Anda di halaman 1dari 15

1

ARTIKEL
“KEARIFAN LOKAL DALAM MENGAHADAPI BENCANA”
TIARA ANDINY
210105019
Program Studi Ilmu Komunikasi-FISIP, Universitas Syiah Kuala

Abstrak

Bencana tidak dapat dihindari. Pada dasarnya kekayaan alam berupa sumber
daya hayati, baik hewan maupun tumbuhan, disediakan dan digunakan oleh manusia
untuk kelangsungan hidup. Manusia dengan segala bentuk karakteristiknya berkonflik,
sakit dan berusaha memanfaatkan kekayaan flora untuk berbagai manfaat, seperti untuk
pembangunan nasional dan peningkatan ekonomi. Telah banyak bentuk pelanggaran
perilaku manusia, baik secara individu maupun kelompok Kondisi ini menyebabkan
terjadinya berbagai jenis bencana yang terjadi di wilayah negara kita. Masyarakat
menanggung biaya kerugian yang besar akibat bencana, selain kerugian materil, jiwa
manusia juga lebih penting. Kearifan lokal yang terdapat pada beberapa kelompok
masyarakat adat di Indonesia merupakan salah satu alternatif untuk mencegah atau
mengurangi penanggulangan bencana. Artikel ini menjelaskan tentang kearifan lokal
dalam menghadapi bencana.

Kata Kunci: Kearifan Lokal, Bencana

PENDAHULUAN belajar bagaimana cara menangani


bencana dan saat ini metode tersebut
Indonesia merupakan negara
menjadi satu budaya yang ada dalam
yang terletak pada pertemuan tiga
kearifan lokal bangsa Indonesia yang
lempeng besar diantaranya Pasifik,
hingga saat ini masih dijunjung tinggi
Eurasia, dan Indo-Australia yang mana
oleh masyarakat lokal di Indonesia
hal ini sangat berdampak akan
terjadinya potensi bencana. Probabilitas Kearifan Lokal terbagi dua kata
potensi bencana ini memaksa kita untuk secara etimologis, yaitu kearifan dan
2

lokal. Kearifan dapat diatikan mitigasi, tindakan diambil untuk


kebijaksanaan dan kecendiakaan. Lokal mencegah atau mengurangi dampak
dapat diartikan suatu tempat yang bencana. Fase mitigasi berfokus pada
hidup, tumbuh dan terdapat sesuatu tindakan pengurangan risiko bencana
yang tidak sama dengan tempat lain dan jangka panjang.
nilai yang berlaku pada tempat tersebut.
Menurut hukum Negara
Kearifan lokal juga memiliki kata
Republik Indonesia, berdasarkan
lainnya yaitu kebijakan setempat.
penyebabnya, bencana alam dapat
Kearifan lokal itu sendiri dapat
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
diartikan segala bentuk kepercayaan
bencana alam, bencana non-alam, dan
berbasis nilai yang baik, dipraktikkan
bencana sosial. Bencana alam adalah
dan dipertahankan dalam jangka waktu
bencana yang disebabkan oleh suatu
yang lama dari generasi ke generasi
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
selanjutnya oleh sekelompok orang
disebabkan oleh alam, antara lain
yang tinggal di lingkungan atau wilayah
gempa bumi, tsunami, letusan gunung
tertentu.
berapi, banjir, kekeringan, angin topan,
Beberapa bencana tidak dapat dan tanah longsor. Bencana tidak wajar
dihindari tetapi manajemen risiko adalah bencana yang disebabkan oleh
bencana dapat mengurangi dampaknya peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
dengan penanggulan risiko bencana. tidak wajar, antara lain kegagalan
Siklus penanggulangan bencana terdiri teknologi, kegagalan modernisasi,
dari empat fase yaitu epidemi, dan epidemi. Bencana sosial
pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, adalah bencana buatan manusia atau
tanggap darurat, dan pemulihan dan rangkaian peristiwa yang mencakup
rekonstruksi pasca bencana. Bencana konflik sosial antar kelompok atau antar
merupakan Serangkaian peristiwa yang masyarakat dengan terorisme.
mengancam jiwa dan mengganggu baik
Kearifan lokal digunakan
yang disebabkan oleh faktor
sebagai alat masyarakat untuk
alam/nonalam maupun manusia yang
menghadapi masalah yang dihadapi
mengakibatkan kematian, kerusakan
dalam kehidupan. Kearifan lokal
lingkungan, kerusakan harta benda, dan
mencakup segala bentuk pengetahuan,
dampak psikologis.Selama fase
3

