OLEH :
KELOMPOK 4
MADE BANI KANTI NADI (A012172002)
MAGFIRA AMALIA (A012172018)
NIKO SIANIPAR (A012172021)
MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan masukan dari
berbagai pihak, terutama dari dosen pengajar.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
supaya menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang ada. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5
3
2.4 Tarif Overhead Departemen dan Perhiyungan Biaya Produk..............17
2.5 Alokasi Biaya Patungan.......................................................................18
BAB 3 PENUTUP……………………….............................................................19
3.1 Kesimpulan…………............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.Tipe-Tipe Departemen
6
2.1.2.Pengalokasian biaya dari Departemen ke Produk
Setelah perusahaan dibagi kedalam departemen dan semua biaya overhead ditelusuri dari
setiap departemen, biaya departemen pendukung dibebankan ke departemen produksi, dan tariff
overhead dibuat untuk menentukan biaya produk.
Berikut langkah-langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen
produksi :
1. Membagi perusahan ke dalam departemen-departemen
2. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen
produksi
3. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau departemen
produksi
4. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi
5. Menghitung tariff overhead yang dilakukan terlebih dahulu untuk departemen produksi
6. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tariff overhead yang ditentukan
terlebih dahulu.
7
Sebagai contoh, kasus Hamilton dan Barry sebagai kantor akuntan publik. Perusahan
tersebut menambahkan departemen Fotocopy Internal untuk melayani 3 departemen produksi
(Audit, pajak, dan Konsultan manageman). Biaya departemen fotocopy meliputi biaya tetap
sebesar $26.190 per tahun (gaji dan sewa mesin) dan biaya variable sebesar $0,023 per halaman
fotocopy (kertas dan tinta). Perkiraan penggunaan (dalam halaman) oleh ketia departemen
produksi tersebut adalah sebagai berikut :
Total 270.000
Jika digunakan tarif pembebanan tunai, biaya tetap sebesar $26.190 akan dikombinasikan
dengan perkiraan biaya variable sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). Biaya total sebesar $32.400
dibagi dengan perkiraan 270.000 halaman yang akan di fotocopy untuk mendapatkan tariff
sebesar $0,12 perhalaman.
Jumlah yang dibebankan ke departemen produksi semata-mata adalah fungsi dari jumlah
halaman yang difotocopy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual Departemen Audit, 92.000
halaman; Departemen Pajak, 65.000 halaman; dan Departemen konsultasi manajemen 115.000
halaman; maka total beban Departemen Fotokopi akan menjadi sebaai berikut :
Total $32.640
8
Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperhitungkan seperti biaya variabel. Hal
tersebut mengakibatkan pengalokasian biaya menjadi kurang akurat. Nyatanya, departemen
fotocopy hanya memerlukan $32.446 [$26.190 + (270.000 x $0.023)]. Jumlah tambahan yang
dibebankan adalah akibat dari perlakuan terhadap biaya tetap yang seakan- akan menjadi biaya
variabel.
Mari asumsikan departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hampir sama
setahun (Hasil dari penelitian pengunaan tiap-tiap departemen). Dengan kata lain departemen ini
mengantisipasi kebutuhan sebanyak 202.500 (94.500 + 108.000) fotocopi per tahun dan rata-
ratanya akan sebesar 16.875 per bulan. Oleh karena ada satu bulan yang penggunaanya lebih
tinggi dari pada bulan lainnya, penggunaan bulanan tertinggi bagi kedua departemen ini juga
16.875 fotokopi. Akan tetapi, departemen pajak mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67.500
fotokopi tahunan yang diangarkan, departemen tersebut diperkirakan membutuhkan
sepertiganya, atau 22.500 fotokopi, dalam bulan April. Oleh karena itu pengunaan tertinggi
dalam satu bulan diperkirakan menjadi 39.375 fotokopi. Penggunaan itulah yang dijadikan
desain ukuran departemen fotokopi.
Sekarang, kita dapat menggambarkan dua tarif pembebanan untuk departemen fotokopi.
Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas yaitu sebesar $0,023 per halaman.
Tentu saja faktor penyebabnya adalah halaman yan difotokopi. Tarif kedua adalah tariff untuk
biaya sewa peralatan dan upah. Biaya ini dibebankan departemen produksi berdasarkan rencana
pengunaan tertinggi departemen produksi.
9
Jumlah Proporsi Total Jumlah
Halaman Tertingi Penggunaan Tertinggi biaya tetap
Jumlah yang dibebankan ke setiap departemen produksi sekarang adalah fungsi dari
jumlah halaman yang difotokopi dan pengunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah bahwa
pengunaan aktual departemen Audit 92.000 halaman; Pajak 65.000 halaman; dan MAS 115.000
halaman. Total beban Departemen Fotokopi akan menjadi seperti berikut :
Dalam kasus ini, departemen pajak menyerap proporsi biaya yang lebih besar karena
pengunaan tertingginya adalah dasar untuk ukuran departemen fotokopi. Dengan perhitungan
ganda pada kasus ini jumlah yang dibebankan sebesar $32.446 sangat dekat dengan biaya aktual
menjalankan departemen fotokopi. Dengan dua tariff pembebanan, yang masing-masing
didasarkan pada faktor penyebab yang kuat, alokasi biaya pada departemen yang mengunakan
jelas didasarkan pada jumlah sebenarnya yang ditimbulkan oleh departemen pendukung.
