Anda di halaman 1dari 6

POLA KOMUNIKASI UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA PADA FASE

MITIGASI BENCANA

Dra. Fatma Wardy Lubis, MA, Dra. Mazdalifah, MSi, Raras Sutatminingsih, Ph.D

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fatma.wardy@usu.ac.id,
mazdalifah@usu,ac,id,) Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara (raras@usu.ac.id)

Abstrack
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk memberi
pengetahaun dan keterampilan dasar mengenai komunikasi bencana pada warga di dua
desa yang saat ini lokasinya paling dekat dengan Gunung Sinabung, yaitu Desa Payung
Kecamatan Payung, dan Desa Kutarayat di Kecamatan Namanteran. Kegiatan
pengabdian menyasar dua kategori kelompok rentan yaitu lansia dan anak-anak, serta
kelompok pemuda di kedua desa tersebut. Metode yang digunakan oleh adalah
penyuluhan, pelatihan kesukarelawanan, pengenalan senam mitigasi bencana, serta
permaian untuk anak. Hasil dari kegiatan pengabdian adalah terdistribusnya senam
mitigasi bencana sebagai sarana pengenalan mitigasi bencana, terjadi peningkatan
kesadaran masyarakat tentang resiko bahaya erupsi, adanya panduan untuk perilaku
publik pada fase mitigasi benana melalui senam mitigasi bencana, memberikan
peringatan publik terhadap potensi bencana, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai upaya mengurangi resiko bencana selama fase mitigasi.

