Anda di halaman 1dari 3

Membantu dalam peringatan dini Bencana Alam Erosi Desa Dalangan, Mahasiswa

KKN UNS 17 Membuat Prototype Alat Pendeteksi Erosi dan Pemetaan Daerah Rawan
Bencana di Desa Dalangan

SUKOHARJO – Dalam kasus Abrasi di bantaran Bengawan Solo, Desa Dalangan terus
meluas yaitu atu rumah di Dusun Dliyun, Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah kembali hanyut ke Sungai Bengawan Solo. Rumah yang runtuh ke
sungai ini merupakan yang keempat di lingkungan tersebut. Warga bersama pihak desa
mengevakuasi perabot yang masih bisa diselamatkan beserta tiga orang penghuni rumah.
Pembuatan alat peringatan dini dan pemetaan daerah rawan bencana ini merupakan program
kerja atau kegiatan KKN UNS 17 yang sesuai dengan tema KKN yaitu Desa Tanggap
Bencana, Banjir, Longsor, dan Pengembangan BUMDesa. Alat dan pemetaan tersebut
launching pada tanggal 23 Agustus 2023 pukul 19.30 di Balai Desa Dalangan, Kecamatan
Tawangsari.
Pihaknya sendiri telah melakukan riset dan ditemukan bahwa Desa Dalangan rawan akan
banjir, Erosi, Abrasi, gempa bumi, cuaca ekstrem, dan tanah longsor. Seperti bencana banjir
yang terjadi pada maret 2023 lalu hingga mengakibatkan rusaknya berbagai rumah warga di
desa tersebut.
Mengingat daerah tersebut yang rawan akan bencana, mahasiswa KKN UNS 17 melakukan
sosialisasi kepada masyarakat berupa Desa Tangguh Bencana dan pengenalan Alat Prototype
Pendeteksi Erosi dan Pemetaan Daerah Rawan Bencana. Termasuk edukasi terkait mitigasi
dan penanganan saat terjadinya bencana alam dalam rangka meminimalisasi korban dengan
tujuan diharapkan bisa terwujudnya ketangguhan dan kemandirian masyarakat dalam
menghadapi bencana.
EWS atau Early Warning System dalam bentuk Alat Pendeteksi Erosi sendiri merupakan
salah satu jenis alat mitigasi bencana mengurangi Risiko jatuhnya korban jiwa yang lebih
besar dapat dihindari melalui mitigasi bencana dengan memanfaatkan teknologi. Dengan cara
kerja EWS Alat terdiri dari sensor pergerakan tanah dan rangkaian elektronik dengan sirine.
Sensor pergerakan tanah menggunakan batang jungkat-jungkit dengan konduktor. Alat sensor
pergerakan tanah ditanam di tanah dan batang jungkat-jungkitnya akan putus arus saat
tertimbun tanah. Jika terjadi pergerakan tanah atau longsor, batang jungkat-jungkit berayun
dan menghubungkan konduktor, memicu sirine peringatan. Rangkaian elektronik dan sirine
dipasang di lokasi aman, terhubung dengan kabel ke alat deteksi tanah. Saat sirine berbunyi,
operator menghubungi instansi terkait dan melakukan pengecekan lapangan. Sehingga,
informasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Prototipe tersebut
diharapkan mampu menjadi perangkat mitigasi dini bencana tanah longsor yang presisi,
akurat dan dapat mengurangi risiko korban jiwa.

Pemetaan Evakuasi Rawan Bencana juga memuat peta jalur evakuasi yang dapat digunakan
warga, jika nantinya terjadi bencana alam. Peta jalur evakuasi tersebut dipasang di beberapa
titik untuk memudahkan warga menyelamatkan diri dan melakukan evakuasi.
Kegiatan sosialisasi desa tangguh bencana dan pemaparan prototype alat pendeteksi erosi
dilanjutkan dengan pemetaan daerah rawan bencana ini dilakukan dihadapan perangkat desa
Dalangan, BPBD, Karang Taruna, dan beberapa organisasi Desa Dalangan, dan beberapa
warga yang menyaksikan.
Dalam sesi diskudi juga diapaparkan, “Di Dalangan hanya sebatas tanggul, di dalangan blm
ada relawan tanggap bencana di wilayah yang terdampak, blm ada sosialisasi
penanggulangan abrasi atau penanaman pohon Gendungan lebih parah di musrembang sudah
diajukan, dan hanya yang di bangun yang di dliyun” tanya Pak Rahmat selaku RW 05. Lalu,
jawaban dari Pak Kades “Relawan bencana blm ada bencana alam selama menjabat, dibentuk
dan di beri SK yang betul betul siap siaga. Untuk penanaman pohon, Untuk menanam pohon
bukan solusi karna udah ga bisa”. Sementara itu jawaban dari BPBD “Terkait dengan
penanaman pohon dll, itu percuma, akan hanyut jadi sia-sia, karena sedimen yang disebelah
tidak terkeruk maka musnah”

Melalui program kerja ini, diharapkan masyarakat khususnya pada Dusun yang rawan terkena
bencana mampu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan akan bencana alam yang terjadi,
dan melalui program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas mahasiswa yang
membantu secara nyata di Masyarakat dalam mengaplikasikan Ilmu Terapan.

Nama Anggota Kelompok 17 KKN UNS

Penulis
KKN UNS 17

Anda mungkin juga menyukai