Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dian Millenium Nababan

NIM : 7193240024
Prodi : Ilmu Ekonomi
Kelas :C
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Dosen Mata Kuliah : Azizul Kholis, SE. M.Si
Tiara Reizsa Aditya, SE

1. Apakah yang dimaksud dengan organisasi sektor publik?


2. Sebutkan perbedaan antara organisasi sektor publik dengan sektor komersial!
3. Standar Akuntansi untuk Pemerintah telah disusun di Indonesia. Siapa penyusunnya?
Bagaimana komposisinya?
4. Bagaimana perkembangan regulasi yang mengatur yayasan di Indonesia?
5. Jelaskan mengenai BHP dan prinsip-prinsip pengelolaannya!
6. Jelaskan organisasi perangkat daerah di level provinsi dan perbedaannya dengan yang
ada pada level kabupaten / kotamadya!
7. Bagaimana konsep penyelenggaraan universitas (perbandingan universitas swasta dan
universitas negeri)!
8. Sebutkan dan jelaskan jenis rumah sakit milik pemerintah!
9. Apa yang dimaksud dengan yayasan ? Sebutkan peraturan-peraturan yang terkait
dengan yayasan!
10. Sebutkan sumber-sumber keuangan dari partai politik!

Penyelesaian :
1. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan
umum dalam penyediaan barang atau jasa serta pelayanan kepada publik yang dibayar
melalui pajak maupun pendapatan negara lainnya yang diatur dengan hukum

2. Perbedaan antara organisasi sektor publik dengan sektor komersial

 Tujuan Organisasi
Setiap organisasi memiliki tujuan yang unik serta spesifik yang hendak dicapai yang bisa
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan tersebut kemudian bisa dipilah dan dipilih
menjadi tujuan yang bersifat financial maupun non financial. Tujuan yang hendak dicapai
oleh organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta. Perbedaan yang menonjol
adalah tujuan untuk memperoleh laba. Pada sektor swasta, usaha mencapai laba atau
profit dimaksimumkan, sedangkan pada sektor publik bukan hanya untuk mencapai
keuntungan semata, namun juga dalam rangka penyediaan pelayanan publik. Seperti
layanan pendidikan, layanan kesehatan masyarakat, penegakan hukum, transportasi
massal dan lain sebagainya.
 Sumber Pembiayaan
Perbedaan sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan
organiasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau struktur
pembiayaan.

 Pola Pertanggungjwaban
Pertanggungjawaban manajemen sektor publik berbeda dengan sektor swasta.
Manajemen pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang
saham) dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen
bertanggungjawab kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan oleh
organisasi sektor publik dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari
masyarakat.

 Struktur Organisasi
Secara kelembagaan, organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta.
Struktur organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku dan hirarki, sedangkan
struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel.

 Karakteristik Anggaran dan Stakeholder


Jika dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan.
Anggaran bukanlah suatu rahasia negara. Beda dengan di swasta, dimana anggaran pada
sektor swasta bersigat tertutup dan merupakan rahasia perusahaan. Publik dalam
organisasi sektor publik memiliki makna yang berbeda dengan yang dipahami oleh
organisasi sektor swasta.

 Sistem Akuntansi Yang Digunakan


Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan. Sistem akuntansi yang
biasa digunakan pada sektor swasta adalah akuntansi berbasis akrual (Accrual
accounting) sedangkan pada sektor publik sampai pada tahun 2014 ini masih
menggunakan sistem akuntansi berbasis kas menuju akrual (Cash toward Accrual). Dan
nanti secara penuh sektor publik akan menggunakan basis akrual pada tahun 2015.
3. Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui
pemerintah, profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini
adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI
(Ikatan Akuntansi Indonesia).