Terdapat lebih dari dua pembebanan. Akan tetapi, apabila perusahaan membagi sumber
daya departemen pendukung dan faktor faktor penyebab secara lebih baik, hal ini hampir mirip
10
dengan perhitungan biaya berdasarkan aktifitas. Tariff-tariff pembebanan yang lebih akurat
tersebut harus diimbangi dengan biaya untuk menetapkan dan menerapkan tariff tersebut.
11
2.3.1.Metode Alokasi Langsung
Ketika perusahaan mengalokasikan biaya departemen pendukung hanya ke departemen
produksi mereka menggunakan metode alokasi lansung. Metode langsung adalah metode yang
paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasikan biaya departemen pendukung.
Biaya jasa variabel dialokasikan secara lansung ke departemen produksi sesuai proporsi
pengunaan jasa departemen tersebut. Biaya tetap juga dialokasikan secara langsung ke
departemen produksi akan tetapi sesuai proporsi kapasitas normal atau praktik departemen
produksi.
Sebagai contoh, pada suatu perusahaan terdapat dua departemen pendukung (departemen
sumber tenaga dan pemeliharaan) dan dua departemen produksi (pengasahan dan perakitan).
Anggaplah bahwa faktor penyebab biaya listrik adalah jam penggunaan listrik dan bahwa faktor
penyebab biaya pemeliharaan adalah jam pemeliharaan. Faktor-faktor penyebab ini digunakan
sebagai dasar alokasi. Dalam metode langsung, hanya jam penggunaan listrik dan jam
pemeliharaan di departemen produksi yang diugunakan untuk menghitung rasio alokasi
12
ditelusuri. Langkah pertama yaitu merangking departemen-departemen jasa. Anggaplah , posisi
pertama departemen sumber tenaga dan yang kedua pemeliharaan. Langkah kedua yaitu
mendistribusikan biaya listrik ke departemen pemeliharaan, pengasahan dan perakitan.
Kemudian langkah berikutnya adalah mendistribusikan biaya pemeliharaan ke departemen
pengasahan dan perakitan. Setelah alokasi, tidak ada biaya dalam departemen pemeliharaan dan
sumber tenaga; Semua biaya overhead ada di dalam departemen pengasahan dan perakitan.
Metode berurutan lebih akurat daripada metode lansung karena mengakui beberapa interaksi
antar departemen pendukung. Akan tetapi metode ini tidak mengakui semua interaksi; tidak ada
biaya pemeliharaan yang dibebankan ke departemen sumber tenaga meskipun departemen
tersebut menggunakan pengeluaran departemen pemeliharaan.
13
P = biaya langsung + bagian biaya departemen pemeliharaan
Sumber tenaga :
200.000
(200.000+600.000+200.000 0,20 - -
600.000
- 0,60 -
(200.000+600.000+200.000
200.000
200.000 + 600.000+200.000
- - 0,50
Pemeliharaan : 4.500
(4.500+4.500) - 0.50 -
4.500
- - 0,50
(4.500+4.5000)
14
Lankah 2 – Menalokasikan Biaya Departemen Pendukung Dengan Menggunakan Rasio
Alokasi
Departemen
sumber Tenaga (250.000) 50.000 150.000 50.000
Departemen
pemeliharaan - 210.000 105.000 105.000
$ 0 $ 0 $355.000 $215.000
Aktifitas normal
Jam pengguna listrik - 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500
15
Proporsi keluaran yang digunakan oleh departemen
Sumber Pemeliharaan Departemen Departemen
tenaga Produksi perakitan
Rasio lokasi
Persamaan biaya departemen sumber tenaga dan persamaan biaya departemen pemeliharaan
dapat diselesaikan secara simultan untuk menghasilkan biaya total setial departemen pendukung.
M = $160.000 + $50.000+0,02 M
0,98M= $210.000
M = $214.286.000
Mengganti persamaan :
= $271.429
16
2.4. Tarif Overhead Departemen dan Perhiyungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke
biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan
beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh alokasi
berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah $355.000, dan
asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas
normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:
Tarif overhead pengesahaan $355.000
71.000 jam Mesin
$ 5 per jam mesin
Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya overhead di
departemen perakitan adalah:
Tarif overhead perakitan $215.000
107.500 jam tenaga kerja
$2 per jam tenaga kerja
Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan
dua jam mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya
overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini menjadi $12 [(2 X $ 5) +(1X $ 2)]. Jika
produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal
dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
17
2.5. ALOKASI BIAYA PATUNGAN
Produk patungan(joint product) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara
simultan dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”. Titik pemisahan (split off
point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.
2. Produk Sampingan
Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang di
produksi secara simultan. Produk sampingan (by products) memiliki nilai penjualan yang
relatif kurang signifikan sehingga tidak dimasukkan kedalam biaya produk patungan.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain di dunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukung menyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen pendukung
berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung secara
umum dibebankan pada semua departemen produksi.
Alasan-alasan yang termasuk penilain persediaan, profibilitas, penetapan harga, dan
perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga digunakan untuk mendorong perilaku
manajerial yang menguntungkan
19
DAFTAR PUSTAKA
20