Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA SOLID

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS


TERTENTU

KELOMPOK P6

Anas Dwi P.I. 1606870490

Alya Hafidza 1606907171

Dame Satrio 1606907341

Jodi Noor H 1606907410

Khaerun Zuhry R 1606907341

Leo Kristianto 1606907341

Tanggal Praktikum : 26 Februari 2017


Asisten Praktikum : Alfiora Santoni
Tanggal Disetujui :
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2017
Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS TERTENTU

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Menentukan besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur


balok statis tertentu.
2. Membandingkan hasil percobaan dengan hasil teoritis.

II. DASAR TEORI

Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu
yang diberi beban dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari
ketiga metode di bawah ini:
1. Metode Integrasi
Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai lendutan dan
putaran sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan
teori elastis. Berikut ini adalah rumus dalam mencari nilai lendutan dan
putaran sudut:
2 2
( d y dx ) = - ( Mx EI )  Rumus Umum
dy /dx = -1/EI  Mx dx + C1 = tan  = besar putaran sudut
Y =  - ( Mx/EI) dx + C1.x + C2 = besar lendutan
2. Metode Momen Area (Luas bidang momen)
Metode momen area adalah sebuah metode yang menggunakan
diagram momen untuk menghitung besar lendutan dan putaran sudut pada
balok dan portal.
P

A B

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 1


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

M/EI

A x
Gambar F.1 Metode Momen Area untuk Balok Kantilever

Ā = luas bidang momen


X = jarak dari titik berat luas bidang momen menuju titik B
B = Ā
B = perubahan kemiringan / putaran sudut di titik B
B = Ā x X
B = besar lendutan di titik B
3. Metode Unit Load

Metode Unit Load adalah sebuah metode yang menggunakan prinsip


energi untuk menghitung :
 Besar lendutan dan putaran sudut pada balok dan portal
 Besar lendutan pada rangka batang
Berikut ini adalah penerapan metode unit load pada balok kantilever.

I
P

A
C
A C

Gambar F.2 Unit Load Method untuk Balok


Kantilever untuk Mencari Lendutan

 (M .m.dx) / EI
c = 0

dimana:
M = momen akibat beban P
m = momen akibat satu satuan gaya (unit load) yang bekerja pada titik C.

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 2


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

C
C
C
A A
1

Gambar F.3 Unit Load Method untuk Balok Kantilever untuk Mencari Putaran Sudut

 (M .m.dx) / EI
c = 0

dimana:
M = momen akibat beban P.
m = momen akibat satu satuan momen (unit moment) yang bekerja pada
titik C.
III. PERALATAN

Peralatan 1 untuk percobaan 1 dan 2:


1 - HST.601 Penyangga ujung dengan penjepit tetap
1 – HST.602 Penyangga ujung dengan rol
1 – HST.603 Penggunaan momen lengkap
2 – HST.604 Katrol ganda
2 – HST.605 Kumpulan kawat
3 – HST.606 Penjepit gantungan
2 – HST.607 Penghubung penggantung
2 – HST.608 Gantungan-gantungan besar
7 – HST.609 Gantungan-gantungan kecil
1 – HST.610 Pengimbang gantungan
1 – HST.611 Kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan
1 – HST.6m Arloji pengukur
1 – HST.6c Logam
1 – HST.6d Balok uji perspektif

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 3


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Peralatan 2 untuk percobaan 3:


2 - HST.1301 Penyangga ujung
1 – HST.1302 Penyangga perletakan dengan rol
1 – HST.1303 Pengatur Roll
1 – HST.1304 Pelat Jepit
3 – HST.1305 Jepit penggantung
3 – HST.1306 Penyambung gantungan
3 – HST.1307 Penggantung besar (tempat beban)
3 – HST.1309 Penggantung ujung
1 – HST.1310 Penyangga perletakan ganda
1 – HST.1311 Pengatur perlatakan
1 – HST.1312 Penggantung kecil
2 – HST.1313 Ujung sisi tajam (knife edge)

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Percobaan 1 dan 2
Memeriksa keakuratan dari teori lenturan sederhana dengan
membandingkan nilai E (modulus elastisitas) yang didapat dari percobaan
dengan Eliteratur yang ada untuk beban terpusat pada balok sederhana.

