PKM-AI - Penerapan Restorative Justice Pada Sistem Peradilan Pidana Anak Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Klitih Di Kabupaten Sleman
PKM-AI - Penerapan Restorative Justice Pada Sistem Peradilan Pidana Anak Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Klitih Di Kabupaten Sleman
PKM-AI - Penerapan Restorative Justice Pada Sistem Peradilan Pidana Anak Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Klitih Di Kabupaten Sleman
BIDANG KEGIATAN :
PKM–AI
Diusulkan Oleh :
2023
Lampiran
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
3 Kriminologi Wajib 3
5 Kriminalistik Pilihan 2
6 Tindak Pidana Korupsi Pilihan 2
7 KWU Wajib 2
8 Penitensier Wajib 2
Penelitian
1 Mandiri 2018
Model Pencegahan Korupsi Melalui
Pendidikan Terintegrasi
2 Mandiri 2019
Implementasi Pendidikan Anti
Korupsi di Tingkat Pendidikan
Dasar
3 29 JT 2021
Pidana Finansial Bagi Pelaku
Korupsi Sebagai Pengembalian
Kerugian Negara Dalam Perspektif
Politik Kriminal Berbasis Restortif
Justice (PDD TH ke 1)
4 35 JT 2022
Pidana Finansial Bagi Pelaku
Korupsi Sebagai Pengembalian
Kerugian Negara Dalam Perspektif
Politik Kriminal Berbasis Restortif
Justice (PDD TH ke 2)
5 15 JT 2022
Kajian Tentang OTT KPK
Keterangan:
Nilai = Bobot x Skor; Skor (1=Buruk; 2=Sangat kurang; 3=Kurang; 5=Cukup; 6=Baik; 7=Sangat baik)
Komentar:
PENERAPAN RESTORATIVE JUSTICE PADA SISTEM PERADILAN
PIDANA ANAK TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK
PIDANA KEKERASAN KLITIH DI KABUPATEN SLEMAN
1
Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
*Penulis korespondensi :
Abstrak
Pembinaan kepada anak perlu diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan psikis dalam
tumbuh kembang anak. Apabila tidak diperhatikan akan mempengaruhi kondisi psikis anak
sehingga mendorong untuk melakukan kegiatan negatif seperti kenakalan anak atau
kenakalan remaja. Menanggapi hal ini, pemerintah menerapkan kebijakan untuk
memberikan payung hukum terhadap permasalahan dari peradilan anak. Seorang anak yang
melakukan tindak pidana dalam proses peradilan wajib disidangkan di pengadilan khusus
anak yang berada di lingkungan peradilan umum. Dalam proses peradilan tentu didampingi
oleh pejabat khusus yang memahami masalah anak. Pendampingan ini dimulai dari
penangkapan, penahanan, proses mengadili dan pembinaan. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian hukum normatif. Dalam karya tulis ilmiah ini, Penulis akan mengkaji
lebih lanjut mengenai permasalahan yang berkaitan dengan kenakalan anak serta
penyelesaiannya dengan menggunakan upaya hukum restorative justice dan diversi.
Abstract
Guidance for children needs to be considered in order to meet the psychological needs in
the growth and development of children. If it is not paid attention to, it will affect the
psychological condition of the child so that it encourages negative activities such as child
delinquency or juvenile delinquency. Responding to this, the government implemented a
policy to provide a legal umbrella for problems from juvenile justice. A child who commits
a crime in the judicial process must be tried in a special juvenile court within the general
court environment. In the judicial process, of course, accompanied by a special official
who understands children's problems. This assistance starts with arrest, detention, trial
and coaching. This study uses normative legal research methods. In this scientific writing,
the author will examine further the problems related to juvenile delinquency and their
solutions using restorative justice and diversion legal remedies.
