Anda di halaman 1dari 20

MITIGASI BENCANA ALAM BERBASIS KEARIFAN LOKAL

DALAM MASYARAKAT DESA RAWAN BENCANA

DZULFIKAR GHASSANI

071311433062

dzulfikarghassani@yahoo.co.id

Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas


Airlangga

ABSTRAK

Desa Kertowono merupakan salah satu desa rawan bencana alam di


Kabupaten Lumajang. Adanya bencana alam tanah longsor yang sering terjadi,
bencana alam kekeringan serta masyarakat Desa Kertowono juga mengalami
dampak dari erupsi gunung berapi yang mana gunung berapi tersebut merupakan
gunung bromo dan gunung semeru. Dengan ini, masyarakat Desa Kertowono
sangat memperhatikan keselamatannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Masyarakat Desa Kertowono memiliki pengalaman yang membuat mereka siap
dalam menghadapi bencana yang mana masyarakat Desa Kertowono telah
membentuk dan melakukan mitigasi bencana alam yang berbasis kearifan lokal.
Dengan adanya berbagai bencana alam yang melanda Desa Kertowono,
penelitian ini melihat bagaimana tindakan sosial masyarakat Desa Kertowono
dalam proses membentuk hingga melakukan mitigasi bencana alam berbasis
kearifan lokal dalam menghadapi bencana alam. Penelitian ini menggunakan tipe
penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dalam bentuk wawancara mendalam guna memperoleh
informasi yang jelas mengenai fokus permasalahan. Temuan data dalam penelitian
ini didapat beberapa variasi data tentang tindakan sosial melalui proses tindakan
sosial masyarakat Desa Kertowono dalam membentuk hingga melakukan mitigasi
bencana alam berbasis kearifan lokal guna menghadapi bencana alam yaitu
selametan desa, istigosah dan kerja bakti,
Tindakan sosial yang mendasari masyarakat Desa Kertowono dalam
membentuk hingga melakukan mitigasi bencana alam berbasis kearifan lokal
merupakan tindakan rasional nilai yang mana tindakan sosial ini telah
dipertimbangkan terlebih dahulu karena mendahulukan nilai-nilai sosial maupun
nilai agama yang mereka miliki miliki dan tindakan tradisional disini merupakan
tindakan yang ditentukan oleh cara – cara berperilaku masyarakat yang biasa dan
lazim yang mana sesuai adat atau kebiasaan daerah dan agama. Yang mana
masyarakat Desa Kertowono membentuk dan melakukan karena masyarakat
memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi bencana alam melalui
proses sosialisasi sekunder sehingga masyarakat Desa Kertowono memiliki nilai-
nilai tradisi yang kuat dalam kearifan lokalnya yang mana merupakan hasil dari
generasi terdahulu mereka yang wajib untuk dilakukan, dipertahankan dan tidak
dapat dihilangkan.
Kata kunci: Mitigasi Bencana, Tindakan sosial, Kearifan lokal, Masyarakat Desa Kertowono