A. Cara kerja percobaan 1 dan 2 (struktur balok perletakan sederhana)


1. Mengukur dimensi panjang (l), lebar (b) dan tebal (h) pada pelat baja.
2. Memasang pelat baja membentuk struktur balok perletakan sederhana
dengan panjang 90 cm yang diletakkan dengan perletakan sendi dan
perletakan rol pada ujung pelat baja.
3. Memasang alat Dial Gauge Indicator (DGI) pada ujung pelat balok
(menghitung putaran sudut) dan tengah (menghitung lendutan).
4. Mengatur angka pada dial gauge menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Memberikan beban sebesar 2 N sampai beban 10 N dengan kelipatan 2
N dan membaca dial gauge untuk setiap penambahan beban (loading).
6. Mengurangi beban sebesar 2 N hingga tidak ada beban dan membaca
dial gauge setiap pengurangan beban (unloading).

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 4


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Percobaan 3
Mencari lendutan dan putaran sudut pada struktur kantilever dengan beban
terpusat di ujung pelat batang.

B. Cara kerja percobaan 3 (struktur balok kantilever)


1. Mengukur panjang (l), lebar (b) dan tebal (h) dari pelat baja.
2. Memasang pelat baja membentuk struktur balok kantilever dengan
panjang 45 cm.
3. Memasang alat Dial Gauge Indicator (DGI) ujung balok (menghitung
lendutan).
4. Menyetel angka pada dial gauge menjadi nol setelah sistem terpasang.
5. Memberikan beban sebesar 2 N sampai beban 10 N dengan kelipatan 2
N dan membaca dial gauge untuk tiap penambahan beban (loading).
6. Mengurangi beban sebesar 2 N hingga tidak ada beban dan membaca
dial gauge setiap pengurangan beban (unloading).

V. HASIL PENGAMATAN

1. Percobaan 1
Dimensi Batang
Panjang = 90 cm = 900 mm
Lebar = 2,1 cm = 21 mm
Tebal = 0,54 cm = 5,4 mm
x = 10 cm = 100 mm
1 3 1
Momen inersia = bh = x 21 x 5,43 = 275,562 mm4
12 12
Tabel 1. Hasil pembacaan dial gauge loading dan unloading pada balok
perletakan sederhana
Loading Unloading
NO Beban
A C A C
1. 2N 0,36 0,12 0,87 0,5
2. 4N 0,7 0,24 1,32 0,63

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 5


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

3. 6N 1,24 0,4 1,73 0,64


4. 8N 1,68 0,65 2,05 0,76
5. 10 N 2,54 1,65 2,48 0,88

Tabel 2. Hasil pembacaan dial gauge loading dan unloading pada balok
kantilever
Pembacaan dial Pembacaan dial
NO Beban (loading) (unloading)
A A
1. 2N 0,6 0,9
2. 4N 2,2 1,7
3. 6N 3,7 2,8
4. 8N 4,7 3,8
5. 10 N 5,3 5,3

VI. PENGOLAHAN DATA

1. Lendutan balok perletakan sederhana


a. Dial Loading
Tabel 3. Nilai peubah bebas dan peubah terikat pada percobaan lendutan
balok perletakan sederhana
Pembacaan dial loading
No. Beban (N)
A
1. 2 0,36
2. 4 0,7
3. 6 1,24
4. 8 1,68
5. 10 2,54

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 6


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik beban terhadap lendutan (loading)


3

2.5
f(x) = 0.27 x − 0.3
Lendutan 2 R² = 0.97

1.5

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Beban (N)

Grafik 1. Grafik beban terhadap lendutan pada balok perletakan sederhana.


Persamaan garis pada grafik tersebut adalah y = 0,267x - 0,298
Maka gradien garis (m) adalah 0,267
L3 9003
Epraktikum = = = 206.421,87 MPa
48 m I 48 x 0,267 x 275,562
Eliteratur = 200.000 MPa
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
200.000−206.421,87
=| 200.000
∨¿ = 3,21%

Untuk mencari nilai lendutan teori adalah :


P L3
Lendutan (δ A ¿=
48 EI
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
Setelah itu, praktikan membandingkan lendutan pada teori dan lendutan
hasil praktikum.
Tabel 4. Perbandingan lendutan pada teori dan lendutan hasil praktikum
Lendutan
No. Beban (N) Kesalahan Relatif
δ Apraktikum δ Ateori
1. 2 0,36 0,55 34,54%
2. 4 0,7 1,1 36,36%
3. 6 1,24 1,65 33,06%

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 7


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

4. 8 1,68 2,2 23,63%


5. 10 2,54 2,75 7,63%

b. Dial Unloading
Tabel 5. Nilai peubah bebas dan peubah terikat pada percobaan
lendutan balok perletakan sederhana
Pembacaan dial
No. Beban (N) unloading
A
1. 2 0,87
2. 4 1,32
3. 6 1,73
4. 8 2,05
5. 10 2,48

Lendutan

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 8


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik beban terhadap lendutan (unloading)


3
2.48
2.5
f(x) = 0.2 x + 2.05
0.5
2 R² = 1
1.73

1.5 1.3

1 0.87

0.5

0
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Beban (N)

Grafik 2. Grafik beban terhadap lendutan pada balok perletakan sederhana.