Kata Kunci: komunikasi bencana; mitigasi bencana; erupsi Gunung Sinabung


1. Pendahuluan Untuk itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan kebencanaan bagi
Gunung Sinabung yang merupakan
salah satu gunung teraktif di Indonesia yang warga sekitar agar ketika bencana terjadi warga
sudah sempat istirahat selama ratusan tahun, dapat memperkecil resiko bahaya bagi dirinya,
kembali menggemparkan masyarakat pada
maupun bagi orang lain.
Agustus 2010 dengan mengeluarkan lava
sehingga statusnya dinaikkan ke level tertinggi Situasi ini menggambarkan persoalan
menjadi “awas”. Sehingga mengakibatkan kebencanaan yang dipaparkan oleh Ahmad Arif,
warga disekitarnya di evakuasi ke 8 lokasi seorang jurnalis Kompas dalam bukunya
(kumparannews). Setelah itu, Gunungapi
Sinabung sempat diam selama 2 tahun dan “Jurnalisme Bencana, Bencana Jurnalisme”.
kembali meletus pada September 2013 dan Dalam bukunya Arif menyebutkan bahwa
masih erupsi hingga saat ini meskipun dalam gambaran tentang negeri zamrud khatulistiwa
skala lebih kecil.
yang dikaruniai alam nan subur harus pula
Efek paling besar dari bencana ini dilengkapi dengan kisah tentang negeri bencana
adalah ditutupnya tiga desa terdekat dengan yang dijalin oleh untaian cincin api Pasifik,
Gunung Sinabung, yaitu Desa Bekerah, Desa tempat terjadinya sekitar 90 persen gempa bumi
Simacem, dan Desa Sukameriah. Ketiga desa di dunia (24:2010). Cincin api, berdasarkan
ini berada dalam radius 5 km dengan Gunung pemaknaan ilmu kebumian, adalah rangkaian
Sinabung.Masyarakat desa yang umumnya titik gunung api yang menggelegak dan siap
hidup dari bercocok tanam harus kehilangan meledak. Ledakan kadang diiringi gempa dan
harta benda, rumah, dan lahan yang biasa jika ledakan kuat terjadi di laut, terkadang
menghidupi mereka. disusul tsunami.
Masyarakat di tiga desa ini kemudian Kemunculan deretan gunung api
dipindahkan ke Kawasan Siosar yang awalnya diakibatkan oleh faktor geologis, yaitu letak
merupakan kawasan hutan lindung.Sebagian Indonesia yang berada pada 3 lempeng aktif
kawasan ini kemudian dialihfungsikan sebagai dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik.
kawasan relokasi pengungsi Interaksi ketiga lempeng tersebut lah yang
Sinabung.Pemerintah membangun perumahan, membentuk busur kepulauan vulkanik
menyediakan lahan pertanian, menyediakan (Herman:2015, 2). Ancaman yang dimunculkan
pupuk, hingga pelatihan kerja bagi pemuda di oleh letusan gunung merapi merupakan
tiga desa tersebut. ancaman berantai. Penanganan bencana
Dikarenakan masih seringnya terjadi memiliki 4 fase utama, yaitu mitigasi,
erupsi dalam skala kecil seperti keluarnya abu kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan
vulkanik dan awan panas, meskipun dalam pemulihan.Mitigasi bencana adalah serangkaian
frekuensi yang lebih kecil. Ditambah lagi upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik
dengan masih belum jelasnya pola erupsi melalui pembangunan fisik maupun penyadaran
Gunung Sinabung sehingga gunung api ini dan peningkatan kemampuan menghadapi
masih menjadi ancaman bagi warga sekitar.
ancaman bencana.Mitigasi berkaitan dengan kegiatan ini adalah agar kegiatan mitigasi
upaya pengurangan komponen resiko. bencana dapat terus dilaksanakan secara
Belajar dari pengalaman erupsi Gunung berkelanjutan meskipun periode kegiatan
Sinabung, penelitian yang dilakukan oleh pengabdian dari USU telah selesai.
pengusul melalui mekanisme TALENTA 3. Permainan
dengan judul “Komunikasi Bencana dalam Dua Metode komunikasi mitigasi bencana yang
Aspek” menunjukkan bahwa tidak terjadi juga akan dilakukan adalah melalui
proses mitigasi bencana di masyarakat. permainan dan kuis. Metode ini ditujukan
Masyarakat tidak memiiliki pengetahuan sama untuk siswa sekolah yang menjadi target
sekali bahwa wilayah tinggalnya merupakan proses mitigasi bencana. Informasi
wilayah rawan bencana. Begitu pula dengan kebencanaan akan dimasukkan dalam
pengetahuan kebencanaan. Masyarakat tidak permainan yang melibatkan siswa sekolah.
memiliki pengetahuan antisipasi bencana sama
sekali. 3. HASIL DAN PEMBAHASA
2. METODE PENELITIA Kegiatan pengabdian masyarakat di dua
Terdapat beberapa metode yang akan desa yaitu Desa Payung dan Desa Kutarayat
dilaksanakan dalam kegiatan ini yaitu: telah dilaksanakan pada bulan Juli 2019.
1. Penyuluhan Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
Penyuluhan merupakan metode yang melalui beberapa fase, yaitu:
berupaya untuk mengisi aspek kognisi bagi Pra Pengabdian (24-25 Juni 2019)
audiens.Fokus utama dalam kegiatan Pada fase ini tim pelaksana melakukan
penyuluhan adalah untuk mendapatkan kunjungan awal ke kedua desa. Kunjungan
perubahan pada individu agar terjadi dilakukan tanggal 24-25 Juni 2019. Kunjungan
