Anda di halaman 1dari 1

Difabel tangguh bencana

Solider.id, Karanganyar- Prihatin tri santoso namanya difabel fisik tangan kiri layu sejak lahir ini
tengah serius mengikuti kegiatan sosialisasi penanggulangan bencana kabupaten karanganyar tahun
2020, yang diselenggarakan oleh BPBD dan diikuti Forkompinca, Kepala Desa, Forum Pengurangan
Resiko Bencana, PKK, Ketua Relawan BPBD Kecamatan Ngargoyoso dan juga Unit Layanan Inklusi
Disabilitas Kabupaten Karanganyar.

Acara tersebut bertempat di Balai Desa Jatirejo Rabu tanggal 26 februari,dan dibuka oleh Sekretaris
Daerah Kabupaten Karanganyar,serta menghadirkan tiga narasumer Prof.Dr.Catharina Maryani, M Si
dar LPPM UNS, Purwito AP dari BPBD Provinsi Jawa Tengah serta Riki Pamungkas S.Gz dari PMI
Kabupaten Karanganyar.

Dalam pemaparan materi mitigasi gerakan tanah, Prof Dr Catharina Maryani memutarkan tayangan
video kejadian bencana tanah longsor yang terjadi diwilayah Jawa Timur beberapa waktu yang lalu.
Pembelajaran terkait kejadian tersebut bahwa masyarakat kurang peduli saat terjadi kebencanaan ,
tidak segera melakukan tindakan penyelamatan diri namun malah menonton sehingga perlu kiranya
diberikan pemahaman tentang mitigasi bencana.

Pada sesi kedua pemateri dari BPBD Jawa Tengah Purwito AP menyampaikan bahwa peran difabel di
kebencanaan baik pra saat maupun pasca bencana, bisa turut berkontribusi salah satunya dibidang
komunikasi radio handy talky karena hingga saat ini masih sangat efektif fungsi radio komunikasi saat
terjadi bencana. Demikian arahan dari pemateri ia juga menyinggung tentang kehadiran Unit Layanan
Inklusi Disabilitas sebagai upaya untuk memastikan pengarusutamaan proses evakuasi kepada difabel
saat terjadi bencana.

Ada hal menarik diungkapkan oleh Prihatin Tri Santoso bahwa ini adalah pengalaman pertama beliau
ikut kegiatan sosialisasi kebencanaan. tempat tinggalnya masuk di wilayah rawan bencana karena
Kecamatan Ngargoyoso memiliki 9 Desa yang seluruhnya pernah terjadi bencana tanah longsor,
sementara itu ditempat terpisah Ketua Unit Layanan Inklusi Disabilitas Kabupaten Karanganyar
Khambali, beliau berharap agar lebih banyak lagi difabel yang diikutsertakan dalam kegiatan
sosialisasi sebagai upaya peningkatan kapasitas untuk mengurangi kerentanan difabel.

Pada sesi Ketiga materi tentang Trauma Hilling yang disampaikan oleh Riki Pamungkas, tata kelola
emosi pada saat pasca bencana banyak dijumpai kondisi korban bencana mengalami kondisi psikologi
yang kurang stabil sehingga diperlukan kehadiran seseorang yang dapat membantu proses pemulihan
pasca terjadinya bencana. (Sartono)

Anda mungkin juga menyukai