasi dalam tarian. Tari ini berpola lantai garis lurus, dan disajikan secara berkelompok.
12.Tari lambangsih, Surakarta
Tari lambangsih merupakan bentuk tari berpasangan yang melambangkancinta kasih dua orang berlainan jenis.Tari Lambangsih sebagai salah satu tariuntuk kepentingan ritual perkawinan.Tari berbentuk pasihan, di antara seorang lelaki dengan seorang perempuanyang menggambarkan percintaan. Tari Lambangsih sarat dengan nasehat,tergambar dalam koreografi yang ditata sedemikian rupa oleh seorang emputari Keraton Kasunanan Surakarta. Pola lantai yang digunakan