1. AFRILA NURSALMA
2. ASRIL ADIPUTRA
3. NADILA HERLINDA AGUS
4. YUNI HELMIDA
5. ILMI WULANDARI
Penilaian risiko bukanlah proses untuk menghilangkan semua bahaya di tempat kerja. Bukan
pula berarti melarang kegiatan yang “berbahaya”, sedangkan kegiatan tersebut perlu dan biasa
dilakukan. Kita semua hidup dengan beberapa risiko, beberapa kegiatan yang kita lakukan bisa
digolongkan sebagai berbahaya. Penilaian resiko memastikan apa yang bisa kita lakukan untuk
mengurangi risiko cedera ke tingkat yang rendah secara praktis
Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua
mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi
dari berbagai arah.[1]
Hartanto (1997) dalam buku Sistem Informasi Akuntansi menjelaskan, pengendalian internal dengan
membedakan kedalamarti yang sempit dan arti yang luas. Dalam arti sempit, pengendalian internal
disamakan dengan internal check yang merupakan mekanisme pemeriksaan ketelitian data administrasi.
Sedangkan dalam arti luas,pengendalian internal disamakan dengan management control yaitu suatu
sistem yang meliputi semua cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan
mengendalikan perusahaan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa struktur pengendalian internal adalah suatu sistem yang mencakup semua cara yang digunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan termasuk pemeriksaan ketelitian data administrasi
meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi.
disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak
terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai
akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya
4. Pegawai berkualitas; kualitas karyawan ditentukan oleh tiga hal yaitu pendidikan, pengalaman dan
akhlak (moral). Tidak hanya berkualitas, tapi juga kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tugas perlu
diperhatikan. Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan berdasarkan proses rekuitmen yang dilakukan
kepada mereka, apakah berbasis profesional. 5 (lima) komponen Pengendalian internal tersebut
adalah :
1.Control Environment ( Lingkungan pengendalian)
Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian dari para anggotanya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen
Pengendalian Internal lainnya, memberikan disiplin dan struktur. Faktor lingkungan pengendalian
termasuk :
•Integritas, nilai etika dan kemampuan orang-orang dalam entitas;
•Filosofi manajemen dan Gaya Operasi;
•Cara Manajemen untuk menentukan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan
mengembangkan orang-orangnya; dan
•Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
•Perhatian dan arahan yang diberikan dewan direksi.
5.Monitoring (pemantauan)
Sistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas performa sistem
dari waktu ke waktu. Proses ini terselesaikan melalui kegiatan pengawasan yang berkesinambungan,
evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya. Kegiatan ini termasuk manajemen dan supervisi
yang reguler, dan kegiatan lainnya yang dilakukan personel dalam menjalankan tugasnya. Luas dan
frekuensi evaluasi terpisah, akan tergantung pada terutama penaksiran resiko dan efektifnya prosedur
monitoring yang sedang berlangsung. Ketergantungan sistem pengendalian harus dilaporkan kepada
atasan, dengan masalah yang serius juga dilaporkan kepada manajemen teratas dan dewan direksi.
Yang merupakan Soft Control sebagai berikut:
1.Lingkungan pengendalian (Control Environment)
2.Penilaian resiko (Risk Assesment)
Yang merupakan Hard Control sebagai berikut:
1.Aktivitas pengendalian (Control Activities)
2.Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
3.Pemantaun (monitoring)
1. Unit Kerja sebagai risk owner merupakan first line of defense yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan risiko unit kerjanya
2. Unit Risk Management berperan sebagai second line of defense yang menjalankan fungsi
oversight
3. Unit Internal Audit sebagai third line of defense yang menjalankan fungsi independent
assurance.