Persamaan garis pada grafik tersebut adalah y = 0,1985x – 0,495
Maka gradien garis (m) adalah 0,195
L3 9003
Epraktikum = = = 282.639,17 MPa
48 m I 48 x 0,195 x 275,562
Eliteratur = 200.000 MPa
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
200.000−282.639,17
=| 200.000
∨¿ = 41,31%

Untuk mencari nilai lendutan teori adalah :


P L3
Lendutan (δ A ¿=
48 EI
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
Setelah itu, praktikan membandingkan lendutan pada teori dan lendutan
hasil praktikum.
Tabel 6. Perbandingan lendutan pada teori dan lendutan hasil praktikum
Lendutan
No. Beban (N) Kesalahan Relatif
δ Apraktikum δ Ateori
1. 10 2,48 2,75 9,8%
2. 8 2,05 2,2 6,81%
3. 6 1,73 1,65 4,84%

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 9


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

4. 4 1,3 1,1 18,18%


5. 2 0,87 0,55 58,18%

2. Putaran Sudut pada balok perletakan sederhana


a. Loading
Tabel 7. Nilai sudut putar dial loading pada percobaan lendutan balok
perletakan sederhana
Dial Gauge Dial Arctan (Dial Rad
No. x
(Dial C) Gauge/x Gauge/x)
1. 0,12 100 0,0012 0,0687 0,0011990412
2. 0,24 100 0,0024 0,1375 0,00239982772
3. 0,4 100 0,004 0,2292 0,00400029465
4. 0,65 100 0,0065 0,3724 0,00649960613
5. 1,65 100 0,0165 0,9453 0,0164985974

Grafik beban terhadap sudut putar (loading)


0.02 0.02
0.02
0.01
Sudut Putar (rad)

0.01 f(x) = 0 x − 0
R² = 0.8
0.01
0.01 0.01
0.01 0
0 0
0 0

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Beban (N)

Grafik 3. Grafik beban terhadap sudut putar pada balok perletakan


sederhana.
Persamaan garis pada grafik tersebut adalah y = 0,0017x - 0,0043
Maka gradien garis (m) adalah 0,0017
L2 9002
Epraktikum = = = 108.067,92 MPa
16 m I 16 x 0,0017 x 275,562
Eliteratur = 200.000 MPa
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 10


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

200.000−108.067,92
=| 200.000
∨¿ = 45,97%

Untuk mencari nilai sudut putar teori adalah :


W × L2
Sudut putar (θc ¿=
16 × E × I
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
Setelah itu, praktikan membandingkan lendutan pada teori dan lendutan
hasil praktikum.
Tabel 8. Perbandingan lendutan pada teori dan lendutan hasil praktikum
Beban Lendutan Kesalahan
No.
(N) θc praktikum θc teori Relatif
0,0011990412 0,001837154
1. 2 33,33%
6
0,0023998277 0,003674309
2. 4 35,13%
2 2
0,0040002946 0,005511463
3. 6 27,27%
5 8
0,0064996061 0,007348618
4. 8 10,96%
3 4
5. 10 0,0164985974 0,009185773 79,35%

b. Unloading
Tabel 9. Nilai sudut putar dial unloading pada percobaan lendutan balok
perletakan sederhana
Dial Gauge Dial Arctan (Dial
No. x Rad
(Dial C) Gauge/x Gauge/x)
0,005 0,2865 0,0050003683
1. 0,5 100
1
2. 0,63 100 0,0063 0,361 0,0063006386
0,0064 0,3667 0,0064001223
3. 0,64 100
7
0,0076 0,4354 0,0075991635
4. 0,76 100
6
5. 0,88 100 0,0088 0,5042 0,0087999500

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 11


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sudut Putar (rad)

Grafik beban terhadap sudut putar (loading)