ABSTRACT

Kertowono village is one of the natural disaster-prone villages in


Lumajang. Natural disasters are frequent landslides, droughts and natural disasters
Kertowono village communities are also experiencing the impact of volcanic
eruptions in which the volcano is Mount Bromo and Mount Semeru. With this, the
villagers of Kertowono very concerned about his safety in his daily life. Village
Community Kertowono have the experience that makes them ready in the face of
disaster, where communities have formed village Kertowono and mitigating
natural disasters based on local wisdom.
With the various natural disasters that struck the village of Kertowono,
these studies look at how social action Kertowono Village community in the
process of forming up to mitigate natural disasters based on local wisdom in the
face of natural disasters. This research use descriptive research type with
qualitative analysis. This study uses data collection techniques in the form of in-
depth interviews in order to obtain clear information about the focus of the
problem. The findings of the data in this study gained some variation data about
social action through a process of social action Village community Kertowono in
shaping up to mitigate natural disasters based on local wisdom to cope with
natural disasters is selametan village, istigosah and voluntary work,
social action that underlie the villagers Kertowono in formed to mitigate
natural disasters based on local wisdom is rational action values which social
actions have been considered first because prioritize social values and religious
values that they have had and the traditional measures here is an act that is
determined by the way - how to behave in society ordinary and usual which
according to custom or habit and religious areas. Which the villagers Kertowono
form and perform for the public to have knowledge and experience in dealing
with natural disasters through the process of secondary socialization so that the
villagers Kertowono values strong tradition in their local wisdom, which is the
result of previous generations they are obliged to do, preserved and can not be
eliminated.
Keywords: Mitigation, social action, local wisdom, the Village Community Kertowono
PENDAHULUAN kearifan yang dapat menjadi
Pengetahuan masyarakat pegangan mereka. Sejalan dengan
terhadap bencana alam saat ini perkembangan waktu, masyarakat
memang sangat diperlukan, umumnya memiliki pengetahuan dan
dikarenakan saat ini bencana alam kearifan dalam memprediksi dan
sering terjadi yang mana tidak dapat melakukan mitigasi bencana alam di
diprediksi terjadinya. Kabupaten wilayahnya. Pengetahuan lokal
Lumajang sendiri bisa disebut biasanya diperoleh dari pengalaman
menjadi Kabupaten yang berpotensi empiris yang kaya akibat interaksi
terjadinya bencana. yaitu bencana dengan lingkungannya. Hal itu pun
alam yang terjadi seperti erupsi terjadi pada masyarakat Desa
gunung berapi, tanah longsor dan Kertowono, yang mana mereka
banjir dan erupsi gunung berapi yang memiliki cara-cara tertentu untuk
sangat mengancam kehidupan melakukan mitigasi terhadap
penduduk sekitar, gunung yang bencana alam yang berpotensi terjadi
masih aktif yaitu gunung semeru, di wilayahnya maka sangat perlu
gunung lamongan dan gunung bromo untuk melakukan tindakan mitigasi
yang sering menimpa penduduk bencana alam yang mana berbasis
pedesaan di Kabupaten Lumajang kearifan lokal.
salah satunya penduduk Desa
Mitigasi bencana alam
Kertowono, Kecamatan Gucialit.
merupakan salah satu tahap dari pra-
Dalam hal ini, masyarakat Desa
bencana. Setiap daerah mempunyai
Kertowono merupakan masyarakat
sistem pengetahuan tradisional
yang tradisional dan kaya sumber
tersendiri bahkan telah melahirkan
inovasi pengelolaan lingkungan dan aktivitas yang dilakukan oleh

pemanfaatan sumber daya alam yang masyarakat lokal dalam menjawab

unik berbasis kearifan lokal. berbagai masalah dalam pemenuhan

Kearifan lokal merupakan suatu kebutuhan mereka, meliputi seluruh

pemahaman kolektif, pengetahuan unsur kehidupan yaitu agama, ilmu

dan kebijaksanaan yang pengetahuan, ekonomi, teknologi,

mempengaruhi keputusan oranisasi sosial, bahasa dan

penyelesaian atau penanggulangan komunikasi, serta kesenian. Mereka

suatu masalah kehidupan. Kearifan mempunyai pemahaman, program,

dalam hal ini merupakan perwujudan kegiatan, pelaksanaan terkait untuk

seperangkat pemahaman dan mempertahankan, memperbaiki dan

pengetahuan yang mengalami proses mengembangkan unsur kebutuhan

perkembangan oleh suatu kelompok dan cara pemenuhannya dengan

masyarakat setempat atau komunitas memperhatikan sumber daya

yang terhimpun dari proses dan manusia dan sumber daya alam di

pengalaman panjang dalam sekitarnya. Kearifan lokal dipandang

berinteraksi dalam satu sistem dan sangat bernilai dan mempunyai

dalam satu ikatan hubungan yang manfaat tersendiri dalam kehidupan

saling menguntungkan (Purba, 2002, masyarakat.

dalam Marfai, 2012:3).


Sistem tersebut dikembangkan

Kearifan lokal juga dapat karena adanya kebutuhan untuk

diartikan sebagai pandangan hidup menghayati, mempertahankan, dan

dan pengetahuan serta berbagai melangsungkan hidup sesuai dengan

strategi kehidupan yang berwujud situasi, kondisi, kemampuan dan tata


nilai yang dihayati didalam kegiatan pencegahan bencana alam,

masyarakat yang bersangkutan. tanggap darurat dan rehabilitasi.

Dengan kata lain, kearifan lokal


Penyelenggara penanggulangan
kemudian menjadi bagian dari cara
bencana terdiri dari 3 tahap, yaitu
hidup mereka yang arif untuk
tahap pra bencana, saat bencana dan
memecahkan segala permasalahan
pasca bencana. Masyarakat
hidup yang mereka hadapi. Verkat
tradisional pada umumnya telah lama
kearifan lokal mereka dapat
hidup berdampingan dengan alam
melangsungkan kehidupannya
secara harmonis, sehingga mengenai
bahkan dapat berkembang secara
berbagai cara memanfaatkan sumber
bekelanjutan (Permana, 2010:3)
daya alam secara berkelanjutan.

