Anda di halaman 1dari 8

SUSUNAN PERKARA

OBJEK GUGATAN
Sertipikat Hak Milik Nomor 593 Desa Nirannuang, tanggal 06-01-2010, Surat Ukur tanggal
30/12/2009, Nomor 00421/NIRANNUANG/2009, luas 50.109 m2 , atas nama Salwa Salsabila.
ALASAN GUGATAN (POSITA)
1. Bahwa pada tahun 2009 Penggugat membeli tanah yang terletak di Desa Nirannuang, Dusun Tekko
Tanru, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa dari Abd. Azis Beta dengan luas 10.000 m2
dengan surat Rincik Nomor Persil 141 DII Kohir Nomor 1174 CI atas nama Yangga Dg. Beta ( orang
tua Abd. Azis Beta) dan Penggugat juga membeli tanah milik Hajerah (Istri dari Abd. Azis Beta) yang
terletak di Desa Nirannuang, Dusun Tekko Tanru, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa
dengan luas 6.605 m2 dengan Sertifikat Hak Milik Nomor 00465 atas nama Hajerah;
2. Bahwa dengan adanya peralihan (jual beli) atas tanah tersebut Terbitlah Akta Jual Beli Nomor
419/AKTA/KB/XII/2009 tertanggal 10 Desember 2009 dan Akta Jual Beli Nomor
418/AKTA/XII/2009 tertanggal 10 Desember 2009;
3. Bahwa dengan terbitnya akta jual beli tersebut maka Penggugat adalah pemilik sah atas tanah yang
disengketakan berdasarkan bukti-bukti kepemilikan: - Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/XII/2009
tertanggal 10 Desember 2009; Dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatas dengan
jalanan; b. Sebelah timur berbatas dengan tanah Milik Dg. Sali; c. Sebelah selatan berbatas dengan
tanah milik Abd. Rajab Dg. Lipung; d. Sebelah barat berbatas dengan tanah milik Pak Halim; - Akta
Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 tertanggal 10 Desember 2009; Dengan batas-batas sebagai
berikut: a. Sebelah utara berbatas dengan tanah milik Azis Beta; b. Sebelah timur berbatas dengan
tanah milik Dg. Ramma; c. Sebelah selatan berbatas dengan sungai; d. Sebelah barat berbatas dengan
tanah milik Dg. So’na;
4. Bahwa batas-batas tanah tersebut sesuai dengan apa yang tertera di dalam akta jual beli milik
Penggugat namun sekarang batas-batas tanah tersebut telah terjadi perubahan karena adanya
peralihanperalihan atas tanah yang berbatas langsung dengan tanah milik Penggugat;
5. Bahwa Penggugat telah menguasai tanah tersebut sejak terjadinya peralihan jual beli pada Tahun
2009 hingga sekarang berdasarkan bukti Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) atas nama Penggugat;
6. Bahwa Penggugat juga meminta kepada seseorang atas nama Dg. Sikki untuk menjaga tanah
miliknya sejak tahun 2009 hingga sekarang, oleh sebab itu Dg. Sikki (penjaga tanah milik Penggugat)
juga diizinkan oleh Penggugat selaku pemilik tanah untuk beraktivitas di atas tanah tersebut
(berkebun) sejak tahun 2009 hingga sekarang;
7. Bahwa Penggugat juga telah memagar tanah miliknya sesuai dengan batas-batas yang tertera di
dalam surat akta jual beli milik Penggugat;
8. Bahwa pada tanggal 28 November 2021 suami Penggugat ditelepon oleh Dg. Sikki (penjaga tanah
milik Penggugat) menginformasikan kepada suami Penggugat bahwa di atas tanah milik Penggugat
telah diserobot oleh seseorang dan pagar milik Penggugat yang telah dipasang oleh Penggugat di
lokasi tersebut juga telah dirusak;