kepercayaan, pemahaman atau Widjaja mengemukakan bahwa


wawasan, serta adat istiadat atau etika saat ini di Indonesia banyak bentuk
yang menjadi pedoman hidup penyimpangan perilaku masyarakat
masyarakat dalam komunitas ekologis, dalam memanfaatkan sumber daya
(Keraf, 2010) Dalam hal ini kearifan alam, baik secara individu maupun
lokal dapat berperan dalam kelompok. Hal ini tercermin dalam
mengahadapi bencana. ketimpangan hubungan yang tidak
antara manusia dan lingkungannya yang
memiliki efek merusak lingkungan yang
PEMBAHASAN sangat serius. (Widjaja, 2014) Sebagai
contoh di Indonesia pada tahun 2013
Kearifan lokal merupakan hal
telah terjadi sekitar 120 kejadian
terkait dengan kecerdasan, kepandaian,
bencana, sehingga berakibat pada
dan kebijakan dalam pengambilan
kerugian sebagai berikut: 123 orang
keputusan tentang pemanfaatan sumber
meninggal dan 179.659 orang
daya hayati di negara kita. Eksistensi
mengalami sakit ringan. Secara fisik
kearifan lokal hanya dapat diterima atau
kerugian yang ditimbulkan adalah 940
dipahami oleh masyarakat jika
rumah mengalami kerusakan cukup
kebenaran penggunaannya dapat
berat, sebanyak 2.717 rumah kondisinya
dibuktikan, dan jika terbukti benar maka
rusak sedang, 10.798 rumah dalam
akan dijadikan pengetahuan lokal.
kondisi rusak kategori ringan, dan juga
Pengetahuan lokal yang berkembang
terjadi kerusakan beberapa fasilitas
dalam masyarakat tradisional
publik berdasarkan data dari Badan
mengandung nilai-nilai intelektual yang
Nasional Penanggulan Bencana tahun
seringkali bersumber dari pengetahuan
2013. (Rosyidie, 2013)
tradisional dan sistem pengelolaannya.
pengetahuan lokal ialah akumulasi Menurut United Nations Office
pengetahuan dan cara berpikir yang for International Strategy for Disaster
berakar pada budaya masyarakat Risk Reduction (UN-ISDR), di antara
tradisional yang diserap dalam jangka negara-negara di dunia, Indonesia
waktu yang lama. (Mitchel, Setiawan, & merupakan salah satu kawasan dengan
Rahmi, 2004) risiko bencana yang tinggi, karena itu
semua kegiatan pengurangan bencana
4

dilakukan. Pemerintah dan masyarakat kesiapsiagaan fisik, kewaspadaan dan


lokal dipahami sebagai investasi dalam kapasitas.
pembangunan berkelanjutan di tingkat
Menurut Undang-Undang
nasional.
Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007,
Inti dari mitigasi bencana adalah bencana alam didefinisikan sebagai
upaya preventif yang ditujukan untuk suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa
mengurangi risiko terjadinya sehingga yang mengancam dan mengganggu
kerugian yang ditimbulkan dengan cara kehidupan dan penghidupan manusia
tersebut dapat diminimalkan. Sifat karena faktor alam dan/atau non alam.
mitigasi dapat diwujudkan dalam faktor-faktor seperti faktor manusia,
beberapa kegiatan seperti aksi menyebabkan hilangnya nyawa,
kesiapsiagaan, aksi peringatan dini dan kerusakan lingkungan, kerugian harta
aksi kesiapsiagaan bencana. benda dan efek psikologis.
Berdasarkan Undang-Undang Republik
Dalam UU RI No. 24 Tahun
Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang
2007 juga dijelaskan bahwa pemerintah,
penanggulangan bencana dijelaskan
dalam hal ini Badan Nasional
bahwa mitigasi adalah serangkaian
Penanggulangan Bencana (BNPB) serta
upaya yang ditujukan untuk mengurangi
pemerintah daerah bertanggung jawab
risiko bencana, baik melalui
dalam penyelenggaraan
pembangunan fisik maupun seperti
penanggulangan bencana. Pasal 7
penyadaran dan pembinaan, kapasitas
Undang-Undang Republik Indonesia
tanggap bencana, ancaman bencana.
Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan
Sedangkan menurut Keputusan Menteri
kewenangan pemerintah dalam
Dalam Negeri Republik Indonesia
menyelenggarakan penanggulangan
Nomor 131 Tahun 2003 yang menjadi
bencana, sedangkan tanggung jawab
pedoman penanggulangan bencana dan
dan kewenangan pemerintah daerah
penanganan pengungsi di daerah,
tersirat dalam pasal 8 dan 9.
mitigasi mengacu pada segala upaya
dan kegiatan yang dilakukan untuk Indonesia memiliki banyak suku
meminimalkan dan meminimalkan dan budaya, yang biasa dikenal dengan
akibat yang disebabkan oleh suatu kearifan lokal. Kearifan lokal terdapat
bencana, meliputi kesiapan dan di berbagai pulau di Indonesia dan
5

