ORGANISASI INTERNASIONAL Klasifikasi OI PDF
ORGANISASI INTERNASIONAL Klasifikasi OI PDF
INTERNASIONAL
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemudahan bagi Penyusun dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul Hukum Organisasi Internasional: Sejarah dan Perkembangannya. Makalah
ini merupakan salah satu tugas dalam Mata Kuliah Kapita Selekta Hukum
Internasional pada Program Doktoral Ilmu Hukum Universitas Syiah Kuala Tahun
2015.
Salam.
Penyusun,
Malahayati
PAGE 1
Daftar Isi
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 4
Keanggotaan ........................................................................................................ 12
PENUTUP ...................................................................................................................... 15
PAGE 2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba melihat peran organisasi
internasional dalam perkembangan hukum internasional.
PAGE 3
PEMBAHASAN
Bowett D.W.
Starke
Sumaryo Suryokusumo
PAGE 4
pada waktu tertentu. Organisasi internasional juga diperlukan dalam rangka
kerjasama menyesuaikan dan mencari kompromi untuk menentukan kesejahteraan
serta memecahkan persoalan bersama serta mengurangi pertikaian yang timbul”.
NA Maryan Green
Boer Mauna
PAGE 5
B. KARAKTERISTIK ORGANISASI INTERNASIONAL
LL. Leonard memberikan karakteristik yang lebih luas lagi, yaitu sebagai
berikut:
PAGE 6
6. strukturnya juga termasuk sekretariat yang dikepalai oleh seorang sekretarus
jendral atau direktur dan biasanya terdiri atas pegawai sipil organisasi
internasional yang dipekerjakan oleh organisasi untuk menjalankan aktivitas
sehari-hari.
7. anggota-anggotanya dibutuhkan untuk membuat kontribusi untuk
memenuhi badan-badan dari organisasi tersebut.
PAGE 7
5. Ruang lingkup (wilayah) dan bidang kegiatan: global-umum, global-khusus,
regional-umum, regional-khusus.
6. Menurut taraf kewenangan (kekuasaan): organisasi supranasional
(supranational organization) dan organisasi kerjasama (co-operative
organization)
7. Bentuk dan pola kerjasama : kerjasama pertahanan –keamanan (Collective
security) yang biasanya disebut ”institutionalized alliance” dan kerjasama
fungsional (fuctional organization).
8. Fungsi organisasi:
organisasi politik: yaitu organisasi yang didalam kegiatannya menyangkut
masalah-masalah politik dalam hubungan internasional.
Organisasi administratif: yaitu organisasi yang sepenuhnya hanya
melaksanakan kegiatan teknis secara administratif.
Organisasi peradilan (judicial organization): yaitu organisasi yang
menyangkut penyelesaian sengketa pada berbagai bidang atau aspek
(politik, ekonomi, sosial, dan budaya) menurut prosedur hukum dan
melalui proses peradilan (sesuai dengan ketentuan internasional dan
perjanjian internasional).
PAGE 8
D. GATT DAN WTO
Namun upaya atau usulan yang dilontarkan oleh Amerika Serikat, setelah
mengalami beberapa tahun perundingan (1945 – 1948) mengalami hambatan,
ternyata Kongres Amerika Serikat menolak menandatangani Piagam Pendirian ITO.
Kebetulan pada waktu Piagam ITO dirancang di Konfrensi Jenewa, pada waktu yang
bersamaan dirancang pula GATT.
Meskipun disadari bahwa GATT dari segi atau persyaratan suatu organisasi
masih lemah, namun para perunding sewaktu mempersiapkan perundingan Uruguay
tidak membayangkan sama sekali untuk mendirikan suatu organisasi internasional
yang sifatnya formal. Tidak adanya pemikiran ke arah itu mungkin karena GATT itu
sendiri telah berkembang menjadi semacam (quasi) organisasi. Juga mungkin ada
kekhawatiran bahwa rencana ke arah itu akan mengalami nasib seperti ITO. Adalah
pemerintah Canada yang pertama-tama pada bulan Mei 1990 , mengusulkan secara
formal pembentukan suatu badan perdagangan dunia (WTO). Usulan ini disambut
positif oleh Uni Eropa. Namun Uni Eropa mengusulkan agar istilah World diganting
dengan Multilateral sehingga menjadi Multilateral Trade Organization (MTO).