Dalam keseharian, terdapat Dalam kearifan lingkungan juga

berbagai pandangan dan pendapat terwujud konservasi yang dilakukan

tentang bencana yang tumbuh dan oleh masyarakat. Kearifan lokal yang

berkembang dalam masyarakat. diwujudkan dalam bentuk perilaku

Pandangan dan pendapat tersebut adaptif terhadap lingkungan

sesuai dengan tingkat pendidikan dan mempunyai peranan penting dalam

pemahaman personal atau kelompok pengurangan resiko bencana.

mengenai bencana. Penanggulangan Kearifan lokal yang berlaku di suatu

bencana merupakan serangkaian masyarakat memberikan dampak

upaya yang meliputi penetapan positif bagi masyarakat dalam

kebijakan pembangunan yang menghadapi dan mensikapi bencana

berisiko timbulnya bencana alam, yang datang. Kearifan lokal

merupakan ekstraksi dari berbagai


pengalaman yang bersifat turun masyarakat, kemampuan adaptasi

temurun dari nenek moyang atau juga dipengaruhi oleh keberadaan

orang-orang terdahulu yang telah dan ancaman bencana dan

mengalami kejadian bencana ketersediaan sumber daya lokal.

(Marfai, 2012:50). Kemampuan masyarakat dalam

melakukan mitigasi bencana tidak


Adaptasi yang telah dilakukan
terlepas dari kajian – kajian terhadap
oleh masyarakat terhadap lingkungan
budaya dan kearifan lokal serta
fisik dan proses alam seperti bencana
kemampuan adaptasi masyarakat.
alam menunjukkan bahwa adanya
Adaptasi adalah suatu strategi
relasi antara manusia dengan
penyesuaian diri yang digunakan
manusia terhadap lingkungan. Dalam
manusia selama hidupnya untuk
hubungan manusia dengan
merespon terhadap perubahan
lingkungan ini perubahan lain dan
lingkungan dan sosial (Marfai,
sebaliknya. Dalam konteks ini
2012:53).
bahwasannya kearifan lokal

terbentuk karena adanya proses Terdapat berbagai tindakan

perubahan dari lingkungan dimana sosial yang dilakukan manyarakat

masyarakat itu berada. mengenai membentuk hingga

melakukan serta mempertahankan


Kemampuan adaptasi itu dapat
mitigasi bencana alam berbasis
di gambarkan dalam bentuk setting
keaifan lokal yang mana
budaya yang tidak mudah mengalami
kenyataannya disini masyarakat Desa
perubahan dan pergeseran tanpa
Kertowono masih tradisional dan
adanya transisi kultural yang dalam
tetap menggunakan dan
hal ini memerlukan karakteristik
mempercayai mitigasi bencana alam yang dilakukan oleh masyarakat

berbasis kearifan lokal sebagai pedesaan terhadap proses

sesuatu yang penting dan sakral. Dari terbentuknya hingga masyarakat

berbagai tanggapan masyarakat Desa Kertowono melakukan mitigasi

tersebut akan didapatkan data yang bencana alam berbasis kearifan lokal.

cenderung sama sebab masyarakat


TINJAUAN PUSTAKA
pasti memiliki pengetahuan lokal dan Kearifan lokal merupakan
tindakan sosial yang sama tentang pemahaman kolektif, pengetahuan
bagaimana mereka tindakan sosial di dan kebijaksanaan yang
masyarakat, terutama tindakan yang mempengaruhi keputusan
dirasa memiliki nilai dan norma penyelesaian atau penanggulangan
masyarakat lokal. Selain itu juga suatu masalah kehidupan. Kearifan
akan didapat gambaran mengenai lokal pada hal ini merupakan
tindakan sosial yang mana
seperangkat pemahaman dan
mempengaruhi perilaku kolektif pengetahuan yang mengalami proses
yang mempengaruhi situasi sosial perkembangan oleh suatu kelompok
dari hasil terbentuknya hingga masyarakat setempat atau komunitas
masyarakat Desa Kertowono yang terhimpun dari proses
melakukan mitigasi bencana alam pengalaman panjang dalam
berbasis kearifan lokal. berinteraksi dan bertindak dalam satu

Berdasarkan latar belakang sistem dan dalam satu ikatan

masalah yang telah diuraikan di atas, hubungan yang saling

penelitian ini bermaksud memahami menguntungkan (Suparmni,

dan termasuk tipe tindakan sosial apa Setyawati, Sumunar, 2014 dalam
Marfai, 2012 : 33). Kemampuan adaptif terhadap lingkungan

adaptasi masyarakat Desa mempunyai peranan penting dalam

Kertowono dapat diilustrasikan pengurangan resiko bncana. Yang

dalam bentuk setting budaya yang mana kearifan lokal disini memiliki

tidak mudah mengalami perubahan fungsi sebagai mitigasi bencana alam

dan pergeseran kebudayaan, selain terhadap bencana alam.

