Anda di halaman 1dari 13

MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN

BANJARSARI KOTA SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Geografi

Disusun Oleh:

EVITA LYLYANA DEWI

A 610 100 083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
MITIGASI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN

BANJARSARI KOTA SURAKARTA

Evita Lylyana Dewi, A610100083, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2014

ABSTRAK
Banjir merupakan salah satu bencana yang dapat menimbulkan korban jiwa dan sering
terjadi di daerah dataran rendah. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Nusukan Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta dengan Judul Mitigasi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk
mitigasi bencana banjir baik struktural maupun non struktural yang terdapat di wilayah
Kelurahan Nusukan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti meliputi, wawancara, observasi dan
dokumentasi. Data primer di buktikan dengan perolehan data langsung dari lapangan, dan data
sekunder di buktikan dengan perolehan data dari pustaka. Teknik analisa yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, display data,
verifikasi. Berdasarkan analisisa data dalam penelitian ini yaitu adanya bentuk mitigasi
struktural bencana banjir dan mitigasi non struktural di Kelurahan Nusukan Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta. Bentuk-bentuk mitigasi struktural yang terdapat di kelurahan
tersebut berupa sumur resapan, perbaikan drainase seperti gorong-gorong, dan pengerukan
atau normalisasi sungai. Mitigasi non struktural yaitu sosialisai oleh kelompok
MUSRENBANGKEL yang diadakan oleh pihak pemerintah kelurahan, kepada masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dalam meminimalisir bencana banjir dengan cara bekerja bakti
membersihkan sampah yang menyumbat gorong-gorong dan tanah yang menyebabkan
pendangkalan, sosialisasi dalam membantu melakukan proses pengerukan Kali Anyar, dan
sosialisasi dalam penataan bangunan gedung untuk tidak mengganggu saluran air disekitarnya.

Kata kunci: Mitigasi Bencana, Banjir.