1 Hartono, Sunaryati C.F.G. (1991). Politik hukum menuju satu sistem hukum nasional,
Bandung : Alumni
2
Pradityo, R. (2016, November). RESTORATIVE JUSTICE DALAM SISTEM PERADILAN
PIDANA ANAK. Jurnal Hukum dan Peradilan, 5(3), 320.
3
Meyrina, R. S. A. (2017, Maret). RESTORATIVE JUSTICE DALAM PERADILAN ANAK
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2012. Jurnal Penelitian Hukum DE
JURE, 17(1), 93.
4
Wahyudhi, D. (2015). PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN
DENGAN HUKUM MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE. Jurnal Ilmu Hukum,
144.
adanya penyelesaian di luar proses peradilan ini memberikan harapan bahwa anak
dapat diberikan rasa keadilan pada saat berhadapan dengan hukum dan dengan
mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak untuk melanjutkan masa depannya.
Seorang anak yang melakukan tindak pidana dalam proses peradilan wajib
disidangkan di pengadilan khusus anak yang berada di lingkungan peradilan umum.
Dalam prosesnya tentu didampingi oleh pejabat khusus yang memahami masalah
anak. Pendampingan ini dimulai dari penangkapan, penahanan, proses mengadili
dan pembinaan. Apabila dilihat dari perspektif ilmu pemidanaan, pidana yang
dijatuhkan terhadap anak cenderung merugikan perkembangan jiwa anak di masa
mendatang. Bukan tanpa sebab, kecenderungan ini diakibatkan oleh efek
penjatuhan pidana terutama pidana penjara, sehingga muncul stigma (cap jahat)
terhadap anak pelaku tindak pidana.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penegakan hukum terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana
di Indonesia ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak ?
2. Bagaimana penerapan restorative justice terhadap anak sebagai pelaku
tindak pidana kekerasan klitih di Kabupaten Sleman?
Metode Penelitian
Dalam penulisan ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian
hukum normatif. Penelitian hukum normatif (legal research) biasanya “hanya”
merupakan studi dokumen, yakni menggunakan sumber bahan hukum yang berupa
peraturan perundang-undangan, keputusan/ketetapan pengadilan,
kontrak/perjanjian/akad, teori hukum, dan pendapat para sarjana.
Menurut Peter Marzuki, penelitian hukum adalah proses untuk menemukan
suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum untuk
menjawab permasalahan hukum yang dihadapi. Bahan hukum yang digunakan
dalam penulisan ini ialah bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang terdiri
atas : buku hukum, jurnal hukum yang berisi prinsip- prinsip dasar (asas hukum),
pandangan para ahli hukum (doktrin), hasil penelitian hukum, kamus hukum,
ensiklopedia hukum
2020 52 91
2021 58 102
Sumber :
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/06/jumlah-kasus-
dan-pelaku-klitih-di-jogja-meningkat-pada-2021
Penyelesaian perkara melalui pendekatan keadilan restoratif
(restorative justice) terhadap anak sebagai pelaku klitih telah diterapkan di
Kabupaten Sleman, baik dalam tahap penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan persidangan. Upaya keadilan restoratif di Kabupaten Sleman
diwujudkan dengan adanya perbedaan perlakuan terhadap anak sebagai
pelaku tindak pidana yang bertujuan untuk melindungi kepentingan anak.
Hal ini tampak dengan sedikitnya penahanan terhadap pelaku anak karena
digantikan dengan surat permohonan untuk tidak ditahan yang dibuat oleh
orang tua pelaku di atas materai. Selain itu, pelaku anak juga selalu
didampingi oleh orang tua pada setiap proses peradilan. Dalam setiap proses
penegakkan hukum juga telah diupayakan diversi sesuai yang telah
diamanatkan oleh UU SPPA. Akan tetapi pelaksanaan diversi di Kabupaten
Sleman belum berhasil sepenuhnya meskipun dapat dikatakan telah berjalan
cukup baik.
Presentase Keberhasilan Diversi di Kabupaten Sleman
Penyidikan 27,27%
Penuntutan 23,26%