Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKOLOGI

Tinea korporis

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Bunga Widia Putri 1813353021

Destria Nur Khasanah 1813353046

Nadea Grecia Abela 1813353021

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mikologi yang berjudul “Tinea corporis” sesuai
waktu yang telah direncanakan.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah mikologi. Dalam membuat
makalah ini, penulis mengalami beberapa kendala. Namun akhirnya dapat juga selesai tepat pada
waktunya.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Namun, besar harapan
kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini

Bandar Lampung,24 Maret 2020

Penulis

6DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

BAB II PEMABAHASAN

2.1 Tinea Korporis 3

a. Pengertian Tinea korporis 3

b. Gejala klinis 4

c. Cara penularan 4

d. Pencegahan 4

e. Cara diagnosis 5

f. Penatalaksanaan 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 6

Daftar Pustaka 7

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk,


misalnya stratum korneum pada epidemis, rambut, dan kuku, yang disebabkan
golongan jamur dermatofita. Ada beberapa klsasifikasi dermatofitosis, tetapi yang
dibahas disini adalah Tinea korporis. Dermatofitosis atau mikosis superfisjenisial
cukup banyak diderita penduduk Negara tropis. Jenis organisme penyebab
dermatofitosis yang menyebabkan infeksi di kulit adalah spesies trichophyton,
,Microsporum, dan Epidermophyton. Spesies yang tersering adalah E.floccosum,
T.rubrum, dan microsporum canis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Apa itu tinea corporis ?

b. Bagaimana gejala klinis ?

c. Bagaimana cara penularan ?

d. Bagaimana pencegahan ?

e. Bagaimana cara diagnosis ?

f. Penatalaksanaan dari tinea corporis

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui secara umum pengertian dari tinea corporis

b. Untuk mengetahui gejala klinis

c. Untuk mengetahui cara penularan

4
d. Untuk mengetahui pencegahan

e. Untuk mengetahui diagnosis

f. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari tinea corporis.

BAB II

5
PEMBAHASAN

2.1 Tinea korporis

a. Pengertian Tinea korporis

Tinea korporis adalah dermatofitosis yang terjadi pada kulit wajah berminyak
(kecuali jenggot), tubuh dan tungkai (termasuk punggung tangan dan kaki). Tinea corporis
disebut juga tinea sirsinata, tinea globrosa, atau kurap.

Epidemiologi
Tinea korporis terdapat di seluruh dunia, terutama pada daerah tropis dan insiden
meningkat pada kelembaban udara yang tinggi. Penyakit ini masih banyak terdapat di
Indonesia dan masih merupakan salah satu penyakit rakyat.
Di Jakarta, golongan penyakit ini menempati urutan kedua setelah dermatitis. Di daerah
lain, seperti Padang, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Menado, keadaanya kurang lebih
sama, yakni menempati urutan kedua sapai keempat terbanyak dibandingkan golongan
penyakit lainnya.

Etiologi

6
Tinea korporis disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yang meneyrang jaringan
berkeratin. Jamur ini bersifat keratinofilik dan keartinolisis. Penyakit ini disebabkan oleh
Trichophyton, Microsporum, dan E. floccosum. Penyebab utamanya adalah : T.violaseum,
T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon gipseum, M.kanis, M.audolini. 

b. Gejala Klinis
- Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Olah karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada
daerah kulit yang lembab.
- Timbul lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-
kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya bercak-bercak
terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi
dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu.
- Tinea korporis yang menahun ditandai dengan sifat kronik. Lesi tidak menunjukkan
tanda-tanda radang yang akut.
- Pada kasus yang tidak mendapatkan pengobatan, dapat menyebar luas dan kadang
berbentuk lingkaran yang dapat diasumsikan sebagai penampakan granulomatosa.

c. Cara Penularan
Bersentuhan dengan kulit pasien yang terinfeksi kurap ataupun binatang peliharan,
menyentuh permukaan benda yang telah digunakan penderita kurap (pakaian, handuk,
tempat tidur, sprei, dan sisir).

d. Pencegahan
- Menjaga kebersihan
- Biasakan mencuci tangan
- Jangan menggunakan pakaian yang lembab atau basah dalam waktu yang lama
- Periksakan selalu hewan peliharaan yang Anda miliki agar terhindar dari penularan
kurap lewat binatang peliharaan
- Hindarilah kebiasaan meminjam atau meminjamkan barang pribadi
7
e. Diagnosis
- Diagnosis tinea korporis ditegakkan berdasarkan klinik dan lokalisasinya, serta
pemeriksaan kerokan kulit dari tepi lesi dengan mikroskop langsung dengan larutan
KOH 10-20% untuk melihat hifa atau spora jamur.
- Untuk melihat elemen jamur lebih nyata, dapat ditambahkan zat warna pada sediaan
KOH, misalnya tinta parker superchroom blue black.
- Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung
sedian basah dan untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu
ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud.

f. Penatalaksanaan
Bila kurap yang timbul tergolong ringan, ini dapat diatasi dengan menggunakan krim atau
lotion anti-jamur yang dijual bebas, contohnya; terbinafine (Lamisil AT) dan clotrimazole
(Lotrimin AF).
Bila kondisi pasien terlihat cukup parah, maka dapat diberikan obat oles dengan kandungan
yang lebih kuat dan obat yang diminum, seperti Griseofulvin.
Pemberian antibiotik hanya diberikan jika terjadi komplikasi berupa rusaknya kulit, atau
gejala bertambah parah karena infeksi bakteri sekunder. Pengobatan demikian hendaknya
ditangani sesuai dengan petunjuk dokter agar terhindar dari komplikasi atau efek samping
yang tidak diinginkan.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
8
Tinea korporis merupakan penyakit kulit yang disebabkan spesies dermatofita yang
sering ditemukan di masyarakat,terutama masyarkat yang kurang memperhatikan
kebersihannya sendiri. Penyakit lebih sering ditemukan didaerah yang tropis,dengan
penetelaksanaan yang baik dan kesadaran pribadi untuk menjaga kebersihannya dapat
mengurangi dan mencegah mengalami penyakit ini. Umumnya baik tetapi tergantung
faktor infeksi.

Tinea korporis dapat disebabkan oleh berbagai spesies trichophyton, Microsporum,


dan epidermophyton. Variasi penyebab dapat ditemukan berdasar spesies yang endemis di
daerah tertentu. Spesies yang tersering adalah E. floccosum atau T. rubrum.

DAFTAR PUSTAKA

http://sikkahoder.blogspot.com/2012/05/makalah-penyakit-tinea-
corporis.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Poltekkes_Tjk.jpg

9
10

Anda mungkin juga menyukai