9. Bahwa dengan adanya informasi yang diberikan oleh Dg. Sikki, beberapa hari setelah mendapatkan
informasi tersebut Penggugat beserta suaminya dan anaknya datang ke lokasi tanah miliknya di Desa
Nirannuang, Dusun Tekko Tanru, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa untuk melihat
kebenaran atas informasi yang disampaikan oleh Dg. Sikki (penjaga tanah milik Penggugat) dan
sesampainya di lokasi benar bahwa di atas tanah miliknya telah diserobot oleh seseorang dan pagar di
atas lokasi tersebut telah dirusak bahkah Penggugat juga melihat adanya bahan material bangunan di
atas tanah miliknya;
10. Bahwa dengan adanya kejadian penyerobotan tersebut Penggugat beserta keluarganya mencari
informasi mengenai orang yang melakukan penyerobotan dan perusakan atas tanah milik Penggugat,
informasi yang didapatkan oleh Penggugat tanahnya telah diserobot oleh seseorang atas nama
Maharani;
11. Bahwa dengan adanya informasi tersebut, pada tanggal 13 Desember, Penggugat melaporkan
Maharani atas tindak pidana penyerobotan dan perusakan yang dilakukan oleh Maharani dengan surat
tanda terima laporan Nomor STTLP/1368/XII/2021/SPKT/POLRES GOWA/POLDA SULAWESI
SELATAN namun sampai saat ini belum adanya tindak lanjut atas laporan tersebut;
12. Bahwa pada tanggal 1 Februari 2022 Penggugat datang ke Kantor Kecamatan Bontomarannu
untuk menyampaikan kepada pihak kecamatan bahwa tanah Penggugat yang terletak di Desa
Nirannuang, Dusun Tekko Tanru, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa telah diserobot oleh
seseorang yang bernama Maharani, dan Penggugat meminta tolong kepada pihak Kecamatan
Bontomarannu untuk dibantu agar dapat dipertemukan oleh Maharani untuk membicarakan mengenai
penyerobotan tanah milik Penggugat karena pada saat itu Penggugat tidak mengetahui atas dasar apa
Maharani mengklaim tanah milik Penggugat;
13. Dengan adanya penyampaian Penggugat ke pihak Kecamatan Bontomarannu, pihak kecamatan
bersedia mencari informasi mengenai penyerobotan atas tanah yang dimiliki Penggugat serta bersedia
membantu Penggugat untuk diadakan mediasi terhadap permasalahan yang dihadapi Penggugat;
14. Bahwa pada tanggal 09 Februari 2022 Penggugat kembali datang ke Kantor Kecamatan
Bontomarannu beserta kuasa hukumnya untuk mempertanyakan informasi mengenai permasalahan
yang telah disampaikan sebelumnya pada tanggal 1 Februari 2022 , dan pihak Kantor Kecamatan
Bontomarannu menyampaikan bahwa pihak dari Maharani tidak bersedia dimediasi karena Pihak
Maharani menyampaikan telah memilik sertipikat hak milik dan pihak Maharani juga memberikan
fotokopi bukti-bukti kepemilikannya kepada pihak Kecamatan Bontomarannu;
15. Bahwa pada hari yang sama, tanggal 09 Februari 2022 Penggugat juga diberikan oleh pihak
Kantor Kecamatan berupa fotokopi Sertipikat Hak Milik Nomor 593 Desa Nirannuang, tanggal 06-
012010, Surat Ukur, tanggal 30/12/2009, Nomor 00421/NIRANNUANG/2009, luas 50.109 m2, atas
nama Maharani Majid
16. Bahwa berdasarkan uraian di atas Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha
Negara berdasarkan ketentuan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara Pasal 53 ayat (2) alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud
pasal (1) adalah: a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan
dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik;
17. Bahwa Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa telah melanggar atau bertentangan dengan
asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana antara lain: a. Asas kecermatan, bahwa
tindakan Tergugat dalam menerbitkan objek sengketa jelas tidak cermat dan tidak berdasarkan data
yuridis dan data fisik secara sistematik dalam menerbitkan objek sengketa atas nama orang lain di atas
tanah milik Penggugat sehingga melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku dan rasa
keadilan. Sebab Penggugat tidak pernah mengalihkan atau menjual tanah miliknya yang menjadi
objek sengketa sejak Penggugat membeli tanah tersebut berdasarkan Jual Beli Nomor
419/AKTA/KB/XII/2009 tertanggal 10 Desember 2009 dan Akta Jual Beli Nomor
418/AKTA/XII/2009 tertanggal 10 Desember 2009 dan akta jual beli tersebut terbit berdasarkan surat
Rincik Nomor Persil 141 DII Kohir Nomor 1174 CI dan Sertipikat Hak Milik Nomor 00465 atas
nama Hajerah; b. Asas kepastian hukum, bahwa tindakan Tergugat yang telah menerbitkan sertipikat
yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo di atas tanah milik Penggugat menimbulkan
ketidakpastian hukum serta sangat merugikan Penggugat sebagai pemilik yang sah;
18. Bahwa atas penerbitan objek sengketa sangat jelas secara prosedur penerbitan sertipikat yang
menjadi objek sengketa telah cacat hukum, karena Tergugat tidak cermat dan tidak sistematik dalam
menerbitkan objek sengketa, di atas tanah milik Penggugat, sebab tidak sesuai dengan data yuridis
dan data fisik serta melanggar ketentuan Pasal 24 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, yakni untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari
konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa
buktibukti tertulis dan keterangan saksi.
PUTUSAN
Berdasarkan uraian-uraian di atas, Tergugat dengan ini memohon kepada Majelis Hakim yang
terhormat agar memutus perkara ini dengan putusan;
Dalam Eksepsi
- Menerima seluruh eksepsi Tergugat;
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima untuk seluruhnya;
Dalam Pokok Perkara
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Sertipikat Hak Milik Nomor 593/Nirannuang, tanggal 06 Januari 2010, Surat Ukur
Nomor 00421/Nirannuang/2009, tanggal 30 Desember 2009, luas 50.109 m² atas nama Maharani
Majid tetap sah, prosedural dan mengikat;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul akibat perkara ini;
Penggugat mengajukan replik tertulis melalui Sistem Informasi Pengadilan pada tanggal 18
Mei 2022 dan terhadap replik Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan duplik tertulis melalui Sistem
Informasi Pengadilan pada tanggal 25 Mei 2022;
Pengadilan telah memanggil secara patut pihak ketiga atas nama Maharani Madjid untuk
diberitahukan hak-haknya untuk masuk sebagai pihak intervensi dalam perkara ini, dengan panggilan
tanggal 7 April 2022, tanggal 14 April 2022, tanggal 21 April 2022 dan tanggal 27 April 2022, namun
sampai berakhirnya pemeriksaan sengketa ini pihak ketiga tersebut tidak hadir memenuhi panggilan
pengadilan.