dipengaruhi oleh karakteristik


Terlepas dari semua itu, jika
masyarakat, kemampuan adaptasi
dalam setiap komunitas, terutama
juga dipengaruhi oleh keberadaan
yang berada di daerah rawan
dan ancaman bencana dan
bencana, mempunyai model
ketersediaan sumber daya lokal.
kebijakan penanggulangan bencana
Kemampuan masyarakat dalam
secara integratif yang berbasis
dalam melakukan mitigasi bencana
kearifan budaya lokal untuk
tidak terlepas dari kajian-kajian
pengurangan resiko bencana maka
budaya dan kearifan lokal serta
kesadaran masyarakat akan semakin
kemampuan adaptasi masyarakat.
tinggi terhadap ancaman bencana.

Masyarakat tradisional pada Jika kesadaran tinggi dan kapasitas

umumnya telah lama hidup masyarakat dalam menghadapi

berdampingan dengan alam secara bencana cukup kuat, maka

harmonis, sehingga mengenal kerentanan semakin kecil.

berbagai cara memanfaatkan sumber Pemberdayaan masyarakat yang

daya alam secara berkelanjutan. terkait dengan pengurangan risiko

Kearifan lokal yang diwujudkan bencana memerlukan strategi dan

dalam bentuk perilaku atau tindakan pendekatan yang komprehensif dan


holistik. Sehingga mitigasi bencana menggunakan teori tindakan sosial

berbasis kearifan lokal sangat yang di kemukakan oleh Max Weber.

diperlukan dalam rangka


Individu manusia dalam
meminimalisir dampak negatif dari
masyarakat merupakan aktor yang
bencana alam yang terjadi, sekaligus
kreatif dan realitas sosial bukan
sebagai bentuk totalitas tanggung
merupakan alat yang statis dari pada
jawab pemerintah daerah dalam
paksaan fakta sosial. Artinya
melaksanakan kebijakan
tindakan manusia tidak sepenuhnya
penanggulangan bencana yang
ditentukan oleh norma, kebiasaan,
berbasis masyarakat.
nilai, dan sebagainya yang tercakup

Paradigma definisi sosial di dalam konsep fakta sosial.

merupakan paradigma yang mana Menurut Weber bahwa dalam

perkembangan dari suatu hubungan masyarakat terdapat struktur sosial

sosial dapat pula diterangkan melalui dan pranata sosial sehingga dapat

tujuan – tujuan dari manusia yang dikatakan bahwa struktur sosial dan

melakukan hubungan sosial itu pranata sosial merupakan dua konsep

dimana ketika ia mengambil manfaat yang saling berkaitan dalam

dari tindakannya. Sedangkan dalam membentuk tindakan sosial.

penelitian ini menggunakan


Max Weber berasumsi bahwa
pendekatan deskriptif yang mana
seseorang dalam bertindak tidak haya
peneliti mendeskripsikan peristiwa
sekedar melaksanakannya tetapi juga
dan kejadian yang menjadi perhatian
menempatkan diri dalam lingkungan
tanpa memberikan perlakuan khusus
berfikir dan perilaku orang lain.
terhadap peristiwa tersebut dan teori
Konsep pendekatan ini lebih
mengarah pada suatu tindakan maupun diam-diam, yang oleh

bermotif pada tujuan yang hendak pelakunya diarahkan pada tujuannya.

dicapai atau in order to motive. Sehingga tindakan sosial itu

interaksi sosial merupakan perilaku bukanlah perilaku yang kebetulan

yang bisa dikategorikan sebagai tetapi yang memiliki pola dan

tindakan sosial. Dimana tindakan struktur tertentudan makna tertentu.

sosial merupakan proses aktor Atas dasar rasionalitas tindakan

terlibat dalam pengambilan - sosial, Weber membedakan tindakan

pengambilan keputusan subjektif sosial manusia ke dalam empat tipe,

tentang sarana dan cara untuk yang pertama, tindakan rasionalitas

mencapai tujuan tertentu yang telah instrumental merupakan suatu

dipilih, tindakan tersebut mengenai tindakan sosial yang dilakukan

semua jenis perilaku manusia, yang seseorang didasarkan atas

di tujukan kepada perilaku orang pertimbangan dan pilihan sadar yang

lain, yang telah lewat, yang sekarang berhubungan dengan tujuan tindakan

dan yang diharapkan diwaktu yang itu dan ketersediaan alat yang

akan datang. tindakan sosial adalah dipergunakan untuk mencapainya.