perubahan pengetahuan yang lebih baik ini bertujuan untuk melakukan koordinasi
bagi masyarakat.khalayak yang akan dengan pihak aparat desa mengenai kebutuhan
mendapatkan penyuluhan adalah pemuda dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini.
dan usia rentan. Pada fase pra pengabdian ini, tim pengabdian
2. Training of Trainee juga membuat koreografi untuk Senam Mitigasi
Training of trainee dilakukan untuk Bencana yang diberi tajuk Senam Penguin
membantu pembentukan komunitas Mitigasi
mitigasi bencana di dua desa tersebut.
Kunjungan 1: Pengabdian untuk Kelompok
Komunitas ini nantinya akan menjadi
Lansia (7 – 10 Juli 2019)
relawan yang membantu tim dalam
Dalam kunjungan kepada kelompok lansia,
pelaksanaan mitigasi bencana. Tim ini
tim melakukan penyuluhan mitigasi bencana
akan diberi pelatihan mengenai
mengenai pencarian informasi dalam kondisi
kesukarelawanan, serta mitigasi
bencana, perlindungan pertama saat terjadi
komunikasi bencana. Harapan dari
erupsi, tatacara penyimpanan barang berharga kedua desa tersebut. Kelompok pemuda
dan dokumen penting agar mudah diselamatkan menjadi harapan untuk menjadi pelopor
saat terjadi erupsi, serta informasi kemana harus pendamping bagi masyarakat ketika terjadi
mencari bantuan ketika terjadi bencana. bencana. Metode yang digunakan adalah
Kunjungan 2: Pengabdian untuk Kelompok permainan mitigasi dan kesukarelawanan, serta
Pemuda Fase 1 (30 Juni-3 Juli 2019) pengenalan senam mitigasi bencana.
Tim memfokuskan pada kegiatan Kunjungan 4: Pengabdian untuk Kelompok
penyuluhan mengenai pentingnya peran Anak-anak Fase 1 (21-24 Juli 2019)
kelompok pemuda untuk menjadi penggerak Fokus utama dalam kegiatan ini adalah
dalam mitigasi bencana. Kelompok pemuda penyuluhan mengenai aktivitas komunikasi
dibawah naungan Karang Taruna diharapkan bencana dalam penanganan mitigasi bencana.
dapat membantu proses mitigasi bencana Informasi yang disampaikan tidak jauh berbeda
terutama untuk membantu kelompok rentan dengan informasi untuk kelompok pemuda.
bencana. Perbedaannya hanya pada tata cara
Dalam kesempatan ini tim penyampaian yang lebih menggunakan bahasa
memperkenalkan informasi yang penting anak-anak. Selain itu, dalam fase ini juga anak-
diketahui berkaitan dengan mitigasi bencana. anak diajak untuk ikut serta dalam permainan
Informasi tersebut berupa materi perlindungan mitigasi. Tujuan permainan mitigasi ini adalah
dasar yang harus dilakukan saat terjadi erupsi, untuk memperkenalkan upaya-upaya
yaitu 1)Menggunakan masker saat terjadi penyelamatan diri saat terjadi erupsi maupun
erupsi; 2) Menggunakan kacamata untuk gempa.
menghindari debu saat erupsi; 3) Mengenakan Kunjungan 5: Pengabdian untuk Kelompok
Anak-Anak Fase 2 (1-4 Agustus 2019)
baju lengan panjang agar mengurangi efek
Dalam kunjungan ini, tim pengabdian
panas ketika erupsi terjadi; 4) Memakai celana melakukan pengenalan senam mitigasi bencana
kepada kelompok anak-anak sekolah di dua
panjang; 5) Menggunakan pelindung kepala
desa tersebut. Tujuan pengenalan senam ini
untuk mengurangi efek terkena benturan benda adalah membiasakan anak-anak untuk
melakukan senam mitigasi bencana.
keras; 6) Mendengarkan instruksi dari pihak
Gerakan dasar pada senam ini tetap
berwenang; dan 7) Lihat arah angin untuk menggunakan gerakan mitigasi seperti
)Menggunakan masker saat terjadi erupsi; 2)
memastikan arah pergerakan awan panas.
Menggunakan kacamata untuk menghindari
Kunjungan 3: Pengabdian untuk Kelompok debu saat erupsi; 3) Mengenakan baju lengan
panjang agar mengurangi efek panas ketika
Pemuda Fase 2 (14-17 Juli 2019)
erupsi terjadi; 4) Memakai celana panjang; 5)
Pada fase ini, kelompok pemuda yang Menggunakan pelindung kepala untuk
mengurangi efek terkena benturan benda keras;
sebelumnya sudah mengikuti kegiatan
6) Mendengarkan instruksi dari pihak
penyuluhan kembali hadir untuk mengikuti berwenang; dan 7) Lihat arah angin untuk
memastikan arah pergerakan awan panas.
training kesukarelawanan. Training ini
dimaksudkan untuk menguatkan jiwa
kesukarelawanan bagi kelompok pemuda di
dalam proses redaksi untuk masuk ke
channel Youtube USUMEDIA
2. Video Senam Mitigasi Bencana untuk
kelompok lansia, dibagikan melalui
Tabel 2.1 kader desa yang mendampingi kegiatan
Target Luaran dan Capaian senam lansia. Video sedang dalam
N Jenis Indikator Luaran proses redaksi untuk masuk ke channel
o. Luara Youtube USUMEDIA.
n
4. Penutup
Luara Simpulan
n
Wajib Dari kegiatan pengabdian yang telah
dilakukan, beberapa kesimpulan yang
1 Jurnal Akan di Muat di Jurnal LPPM didapatkan adalah:
LPPM Universitas Sumatera Utara 1. Kelompok lansia di dua desa tersebut
2. Video Sedang diedit dan akan merupakan kelompok yang sangat aktif
Kegiat dipublikasikan melalui channel dalam aktivitas penyuluhan. Tingkat