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat telah diuraikan dalam duduk
perkara

Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini adalah Surat Keputusan
yang diterbitkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa berupa Sertipikat Hak Milik Nomor 593
Desa Nirannuang, tanggal 6 Januari 2010, Surat Ukur Nomor 00421/NIRANNUANG/2009 tanggal 30
Desember 2009, luas 50.109 m2 , atas nama Maharani Majid (vide Bukti P-2 = T-1 dan T-2);

Menimbang, bahwa Pengadilan akan mempertimbangkan eksepsi dan pokok perkara;

Dalam Eksepsi:

Eksepsi Tergugat:
1. Eksepsi Mengenai Kewenangan Mengadili;

2. Eksepsi Penggugat Tidak Memiliki Kepentingan Hukum;

3. Gugatan Penggugat Daluwarsa/Lewat Waktu;

Menimbang, bahwa atas eksepsi tersebut, Pengadilan terlebih dahulu mempertimbangkan


eksepsi Penggugat tidak memiliki kepentingan hukum sebagai berikut:

Menimbang, bahwa untuk menguji ada tidaknya kepentingan Penggugat yang dirugikan
dapat berpedoman pada ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas UndangUndang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, hal
mana dalam sengketa Tata Usaha Negara sepatutnya secara formal dapat ditentukan terlebih dahulu
dampak atau kepentingan yang dirugikan akibat diterbitkannya keputusan tata usaha negara yang
digugat sebelum menguji apakah secara kewenangan, prosedural maupun substansial keputusan
dimaksud bertentangan ataukah tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
dan/atau asas-asas umum pemerintahan yang baik;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) UndangUndang Nomor 9


Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara telah ditentukan bahwa: Orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti
rugi dan/atau direhabilitasi;

Menimbang, bahwa penjelasan pasal dimaksud terkait dengan kepentingan mengajukan


gugatan pada pokoknya berbunyi: hanya orang atau badan hukum perdata yang kepentingannya
terkena oleh akibat hukum Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan dan karenanya yang
bersangkutan merasa dirugikan dibolehkan menggugat Keputusan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan objek sengketa telah merugikan kepentingan


Penggugat karena dengan diterbitkannya objek sengketa Penggugat kehilangan haknya dalam
keadaan aman dan bebas yang tidak ternilai karena Penggugat tidak dapat melakukan permohonan
penerbitan sertipikat hak milik atas nama Penggugat dan tidak dapat mengolah dengan
baik/sepenuhnya tanah tersebut (vide Gugatan halaman 3);

Menimbang, bahwa dari dalil Penggugat disebutkan hak penguasaan atas bidang tanah
Penggugat adalah berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 dan Akta Jual Beli
Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 (vide Bukti P-6 dan P-8);

Menimbang, bahwa Akta Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009
menunjuk adanya jual beli antara Penggugat (selaku pembeli) dengan Hajerah (selaku Penjual)
terhadap bidang tanah yang sudah bersertipikat hak milik dengan Nomor 00465/Desa Nirannuang,
tanggal 23 September 2003, Surat Ukur Nomor 00334/2003 tanggal 5 Juni 2003, luas 6.605 m²
tercatat atas nama Hajerah (vide Bukti P-6 dan P-7); Bahwa Akta Jual Beli Nomor
419/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009 tercatat batas-batas tanah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatas dengan tanah milik Azis Beta;

b. Sebelah timur berbatas dengan tanah milik Dg. Ramma;

c. Sebelah selatan berbatas dengan sungai;


d. Sebelah barat berbatas dengan tanah milik Dg. So’na;

Menimbang, bahwa dari bukti Surat Ketetapan Iuran Pembangunan Daerah tercatat Persil
Nomor 141 d.II Kohir Nomor 1174 seluas kurang lebih 10.000 m² dengan nama wajib bayar Yangga
Dg. Beta, dan dalam kolom keterangan tercatat telah beralih secara keseluruhan kepada Penggugat
dengan dasar Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009 (vide Bukti P-
9);

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati objek sengketa, pada lembar
pendaftaran pertama huruf i) PENUNJUK menyebutkan Persil Nomor 93 DIII-1420 CI (vide Bukti P-2 =
T-1,T-2);

Menimbang, bahwa dari bukti surat dimaksud, menunjukkan fakta hukum mengenai dasar
penguasaan Penggugat dengan Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember
2009 dan objek sengketa adalah menunjuk persil yang berbeda, untuk Penggugat Persil Nomor 141
d.II Kohir Nomor 1174 CI sedangkan objek sengketa dari Persil Nomor 93 DIII-1420 CI;

Menimbang, bahwa dengan adanya perbedaan lokasi persil Penggugat atas dasar Akta Jual
Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009 dengan lokasi tanah yang ditunjuk
dalam objek sengketa, maka penerbitan objek sengketa tidak tersangkut kepentingan Penggugat,
khusus terkait dengan alas hak atas dasar jual beli dengan Akta Jual Beli Nomor
418/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009;