Komposisinya
Kandungan PP SAP
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
terdiri dari:
– Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
– PSAP 01: Penyajian Laporan Keuangan;
– PSAP 02: Laporan Realisasi Anggaran;
– PSAP 03: Laporan Arus Kas;
– PSAP 04: Catatan atas Laporan Keuangan;
– PSAP 05: Akuntansi Persediaan;
– PSAP 06: Akuntansi Investasi;
– PSAP 07: Akuntansi Aset Tetap;
– PSAP 08: Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
– PSAP 09: Akuntansi Kewajiban;

– PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar
Biasa:
– PSAP 11: Laporan Keuangan Konsolidasian.
PP SAP akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah pusat dan daerah berupa:
1. Neraca,
2. Laporan Realisasi Anggaran,
3. Laporan Arus Kas, dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Perkembangan regulasi yang mengatur yayasan di indonesia

Regulasi di sektor publik dibagi dalam dua bagian besar, yaitu perkembangan regulasi
yang terkait dengan organisasi nirlaba dan instansi pemerintahan. Sifat regulasi disektor
publik setiap jenis bersifat lebih spesifik untuk setiap organisasi. Pada instansi
pemerintah,regulasi yang digunakan cenderung lebih rumit dan detail.
Regulasi yang terkait dengan yayasan adalah Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan. Undang-Undang ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan
ketertiban hukum agar yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya
berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas kepada masyarakat, tetapi Undang-
Undang ini diperbarui dalam beberapa aspek dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang yayasan.
Selain dua undang-undang yang telah disebutkan, untuk lebih menjamin kepastian
hukum, pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan. PP ini memberikan penjelasan
yang lebih detail dan aplikatif dari ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang
tentang yayasan.

5. BHP adalah badan hukum bagi penyelenggaraan dan/atau satuan pendidikan formal,
yang berfungsi memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik, berprinsip
nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan.
Tujuan BHP adalah untuk mewujudkan kemandirian dalam penyelenggaraan
pendidikan, dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah/madrasah pada
pendidikan dasar dan menengah, serta otonomi perguruan tinggi pada pendidikan tinggi,
sehingga tumbuh dan berkembang kreativitas, inovasi, mutu, fleksibilitas, dan mobilitas.
Prinsip pengelolahannya
 Nirlaba, yaitu prinsip kegiatan yang tujuan utamanya bukan mencari sisa lebih,
sehingga apabila timbul sisa lebih hasil usaha dari kegiatan BHP, maka seluruh sisa
lebih hasil kegiatan tersebut harus ditanamkan kembali ke dalam BHP untuk
meningkatkan kapasitas dan/atau mutu layanan pendidikan
 Otonom, yaitu kewenangan dan kemampuan untuk menjalankan kegiatan secara
mandiri, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik;
 Akuntabel, yaitu kemampuan dan komitmen untuk mempertanggungjawabkan semua
kegiatan yang dijalankan kepada pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
 Transparan, yaitu keterbukaan dan kemampuan menyajikan informasi yang relevan
secara tepat waktu sesuai dengan peraturan perundangundangan, dan standar
pelaporan yang berlaku kepada pemangku kepentingan;
 Penjaminan mutu, yaitu kegiatan sistemik dalam memberikan layanan pendidikan
formal yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan, serta
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan secara berkelanjutan;
 Layanan prima, yaitu orientasi dan komitmen untuk memberikan layanan pendidikan
formal yang terbaik, demi kepuasan pemangku kepentingan, terutama peserta didik;
 Akses yang berkeadilan, yaitu memberikan pelayanan pendidikan kepada calon
peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, ras, etnis, gender, status sosial
agama, dan status sosial serta kemampuan ekonomi;
 Keberagaman, yaitu kepekaan dan sikap akomodatif terhadap berbagai perbedaan
pemangku kepentingan yang bersumber dari kekhasan agama, ras, etnis, dan budaya
masingmasing;
 Keberlanjutan, yaitu kemampuan untuk memberikan layanan pendidikan formal
kepada peserta didik secara terus menerus, dengan menerapkan pola manajemen yang
mampu menjamin keberlanjutan layanan tersebut;
 Partisipasi atas tanggungjawab negara, yaitu keterlibatan pemangku kepentingan
dalam penyelenggaraan pendidikan formal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang sesungguhnya merupakan tanggungjawab negara.