menunjukkan kekayaan negara masing terhadap pihak lainnya dan


Indonesia. Pendekatan kearifan lokal menghindari manusia dari wabah
memang tidak bisa disamakan antara penyakit. Hal ini akan memberikan
daerah yang satu dengan daerah lainnya. pengaruh terhadap bentuk penyelesaian
Namun kearifan lokal tetap berintikan yang dianggap mungkin dan tepat, serta
pada pendekatan budaya, dengan dapat dijadikan peringatan dini terhadap
memanfaatkan nilai dan budaya lokal bencana. Berikut uraian dari kearifan
yang telah dimiliki masyarakat lokal lokal dalam menghadapi bencana
tersebut. Seperti halnya yang
1. Kearifan Lokal Dalam
dikemukakan S. Swarsi Geriya, bahwa
Menghadapi Bencana
kearifan lokal memang terdiri dari nilai-
Tsunami
nilai, etika, dan perilaku yang
melembaga secara tradisional. Hal ini Kearifan Lokal smong
mengindikasikan bahwa masyarakat mempunyai hubungan yang erat
yang hidup bersama dalam tuntunan terhadap mitigasi bencana tsunami
sebuah tata nilai, akan saling secara tradisional. Smong ialah salah
melengkapi aturan-aturan mereka satu kearifan lokal masyarakat Simeulue
dengan sejumlah kebijakan lokal yang yang masih sangat terjaga sampai
membudaya. Tujuannya tentu untuk sekarang. Smong sebagai sistem
mengantisipasi berbagai permasalahan peringatan dini bencana berupa syair-
yang disebabkan oleh adanya syair secara turun temurun melalui
kesalahpahaman. budaya lisan masyarakat Kabupaten
Simeulue. Dalam masyarakat Simeulue,
Kearifan lokal sebagai media
kearifan lokal smong diwariskan
paling ampuh untuk menemukan solusi
melalui cerita rakyat, buaian nyanyian
dalam mencegah tsunami, gempa bumi,
bayi tidur, dan senandung. Meskipun
banjir dan penyelesaian konflik, serta
perkembangan teknologi semakin
wabah penyakit. Kondisi tersebut
canggih telah memasuki kehidupan
dilakukan dengan menghindari
masyarakat namun nilai-nilai bentuk
kerusakan infrastruktur dan korban
kearifan lokal masih tetap dijaga dan
jiwa. Mengajak masyarakat yang
dilestarikan masyarakat lokal untuk para
terlibat konflik untuk berdiskusi dan
generasi selanjutnya.
menegosiasikan keinginan masing-
6

Kata smong berasal dari bahasa Pada dasarnya, budaya Smong


Devayan yang berarti percikan air, membangun respon masyarakat yang
hempasan gelombang atau gelombang cepat terhadap bencana tsunami.
pasang. Istilah smong juga digunakan Kearifan lokal ini menunjukkan manfaat
dan diartikan dengan tsunami. Sebagian yang sangat berdampak. Hal ini
besar orang Simeulue mengaitkan kata dirasakan oleh masyarakat Kabupaten
smong dengan fenomena yang Simeulue. Dapat dilihat bahwa pada
mengikuti gempa kuat yaitu surutnya air peristiwa tsunami 2004, seluruh
laut, dan gelombang besar yang penduduk Provinsi Aceh, jumlah korban
menyapu daratan atau lebih dikenal di Kabupaten Simeulue sangat sedikit,
dengan istilah tsunami. (Roesli, 2017) tepatnya mencapai 7 orang. aPertanian
Smong menjadi kata sakral yang dijaga lokal di daerah rawan bencana adalah
dengan baik masyarakat Simeulue, kata alternatif yang sangat terjangkau untuk
smong tidak boleh sembarangan pengurangan risiko bencana. Hal ini
diucapkan dalam keseharian di dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal
Simeulue karena di dalam masyarakat smong berpengaruh besar terhadap
Simeulue, smong memiliki arti keselamatan kehidupan masyarakat
gelombang air pasang laut yang Kabupaten Simeulu.
bergulung-gulung serta memiliki
2. Kearifan Lokal Dalam
ketinggian di atas normal gelombang
Menghadapi Bencana Gempa
ombak pada umumnya, disertai dengan
Bumi
kecepatan air yang sangat tinggi dan
suara dentuman besar yang bersumber Dalam menghadapi gempa bumi
dari tengah laut, selanjutnya masyarakat di berbagai daerah di
menghantam seluruh permukiman Indonesia juga mempunyai kearifan
penduduk, sebelumnya didahului oleh lokal yang hingga saat ini masih
terjadinya linon (gempa) yang dipertahankan diantaranya kearifan
berkekuatan besar. (Ali, 2014) Ada lokal dalam menghadapi gempa bumi
beberapa tanda yang terjadi sebelum yang di pertahankan oleh Suku Baduy
smong muncul, yaitu air laut bergerak dan Nusa Tenggara Timur
puluhan meter dari bibir pantai disertai
Permukiman masyarakat Baduy
dengan suara yang sangat keras.
diidentifikasi oleh puun, puun sebagai
7