Menimbang, bahwa dalam Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10


Desember 2009 tidak tercatat adanya batas bidang tanah atas nama Hajerah, yang senyatanya pada
tahun 2003 telah terbit sertipikat tanah atas nama Hajerah (vide Bukti P-7);

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam Akta Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 tanggal
10 Desember 2009 tercatat batas sebelah utara adalah bidang tanah Azis Beta, dengan demikian
seharusnya Hajerah tercatat sebagai pihak yang memiliki bidang tanah pada batas sebelah Selatan
sehingga bidang tanah yang tercatat dalam Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 dan Akta
Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 terbukti sebagai bidang tanah yang bersandingan atau saling
berbatasan;

Menimbang, bahwa fakta hukum menunjukkan batas sebelah selatan yang tercatat dalam
Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009 adalah Abd. Rajab Dg.
Lipung; Menimbang, bahwa dari batas-batas kedua bidang tanah menurut akta jual beli tersebut,
Majelis Hakim menilai lokasinya tidak terbukti berada pada bidang tanah yang bersandingan;

Menimbang, bahwa Akta Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009
merupakan bukti adanya jual beli antara Penggugat (selaku pembeli) dengan Hajerah (selaku
Penjual) terhadap bidang tanah yang sudah bersertipikat Hak Milik (vide Bukti P-6 dan P-7);

Menimbang, bahwa sertipikat Nomor 00465 atas nama Hajerah pada bagian Surat Ukur
Nomor 00334/2003 tanggal 5 Juni 2003 seluas 6.605 m² tercatat bidang lokasi tanah dengan batas-
batas tanah sebelah selatan dan sebelah barat adalah berupa saluran air (vide Bukti P-7);

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati lokasi bidang tanah yang ditunjuk
dalam objek sengketa yang terbit tahun 2010 dengan luas 50.109 m², tidak terdapat batas saluran air
atau sungai pada batas sebelah selatan bidang tanah objek sengketa, batas saluran air tercatat
berada pada batas sebelah barat, itupun hanya sebagian saja, oleh karena itu Majelis Hakim
berkeyakinan antara bidang tanah yang ditunjuk sertipikat Nomor 00465 atas nama Hajerah dan
bidang tanah objek sengketa tidak tumpang tindih;

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan Pasal 36, Pasal 37 ayat (1), dan Pasal 39 ayat
(1) huruf a dan b Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
dinyatakan sebagai berikut:

Pasal 36 ayat (1)

Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik
atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah terdaftar. ayat (2) Pemegang hak yang
bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kantor
Pertanahan;

Pasal 37 ayat (1)

Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar
menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya,
kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang
dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

Pasal 39

(1) PPAT menolak untuk membuat akta, jika:

a. mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan sertipikat asli hak yang bersangkutan atau sertipikat yang diserahkan
tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan; atau

b. mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan:

1) surat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) atau surat keterangan Kepala
Desa/Kelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2); dan

2) surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum
bersertipikat dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari
kedudukan Kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh
Kepala Desa/Kelurahan;

Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada ketentuan dimaksud, maka terhadap


peralihan hak, baik terhadap objek bidang tanah yang sudah terdaftar maupun peralihan hak
terhadap bidang tanah yang belum terdaftar wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan; Agung
Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia
Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 28 dari 33 halaman. Putusan Nomor 34/G/2022/PTUN.MKS
untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan, dari pemegang
hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan;

Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada ketentuan dimaksud, maka terhadap


peralihan hak, baik terhadap objek bidang tanah yang sudah terdaftar maupun peralihan hak
terhadap bidang tanah yang belum terdaftar wajib didaftarkan pada Kantor Pertanahan;
Menimbang, bahwa dalam Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 tercatat Abdul Azis
Beta (selaku penjual) atas bidang tanah yang belum terdaftar berupa Persil Nomor 141 d.II Kohir
Nomor 1174 CI seluas kurang lebih 10.000 m² yang setelah dihubungkan dengan bukti Surat
Ketetapan Iuran Pembangunan Daerah tercatat Persil Nomor 141 d.II Kohir Nomor 1174 seluas
kurang lebih 10.000 m² dengan nama wajib bayar Yangga Dg. Beta, sehingga terdapat perbedaan
subjek pemegang hak namun tidak ada bukti yang menunjukkan adanya peralihan hak dari Yangga
Dg. Beta kepada Abdul Azis Beta, yang tercatat pada bukti Surat Ketetapan Iuran Pembangunan
Daerah adalah Akta Jual Beli Nomor 418/AKTA/KB/XII/2009 yang isinya Abdul Azis Beta menjual
Persil Nomor 141 d.II Kohir Nomor 1174 kepada Penggugat (vide Bukti P-8 dan P-9);

Menimbang, bahwa peralihan bidang tanah yang belum terdaftar baik karena waris, hibah,
atau jual beli tetap harus melalui PPAT dan wajib didaftarkan hal mana dengan didaftarkan akan
memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak atas bidang tanah yang dimohonkan;

Menimbang, bahwa bidang tanah yang tercatat dalam Akta Jual Beli Nomor
418/AKTA/XII/2009 terbukti tidak pernah diajukan permohonan pendaftaran hak, baik oleh Abdul
Azis Beta maupun oleh Penggugat setelah beralih ke Penggugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya Pasal 97 ayat (1) sampai dengan ayat (4) Peraturan Menteri
Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyatakan sebagai berikut:

Pasal 97

(1) Sebelum melaksanakan pembuatan akta mengenai pemindahan atau pembebanan hak
atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun PPAT wajib terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan pada Kantor Pertanahan mengenai kesesuaian sertipikat hak atas tanah atau Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun yang bersangkutan dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan
setempat dengan memperlihatkan sertipikat asli;

(2) Pemeriksaan sertipikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk setiap
pembuatan akta oleh PPAT, dengan ketentuan bahwa untuk pembuatan akta pemindahan atau
pembebanan hak atas bagian-bagian tanah hak induk dalam rangka pemasaran hasil pengembangan
oleh perusahaan real estat, kawasan industri dan pengembangan sejenis cukup dilakukan
pemeriksaan sertipikat tanah induk satu kali kecuali apabila PPAT yang bersangkutan menganggap
perlu pemeriksaan sertipikat ulang;

(3) Apabila sertipikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan daftar-daftar yang
ada di Kantor Pertanahan, maka Kepala Kantor Pertanahan atau Pejabat yang ditunjuk
membubuhkan cap atau tulisan dengan kalimat: “Telah diperiksa dan sesuai dengan daftar di Kantor
Pertanahan”; pada halaman perubahan sertipikat asli kemudian diparaf dan diberi tanggal
pengecekan;

(4) Pada halaman perubahan buku tanah yang bersangkutan dibubuhkan cap atau tulisan
dengan kalimat: “PPAT …(nama PPAT ybs)…. telah minta pengecekan sertipikat”; kemudian diparaf
dan diberi tanggal pengecekan.

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati Sertipikat Hak Milik Nomor
00465/Desa Nirannuang, tanggal 23 September 2003, Surat Ukur Nomor 00334/2003, tanggal 5 Juni
2003, luas 6.605 m² masih tercatat atas nama Hajerah (vide Bukti P-7), disisi lain menurut bukti surat
berupa Akta Jual Beli Nomor 419/AKTA/KB/XII/2009 tanggal 10 Desember 2009 diperoleh fakta
hukum pada tahun 2009 telah terjadi perubahan pemegang hak atas dasar akta jual beli yang dibuat
di hadapan PPAT Sementara

Anda mungkin juga menyukai