6. Organisasi perangkat daerah di level provinsi


a. Sekretariat Daerah tugasnya membantu kepala daerah dalam menyusun
kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknik daerah
b. Sekretariat DPRD tugasnya menyelenggarakan administrasi kesekretariatan,
keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan
dan mengkoordinasi tenaga ahli yang dibutuhkan oleh DPRD sesuai dengan
keuangan daerah
c. Inspektorat tugasnya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan
pemerintah daerah
d. Dinas Daerah tugasnya melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan
asas otonomi dan tugas pembantuan
e. Lembaga Teknis Daerah Merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang
bertugas melaksanakan penyusum dan pelaksanaan kebijakan daerah yang
bersifat spesial

Perbedaannya dengan yang ada pada level kabupaten / kotamadya

Dalam penelitian terkait pemerintahan daerah, baik dalam hal keuangan daerah, politik
anggaran, pelayanan publik, investasi pemerintah, perencanaan pembangunan, kebijakan
publik, dan isu-isu sosial budaya, sering dimasukkan variabel jenis pemerintahan
daerah. Jenis pemerintahan daerah sendiri terdiri dari pemerintah provinsi, kabupaten,
kota, dan desa. Khusus untuk dua pemerintahaan yang “selevel”, yakni kabupaten dan
kota, Kabupaten dan kota memiliki beberapa perbedaan karakteristik, di antaranya:

1. Dari aspek luas wilayah, wilayah pemerintahan daerah kabupaten relatif lebih luas
daripada wilayah pemerintahan daerah kota. Oleh karenanya, di wilayah kabupaten
banyak terdapat desa tertinggal, sementara untuk menjangkau pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah dibutuhkan anggaran yang lebih besar.
2. Dari aspek kependudukan, kepadatan penduduk di kabupaten lebih rendah daripada
kota. Kepadatan penduduk menjadi permasalah bagi pemerintah daerah dalam hal
penyediaan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan penanggulangan masalah-
masalah sosial.
3. Dari aspek mata pencaharian penduduk, penduduk kabupaten umumnya bergerak di
bidang pertanian atau bersifat agraris, sementara penduduk perkotaan bergerak dalam
bidang perdagangan dan jasa. Dalam pembuatan kebijakan pembangunan daerah,
prioritas di pemerintah daerah kabupaten akan berbeda dengan pemerintah daerah
kota, khususnya dalam hal pelaksanaan urusan pilihan di daerah.
4. Dari aspek struktur pemerintahan, di wilayah kota dibentuk kecamatan dan kelurahan,
sementara di wilayah kabupaten terdapat kecamatan, kelurahan, dan desa atau
kampung atau gampong. Kecamatan dan kelurahan merupakan bagian dari
pemerintah daerah kabupaten dan kota, yang menyatu dalam hal pembuatan kebijakan
dan anggaran dengan pemerintah daerah, sementara Desa merupakan daerah otonom
tersendiri di wilayah daerah kabupaten, sehingga memiliki anggaran sendiri, termasuk
sumber pendapatan yang dialokasikan dari APBD kabupaten.
5. Dari aspek sosial budaya, penduduk kota memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan
yang lebih baik daripada kabupaten. Fasilitas pelayanan publik juga lebih baik di kota
daripada di kabupaten.
6. Dari aspek perekonomian, rata-rata Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di
kabupaten lebih rendah daripada PDRB kota. PDRB adalah total nilai barang dan jasa
yang diproduksi di wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu (satu tahun),
sehingga merupakan salah satu indikator perekonomian suatu daerah. Hal ini
berimplikasi pada proporsi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang dapat dipungut
oleh pemerintah daerah. Aktivitas ekonomi dan pendapatan (income) di kota juga
lebih besar daripada kabupaten 

7. Konsep penyelenggaraan universitas (perbandingan universitas swasta dan


universitas negeri)

A.Univeritas Swasta Untuk sekarang universitas swasta di indonesia Dikelolah oleh


yayasan dibawah pengawasan badan hukum, untuk rencana kedepannya akan dikelola
oleh BHP ( Badan Hukum Pendidikan )
B. Universitas Negeri dulu dikelola dan diawasi oleh Dikti (Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi ) dan sekarang dikelolah oleh Badan Hukum Milik Negara (BHMN)
C. Universitas yang dikelola pihak swasta ( private university ) dilaksanakan berdasarkan
standar akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accountin Standard Board -
FASB ( Dewan Standar Akuntansi Keuangan) khususnya dalam pernyataan ( FASB
Statement ) no 117 tentang laporan keuangan untuk organisasi nirlaba.

