Ibrahim Alaihi salam tumbuh di bawah pengasuhan ayahnya (Aazar),ia
(Aazar) adalah seorang tukang pahat yang membuat patung-patung dan memperdagangkannya. Ia meminta putranya (Ibrahim) agar membantunya untuk membantunya dan menjualnya di pasar. Ibrahim Alaihi salam berkata pada dirinya sendiri : “Bagaimana bisa patung patung itu menjadi Tuhan? Aku yang membuatnya dengan tanganku,aku yang mengerjakan tangan dan hidungnya,dan aku yang menyusun tubuhnya?” Ibrahim keluar untuk pertama kalinya menuju ladang pada saat matahari terbit,mencari tentang siapakah Pencipta langit dan bumi,ia berjalan diantara ladang dan pepohonan,ia bertanya kepada keduanya : “siapakah yang telah menciptakan itu semua dari tanah,siapakah yang menciptakan bunga itu,dan mengeluarkan buah buahan darinya?” Dan ketika ia bertemu dengan hewan atau burung,ia bertanya : “siapakah yang telah menciptakanmu?,yang telah menyempurnakanmu dan menyeimbangkanmu?”. Akan tetapi,makhluk makhluk tersebut tidakk bisa menjawab pertanyaannya. Ibrahim tetap berada dalam kebingungannya sampai matahari terbenam. Ketika matahari terbenam dan malam dimulai,ia melihat bintang berkilauan di langit,ia memandanginya dengan sangat lama lalu berkata : “inilah Rabbku yang telah menciptakan alam,karena ia tinggi sekali,tak ada seorangpun yang bisa sampai kepadanya,ia tetap memandanginya sampai ia terbenam. Sebagaimana terbenamnya seluruh bintang bintang,maka ia berkata : “Tidak,kau bukan Rabbku,karena Tuhan tidak akan pernah terbenam selamanya.” Allah berfirman tentang Ibrahim “ketika malam telah menjadi gelap,dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata,”inilah tuhanku”. Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata,”Aku tidak suka kepada yang terbenam” (QS. Al-An’am : 76) Kemudian Ibrahim melihat bulan meninggi di langit dan menyinari bumi,ia berkata : “Ini rabbku” dan ia tetap memandanginya sampai ia melihatnya terbenam sebagaimana terbenamnya bintang,Ibrahinmpun merasa sedih dan berkata : “tidak,engkau bukan Rabbku”,kemudian ia berkata : “Ya Rabb,berilah aku petunjuk kepada-Mu agar aku dapat mengenal siapa Engkau dan di mana Engkau?” Allah ta’ala berfirman :” Lalu ketika dia melihat bulan terbit dai berkata,”inilah tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata,”sungguh,jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,pastilah aku termasuk orang orang yang sesat” (QS. Al-An’am : 77) Kemudian ia melihat matahari terbit di pagi harinya,maka ia berkata “Inilah Rabbku,karena ia yang paling besar dari sesuatu apapun” ia tetap memandangi matahari tersebut tinggi di langit sepanjang hari keduanya sampai ia terbenam di ufuk barat,ia berkata : “seharusnya alam ini punya pencipta yang tidak terlihat oleh mata” Allah ta’ala berfirman : “kemudian ketika dia melihat matahari terbit,ia berkata “Inilah tuhanku,ini lebih besar” tetapi ketika matahari terbenam,dia berkata “Wahai kaumku,sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar,dan aku bukanlah termasuk orang orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am : 78-79)
Ibrahimpun kembali setelah perjalanan yang berat itu,dua hari yang ia
habiskan untuk berfikir dan merenung,ia kembali dan meyakini bahwa Allah Yang Maha Besar dari apa yang pernah ia lihat. Allah ta’ala berfirman : “Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi,dan agar dia termasuk orang orang yang yakin” Demikianlah cara Ibrahim untuk mengenal Allah –dan dia masihlah seorang pemuda- dengan pikiran,renungan,dan pandangannya tanpa ada seorang manusiapun yang mengajarinya.