PENDAHULUAN Kelurahan Nusukan memiliki jumlah
penduduk sebanyak 29.264 jiwa. Yang
Kota Surakarta terletak di tengah kota
meliputi jumlah penduduk berdasarkan
atau kabupaten di Karesidenan Surakarta
tingkat pendidikan formal sebanyak 21.586
yang merupakan kota besar di salah satu
jiwa. Dimana penduduk dengan pendidikan
Propinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta
terakhir tamat Sekolah Dasar (SD) sebanyak
terdiri dari 5 Kecamatan dan 51 Kelurahan
4.097 jiwa, SLTP/Sederajat sebanyak 4.783
dengan luas wilayah 44,06 km. Letak
jiwa, SLTA/Sederajat sebanyak 9.268 jiwa,
astronomis 110 45' 15" dan 110 45' 35"
Diploma III/SM sebanyak 1.251 jiwa,
BT - 7 36' dan 7 56' LS. Kota Surakarta
Diploma IV/S1 sebanyak 1.980 jiwa, Strata
merupakan wilayah dataran rendah dengan
2 (S2) sebanyak 189 jiwa, Strata 3 (S3)
ketinggian 92 m dari permukaan laut. Hari
sebanyak 18 jiwa.
hujan yang dilihat dari keadaan iklim kota
Surakarta terbanyak pada bulan Desember Kelurahan Nusukan Kecamatan
dengan jumlah 24 hari. Sedangkan curah
Banjarsari Kota Surakarta memiliki letak
hujan sebesar 595 mm jatuh pada bulan
yang berdekatan dengan Daerah Aliran
Februari. Rata-rata curah hujan pada hari
hujan terbesar pada Bulan Oktober sebesar Sungai (DAS) yang bernama Kali Anyar.
31.6 mm per hari hujan. (Surakarta Dalam
Dimana Kali tersebut merupakan saluran
Angka, 2007)
dari DAS Boyolali yang menyebabkan
Kelurahan Nusukan Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta merupakan daerah Kelurahan Nusukan mengalami bencana
perkotaan, sehingga tidak adanya lahan
banjir kiriman, sehingga banjir masuk
untuk pertanian, akan tetapi untuk
kepemukiman warga di Kelurahan Nusukan.
peternakan dan perikanan masih tersedia
lahan pekarangan. Kelurahan Nusukan Selain itu, di Kelurahan Nusukan memiliki
merupakan Kelurahan yang berada di tengah
wilayah yang berpotensi terkena banjir lokal
perkotaan sehingga masyarakat di Kelurahan
diantaranya; Kampung Tapen, Kampung
Nusukan memiliki ciri sebagaimana
masyarakat perkotaan. Heterogenitas Praon, Kampung Minapadi, dan Kampung
penduduk cukup tinggi, baik dari segi
Nayu Timur. Karena wilayah tersebut
pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya.
memiliki dataran rendah dari kerendahan inovasi, pendidikan untuk membangun
budaya keselamatan dan ketahanan pada
yang dimiliki Kelurahan Nusukan itu
semua tingkat. (Siti Irene Astuti
sendiri. Banjir yang terjadi di kampung yang
Dwiningrum, Muhsinatun Siasah, Dyah
berpotensi banjir tersebut karena adanya Respati, Sujoko. 2010). Untuk menghindari
atau mengurangi dampak akibat bencana,
hujan secara menerus dan saluran air yang
perlunya pengelolaan bencana. Dimana
tidak dapat menampung volume air,
pengelolaan bencana terdiri dari
sehingga air meluap kedataran. Demikian pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, rehabilitasi dan rekontruksi pada
peristiwa ini dapat terjadi dengan kondisi
tahap setelah bencana. Mitigasi adalah
tertentu, maka dengan peristiwa yang terjadi
tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
tersebut diperlukannya pencegahan atau dampak yang disebabkan oleh terjadinya
bencana. Tindakan mitigasi terdiri dari
pengelolaan bencana banjir dengan tepat
mitigasi struktural dan mitigasi non
seperti tindakan mitigasi bencana banjir.
struktural. Mitigasi struktural adalah
Guna melindungi masyarakat dan tindakan untuk mengurangi atau
menghindari kemungkinan dampak bencana
lingkungan yang tangguh bencana.
secara fisik. Mitigasi non struktural adalah
Menurut Krishna S. Pribadi (2008)
tindakan terkait kebijakan, pembangunan
bencana merupakan peristiwa atau rangkaian
kepedulian, pengembangan pengetahuan dan
peristiwa yang mengancam dan
peraturan. (Dr. Ir. Krishna S. Pribadi, Ir.
mengganggu kehidupan dan penghidupan
Engkon K. Kertapati, Dr. Diah Kusumastuti,
masyarakat yang disebabkan baik oleh
Dr. Hamzah Latief, Dr. Hendra Grandis, Dr.
faktor alam dan/atau faktor non alam
Eng. Imam A. Sadisun, Dr. Soebagiyo
maupun faktor manusia sehingga
Soekarnen, Dr. Harman Ajibowo, Retno
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
Dwi, Ayu Krisnha Juliawati, Farah
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
Mulyasari, Novya Ekawati, Bayu Novianto.
