Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN PENDUKUNG

MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

OLEH :
KELOMPOK 4
MADE BANI KANTI NADI (A012172002)
MAGFIRA AMALIA (A012172018)
NIKO SIANIPAR (A012172021)

MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan masukan dari
berbagai pihak, terutama dari dosen pengajar.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini
supaya menjadi lebih baik lagi.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman yang ada. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5

1.1 Latar Belakang.......................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6

2.1 Tinjauan menyeluruh alokasi biaya........................................................6

2.1.1 Tipe-tipe departemen.....................................................................6

2.1.2 Pengalokasian biaya dari departemen ke produk...........................7

2.1.3 Tujuan Alokasi...............................................................................7

2.2 Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lain…........7


2.2.1 Tarif Pembebanan Tunggal...........................................................7
2.2.2 Tarif Pembebanan Ganda.............................................................9
2.2.3 Penggunaan yang Dianggarkan versus Penggunaan Aktual.......11
2.3 Memilih Metode Alokasi Biaya Depeartemen Pendukung……...........11

2.3.1 Metode Alokasi Langsung...........................................................12


2.3.2 Metode Alokasi Berurutan...........................................................12
2.3.3 Metode Alokasi Timbal Balik......................................................13

3
2.4 Tarif Overhead Departemen dan Perhiyungan Biaya Produk..............17
2.5 Alokasi Biaya Patungan.......................................................................18

BAB 3 PENUTUP……………………….............................................................19

3.1 Kesimpulan…………............................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen. Bagaimana
biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok pelanggan,
aktivitas, dan divisi. Perusahaan biasanya membedakan antara departemen operasi
atau produksi (operating departement ) dan departemen pendukung ( supporting departemen).
Departemen operasi merupakan departemen yang secara langsung memberikan nilai tambah
kepada produk atau jasa. Sementara departemen jasa merupakan departemen yang memberikan
jasa yang membantu departemen internal lainnya, baik departemen operasi maupun departemen
jasa yang lain.
Dalam alokasi biaya, akan menentukan cara dalam mengalokasikan biaya
biaya yang terjadi di departemen pendukung ( supporting department ) ke departemen produksi
dan akhirnya dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini
memerlukan pemilihan dasar alokasi biaya(cost driver ) yang tepat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah perbedaan antara departemen pendukung dan departemen produksi?
2. Bagaimanakah menghitung tarif pembebanan tunggal dan ganda untuk suatu
departemen pendukung?
3. Bagaimanakah cara mengalokasikan biaya depantemen pendukung ke departemen
produksi dengan menggunakan metode langsung, berurutan, dan timbal balik?
4. Bagaimanakah cara menghitung tariff overhead departemen?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan perbedaan antara departemen pendukung dan departemen produksi.
2. Menghitung tarif pembebanan tunggal dan ganda untuk suatu departemen pendukung.
3. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi dengan
menggunakan metode langsung, berurutan, dan timbal balik.
4. Menghitung tariff overhead departemen.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan menyeluruh alokasi biaya


Biaya-biaya yang memberikan manfaat bersama, yang terjadi ketika sumber daya yang
sama digunakan dalam keluaran dua atau lebih jasa atau produk, disebut sebagai biaya bersama
(common cost). Meskipun biaya bersama dapat menyangkut periode waktu, tanggungjawab
individual, wilayah penjualan, dan kelas kelas pelanggan, dalam hal ini , makalah ini hanya
berfokus membahas biaya di department dan di produk. Sebagai contoh , upah yang dibayarkan
kepada penjaga keamanan pada suatu pabrik merupakan biaya bersama semua produk berbeda
yang diproduksi di pabrik tersebut. Cara biaya bersama dibebankan kepada departemen, dan
kemudian ke unit produk atau jasa merupakan topik utama pada makalah ini.