D. Universitas yang dikelola pihak pemerintah ( public University), pelaksanaan


akuntansi nya dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang dikembangkan oleh
Govermental Accounting Standard Board – GASB ( Dewan Standar Akuntansi
Pemerintah ) khusunya pernyataan  ( GASB Statement ) no 15 tentang  “ Model
pelaporan keuangan untuk universitas “

Pihak penyelenggara universitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1.      Pemerintah adalah pihak yang menyelenggarakan universitas negeri (universitas


milik pemerintah).
 Pendirian universitas diselenggarakan pemerintah ditetapkan atas dasar
keputusan presiden atas usulan menteri pendidikan nasional. Universitas
negeri saat ini ada yang berstatus sebagai Badan Hukum Milik Negara
(BHMN) dan non-BHMN. Sampai saat ini, status universitas masih
merupakan universitas non-BHMN, anatar lain Universitas Andalas,
Universitas Soedirman, dan Universitas Hasanuddin. Sementara itu,
universitas negeri yang sudah berstatus BHMN, yaitu Universitas Indonesia
(UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (ITB),
Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sumatera Utara (USU),
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan Uiversitas Erlangga
(Unair) Surabaya.

2.      Masyarakat adalah pihak yang menyelenggarakan universitas swasta.


Penyelenggara perguruan tinggi yang dilakukan oleh masyarakat (swasta) haruslah
berbentuk yayasan atau badan yang bersifat social. Peraturan ini dimaksudkan untuk
memberikan status badan hukum bagi universitas swasta.

8. Jenis rumah sakit milik pemerintah


Rumah sakit milik pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu rumah sakit milik
pemerintah pusat yang dikenal rumah sakit umum pusat ( RSUP ) dan Rumah Sakit
Milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten atau Kota ( RSUD ). Perbedaan keduanya ada
pada kepemilikan dimana RSUP merupakan milik pemerintah pusat yang mengacu pada
Departemen Kesehatan (DepKes), sedangkan RSUD merupakan milik pemerintah
Provinsi dan kabupaten atau kota dengan pembinaan urusan kerumah tanggaan dari
Departemen dalam negeri.

Adapun dua jenis rumah sakit milik pemerintah yaitu :


1. Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkan adalah rumah sakit yang
dimiliki oleh kekayaan pemerintah.
2. Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan, misalnya milik BUMN PT
Aneka Tambang, keadaannya sangat bergantung pada kondisi keuangan
BUMN yang menjadi Induknya

9. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan


diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.

1. Yayasan sendiri tidak memiliki anggota dan yayasan didirikan dengan


memperhatikan persyaratan formal yang telah ditentukan oleh undang-undang

2. Struktur organisasi yang ada di yayasan terdiri atas Pembina, Pengurus yayasan
dan pengawas.
3. Yayasan dapat juga didirikan berdasarkan dari surat wasiat.
Yayasan Untuk mendirikan sebuah yayasan adapun beberapa aturan dalam
pendiriannya yaitu:

1. Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan cara memisahkan
sebagian harta kekayaan pendiriannya menjadi kekayaan awal yayasan itu.
2. Pendirian yayasan dilakukan melalui akta notaris dan dibuat menggunakan
bahasa Indonesiadapat memperoleh status badan hukum setelah akta
pendirian yayasan telah disahkan oleh menteri atau pejabat yang telah
ditunjuk.
3. Yayasan tidak boleh menggunakan nama yang telah dipakai secara sah
oleh yayasan lainnya dan yayasan tidak boleh bertentangan dengan
ketertiban umum dan kesusilaan.

10. Sumber-sumber keuangan dari partai politik

Terdapat tiga sumber keuangan partai pollitik yakni


(1) Iuran anggota
(2) Sumbangan perseorangan dan badan usaha; serta
(3) Bantuan keuangan negara.

Anda mungkin juga menyukai