tindakan yang memiliki makna Tindakan ini telah dipertimbangkan

subjektif bagi dan dari aktor dengan matang agar ia mencapai

pelakunya.Tindakan sosial seluruh tujuan tertentu. Dengan perkataan

perilaku manusia yang memiliki arti lain menilai dan menentukan

subjektif dari yang melakukannya. tujuan itu dan bisa saja tindakan itu

Baik yang terbuka maupun yang dijadikan sebagai cara untuk

tertutup, yang diutarakan secara lahir mencapai tujuan lain. Yang keedua,
tindakan rasional Nilai merupakan tanpa refleksi yang sadar atau

tindakan rasional nilai memiliki sifat perencanaan.

bahwa alat-alat yang ada hanya


PEMBAHASAN
merupakan pertimbangan dan
Masyarakat Desa Kertowono
perhitungan yang sadar, sementara
melakukan mitigasi bencana alam
tujuan-tujuannya sudah ada di dalam
berbasis kearifan lokal yang sampai
hubungannya dengan nilai-nilai
saat ini masih dipertahankan dan
individu yang bersifat absolut. Yang
dipercaya. Hal tersebut dikarenakan
mana tindakan sosial ini telah
dalam masyarakat terdapat suatu
dipertimbangkan terlebih dahulu
tindakan yang dimana
karena mendahulukan nilai-nilai
memperlihatkan tindakan yang
sosial maupun nilai agama yang ia
berdasarkan tempat dan situasi
miliki. Yang ketiga, tindakan afektif
dimana lingkungan masyarakat
merupakan lebih didominasi
tinggal yang mana secara tidak
perasaan atau emosi tanpa refleksi
langsung memaksa masyarakat untuk
intelektual atau perencanaan sadar.
beradaptasi dalam lingkungan
Tindakan afektif sifatnya spontan,
tersebut sehingga membentuk suatu
tidak rasional, dan merupakan
kearifan lokal yang sesuai dengan
ekspresi emosional dari individu.
lingkungan itu. Menurut konsep

Yang keempat, tindakan weber, perilaku disediakan, pada

tradisional merupakan tindakan jenis waktu itu seperti sekarang, untuk

ini, seseorang memperlihatkan perilaku otomatis yang tidak

perilaku tertentu karena kebiasaan melibatkan proses pemikiran. Suatu

yang diperoleh dari nenek moyang, stimulius disajikan dan terjadilah


perilaku, dengan sedikit campur dimiliki oleh masyarakat Desa

tangan diantara stimulus dan respons. Kertowono terdapat juga melalui

Dalam hal ini tindakan yang jelas – sosialisasi masyarakat lokal.

jelas melibatkan campur tangan atas


Sosialisasi bahaya bencana
proses pemikiran karena tindakan
alam yang dilakukan oleh perangkat
bermakna yang dihasilkan diantara
desa mengenai bencana alam dirasa
kejadian suatu stimulus dan respons
efektif untuk melakukan tindakan
terakhir.
antisipasi berbasis kearifan lokal

Dengan adanya bencana alam, terhadap bencana alam yang mana

masyarakat Desa Kertowono selametan desa, istigosah serta kerja

menyadari akan pentingnya bakti dianggap dan diyakini

keselamatan pribadi maupun sesama. masyarakat Desa Kertowono dapat

Masyarakat Desa Kertowono telah meminimalisir dampak dari bencana

mengalami berbagai dampak akibat alam tanah longsor, kekeringan dan

bencana alam tanah longsor, erupsi gunung berapi yang akan

kekeringan dan erupsi gunung berapi terjadi sehingga masyarakat Desa

yang terjadi sehingga masyarakat Kertowono memiliki pemahaman,

mulai melakukan tindakan antisipasi program, kegiatan, pelaksanaan

yang mana hal tersebut tidak semata untuk mempertahankan,

- mata muncul pada masyarakat memperbaiki, dan mengembangkan

Desa Kertowono melainkan karena unsur kebutuhan, dan cara

berdasarkan pengalaman masyarakat pemenuhannya, dengan

Desa Kertowono itu sendiri. Selain memperhatikan sumber daya

melalui pengalaman yang telah manusia, dan sumber daya alam yang
ada. Mitigasi bencana alam berbasis kegiatan kerja bakti dipandang

kearifan lokal yang dihasilkan sebagai sesuatu yang bernilai dan

merupakan sebuah tradisi selametan bermanfaat bagi kehidupan

desa, isitgosah dan kegiatan kerja masyarakat.