pemimpin tertinggi masyarakat Baduy. menggunakan bahan-bahan dari


Semasa hidupnya, Puun adalah lingkungannya seperti kayu dan bambu.
keturunan Batara dan dianggap sebagai Struktur pekerjaan dibangun di atas
pemimpin agama Sunda Wiwitan yang sistem rangka kayu balok dan pilar
harus menuruti setiap perintah dan persegi panjang. Tekstur kandang
perkataannya. Pekerjaan konstruksi terbuat dari anyaman bambu yang
harus sesuai dengan struktur tanah dan mempertahankan warna dan karakter
topografi daerah tersebut. Kondisi aslinya. Bambu belah juga digunakan
rumah, bentuk rumah, tata ruang sudah sebagai struktur penutup pada ujung
disesuaikan dengan tata ruang biasa. anyaman bambu.
Meski memiliki tanah, mereka tidak
Semua detail konstruksi
diperbolehkan membangun bangunan
diselesaikan sesuai dengan prinsip
secara sembarangan tanpa izin terlebih
perekatan, penahan, tiang pancang,
dahulu dari penguasa adat. Sebelum
penahan dan penyambungan. Suku
membangun rumah, tanah akan
Baduy Tangtu dilarang menggunakan
digunakan oleh pemuka adat, untuk
paku dalam membangun rumah. Rotan
melihat apakah lokasi tersebut cocok
dan bambu sering digunakan untuk
untuk membangun rumah. Bentuk
mengikat, atau dengan teknik pasak.
arsitektur rumah dan struktur lainnya
Struktur lantai rumah sering
erat kaitannya dengan kondisi
menggunakan bambu, gabus dan daun
lingkungan seperti tiang mahoni, karena
yang disebut palupuh. Sedangkan untuk
mahoni adalah kayu yang paling umum,
struktur atap utama digunakan atap
kokoh sehingga rumah tidak cepat
ilalang (kiray) sebagai pengikat dari
runtuh, dan tahan terhadap bencana
bambu dan rotan. Jika terjadi gempa,
alam seperti gempa bumi.
struktur rumah akan bergerak secara
Kearifan lokal masyarakat fleksibel untuk menghindari kerusakan
Baduy dalam tradisi bangunan atau kehancuran. Selain itu, rumah
tradisional terkait mitigasi bencana Komunitas Tangtu Baduy dan
gempa bumi terdapat pada teknik Komunitas Panamping Beduy sama-
konstruksi, penyambungan dan sama dibangun di atas umpak batu.
pengikatan bangunan serta penggunaan
Berbeda dengan kearifan lokal
umpak. Pembangunan rumah
8