0.01
0.01
0.01
0.01
0.01 f(x) = 0 x + 0
0.01 R² = 0.96 0.01 0.01
0.01 0.01
0.01
0
0
0
0
0
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Beban (N)

Grafik 4. Grafik beban terhadap sudut putar pada balok perletakan


sederhana.
Persamaan garis pada grafik tersebut adalah y = 0,0004x - 0,0042
Maka gradien garis (m) adalah 0,0004

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 12


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

L2 9002
Epraktikum = = = 469.288,65 MPa
16 m I 16 x 0,0004 x 275,562
Eliteratur = 200.000 MPa
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
200.000−469.288,65
=| 200.000
∨¿ = 134,64%

Untuk mencari nilai sudut putar teori adalah :


W × L2
Sudut putar (θc ¿=
16 × E × I
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
Setelah itu, praktikan membandingkan lendutan pada teori dan lendutan
hasil praktikum.
Tabel 10. Perbandingan lendutan pada teori dan lendutan hasil praktikum
Beban Lendutan Kesalahan
No.
(N) θc praktikum θc teori Relatif
0,0050003683 0,001837154
1. 2 177,78%
1 6
0,0063006386 0,003674309
2. 4 70,27%
2
0,0064001223 0,005511463
3. 6 16,36%
7 8
0,0075991635 0,007348618
4. 8 4,1%
6 4
0,0087999500
5. 10 0,009185773 4,34%
9

2. Lendutan pada balok kantilever


a. Dial Loading
Tabel 11. Nilai peubah bebas dan peubah terikat pada percobaan lendutan
balok perletakan sederhana
Pembacaan dial loading
No. Beban (N)
A
1. 2 0,6

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 13


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

2. 4 2,2
3. 6 3,7
4. 8 4,7
5. 10 5,3

Grafik beban terhadap lendutan (loading)


6
5.3
f(x) = 0.6 x − 0.27 4.7
5 R² = 0.97

4 3.7
Lendutan

3
2.2
2

1 0.6

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Beban (N)

Grafik 5. Grafik beban terhadap lendutan pada balok perletakan sederhana.


Persamaan garis pada grafik tersebut adalah y = 0,595x - 0,27
Maka gradien garis (m) adalah 0,595
450 3
Epraktikum = ¿ ¿ = = 185.259,289 MPa
3 x 0,595 x 275,562
Eliteratur = 200.000 MPa
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
200.000−185.259,289
=| 200.000
∨¿ = 7,37%

Untuk mencari nilai lendutan teori adalah :


Lendutan (δ A ¿=W ¿ ¿
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
Setelah itu, praktikan membandingkan lendutan pada teori dan lendutan
hasil praktikum.
Tabel 12. Perbandingan lendutan pada teori dan lendutan hasil praktikum
No. Beban (N) Lendutan Kesalahan Relatif

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 14


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

δ Apraktikum δ Ateori
1. 2 0,6 1,1 45,45%
2. 4 2,2 2,2 0%
3. 6 3,7 3,3 12,12%
4. 8 4,7 4,4 6,81%
5. 10 5,3 5,51 3,81%

b. Dial Unloading
Tabel 13. Nilai peubah bebas dan peubah terikat pada percobaan lendutan
balok perletakan sederhana
Pembacaan dial
No. Beban (N) unloading
A
1. 2 0,9
2. 4 1,7
3. 6 2,8
4. 8 3,8
5. 10 5,3

Sudut Putar (rad)

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 15


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Grafik beban terhadap lendutan (loading)


6
5.3
5
f(x) = 0.55 x − 0.37
R² = 0.99 3.8
4
2.8
3

2 1.7
0.9
1

0
11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Beban (N)

Grafik 6. Grafik beban terhadap lendutan pada balok perletakan sederhana.


Persamaan garis pada grafik tersebut adalah y = 0,547x – 0,37
Maka gradien garis (m) adalah 0,547
4503
Epraktikum = ¿ ¿ = = 204.128,29 MPa
3 x 0,547 x 275,562
Eliteratur = 200.000 MPa
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
200.000−204.128,29
=| 200.000
∨¿ = 2,06%

Untuk mencari nilai lendutan teori adalah :


Lendutan (δ A ¿=W ¿ ¿
Eliteratur−Epraktikum
Kesalahan Relatif = |
Eliteratur
|
Setelah itu, praktikan membandingkan lendutan pada teori dan lendutan
hasil praktikum.
Tabel 14. Perbandingan lendutan pada teori dan lendutan hasil praktikum
Lendutan
No. Beban (N) Kesalahan Relatif
δ Apraktikum δ Ateori
1. 2 0,9 1,1 18,18%
2. 4 1,7 2,2 22,72%
3. 6 2,8 3,3 15,15%
4. 8 3,8 4,4 13,63%