an Youtube USUMEDIA kehadiran kelompok lansia dalam kegiatan
malah melebihi target awal yang
3 Jurnal Akan didaftarkan di Jurnal direncanakan. Peningkatan kehadiran
BerIS Simbolika Universitas Medan peserta pada kategori usia mencapai 200
SN Area dnegan no ISSN p-ISSN persen.
2442-9198 (Print), e-ISSN 2442- 2. Temuan kegiatan pengabdian menunjukkan
9996 (Online) adanya gap keaktifan kelompok pemuda
dibandingkan dengan kelompok lansia.
Luara 3. Pengaplikasian materi pada kelompok
n siswa sekolah cenderung lebih mudah
Tamb karena anak-anak mudah diorganisir.
ahan Begitupun kerjasama dengan pihak sekolah
juga relatif mudah. Sekolah sangat
1 Pemak Seminar Nasional Pengabdian membantu dalam mengorganisir kegiatan
alah Masyarakat pada 17-18 Oktober pengabdian.
Forum 2019 di Mataram, Lombok Nusa 4. Masyarakat di dua desa tersebut sudah
Ilmiah Tenggara Barat memiliki kesadaran mengenai bencana.
Dari diskusi yang diadakan, masyarakat
2 Press http://harian.analisadaily.com/mo tidak lagi mengalami trauma terhadap
Releas bile/sumut/news/lppm-usu- erupsi Gunung Sinabung. Masyarakat
e di pengabdian-masyarakat-di- sudah terbiasa dengan kondisi erupsi yang
Media karo/784250/2019/08/24 kerap terjadi. Akan tetapi belum memiliki
keterampilan untuk mengoptimalkan
http://www.mediapijar.com/2019/
penyebaran informasi mitigasi bencana.
09/senam-penguin-mitigasi-cara-
5. Meskipun masyarakat sudah memiliki
unik-pengingat-menghadapi-
kesadaran akan bencana, kemampuan
erupsi/
komunikasi bencana dalam fase mitigasi
Mdia Cetak Analisa (Sabtu 23 bencana belum terorganisir dengan baik.
Agustus 2019) Saran
1. Kegiatan pengabdian lanjutan dapat
lebih mengembangkan keterampilan
Beberapa output tambahan yang telah kader desa seperti kader TAGANA,
diselesaikan oleh tim pengabdian adalah: ataupun bidan desa untuk
1. Video Senam Penguin Mitigasi mengoptimalkan pendampingan untuk
Bencana untuk kelompok pemuda dan kelompok lansia.
anak-anak. Video ini dibagi ke sekolah 2. Perlu pendampingan lebih intensif
dan kelompok pemuda. Video sedang untuk membentuk kader desa yang
berasal dari kelompok pemuda. Selain Kriyantono, Rachmat. (2009). Teknik Praktis
itu diperlukan juga penggunaan media Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
sosial sebagai medium sosialisasi Prenada Media Group
mitigasi bencana bagi kelompok Lestari, Puji, 2012, Manajemen Komunikasi
pemuda yang melek media social. Bencana Merapi 2010 pada Saat
3. Universitas Sumatera Utara lebih Tanggap Darurat, Jurnal Ilmu
banyak melakukan kegiatan penyuluhan Komunikasi Vol 10
maupun pengkaderan di sekolah- Nugroho, Sutopo Purwo., dkk. (2015). Profil
sekolah, baik pada tingkat SD, SMP, Kebencanaan Daerah 2014. Jakarta:
maupun SMA. Pusat Data, Informasi dan Hubungan
4. Dibutuhkan pendampingan untuk Masyarakat Badan Nasional
meningkatkan keterampilan penyebaran Penanggulangan Bencana.
informasi mitigasi bencana melalui Pritchard, Carl, 2004, The Project Management
platform teknologi komunikasi. Communication Tools, Artech House,
5. Perlu pendampingan intensif untuk Boston.
meningkatkan kemampuan komunikasi Shaw, Rajib, Koichi Shiwaku, Yukiko Takeuchi
bencana. Aktivitas ini tidak cukup (Ed), 2011, Community, Environment
hanya melalui beberapa kunjungan atau and Disaster Risk Management Vol 7:
penyuluhan. Tim pengabdian harus Disaster Education, Emerald Group,
melalukan pendampingan intensif London.
melalui aktivitas “tinggal di desa” Shaw, Rajib, Hari Srinivas, Anshu Sharma (Ed),
untuk mengoptimalkan capaian 2009, Community, Environment and
pengabdian serta memastikan Disaster Risk Managemen Vol 1: Urban
komunitas tadi mampu mandiri. Risk Reduction, An Asian Perspective,
Emerald Group, London.
Sugiyono.(2008). Memahami Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Arif, Ahmad. (2010). Jurnalisme Bencana, Suprapto, dkk.(2015). Data Bencana Indonesia
Bencana Jurnalisme: Kesaksian dari 2014. Jakarta: Pusat Data, Informasi dan
Tanah Bencana. Jakarta: Kompas Hubungan Masyarakat Badan Nasional
Gramedia. Penanggulangan Bencana.
Budi, Setio (ed), 2011, Komunikasi Bencana,
ASPIKOM, Yogyakarta
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif;
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Coppola, Damon K, 2009, Communicating
Emergency Kesiapsiagaan: Strategies for
Creating Disarter Resilient Public,
Taylor and Francis Group.
https://kumparan,com/@kumparannews/sejarah
-letusan-gunung-sinabung (akses pada 18
september 2019, pukul 16.00 WIB)
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20190609
172049-20-401897/sinabung-erupsi-
tinggi-kolom-abu-capai-7000-meter
(akses pada 18 september 2019, pukul
16.15 WIB)
Klikauer, Thomas, 2008, Management
Communication: Communicative Action
and Ethics, Palgrave Macmilan, London.

Anda mungkin juga menyukai