pada masyarakat Nusa Tenggara Timur, dan ekonomi, masyarakat Rote


yaitu masyarakat Desa Mukebuku dan merupakan masyarakat yang tangguh
Lakamola Kecamatn Rote Timur di dan bersih. Warga Desa Mukebuku dan
Kabupaten Rote Ndao. Mereka tidak Lakamola di Kecamatan Rote Timur
memiliki pengetahuan tentang gempa Kabupaten Rote Ndao belum memiliki
tektonik. Masyarakat hanya memiliki pengetahuan terkini tentang mitigasi
mitos tentang gempa tektonik. Orang- bencana tektonik terkait gempa.
orang ini percaya bahwa Bumi Pengalamannya menggunakan kearifan
diseimbangkan oleh naga. Gempa lokal. Menurut mereka, tanpa
tektonik akan terjadi jika naga tidak mengetahui kapan gempa tektonik
menerima persembahan, sehingga melanda, modal mereka hanya berteriak
memberontak karena kemarahan "ami nai ia o...", sehingga masyarakat
manusia dan mengguncang bumi. Mitos berhamburan keluar rumah untuk
menginspirasi orang untuk memelihara mencari tempat yang aman seperti tanah
dan mengembangkan kehidupan yang kosong, dan membangun barak untuk
harmonis bersama dalam suatu berlindung. orang tua. dan anak-anak.
masyarakat. Ketika gempa tektonik
3. Kearifan Lokal Dalam
terjadi, orang-orang berteriak ami nai ia
Menghadapi Bencana Banjir
o ... itu berarti kita ada, karena naga
merasakan bahwa tidak ada manusia di Hujan lebat yang tidak menentu
bumi yang memberinya makan. (Thene, dan penebangan pohon oleh manusia
2016) menyebabkan bencana banjir. Kearifan
lokal Desa Kampung Naga di
Gempa tektonik bagi masyarakat
Kecamatan Salawu Kabupaten
Desa Mukebuku dan Lakamola di
Tasikmalaya yang bertahan hingga saat
Kecalinuhmatan Rote Timur Kabupaten
ini membuat desa tersebut siap
Rote Ndao merupakan simbol
menghadapi kemungkinan banjir.
kesuburan pertanian. Gempa bagi
Nenek moyang Kampung Naga
penduduk kedua desa ini membawa
memiliki kearifan dalam pengelolaan
kesuburan bagi tumbuh dan
lingkungan (ekologis). Suatu bentuk
berkembangnya pohon lontar, yang
pelestarian alam sering disebut dengan
menopang kehidupan ekonomi
pamali. Kelestarian alam sekitar dapat
masyarakat. Dari segi sosial, budaya
9

dipertahankan dengan keberadaan Orang di dalam atau di luar Desa


pamali yang sangat membatasi sikap Naga tidak diperbolehkan menebang
manusia terhadap kehidupan. atau mengunjungi hutan keramat dan
terlarang, mereka dilarang memasuki
Perjalanan sejarah Kampung
hutan. Sebuah pepatah leluhur
Naga dari awal berdirinya hingga saat
mengatakan “leuweung mah sanes
ini merupakan bukti kesadaran akan
ruwateun, ramat rameut salameteneun”
alam sekitarnya. Perpaduan kearifan
yang artinya hutan bukan untuk ritual,
tradisional yang diwariskan nenek
tapi untuk keselamatan. Jika ditelaah
moyang dengan tantangan alam yang
dengan baik, kontrak merupakan salah
ada, dapat menciptakan kehidupan yang
satu bentuk pengelolaan hutan sebagai
harmonis. Secara morfologi, wilayah
upaya menjaga kelestarian hutan. Oleh
Kampung Naga terletak di lembah yang
karena itu, segala sesuatu yang mereka
subur dengan wilayah terbatas: sebelah
rasa tidak mendukung cara dan gaya
barat Kampung Naga berbatasan dengan
mereka dalam memanfaatkan
hutan keramat (karena di dalamnya
lingkungan dianggap melanggar
terdapat makam leluhur masyarakat
peraturan. Masyarakat adat Naga masih
Kampung Naga). Sebelah selatan
melestarikan legenda dan pesan leluhur
berbatasan dengan persawahan
yang berisi larangan, ajakan dan
penduduk setempat, dan sebelah utara
hukuman dalam pengelolaan hutannya.
dan timur berbatasan dengan Sungai
Ciwulan. Secara geografis, hutan keramat
dan terlarang pada dasarnya adalah
Hal ini terlihat dari keunikan
hutan konservasi. Tempat tersebut perlu
karakter dan identitas lokal yang
dijaga agar tidak terjadi bencana alam,
diekspresikan masyarakat Kampung
dengan syarat lereng hutan cukup curam
Naga yang berbeda dengan tempat
dan memiliki kemiringan 25 sampai
sekitarnya. Penduduk desa Naga
40%. Hutan keramat memiliki peran
membagi wilayahnya menjadi tiga,
untuk melindungi kawasan di
yaitu 1. Hutan Keramat (daerah
bawahnya, khususnya habitat dan
keramat) di barat, 2. Desa di tengah
pertanian, dari risiko tanah longsor dan
(zona netral) dan 3. Hutan terlarang
banjir. Hutan keramat yang terletak di
(daerah rusak) di perunggu timur.
atas bukit ini memiliki fungsi untuk
10

