Anda di halaman 1dari 4

1.

Magnesium banyak dipakai sebagai logam ‘scavenger’ dalam industri pembuatan kapal agar
badan kapal menjadi tahan korosi. Bagaimanakah proses yang terjadi dengan logam Mg
sehingga dapat memperlambat korosi badan kapal?

Jawab :

Pencegahan korosi Magnesium sebagai logam ‘scavenger’ dengan cara ini dilakukan dengan
cara menghubungkan logam yang ingin dilindungi dari korosi dengan logam yang mempunyai
potensial elektrode sangat rendah (Mg) sebagai logam pelindung sehingga bila terjadi oksidasi
logam yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung dan oksidasi akan
berlangsung pada logam pelindung tersebut. Atau disebut juga Perlindungan katodik.

2. Barium sulfat bisa dipakai dalam diagnosa kondisi lambung atau usus seseorang yang
mengalami gangguan lambung atau usus. Terangkan bagaimana peran senyawa barium
tersebut dalam proses diagnosa demikian?

Jawab :

Peran senyawa barium atau barium sufat dalam proses diagnosa adalah misalnya sebuah
barium enema yang merupakan pemeriksaan radiografi dari usus besar yang menggunakan
suspensi barium sulfat sebagai media kontras. Artinya, perannya yaitu sebagai pemeriksa,
pendeteksi, pengidentifikasi saluran pencernaan bagian atas dan tengah, seperti kerongkongan,
lambung atau usus kecil, dan berperan sebagai obat yang membantu dalam mendiagnosis
(pengenalan penyakit), yaitu untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan
barium sulfat.

3. Pada masa lalu batu kapur digunakan untuk bahan perkerasan tembok bangunan rumah .
dimana Batu kapur (CaCO3) juga merupakan sumber utama untuk mendaptkan kalsium (Ca).
Untuk mendaptkan kalsium digunakan metode elektrolisis yaitu dengan mereaksi antara
CaCO3 dengan HCl. Tuliskan reaksi yang terjadi sehingga terbentuk Kalsium yang
terbentuk!

Jawab :
Untuk mendaptkan kalsium kita dapat mereaksikan CaCO3 dengan HCl agar
terbentuk CaCl2 . Reaksi yang terjadi :

CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2

Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan


kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :

Katode : Ca2+ + 2e-→ Ca

Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e-

4. Magnesium sulfat (MgSO4 ) biasanya digunakan untuk obat pencuci perut atau sering
disebut dengan obat maag. Untuk mendapatkan Magnesium maka ada dua metode yang
dapat dilakukan salah satunya dengan ekstraksi dari Dolomita [MgCa(CO 3)2]. Jelaskan apa
itu Dolomita dan buat reaksi yang terjadi !

Jawab :

Dolomit  adalah suatu  mineral karbonat  anhidrat  yang terbentuk dari


kalsium magnesium karbonat, idealnya adalah CaMg(CO3)2. Istilah ini juga digunakan untuk
suatu sedimen batuan karbonat yang sebagian besar terbentuk dari mineral dolomit.. Karena
dolomite merupakan sumber yang dapat menghasilkan magnesium. Maka dolomite pertma
dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO kemudian MgO.CaO tersebut dipanaskan kembali
dengan FeSi sehingga terbentukla Mg.

Reaksi yang Terjadi :

2[MgO.CaO] + FeSi → 2Mg +Ca2SiO4 +Fe

5. Mengapa untuk mendapatkan logam alkali digunakan cara elektrolisis lelehan garamnya
bukan larutan garamnya?

Jawab :

Logam-logam alkali sangat stabil terhadap pemanasan, sehingga logam-logam alkali


tidak dapat diperoleh dari oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak dapat
dihasilkan dengan mereduksi oksidanya, hal ini disebabkan logam-logam alkali merupakan
pereduksi yang kuat. Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya
melalui proses elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh
karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam
halidanya.