bakti. Akan tetapi, mitigasi bencana


Kearifan lokal tersebut
berbasis kearifan lokal dapat dibagi
terbentuk karena adanya kebutuhan
menjadi dua, yaitu mitigasi bencana
untuk mempertahankan, dan
alam berbasis kearifan lokal
melangsungkan hidup sesuai dengan
masyarakat modern dan mitigasi
situasi, kondisi, kemampuan, dan tata
bencana alam berbasis kearifan lokal
nilai yang telah dipercayai oleh
tradisi, yang mana kerja bakti
masyarakat Desa Kertowono.
termasuk dalam mitigasi bencana
Dengan kata lain, kearifan lokal
alam berbasis kearifan lokal
menjadi bagian dari cara hidup
masyarakat modern karena kegiatan
mereka yang arif. Berkat kearifan
kerja bakti sebuah kearifan lokal
lokal yang digunakan sebagai
yang mulai di masukkan ke dalam
mitigasi bencana alam, mereka dapat
peraturan desa, sedangkan selametan
melangsungkan hidup bahkan dapat
desa dan istigosah termasuk dalam
berkembang.
mitigasi bencana alam berbasis
Dalam hal ini, kerja bakti
kearifan lokal tradisi karena
merupakan suatu tindakan mitigasi
selametan desa dan istigosah
bencana alam berbasis kearifan lokal
dilakukan karena sebuah
yang mengarah menuju masyarakat
kepercayaan lokal. Yang mana
modern. Kerja bakti sendiri
tradisi selametan desa, istigosah dan
merupakan kegiatan yang dihasilkan
melalui pengalaman, evaluasi dan Hal tersebut dianggap

sosialisasi yang telah dilakukan yang masyarakat Desa Kertowono dapat

mana kegiatan tersebut menjadi suatu meningkatkan kesadaran semua

kegiatan wajib masyarakat guna pihak dalam masyarakat atau

menjaga keseimbangan, keselarasan, organisasi khususnya masyarakat

dan keserasian yang dikerjakan untuk Desa Kertowono mengenai bencana

mengatasi bencana alam yang tetap alam yang kerap terjadi sehingga

memperhatikan keseimbangan alam, seluruh masyarakat Desa Kertowono

ekologis, sosial, budaya dan terlibat dalam kegiatan mitigasi

lingkungan hidup. Kerja bakti bencana yang mana dalam hal ini

dengan program yang telah disusun merupakan kerja bakti yang mana

dianggap penting oleh masyarakat terdapat nilai – nilai sosial

Desa Kertowono serta dipercayai didalamnya.

masyarakat dapat meminimalisir


Selain itu, terdapat juga
dampak bencana alam yang kerap
mitigasi bencana alam berbasis
terjadi telah di masukkan ke dalam
kearifan lokal tradisi yang mana hal
peraturan Desa Kertowono dan
ini merupakan suatu aset lokal
ditetapkan sebagai kegiatan wajib
merupakan tradisi selametan desa
yang dilakukan seluruh masyarakat
dan istigosah. Tradisi selametan desa
Desa Kertowono. Upaya ini
dan istigosah merupakan hasil
menempatkannya sebagai kekuatan
manusia beradaptasi menggunakan
untuk membangun mitigasi bencana
simbol – simbol, bahasa, nilai, norma
alam yang antisipatif.
maupun tindakan yang mampu

beradaptasi dengan situasi sosial dan


lingkungannya. Selain itu, tradisi masyarakat Desa Kertowono

selametan desa dan istigosah tidak melakukan kerja bakti yang mana

lepas dari adanya pengalaman, lebih menekankan dengan

evaluasi dan pengetahuan lokal pendekatan manusia sehingga

masyarakat Desa Kertowono masyarakat Desa Kertowono lebih

terdahulu yang secara terus – memiliki nilai sosial - kebersamaan

menerus diturunkan dari generasi ke dalam melakukan kerja bakti.