menyerap air hujan agar tidak khusunya yang mendiami wilayah adat.
membanjiri area di bawahnya. Hal ini Dengan minimnya fasilitas kesehatan
menunjukkan bahwa masyarakat membuat masyarakat adat lebih antusias
Kampung Naga memahami bahwa dalam menjaga kesehatan
hutan dapat mengatur tata air, tidak mereka.Terbatasnya nakes dan
tergenang di musim hujan dan kering di fasilitasnya membuat masyarakat adat
musim kemarau. Dengan demikian, berpendapat lebih baik mencegah
perlindungan hutan keramat merupakan daripada megobati sehingga dalam
bentuk kearifan lokal dalam mitigasi prakteknya masyarakat adat berusaha
bencana. menggunakan cara-cara alami yang
digunakan nenek moyang dalam
Wujud kearifan tradisional yang
menghadapi wabah.
diturunkan oleh nenek moyang tertuang
dalam model tata ruang Kampung Naga. Masyarakat adat melakukan
Model rumah bertelur di desa naga ritual-ritual menggunakan bilik agar
membentang dari barat ke timur terlindung dari wabah. Masyarakat adat
sepanjang kontur. Di setiap rumah yang mendiami wilayah adat telah
terdapat lorong panjang yang digunakan menerapkan kearifan lokal dikehidupan
baik sebagai sirkulasi maupun sebagai sehari-hari mereka. Kearifan lokal
saluran drainase. Sehingga air dapat sendiri nilai-nilai luhur yang berlaku
mengalir dari tempat yang tinggi turun dalam tata kehidupan bermasyarakat
ke Sungai Ciwulan di sebelah timur. dalam melindungi dan mengelola
lingkungan hidup secara lestari.
4. Kearifan Lokal Dalam
Menghadapi Wabah Nilai-nilai, gagasan-gagasan,
pandangan-pandangan yang
Wabah merupakan salah satu
menunjukkan kebijaksanaan yang
bencana non-alam. Indonesia memiliki
dimiliki oleh sebuah kearifan lokal
tantangan tersendiri dalam mengadapi
memiliki peranan yang penting untuk
bencana non alam berupa Covid-19
mengatasi permasalahan yang ada.
terutama di daerah pelosok. Pandemi ini
Kearifan lokal menjadi salah satu
tidak hanya mengancam kesehatan
pribadi masyarakat yang harus dijaga
masyarakat perkotaan namun juga
keberadaannya, karena posisinya
mengancam masyarakat pedesaan
11

semakin tergeser teknologi, sehingga beradab-abad lalu dalam menghadapi


perlu sebuah kajian khusus terkait bencana.
dengan kearifan lokal misalnya di
Dalam pencegahan Covid-19
daerah-daerah tertentu, seperti kearifan
masih menurut Julianus dalam Rapat
lokal yang dimiliki masyarakat Adat.
Kerja Aliansi Masyarakat Adat
Selain itu, dari tradisi ini kita dapat
Nusantara tidak cukup menetap di
menyimpulkan bahwa Masyarakat Adat
rumah saja, mereka berduyun –duyun
adalah benteng pertahanan terakhir dari
mengamankan diri ke hutan. Karena
serangan wabah virus yang masif.
dengan tinggal di hutan masyarakat
Pengetahuan tersebut juga menjadi
Adat tidak perlu berinteraksi dengan
bukti tangguh bahwa tradisi dan
orang luar dan tidak perlu kepasar
pengobatan leluhur yang berkembang
dikarenakan sumber makanan di hutan
sejak dahulu adalah alat perang yang
telah tersedia. Ketahanan pangan
dapat kita gunakan untuk melawan
masyarakat adat pun terjaga dengan
pandemi.
baik, jika suatu waktu ada himbauan
Seperti yang diutarakan anggota lockdown maka mereka dapat bertahan
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara meskipun 1 tahun lamanya.
(AMAN) Julianus salah satu anggota
Di tengah situasi krisis ini, peran
komunitas Aliansi Masyarakat Adat
Masyarakat Adat sangat dibutuhkan
Nusantara pada Rapat Kerja Aliansi
untuk memastikan pasokan pangan
Masyarakat Adat Nusantara yang
terpenuhi. Wilayah adat adalah sumber
dilaksanakan secara daring pada tanggal
pangan. Beragam jenis varietas
16 November 2020. Pada masa pandemi
tumbuhan pangan dan pengetahuan
Covid-19 seperti ini Masyarakat adat
tradisional mengenai beragam jenis
masih terhindar dari paparan Covid-19
pangan hanya dapat dipertahankan jika
dikarenakan setelah diumumkan oleh
wilayah adat kita tetap ada, tidak
pemerintah di pertengahan Maret 2020
dirampas dan tidak diubah. Bangsa ini
bahwa Indonesia terkena dampak
kini bergantung dengan Masyarakat
pandemi Covid-19 masyarakat adat
Adat yang tetap menjaga wilayah
bergegas melakukan ritual tolak bala,
adatnya sebagai sumber bahan pangan
ritual kearifan lokal tersebut telah di
ditengah serangan pandemi.
praktekan oleh masyarakat adat
12