harta benda, maupun dampak psikologis.
2008)
Prioritas aksi Pengurangan Risiko Bencana
(PRB) adalah pentingnya pengetahuan,
LANDASAN TEORI peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan
Menurut Khrisna S. Pribadi (2008)
masyarakat yang disebabkan baik oleh
mitigasi adalah tindakan yang dilakukan
faktor alam dan/atau faktor non alam
untuk mengurangi dampak yang disebabkan
maupun faktor manusia sehingga
oleh terjadinya bencana. Tahap mitigasi
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
memfokuskan pada tindakan jangka panjang
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
untuk mengurangi risiko bencana.
harta benda, maupun dampak psikologis.
Implementasi strategi mitigasi dapat
Menurut Krishna S. Pribadi (2008)
dipandang sebagai bagian dari proses
banjir adalah suatu kejadian saat air
pemulihan jika tindakan mitigasi dilakukan
menggenangi daerah yang biasanya tidak
setelah terjadinya bencana. Namun
digenangi air dalam selang waktu tertentu.
demikian, meskipun pelaksanaannya
Banjir umumnya terjadi pada saat aliran air
merupakan upaya pemulihan, tindakan yang
melebihi volume air yang dapat ditampung
dilakukan untuk menghilangkan atau
dalam sungai, danau, rawa, drainase,
mengurangi risiko pada masa datang
maupun saluran air lainnya pada selang
dikategorikan sebagai tindakan mitigasi.
waktu tertentu. Faktor utama yang
Tindakan mitigasi terdiri dari mitigasi
mempengaruhi banjir adalah intensitas curah
struktural dan mitigasi non struktural.
hujan dan lamanya hujan terjadi. Kondisi
Mitigasi struktural adalah tindakan untuk
topografi, kondisi tanah, serta kondisi
mengurangi atau menghindari kemungkinan
tutupan lahan juga memberikan pengaruh
dampak bencana secara fisik. Sedangkan
yang besar terhadap kejadian banjir.
mitigasi non struktural adalah tindakan
Penyebab utama banjir adalah curah
untuk mengurangi risiko bencana melalui
hujan yang sangat tinggi yang berada di atas
kebijakan, pengembangan pengetahuan,
ambang normal. Hujan lebat yang
peraturan dan pengamanan benda
berlangsung selama berhari-hari
berbahaya. Mitigasi merupakan tindakan
mengakibatkan jumlah air yang jatuh ke
yang paling efisien untuk mengurangi
bumi sangat banyak. Banyaknya jumlah air
dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya
hujan yang jatuh ke bumi tidak mampu
bencana.
tertampung di sungai, danau, rawa, waduk
Menurut Krishna S. Pribadi (2008)
dan saluran airnya. Akibatnya air meluap
bencana adalah peristiwa atau rangkaian
dan menggenangi daratan disekitar sungai, METODE PENELITIAN
danau, rawa, maupun saluran air lainnya.
Pendekatan yang digunakan dalam
Menurut Krishna S. Pribadi (2008)
penelitian ini yaitu menggunakan
pengelolaan bencana merupakan proses
pendekatan fenomenologi dengan tekhnik
menerus yang dilakukan oleh individu,
pengambilan sampel yaitu dengan
kelompok, dan komunitas dalam mengelola
menggunakan snowball sampling technique.
bahaya sebagai upaya untuk menghindari
atau mengurangi dampak akibat bencana. Subyek dalam penelitian ini adalah
Efektifitas pengelolaan bencana bergantung kelompok pemerintahan kelurahan,
pada keterpaduan seluruh elemen, baik kelompok tokoh masyarakat dan kelompok
pemerintah maupun non pemerintah. musrenbangkel di Kelurahan Nusukan
Menurut Moenandar Soelaeman (2009) Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
masyarakat merupakan satuan lingkungan Obyek penelitian ini adalah lingkungan di
sosial yang bersifat makro. Sifat makro Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari
diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat Kota Surakarta.
pada hakikatnya terdiri dari sekian banyak
Sumber data dalam penelitian ini adalah
komunitas yang berbeda, sekaligus
data sekunder dan data primer.
mencakup berbagai macam keluarga,
lembaga, dan individu-individu. Setiap Teknik yang digunakan peneliti dalam
individu dalam masyarakat yang berbeda pengumpulan data meliputi wawancara,
mengalami proses sosialisasi yang berbeda observasi dan dokumentasi.
pula karena proses sosialisasi banyak
Keabsahan data dalam penelitian ini
ditentukan oleh susunan kebudayaan dan
meliputi triangulasi data, triangulasi teknik
lingkungan sosial yang bersangkutan.
metodologis, triangulasi teori