generasi sehingga membuat Berawal dari sosialisasi masyarakat

masyarakat Desa Kertowono itu sendiri sehingga masyarakat Desa

memiliki kepercayaan pada kearifan Kertowono melakukan kerja bakti

lokal yang dapat melindungi mereka yang berdasarkan peraturan desa

dari bencana alam. Dalam hal ini dilaksanakan setiap hari minggu

masyarakat Desa Kertowono mulai yang mana di dalam peraturan desa

melakukan mitigasi bencana alam telah terdapat program - program

berbasis kearifan lokal yang mana yang akan dilakukan pada saat kerja

telah terbentuk dan mulai dilakukan bakti, sehingga masyarakat Desa

serta dipertahankan. Dengan Kertowono melakukan hal tersebut

masyarakat yang masih tradisional, tidak semata - mata karena peraturam

masyarakat Desa Kertowono desa yang wajib dilakukan melainkan

melakukan mitigasi bencana alam sebagai kepentingan bersama yang

berbasis kearifan lokal seperti kerja berguna untuk menghadapi bencana

bakti, tradisi selametan desa dan alam serta perilaku dan cara kerja

istigosah dengan kesadaran kolektif bakti disesuaikan dengan lingkungan

yang mereka miliki. Disini dan potensial bencana yang terjadi di


Desa Kertowono. Sedangkan tetapi tradisi tersebut dilakukan

mitigasi bencana alam berbasis disetiap dusunnya, hanya saja hari

kearifan lokal pada masyarakat Desa dan bulan pelaksanaannya berbeda

Kertowono yang dilakukan melalui yang mana isi, tujuan, bentuk dan

pendekatan kultural yaitu selametan hari atau tanggal pelaksanaannya

desa dan istigosah. Pendekatan sama hanya satu tahun sekali. Yang

kultural sangat memungkinkan untuk mana masyarakat tetap melakukan

dilakukan karena masyarakat Desa dan mempertahankan tradisi tersebut

Kertowono tergolong masyarakat karena merupakan warisan dan turun

yang masih sangat tradisional yang temurun dari generasi pendahulu

mana masyarakat Desa Kertowono sehingga hal tersebut dianggap dan

memandang kearifan lokal sebagai dipercaya dapat membawa

suatu sistem yang terintegrasi dan keselamatan dan dapat

relatif stabil untuk waktu yang cukup meminimalisir dampak negatif

lama. Didalam sistem yang disebut bencana alam karena memiliki sistem

kearifan lokal itu setiap unsur norma dan nilai yang telah menjadi

memberikan kontribusi bagi pegangan masyarakat. Sedangkan

operasionalisasi atau keberfungsian istigosah sendiri memiliki proses

dan keberlanjutan sistem itu sebagai yang berbeda dengan selametan desa,

satu keseluruhan. Selametan desa istigosah dilakukan dengan sikap dan

merupakan tradisi yang mana tradisi tindakan yang selalu berupaya

tersebut bertujuan untuk meminta mencegah kerusakan lingkungan

keselamatan yang dilakukan oleh alam yang mana hal ini disebabkan

seluruh masyarakat Desa Kertowono oleh alam dan mengembangkan


upaya – upaya untuk menjaga Desa Kertowono. Pada terbentuknya

keseimbangan melalui nilai tradisi selametan desa, istigosah dan

religiusitas agama yang mana sikap kerja bakti masyarakat Desa

dan perilaku yang patuh dalam Kertowono berawal dari masyarakat

melaksanakan ajaran agama yang yang memiliki pengalaman dalam

dianutnya dan tidak lepas dari tradisi menghadapi bencana alam. Dengan

– tradisi masyarakat lokal yang mana adanya pengalaman, masyarakat desa

konstruksi masyarakat terhadap Kertowono mulai merespon terhadap

symbol yang mana symbol tersebut bencana alam dengan membentuk

merupakan istigosah yang dianggap kearifan lokal yang dipercayai

dapat menghindarkan mereka dari masyarakat dapat menghindarkan

bencana. atau mengurangi dampak negatif

akibat bencana alam yang terjadi.


KESIMPULAN
Dalam hal ini dapat diketahui bahwa
Dapat diketahui bahwa dalam
masyarakat Desa Kertowono
masyarakat desa Kertowono terdapat
memiliki kekuatan pada nilai – nilai
tiga mitigasi bencana alam berbasis
dengan pengetahuan lokalnya
kearifan lokal yaitu selametan desa,
sehingga dapat membentuk suatu
istigosah dan kerja bakti. Terdapat
kearifan lokal yang mana
beberapa pendekatan yang dapat
ditempatkan sebagai tindakan
digunakan, dalam masyarakat desa
mitigasi bencana yang mana dengan
Kertowono hanya melalui
semakin majunya zaman masyarakat
pendekatan manusia dan kultural
Desa Kertowono tetap
yang mana hal ini disebabkan masih
mempertahankan kearifan lokal
sangat tradisionalnya masyarakat
tersebut. Terkait hal ini masyarakat Kertowono yaitu dengan melakukan