5. Kearifan Lokal Dalam lokal yang mengikat tidak dianggap


Menghadapi Konflik sebagai sesuatu hal yang mengekang,
tetapi menjadi bentuk penghormatan
Konflik merupakan jenis
mereka terhadap nilai-nilai luhur nenek
bencana sosial. Penerapan kearifan
moyang.
lokal memang tidak mudah,
dikarenakan begitu banyak nilai-nilai  Kearifan Lokal Memiliki
dari luar yang saat ini banyak diadospi Kemampuan Mengakomodasi
oleh masyarakat Indonesia. Namun Unsur-unsur Budaya
demikian peluang untuk
Luar Kearifan lokal tidak menolak
mengedepankan kearifan lokal sebagai
budaya luar, tetapi berupaya untuk
penyelesaian konflik juga masih ada.
mengakomodasinya agar selaras dengan
Hal ini sesuai dengan pendapat
budaya lokal. Tujuannya tentu untuk
Moendardjito dalam Ayatrohaedi
menjaga nilai-nilai lokal agar tetap
(1986:40-44) mengatakan bahwa unsur
tumbuh, terutama bagi generasi penerus.
budaya daerah potensial sebagai
Hal ini dilakukan agar generasi
kearifan lokal karena telah teruji
selanjutnya semakin memperkuat
kemampuannya untuk bertahan sampai
kebijakan-kebijakan lokal yang
sekarang. Keempat ciri kearifan lokal
memang ditujukan untuk memelihara
yang dicontohkan olehnya merupakan
persatuan dan kesatuan bangsa. Hasil
kekuatan yang potensial bagi
akomodasi dari budaya luar digunakan
penyelesaian konflik.
untuk memperkaya nilai-nilai kearifan
 Kearifan Lokal Mampu lokal yang telah dimiliki.
Bertahan terhadap Budaya Luar;
 Kearifan Lokal Mempunyai
Salah satu keunikan kearifan lokal Kemampuan Mengintegrasikan
adalah kekuatannya untuk berhadapan Unsur Budaya Luar ke dalam
dengan budaya luar. Selain tidak mudah Budaya Asli;
mendapatkan pengaruh dari budaya
Budaya luar yang makin lama semakin
luar, kearifan lokal cenderung
banyak memasuki wilayah Indonesia,
memelihara dan menjaga anggota
seharusnya diadaptasikan dalam budaya
kelompoknya untuk tetap tunduk pada
lokal agar tidak merusak tatanan hidup
aturan yang berlaku. Berbagai aturan
13

masyarakat Indonesia. Kecenderungan Memberi Arah pada


yang terjadi banyak sekali kelompok Perkembangan Budaya;
masyarakat yang mengadopsikannya,
Kondisi bangsa Indonesia yang semakin
padahal akan lebih baik untuk
kehilangan jati dirinya, menyebabkan
diadaptasikan agar tidak bertentangan
penguatan kearifan lokal perlu
dengan budaya lokal sendiri. Sebab
dilakukan. Sebab kearifan lokal mampu
adospi dapat diartikan sebagai sebuah
mengarahkan kembali jati diri Indonesia
tindakan menerima penuh datangnya
yang sesuai dengan keragaman
budaya luar tersebut, bukan
budayanya. Keberadaan kearifan lokal
menyesuaikan dan mengintegrasikannya
tidak hanya dapat digunakan untuk
ke dalam budaya sendiri.
mengatasi konflik, tetapi juga
 Kerifan Lokal Mempunyai memberikan pengayaan pada nilai-nilai
Kemampuan Mengendalikan; budaya yang luhur.

Kearifan lokal selain memelihara


anggota kelompoknya, juga dapat
KESIMPULAN
digunakan untuk mengendalikan
keinginan-keinginan melakukan Eksistensi kearifan lokal hanya
tindakan destruktif. Pola yang terbentuk dapat diterima atau dipahami oleh
dalam kearifan lokal menunjuk pada masyarakat jika kebenaran
nilai kebersamaan, kekeluargaan, penggunaannya dapat dibuktikan, dan
kegotong-royongan dan kemauan untuk jika terbukti benar maka akan dijadikan
menyelesaikan permasalahan dengan pengetahuan lokal. Pengetahuan lokal
jalan musywarah. Pola tersebut sangat yang berkembang dalam masyarakat
potensial untuk mencegah, mengurangi tradisional mengandung nilai-nilai
bahkan mengatasi konflik-konflik sosial intelektual yang seringkali bersumber
yang terjadi saat ini. Kembali pada dari pengetahuan tradisional dan sistem
kearifan lokal berarti menunjukkan pengelolaannya.
kekuatan bangsa sendiri dalam
Kearifan Lokal smong
menyelesaikan permasalahan yang
mempunyai hubungan yang erat
dihadapi.
terhadap mitigasi bencana tsunami
 Kearifan Lokal Mampu secara tradisional. Pada dasarnya,
14

