Anda di halaman 1dari 1

Difabel menjadi narasumber sosialisasi bencana

Solider.id, Karanganyar-Salah satu pengurus Unit Layanan Inklusi Disabilitas Penanggulangan Bencana
Kabupaten Karanganyar menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi mitigasi bencana tanah
longsor, kegiatan yang di agendakan oleh BPBD Karanganyar sebagai upaya pencegahan sebelum
terjadinya bencana mengingat kabupaten karanganyar memiliki beberapa titik rawan bencana
terutama tanah longsor.

Acara tersebut bertempat di Gedung serba guna Desa Trengguli Rabu tanggal 4 maret,dan dibuka oleh
Kalakhar BPBD Kabupaten Karanganyar,serta menghadirkan tiga narasumer Prof.Dr.Soerja Koesuma
dari LPPM UNS, Sartono dari ULD PB Karanganyar serta Riki Pamungkas S.Gz dari PMI Kabupaten
Karanganyar.

Dalam pemaparan materi mitigasi gerakan tanah, Prof Dr.Soerja Koesuma menekankan pentingnya
perencanaan pembangunan sebagai upaya pencegahan kebencanaan,pihaknya juga telah menjalin
kerjasama dengan BPBD yaitu dengan pemasangan EWS earning warning system dibeberapa wilayah
rawan antara lain Desa Koripan Matesih.

Pada sesi kedua pemateri dari ULD PB Karanganyar Sartono menyampaikan bahwa pentingnya etika
berkomunikasi dan berinteraksi dengan penyandang disabilitas, pada saat bencana terjadi proses
evakuasi kepada difabel pengguna kursi roda semestinya tidak hanya orangnya saja yang
diselamatkan namun juga alat bantu mobilitasnya sehingga ketika berada dipengungsian yang
bersangkutan tidak mengalami kesulitan, demikian pula dengan difabel netra dan difabel tuli,
diharapkan pemahaman ini dapat diketahui bersama lintas relawan agar proses interaksi bisa terjalin
baik.

Senada dengan hal tersebut Sutarman difabel asal Desa Jenawi yang juga tergabung direlawan difabel
karanganyar mengungkapkan bahwa pihaknya berusaha membangun komunikasi aktif dengan lintas
relawan yang ada diwilayahnya, pada tahap pemilahan data difabel yang berada dititik rawan
kebencanaan biasanya dibuatkan tanda sebagai langkah awal identifikasi juga sekaligus
mensosialisasikan kepada lingkungan sekitar mengenai kebaradaan difabel diwilayah tersebut

Pada sesi Ketiga materi tentang Trauma Heiling yang disampaikan oleh Riki Pamungkas, para peserta
diajak bermain bersama tentang pengelolaan emosi dan juga belajar mengenai metode psikososial
yang diharapkan setiap relawan bisa menerapkan hal tersebut pasca terjadinya bencana, sebagai
upaya pemulihan.(Sartono)

Anda mungkin juga menyukai