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 16


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

5. 10 5,3 5,51 3,81%

VII. ANALISA PRAKTIKUM

i. Analisa Percobaan
Praktikum pada Modul F ini berjudul “Lendutan dan Putaran Sudut
pada Balok Statis Tertentu” yang bertujuan untuk menentukan besar
lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur balok statis tertentu dan
membandingkan hasil percobaan dengan hasil teoritis. Praktikum ini
dilakukan pada hari Sabtu, 11 November 2017 di Laboratorium Struktur
dan Material. Praktikum ini mempunyai dua percobaan yaitu mengukur
besar lendutan dan putaran sudut pada balok perletakan sederhana dan
mengukur besar lendutan pada balok kantilever.
Untuk praktikum pertama, praktikan pertama-tama mengukur dimensi
pada pelat baja dengan memakai penggaris. Praktikan mengukur panjang,
lebar dan tebal pelat baja untuk mengetahui momen inersia pada pelat
batang tersebut. Setelah itu, praktikan memasang pelat baja membentuk
struktur balok perletakan sederhana dengan panjang 90 cm. Pada ujung
pelat baja kiri diletakkan perletakan sendi dan ujung pelat baja kanan
diletakkan perleatakan rol. Selanjutnya, praktikan memasang alat dial
gauge indicator pada ujung pelat baja (untuk menghitung putaran sudut)
dan tengah pelat baja (untuk menghitung lendutan). Lalu, praktikan
mengatur angka pada dial gauge menjadi 0 setelah semua terpasang.
Terakhir, praktikan memberikan beban pada pelat baja sebesar 2 N dan
mencatat pembacaan dial gauge tersebut. Pembacaan tersebut berakhir
sampai pelat baja diberi beban sebesar 10 N dengan kelipatan 2 N
(loading). Setelah itu, praktikan mengurangi beban tersebut sebesar 2 N
dan mencatat hasil pembacaan dial gauge sampai beban tersebut tidak ada
dengan kelipatan 2 N juga (unloading).
Untuk percobaan kedua, cara kerja pada balok kantilever hampir
sama. Perbedaannya adalah panjang pelat baja yang dipakai hanya sebesar
45 cm dan diletakkan perletakan sendi saja. Praktikan hanya mengukur
lendutan pada balok kantilever karena tidak ada putaran sudut atau sudut

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 17


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

0o. Mengukur lendutan percobaan kedua sama seperti percobaan pertama


yaitu dalam keadaan loading dan unloading.
i. Analisa Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan praktikan, praktikan
mendapat data yaitu hasil pembacaan dial gauge lendutan dan putaran
sudut pada balok perletakan sederhana dan hasil pembacaan dial gauge
lendutan pada balok kantilever. Praktikan juga mendapatkan nilai inersia
dari pelat tersebut.
Pada percobaan pertama, praktikan mencari nilai modulus young
(E) untuk mendapat nilai lendutan dan sudut putar. Hasil tersebut akan
dibandingan dengan nilai lendutan dan sudut putar yang didapat dari nilai
teoritis. Praktikan menggunakan regresi linear untuk mencari nilai E. Hal
ini untuk mengetahui hubungan antara besar beban dengan hasil
pembacaan dial gauge. Pada variabel x merupakan besar beban yang
diletakkan pada pelat dan variabel y merupakan pembacaan dial gauge.
Pada perputan sudut, variabel y harus diubah satuan tersebut menjadi nilai
radian. Setelah itu, didapatkan grafik yang menampilkan hubungan
variabel x dan y. Pada grafik terlihat naik yang berarti semakin besar
beban maka semakin besar pula lendutan yang terjadi. Grafik ini berlaku
dalam keadaan loading dan unloading hanya berbeda pada pengambilan
data. Setelah itu, didapatkan gradien (m) yang digunakan untuk mencari
nilai E. Nilai E tersebut akan dengan nilai E yang didapat dari teori.
Berikut hasil yang didapat oleh praktikan:
Tabel 15. Perbandingan nilai teoritis dan praktikum pada balok
perletakan sederhana.
δ A Loading δ A Unloading θc Loading θc Unloading
No.
δ Apraktikum δ Ateori δ Apraktikun δ Ateori θc praktikum θc teori θc praktikum θc teori
0,0012 0,001 0,005 0,001
1. 0,36 0,55 2,48 2,75
8 8
0,0024 0,003 0,0063 0,003
2. 0,7 1,1 2,05 2,2
7 6
0,004 0,005 0,0064 0,005
3. 1,24 1,65 1,73 1,65
5 5
4. 1,68 2,2 1,3 1,1 0,0065 0,007 0,0076 0,007