budaya Smong membangun respon tidak hanya mengancam kesehatan


masyarakat yang cepat terhadap masyarakat perkotaan namun juga
bencana tsunami. Kearifan lokal ini mengancam masyarakat pedesaan
menunjukkan manfaat yang sangat khusunya yang mendiami wilayah adat.
berdampak. Hal ini dirasakan oleh Dengan minimnya fasilitas kesehatan
masyarakat Kabupaten Simeulue. membuat masyarakat adat lebih antusias
Kearifan lokal masyarakat Baduy dalam dalam menjaga kesehatan mereka.
tradisi bangunan tradisional terkait Terbatasnya nakes dan fasilitasnya
mitigasi bencana gempa bumi terdapat membuat masyarakat adat berpendapat
pada teknik konstruksi, penyambungan lebih baik mencegah daripada megobati
dan pengikatan bangunan serta sehingga dalam prakteknya masyarakat
penggunaan umpak. Masyarakat adat adat berusaha menggunakan cara-cara
Naga masih melestarikan legenda dan alami yang digunakan nenek moyang
pesan leluhur yang berisi larangan, dalam menghadapi wabah.
ajakan dan hukuman dalam pengelolaan
Konflik merupakan jenis
hutannya. Hutan keramat memiliki
bencana sosial. Penerapan kearifan
peran untuk melindungi kawasan di
lokal memang tidak mudah,
bawahnya, khususnya habitat dan
dikarenakan begitu banyak nilai-nilai
pertanian, dari risiko tanah longsor dan
dari luar yang saat ini banyak diadospi
banjir. Hutan keramat yang terletak di
oleh masyarakat Indonesia. Namun
atas bukit ini memiliki fungsi untuk
demikian peluang untuk
menyerap air hujan agar tidak
mengedepankan kearifan lokal sebagai
membanjiri area di bawahnya. Wujud
penyelesaian konflik juga masih ada.
kearifan tradisional yang diturunkan
Unsur budaya daerah potensial sebagai
oleh nenek moyang tertuang dalam
kearifan lokal karena telah teruji
model tata ruang Kampung Naga.
kemampuannya untuk bertahan sampai
Wabah merupakan salah satu sekarang. Keempat ciri kearifan lokal
bencana non-alam. Indonesia memiliki yang dicontohkan olehnya merupakan
tantangan tersendiri dalam mengadapi kekuatan yang potensial bagi
bencana non alam berupa Covid-19 penyelesaian konflik.
terutama di daerah pelosok. Pandemi ini
15

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, A. W., Cahyani, M. D., & Gadeng, A. N. (2022). Implementasi Kearifan Lokal Smong
Dalam Pembelajaran Jenjang SMP-SMA Di Kabupaten Simeulue. Sosio-Didaktika:
Social Science Education Journal, 9(1), 21-30.

Astri, H. (2011, Desember ). Penyelesaian Konflik Sosial Melalui Penguatan Kearifan Lokal.
Aspirasi, 2(2), 151-162.

Fatimah. (2021, Juli). Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
(Studi Literatur). Jurnal Ilmiah komunikasi, 13(2), 76-81.

Purwoko, A., Sunarko, & Putro, S. (2015). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Tentang Resiko
Bencana Banjir Terhadap Kesiapsiagaan Remaja Usia 15 – 18 Tahun Dalam
Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Pedurungan Kidul Kota Semarang. Jurnal
Geoggrafi, 12(2), 215-221.

Raharja, R., Wibowo, F. G., Ningsih, R. V., & Machdum, S. V. (2016). Peran Kearifan Lokal
Dalam Mitigasi Bencana: Studi Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Longsor Di
Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bogor. Jurnal Dialog Penanggulan Bencana, 7(2),
111-119.

Suparmini, Setyawati, S., & Sumunar, D. R. (2014, April). Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan
Lokal Masyarkat Baduy. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(1), 47-64.

Thene, J. (2016). Mitigasi Bencana Gempa Bumi Berbasis Keaqrifan Lokal Masyarakat Rote
Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS,
1(2), 102-106.

Anda mungkin juga menyukai