Elektrolisis larutan dalam air tidak memperoleh logam  kecuali menggunakan katoda
merkuri yang menghasilkan amalgama. Namun sukar memperoleh logam murni dari amalgama.
Oleh karena itu dikembangkan altenatifnya, yaitu elektrolisis lelehan/leburan.

6.  Tunjukkan reaksi kereaktifan logam alkali!

Jawab:

Unsur-unsur logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Kereaktifan tersebut
berkaitan dengan elektronvalensinya. Logam alkali mempunyai 1 elektron pada kulit terluarnya,
untuk mencapai kestabilan maka logam golongan ini lebih cenderung untuk melepas 1 elektron
tersebut sehingga logam ini mempunyai bilangan oksidasi +1. Kereaktifan logam alkali
bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Kereaktifan logam alkali
dibuktikan dengan kemudahannya bereaksi dengan air, oksigen, unsur-unsur halogen, dan
hidrogen.

Reaksi-reaksi :
1. Reaksi dengan air :
Logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan logam hidroksida. Litium (Li)
sedikit bereaksi dan sangat lambat, sodium (Na) jauh lebih cepat, kalium (K) terbakar, sedangkan
rubidium (Rb) dan cesium (Cs) menimbulkan ledakan. Reaksi antara logam dan air adalah
sebagai berikut:

2M (s) + 2H2O (l) → 2MOH (aq) + H2 (g)

Logam akan berikatan dengan OH-. Semakin kuat sifat logamnya maka semakin kuat sifat
basanya. Dari Li ke Cs pelepasan OH- akan semakin mudah (berhubungan dengan energi
ionisasi) sehingga konsentrasi OH- yang terbentuk akan semakin tinggi. Maka Cs yang paling
membentuk basa kuat.

2. Reaksi dengan Oksigen :


Logam alkali juga bereaksi dengan oksigen membentuk oksida ( bilangan oksigen = -2),
peroksida (bilangan oksigen = -1), atau superoksida (bilangan oksida =-1/2). Dari Li sampai Cs,
kecenderungan logam alkali untuk menghasilkan senyawa peroksida atau superoksida semakin
besar karena sifat logamnya semakin reaktif. Untuk menghasilkan oksida logam alkali, jumlah
oksigen harus dibatasi dan digunakan suhu yang rendah (di bawah 180oC).
4L (s) + O2 (g) →  2L2O 
Untuk menghasilkan peroksida, selain jumlah oksigen yang dibatasi juga harus disertai
pemanasan. Jika oksigennya berlebih maka akan terbentuk superoksida.
2L (s) + O2 (g) → L2O2 (s)
L (s) + O2 (g) → LO2 (s)

3. Reaksi dengan unsur-unsur Halogen :


Unsur halogen bersifat sebagai pengoksidasi. Reaksi ini menghasilkan garam halida
2L(s) + X2 →  2LX (s)

4. Reaksi dengan Hidrogen :


Reaksi yang berlangsung akan menghasilkan senyawa hidrida. Senyawa hidrida adalah senyawa
yang mengandung atom hidrogen dengan bilangan oksidasi negatif. 2L(s) + H2 (g) → 2LH(s)

7. Jelaskan mengapa pada reaksi elektrolisis larutan garam logam alkali tidak dihasilkan
logamnya?

Jawab :

Pada elektrolisis larutan garam logam Alkali atau Alkali tanah tidak menghasilkan logam sebab :
 harga E° lebih kecil dari E° air
 ion logamnya tidak mengalami reduksi, melainkan yang direduksi adalah air.

Sebagai contoh, Garam LiCl yang digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium.
Namun karena titik lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan
perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk
menurunkan titik lebur LiCl menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li
adalah sebagai berikut

Katoda :  Li+ +  e ―→ Li

Anoda  :   2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e

Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju
katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li
yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik,
dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan
bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.

Anda mungkin juga menyukai