Teknik analisis data dalam penelitian ini


meliputi reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi dalam penelitian di
Kelurahan Nusukan tahun 2013, peneliti
Hasil pembahasan dalam penelitian ini
menemukan penyebab banjir yaitu,
tentang bentuk-bentuk mitigasi baik
Drainase (Selokan dan gorong-gorong) yaitu
struktural maupun non struktural di
seperti selokan dan gorong-gorong yang
Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari
masih kurang lebar dan terjadinya
Kota Surakarta, dapat ditempuh
pendangkalan, fungsi dari saluran air
menggunakan wawancara, observasi dan
tersebut yaitu sebagai penyaluran air dari
dokumentasi dengan cara mendatangi
selokan-selokan pemukiman yang akan
kelompok pemerintahan kelurahan,
disalurkan ke Kali Anyar yang posisinya
kelompok tokoh masyarakat dan kelompok
dekat dengan wilayah Kelurahan Nusukan.
musrenbangkel. Wawancara dapat
Sehingga apabila terjadi hujan deras sekali,
dilaksanakan dengan langkah-langkah
maka volume air akan naik dan dapat
sebagai berikut: (1). Penyusunan pertanyaan.
mempengaruhi derasnya aliran air pada
Penyusunan pertanyaan merupakan proses
saluran air tersebut dan air dapat meluap
persiapan peneliti dengan menyusun
kepermukaan, Bangunan Gedung karena
pertanyaan, dalam pertanyaan yang dibuat
dalam pembangunan tersebut tidak
peneliti berisikan bentuk mitigasi baik
memperkirakan kondisi lingkungan seperti
struktural maupun non struktural serta sosial
saluran air yang arah penyalurannya tidak
dan budaya. (2). Penyiapan alat pendukung
sesuai dengan saluran air lainnya dan
wawancara. Penyiapan ini dilakukan
terjadinya penyumbatan pada saluran
sebelum pemberian tindakan dilaksankan.
tersebut. Pendangkalan Kali Anyar
Alat pendukung wawancara seperti: buku
Bencana banjir yang terjadi di
tulis, alat tulis dan lembar instrument
Kelurahan Nusukan dapat diminimalisir
wawancara yang berupa pertanyaan. (3).
dengan cara mitigasi bencana struktural
Instrument wawancara. Tahap ini dilakukan
yaitu drainase gorong-gorong yang
peneliti untuk mengetahui mitigasi bencana
disesuaikan kedalamannya untuk dapat
banjir dengan sepengetahuan masyarakat
menampung air, sumur resapan yang
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
merupakan tindakan efektif untuk
peneliti.
memasukkan limpasan air hujan kedalam
tanah atau meresapkan air hujan ke dalam pembuatan sumur resapan tersebut
tanah, dan pengerukan pada Kali Anyar.
dapat membantu meminimalisir
Mitigasi non struktural yang terdapat di
Kelurahan Nusukan yaitu sosialisasi banjir di daerah yang berpotensi
kelompok MUSRENBANGKEL yang
banjir di Kelurahan Nusukan.
diadakan oleh pihak pemerintah kelurahan,
kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi b. Perbaikan drainase seperti gorong-

dalam meminimalisir bencana banjir dengan gorong untuk dapat menampung air
cara bekerja bakti membersihkan sampah
sehingga air tidak meluap
yang menyumbat gorong-gorong dan tanah
yang menyebabkan pendangkalan, dan ikut kepermukaan.
serta dalam membantu melakukan proses
c. Pengerukan akibat pendangkalan
pengerukan Kali Anyar. Sosialisasi dalam
penataan bangunan gedung untuk tidak yang terjadi di Kali Anyar.
mengganggu saluran air disekitarnya..
2. Bentuk-bentuk mitigasi non struktural di

KESIMPULAN Kelurahan Nusukan Kecamatan

Berdasarkan penelitian yang telah Banjarsari Kota Surakarta yaitu:

dilakukan, dapat di ambil kesimpulan a. Bentuk mitigasi non struktural di

sebagai berikut: Kelurahan Nusukan berupa

1. Bentuk-bentuk mitigasi struktural di sosialisasi kelompok

Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari MUSRENBANGKEL yang

Kota Surakarta yaitu: diadakan oleh pihak pemerintah

a. Pembuatan sumur resapan yang kelurahan, kepada masyarakat

dapat membantu apabila hujan untuk ikut berpartisipasi dalam

turun secara deras dan terus meminimalisir bencana banjir

menerus, maka dengan bantuan dengan cara bekerja bakti


membersihkan sampah yang Kelurahan Nusukan Kecamatan
Banjarsari Kota Surakarta.
menyumbat gorong-gorong dan
2. Partisipasi masyarakat dalam ikut serta
tanah yang menyebabkan untuk mengurangi risiko bencana
banjir menunjukkan bahwa sosialisasi
pendangkalan.
dan budaya masyarakat di Kelurahan
b. Sosialisasi dalam membantu Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota

melakukan proses pengerukan Kali Surakarta sangat baik.