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 18


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

3 3
0,0165 0,009 0,0088 0,009
5. 2,54 2,75 0,87 0,55
2 2
Hasil yang didapat praktikan berbeda dengan nilai teori. Hal ini
membuat praktikan mempunyai kesalahan-kesalahan pada praktikum yang
akan dijelaskan pada analisis kesalahan.
Pada percobaan kedua, praktikan mencari nilai E untuk
memperoleh nilai lendutan pada balok kantilever. Praktikan mengolah data
tersebut sama seperti pada percobaan pertama yang menggunakan regresi
linear. Grafik yang didapatkan juga sama yaitu semakin besar beban yang
diberikan maka semakin besar pula lendutan. Berikut hasil yang didapat
oleh praktikan:
Tabel 16. Perbandiangan nilai teoritis dan praktikum pada balok
kantilever.
δ A Loading δ A Unloading
No.
δ Apraktikum δ Ateori δ Apraktikun δ Ateori
1. 0,6 1,1 0,9 1,1
2. 2,2 2,2 1,7 2,2
3. 3,7 3,3 2,8 3,3
4. 4,7 4,4 3,8 4,4
5. 5,3 5,51 5,3 5,51

ii. Analisa Kesalahan


Setelah praktikan melakukan percobaan, praktikan mendapati
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada percobaan tersebut. Hal ini terbukti
jika data yang didapat memiliki kesalahan relatif. Faktor-faktor yang
menyebabkan data mendapati nilai kesalahan relatif yaitu:
1. Praktikan kurang teliti dalam membaca dial gauge. Praktikan
mengalami kesusahan karena baru pertama kali melihat alat tersebut.
2. Praktikan memasang dial gauge kurang tepat sehingga membuat
kesalahan mengambil data,
3, Praktikan memberi beban dengan dijatuhkan yang membuat beban
tersebut ditambah dengan gaya gravitasi.

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 19


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

VIII. KESIMPULAN

1. Semakin besar beban yang diberikan pada pelat baja, maka semakin
besar juga lendutan dan sudut putar.
2. Perbandingan nilai praktikum dan teoritis pada balok perletakan
sederhana:
Tabel 15. Perbandingan nilai teoritis dan praktikum pada balok
perletakan sederhana.
δ A Loading δ A Unloading θc Loading θc Unloading
No.
δ Apraktikum δ Ateori δ Apraktikun δ Ateori θc praktikum θc teori θc praktikum θc teori
0,0012 0,001 0,005 0,001
1. 0,36 0,55 2,48 2,75
8 8
0,0024 0,003 0,0063 0,003
2. 0,7 1,1 2,05 2,2
7 6
0,004 0,005 0,0064 0,005
3. 1,24 1,65 1,73 1,65
5 5
0,0065 0,007 0,0076 0,007
4. 1,68 2,2 1,3 1,1
3 3
0,0165 0,009 0,0088 0,009
5. 2,54 2,75 0,87 0,55
2 2

3. Perbandingan nilai praktikum dan teoritis pada balok kantilever:


Tabel 16. Perbandiangan nilai teoritis dan praktikum pada balok
kantilever.
δ A Loading δ A Unloading
No.
δ Apraktikum δ Ateori δ Apraktikun δ Ateori
1. 0,6 1,1 0,9 1,1
2. 2,2 2,2 1,7 2,2
3. 3,7 3,3 2,8 3,3
4. 4,7 4,4 3,8 4,4
5. 5,3 5,51 5,3 5,51

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 20


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

REFERENSI

Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat. Laboratorium Struktur dan


Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

IX. LAMPIRAN

Gambar 1. Pelat balok perletakan sederhana dengan alat dial gauge.

Gambar 2. Alat Dial Gauge Indicator (DGI)

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 21


Laboratorium Struktur dan Material
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 3. Praktikan menyiapkan alat DGI pada ujung pelat baja

Gambar 4. Praktikan mengamati Alat DGI

Lendutan dan Putaran Sudut pada Balok Statis Tertentu 22

Anda mungkin juga menyukai