Pemenuhan Istirahat Dan Tidur
Pemenuhan Istirahat Dan Tidur
00.00 – 02.59
Pada jam ini, perubahan hormon pada tubuh mengirimkan sinyal pada otak bahwa
sudah saatnya Anda tidur dan beristirahat. Hormon melatonin akan diproduksi
semakin banyak sehingga Anda akan merasa lebih lelah dan mengantuk. Otak
Anda juga akan membersihkan diri dari racun dan sisa-sisa zat yang tertimbun
seharian penuh akibat berpikir keras seharian penuh. Seluruh informasi yang
Anda terima hari itu juga akan disimpan otak ke dalam memori jangka pendek dan
jangka panjang. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari makan atau minum pada
jam ini karena usus Anda sedang menjalani proses pembersihan atau detoksifikasi.
03.00 – 05.59
Suhu tubuh Anda akan mencapai titik terendah pada jam ini. Hal ini terjadi karena
energi Anda akan dialihkan dari menghangatkan badan ke fungsi penting lainnya
seperti memperbaiki kulit atau melawan infeksi. Tubuh Anda masih terus
memproduksi hormon melatonin, tetapi akan segera berkurang menjelang pagi
hari.
06.00 – 08.59
Pembuluh darah Anda akan menjadi kaku dan padat di pagi hari. Maka, darah
Anda pun lebih kental dan lengket. Ini berarti tekanan darah sedang tinggi-
tingginya. Sebaiknya Anda yang memiliki penyakit jantung menghindari
berolahraga pada jam ini karena rawan serangan jantung. Di jam ini, produksi
hormon melatonin akan berhenti.
09.00 – 11.59
Pagi hari menjelang siang biasanya merupakan waktu terbaik untuk bekerja,
belajar, dan beraktivitas. Ini karena tubuh sedang gencar memproduksi hormon
stres yang disebut kortisol. Hormon ini bertugas untuk membuat pikiran Anda
lebih waspada. Selain itu, memori jangka pendek Anda juga akan bekerja lebih
baik pada jam ini.
12.00 – 14.59
Bila Anda sering mendengar istilah “jam tidur siang” atau “jam mengantuk”, ini
karena energi tubuh Anda sedang disibukkan oleh kerja sistem pencernaan.
Organ-organ pencernaan sedang sangat aktif dalam mengolah makanan yang
Anda konsumsi saat makan siang sehingga tingkat kewaspadaan akan menurun.
Hati-hati jika pada jam ini Anda sedang mengemudi atau mengoperasikan alat-
alat berat.
15.00 – 17.59
Di sore hari, biasanya suhu tubuh Anda akan meningkat secara alamiah. Hal ini
tentu berguna jika Anda ingin berolahraga dan membutuhkan pemanasan. Paru-
paru dan jantung Anda juga bekerja lebih maksimal pada jam ini. Selain itu,
dibandingkan dengan kondisi otot seharian penuh, otot-otot Anda terbukti 6%
lebih kuat di sore hari. Jadi, berolahraga pada sore hari adalah pilihan yang tepat
untuk menjaga kebugaran tubuh.
18.00 – 20.59
Hati-hati dengan makanan yang Anda konsumsi pada jam ini. Para ahli tidak
menyarankan Anda untuk makan terlalu banyak pada malam hari karena
pencernaan Anda sudah tidak bekerja sebaik di siang hari. Pada jam ini, hati Anda
sedang berfungsi secara maksimal untuk memproduksi protein yang diperlukan
tubuh serta membersihkan darah dari berbagai zat beracun.
21.00 – 23.59
Bila Anda adalah orang yang suka bangun pagi, otak akan memproduksi hormon
melatonin lebih cepat, yaitu sekitar pukul 9 malam. Jika Anda sering begadang
dan bangun lebih siang, hormon tidur tersebut akan dihasilkan pada larut malam.
Inilah waktu yang tepat bagi Anda untuk mengurangi aktivitas dan bersiap-siap
tidur.
Dalam kasus yang ekstrem, orang dengan hipersomnia mungkin tidur nyenyak di
malam hari selama 12 jam atau bahkan lebih, tetapi masih tetap perlu tidur di
siang hari. Tidur siang atau malam mungkin tidak membantu penderita
hipersomnia, pikiran mereka selalu diselimuti rasa kantuk dan keinginan untuk
tidur.