3. Pendidikan berwawasan bencana harus
Anyar.
lebih ditingkatkan dengan melalui
c. Sosialisasi dalam penataan sosialisasi dan penyuluhan, dengan
tujuan memberikan pengetahuan
bangunan gedung untuk tidak
kepada masyarakat secara maksimal
mengganggu saluran air dalam melakukan program
pengurangan risiko bencana,
disekitarnya.
khususnya bencana banjir yang ada
A. Implikasi kaitannya dalam penelitian ini.
Mitigasi bencana merupakan tindakan
yang paling efisien untuk mengurangi B. Saran
dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya Berdasarkan hasil penelitian dan
bencana banjir, sehingga penulis akan kesimpulan di atas maka dapat diajukan
menyampaikan implikasi yang berguna saran sebagai berikut:
dalam bentuk-bentuk mitigasi bencana 1. Bagi Pemerintah diharapkan untuk
banjir, yaitu: meningkatkan infrastuktur dan segera
1. Bentuk-bentuk mitigasi baik struktural merealisasikan tindakan dalam
maupun non struktural harus pengurangan risiko bencana banjir di
direncanakan dan direlialisasikan daerah rawan bencana khususnyadi
dengan baik dan terstruktur. Bentuk- Kelurahan Nusukan Kecamatan
bentuk mitigasi disesuaikan dengan Banjarsari Kota Surakarta.
daerah rawan bencana, dan besarnya 2. Bagi masyarakat diharapkan untuk
risiko bencana yang terjadi di lebih meningkatkan sosialisasinya
dengan budaya yang dimiliki oleh Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi
masyarakat Kelurahan Nusukan salah Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
satunya yaitu melakukan kerja bakti REMAJA ROSDAKARYA
yang bertujuan menjaga lingkungan
Monografi Kelurahan Nusukan Tahun 2013
disekitar rumah dengan sebaik-
baiknya, hal tersebut menunjukkan Pribadi, S. Krisna. 2008. Pendidikan Siaga
bahwa masyarakat ikut serta dalam Bencana. Bandung: Pusat Mitigasi
program mitigasi bencana banjir Bencana ITB
sesuai dengan pengetahuan yang
Soelaeman, Moenandar. 2009. Ilmu Sosial
dimiliki oleh setiap individu. Sehingga
Dasar dan Konsep Ilmu Sosial.
dapat menciptakan daerah tangguh
Bandung: PT Refika Aditama
bencana.
Subadi, Tjipto. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif. Surakarta: FKIP UMS
DAFTAR PUSTAKA
Surakarta Dalam Angka Tahun 2007
Admin. 2009. Solo Banjir, Warga
Suseno, Agung. 2013. Tanggapan
Mengungsi.http://www.solopeduli.co
Masyarakat Dalam Mengurangi
m/berita-solopeduli-74-solo-banjir-
Resiko Bencana Banjir Di Desa
warga-mengungsi.html diakses tanggal
Blimbing Kecamatan Gatak
11 November 2013. 09.15 WIB
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013.
Astuti, Siti Irene. 2010. Sosialisasi Surakarta: Universitas
Pendidikan Mitigasi Pada Lingkungan Muhammadiyah Surakarta
Rawan Bencana. Jakarta. Jurnal
Priyana, Yuli. 2008. Dasar-Dasar
Penelitian Kebencanaan
Meteorologi Dan Klimatologi.
BNPB. 2012. Peraturan Kepala Badan Surakarta: Universitas
Nasional Penanggulangan Bencana Muhammadiyah Surakarta
(BNPB) Nomor 2 tahun 2012 tentang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pedoman Umum Desa/Kelurahan
24 Tahun 2007. Tentang
Tangguh Bencana, Bencana. Jakarta:
Penanggulangan Bencana
BNPB
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi
Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta. PUSTAKA PELAJAR.

Anda mungkin juga menyukai