Desa Kertowono mulai melakukan kerja bakti yang mana kerja bakti

tindakan mitigasi bencana berbasis tersebut dilakukan berdasarkan

kearifan lokal yang mana masyarakat pertimbangan masyarakat yang mana

Desa Kertowono tidak kerja bakti disadari masyarakat

memperdulikan besaran biaya untuk memiliki nilai sosial yang sangat

melangsungkan tradisi selametan penting sehingga kegiatan kerja bakti

desa, istigosah dan kerja bakti, dimasukkan ke dalam peraturan desa

karena hal ini merupakan suatu hal yang mana seluruh program kegiatan

yang penting bagi keselamatan kerja bakti yang bersifat antisipatif

bersama dan merupakan warisan terhadap bencana seperti

turun temurun dari masyarakat membersihkan lingkungan, menanam

terdahulu melalui proses sosialisasi pohon dilahan yang gundul, dan

primer dari keluarga atau lebih sebagainya, sedangkan istigosah

tepatnya orang - orang yang dilakukan berasarkan kepercayaan,

berpengaruh yaitu sesepuh atau pertimbangan dan nilai agama yang

tokoh desa. Dapat diketahui bahwa dipercaya dapat meminimalisir

tindakan masyarakat Desa dampak bencana alam bahkan

Kertowono membentuk dan menghindari bencana alam yang

melakukan mitigasi bencana alam terjadi karena adanya nilai

berbasis kearifan lokal termasuk religiusitas dalam masyarakat Desa

dalam tipe tindakan rasional nilai dan Kertowono. Sedangkan selametan

tindakan tradisional. Tindakan desa merupakan tindakan sosial yang

rasional nilai masyarakat Desa bersifat tradisional yang mana


masyarakat Desa Kertowono religiusitas agama dan nilai

melakukan tradisi tersebut karena tradisional mereka sendiri.

tradisi tersebut merupakan warisan


DAFTAR PUSTAKA
nenek moyang atau pendahulu yang
Buku
memiliki nilai tradisional sehingga Marfai. 2012. Pengantar Etika

masyarakat Desa Kertowono Lingkungan dan Kearifan Lokal.


Yogyakarta: Gajah Mada University
menganggap bahwa tradisi tersebut
Press.
sakral dan masyarakat Desa
Nasdian. Tonny F. 2015. Sosiologi
Kertowono mempercayai dan
Umum. Jakarta: Yayasan Pustaka
meyakini bahwasannya jika mereka Obor Indonesia.

melakukan dan mempertahankan Noor, Juliansyah. 2011. Metode

tradisi tersebut mereka dapat penelitian skripsi thesis disertasi dan


karya ilmiah. Jakarta : Kencana
terhindar atau dapat meminimalisir
Permana C E. 2010. Kearifan lokal
dampak negatif dari bencana alam
masyarakat baduy dalam mitigasi
yang terjadi. Dapat diketahui
bencana. Jakarta : Wedatama Widya
mengapa masyarakat membentuk Sastra

dan melakukan serta Raho. Bernard. 2014. Sosiologi.

mempertahankan tindakan mitigasi Yogyakarta: Moya Zam Zam.

bencana alam berbasis kearifan lokal Ramli S. 2010. Pedoman praktis


manajemen bencana (disaster
dikarenakan karateristik masyarakat
management). Jakarta: Dian Rakyat.
Desa Kertowono yang sangat
Ramli S. 2011. Pedoman praktis
tradisional yang masih
manajemen bencana disaster
mempertahankan nilai sosial, nilai management. Jakarta: Dian Rakyat.
Ritzer. George. 2012, “Teori Sosial Universitas Islam Negeri Sunan
Modern edisi 8” Dari Sosiologi Ampel.
Klasik Sampai Perkembangan
Suparmini, Setyawati, Sumunar.
Terakhir Postmodern. Yogyakarta:
2014. Mitigasi Bencana Berbasis
Pustaka Belajar.
Kearifan Lokal Masyarakat Baduy,
Ritzer, George. 2013. Sosiologi Ilmu Yogyakarta: FIS Universitas Negeri
Pengetahuan Berparadigma Ganda. Yogyakarta
Jakarta: Rajawali Pers
Website
Siahaan, Hotman M. 1989. Sejarah http://bpbd.jatimprov.go.id/index.php
dan teori sosiologi. Jakarta: /info-bencana
Erlangga. diakses pada 1 Oktober 2016

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian


http://www.suarasurabaya.net/print_
Kuantitatif dan Kualitatif Dan
news/Jaring%20Radio/2013/127732-
R&D. Bandung: Alfabeta.
Tebing-Jalan-Longsor,-Warga-Desa-
Wirawan, I.B. 2012. Teori-Teori Kertowono-Gucialit-Terisolasi
Sosial Dalam Tiga Paradigma: diakses pada 1 Oktober 2016

Fakta Sosial, Definisi Soial,


Perilaku Sosial. Jakarta: Kencana http://bpbd.jatimprov.go.id/index.php

Prenadamedia Group. /berita/pencegahan-dan-


kesiapsiagaan/268-bengawan-solo-
dan-kali-lamong-meluap
diakses pada 2 Oktober 2016
Jurnal
Afifah, Ana Nur. 2015. Pola
interaksi pondok pesantren modern
Al-Amanah dengan masyarakat
sekitar desa Junwangi Kecamatan
Krian Kabupaten Sidoarjo (Tinjauan
Sosiologis Prespektif Teori Tindakan
Sosial Max Weber). Surabaya :

Anda mungkin juga menyukai