Perkembangan selanjutnya adalah membahas isi rancangan tersebut disertai
perubahan-perubahannya agar dapat diterima oleh semua negara, khususnya
PAGE 9
Amerika Serikat. Pada pertemuan bulan Desember 1993, tercapai kesepakatan
terhadap usulan pembentukan organisasi internasional. Tetapi namanya berubah
kembali menjadi WTO. Usulan ini disahkan menjadi persetujuan akhir yang
ditandatangani pada April 1994 di Maroko.
PAGE 10
TUJUAN DAN FUNGSI WTO
PAGE 11
2. Forum untuk perundingan perdagangan, adalah untuk memberikan suatu
forum tetap guna melakukan perundingan diantara anggota. Perundingan ini
tidak saja menyangkut masalah/isu-isu yang telah tercakup dalam
Persetujuan WTO saja, namun juga berbagai masalah/isu yang belum
tercakup dalam Persetujuan WTO.
3. Penyelesaian sengketa, adalah sebagai administrasi sistem penyelesaian
sengketa WTO
4. Mengawasi kebijakan perdagangan, adalah sebagai administrasi dari
Mekanisme Tinjauan atas Kebijakan Perdagangan (Trade Policy Review
Mechanism-TPRM)
5. Kerjasama dengan organisasi lainnya, adalah melakukan kerjasama dengan
organisasi-organisasi internasional dan organisasi – organisasi non-
pemerintah.
KEANGGOTAAN
Pada dasarnya ada dua cara untuk dapat menjadi anggota WTO. Berdasarkan
Pasal XXXIII GATT, suatu negara anggota dapat menjadi anggota berdasarkan
prosedur normal. Untuk ini diperlukan suatu putusan dua pertiga mayoritas suara
dari negara anggota. Untuk dapat menjadi anggota, maka aksesi negara tersebut
harus disetujui oleh Contracting Parties. Berikut ini langkah-langkah atau proses
aksesi ke WTO:
PAGE 12
4. Keputusan akhir
PRINSIP-PRINSIP GATT
PAGE 13
proteksionisme sebagai akibat upaya-upaya atau kebijakan
administratif atau legislatif suatu negara.
Larangan Restriksi Kuantitatif
Restriksi atau larangan pembatasan kuantitatif terhadap ekspor dan
impor dalam bentuk apapun pada umumnya dilarang berdasarkan
Pasla IX GATT. Hal ini disebabkan karena praktek demikian
mengganggu praktek perdagangan yang normal. Restriksi ini
belakangan tidak begitu berkembang di negara maju. Namun, tekstil,
logam dan beberapa industri produk tertentu, yang kebanyakan
berasal dari negara berkembang masih sering mengalami masalah
restriksi ini.
Perlindungan Melalui Tarif
Pada prinsipnya GATT hanya memperkenankan tindakan proteksi
terhadap industri domestik melalui tarif dan tidak melalui upaya-
upaya perdagangan lainnya. Perlindungan melalui tarif ini
menunjukkan dengan jelas tingkat perlindungan yang diberikan dan
masih memungkinkan adanya kompetisi yang sehat. Meskipun
diperbolehkan, penggunaan tarif ini tetap tunduk pada ketentuan-
ketentuan GATT. Misalnya saja, pengenaan tarif tersebut tidak bersifat
diskriminatif dan tunduk pada komitmen tarifnya kepada
GATT/WTO. Prinsip ini terdapat dalam pembukaan GATT dan berlaku
dalam perundingan-perundingan tarif yang didasarkan atas dasar
timbal balik dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Perlakuan Khusus Terhadap Negara Berkembang
Sekitar dua pertiga dari negara-negara anggota GATT adalah negara-
negara berkembang yang masih berada dalam tahap awal
pembangunan perekonomiannya. Untuk membantu mempercepat
pembangunan mereka, pada tahun 1965 satu bagian ditambahkan
dalam ketentuan GATT, yaitu Bagian IV yang terdiri dari Pasal XXXVI-
XXXVIII. Tiga pasal baru tersebut dimaksudkan untuk mendorong
PAGE 14
negara-negara industri dalam membantu pertumbuhan ekonomi
negara-negara sedang berkembang.
PENUTUP
PAGE 15
Daftar Pustaka
Boer Mauna, Hukum Internasional: Pengertian, Peranan, dan Fungsi Dalam Era
Dinamika Global, 2003, Alumni, Bandung
Brierly, J.L, The Law of Nations, 6th Edition, Edited by Sir Humpherly Waldock,
Oxford, London, 1985
Budiarto, M., Masalah Ekstradisi dan Jaminan Perlindungan atas Hak-Hak Azasi
Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980.
PAGE 16