Gejala hipersomnia
Tergantung dari penyebabnya, gejala hipersomnia dapat berupa:
- Merasa lelah yang hebat sepanjang hari
- Selalu ingin tidur di siang hari
- Merasa tetap mengantuk meskipun telah tidur malam dan tidur siang
- Sulit berpikir dan membuat keputusan, pikiran tidak jernih
- Apati (kurang emosi, motivasi, atau antusiasme)
- Sulit berkonsentrasi atau mengingat
- Peningkatan risiko kecelakaan, terutama kecelakaan kendaraan bermotor.
Penyebab hipersomnia
Kantuk berlebihan di siang hari dapat disebabkan oleh berbagai peristiwa dan
keadaan, seperti:
- Kurang tidur - Sebelum hipersomnia muncul, jam kerja yang panjang
ditambah dengan lembur mungkin belum akan memiliki efek selama
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Tapi, remaja yang bergadang
hingga pagi, mungkin akan merasa lelah selama seminggu.
- Faktor lingkungan - terbangun dari tidur yang disebabkan oleh berbagai
gangguan, seperti karena teman mendengkur, bayi yang terjaga, tetangga
berisik, suhu panas atau dingin, atau karena tidur di kasur yang tidak
nyaman.
- Kerja shift - sangat sulit mendapatkan istirahat yang cukup apabila bekerja
secara shift, terutama mereka yang shift malam.
- Kondisi mental - kecemasan dapat membuat seseorang tidak dapat tidur di
malam hari, yang membuat mereka rentan mengalami kantuk di siang hari.
Karena depresi dan kecemasan sangat menguras energi.
- Obat-obatan - obat-obatan seperti alkohol, kafein, obat penenang, obat
tidur dan antihistamin dapat mengganggu pola tidur.
- Penyakit - seperti hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), refluks
esofagus, asma nokturnal dan penyakit kronis dapat mengganggu tidur.
- Perubahan zona waktu - pergi ke belahan bumi lain yang memilki zona
waktu yang berbeda dapat mempengaruhi jam biologis internal.
- Gangguan tidur - seprti sleep apnea, sindrom kaki gelisah, tidur berjalan,
narkolepsi, hipersomnia idiopatik dan insomnia, semuanya dapat
menyebabkan hipersomnia.
1.7 Assessment
Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian mengenal:
A. Riwayat tidur
1. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasa bangun tidur, dan keteraturan pota tidur klien;
2. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dan lain-lain;
3. Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
4. Kebiasaan tidur siang;
5. lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain;
6. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami
gangguan tidur;
7. Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental memengaruhi
terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu
mengkaji mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah
klien mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres
yang dialami klien.
8. Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul
sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti:
a. Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di
kclopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung;
b. Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah
klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat
bingung;
c. Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.
B. Gejala Klinis
Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih,
perhatian tidak fokus, sakit kepala.
C. Penyimpangan Tidur
Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi,
night terrors, mendengkur, dll
D. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
2. Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah,
semangat
3. Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok
mata, bicara lambat, sikap loyo
4. Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti
obesitas, deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam
Referensi
Ardiansyah, Dicky.2015. Konsep Fisiologis Istirahat, Tidur, dan Asuhan
Keperawatan.http://dickyandriansyah.web.unej.ac.id/2015/03/12/konsep-
fisiologis-istirahat-tidur-dan-asuhan-keperawatan/. Diakses pada tanggal
19 April 2017
Anindyaputri, Irene.2017. Memahami Jam Biologis: Jadwal Kerja Organ
Dalam Tubuh Kita. https://hellosehat.com/jam-biologis-manusia/. Diakses
pada tanggal 19 April 2017
http://www.trendilmu.com/2015/04/faktor-yang-mempengaruhi-istirahat-
dan.html
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/sleep-
hypersomnia
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Febriana, Desita. 2011. Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan
Pola Tidur Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anak Rs Baptis Kediri.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/download/18429/
18244 [11 Desember 2012]
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
Soetjiningsih, I Gusti Ayu Trisna Windiani. Prevalensi dan Faktor Risiko
Enuresis pada anak Taman Kanak-Kanak di Kota madya Denpasar.
http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/10-3-2.pdf. [12 Desember 2012]
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta:
EGC