2.1.1.Tipe-Tipe Departemen

Terdapat dua kategori departemen yakni departemen produksi dan departemen


pendukung. Departemen produksi secara lansung bertanungjawab pada pembuatan produk atau
jasa yang dijual kepada pelanggan. Sebagai kontrol dalam perusahaan kantor akuntan publik,
maka yang merupakan departemen produksi adalah divisi audit, pajak, dan konsultasi
manajemen. Sedangkan departemen pendukung adalah departemen yang menyediakan pelayanan
pendukung yang diperlukan departemen produksi. Departemen ini berhubungan secara tidak
langsung dengan suatu produk atau jasa organisasi tersebut. Misalnya, pemeliharaan,
pertamanan, permesinan, personalia, dan penyimpanan.

Ketika departemen produksi dan departemen pendukung telah diidentifikasi, biaya


overhead yang muncul di tiap departemen dapat ditentukan. Sebagai contoh, sebuah pabrik
pembuatan furniture dapat dibagi menjadi departemen produksi yang terdiri dari departemen
perakitan dan penyelesaian dan departemen pendukung yan terdiri dari ruang penyimpanan
bahan baku, kafetaria, pemeliharaan, dan General Factory.

6
2.1.2.Pengalokasian biaya dari Departemen ke Produk
Setelah perusahaan dibagi kedalam departemen dan semua biaya overhead ditelusuri dari
setiap departemen, biaya departemen pendukung dibebankan ke departemen produksi, dan tariff
overhead dibuat untuk menentukan biaya produk.
Berikut langkah-langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen
produksi :
1. Membagi perusahan ke dalam departemen-departemen
2. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen
produksi
3. Menelusuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau departemen
produksi
4. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi
5. Menghitung tariff overhead yang dilakukan terlebih dahulu untuk departemen produksi
6. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tariff overhead yang ditentukan
terlebih dahulu.

2.1.3. Tujuan Alokasi


Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke
departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu. Tujuan-tujuan utamanya adalah sebagai
berikut :
1. Memperoleh harga yang wajar dan saling menguntungkan
2. Menghitung tingkah laba lini produk
3. Memperkirakan pengaruh ekonomi dari perencanaan ke pengendalian
4. Menilai persediaan
5. Memotivasi para manager

2.2. Mengalokasikan Biaya Suatu Departemen ke Departemen Lain


2.2.1.Tarif Pembebanan Tunggal
Beberapa perusahaan lebih suka mengembangkan tarif pembebanan tunggal. Suatu tariff
tunggal mengkomunikasikan biaya variable dan tetap departeman pendukung untuk
menghasilkan tariff pembebanan.

7
Sebagai contoh, kasus Hamilton dan Barry sebagai kantor akuntan publik. Perusahan
tersebut menambahkan departemen Fotocopy Internal untuk melayani 3 departemen produksi
(Audit, pajak, dan Konsultan manageman). Biaya departemen fotocopy meliputi biaya tetap
sebesar $26.190 per tahun (gaji dan sewa mesin) dan biaya variable sebesar $0,023 per halaman
fotocopy (kertas dan tinta). Perkiraan penggunaan (dalam halaman) oleh ketia departemen
produksi tersebut adalah sebagai berikut :

Departemen Audit 94.500

Departemen Pajak 67.500

Departemen Konsultasi Manajemen 108.000

Total 270.000

Jika digunakan tarif pembebanan tunai, biaya tetap sebesar $26.190 akan dikombinasikan
dengan perkiraan biaya variable sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). Biaya total sebesar $32.400
dibagi dengan perkiraan 270.000 halaman yang akan di fotocopy untuk mendapatkan tariff
sebesar $0,12 perhalaman.

Jumlah yang dibebankan ke departemen produksi semata-mata adalah fungsi dari jumlah
halaman yang difotocopy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual Departemen Audit, 92.000
halaman; Departemen Pajak, 65.000 halaman; dan Departemen konsultasi manajemen 115.000
halaman; maka total beban Departemen Fotokopi akan menjadi sebaai berikut :

Jml halaman x beban per hlm ($) TTL ($)

Audit 92.000 0,12 11.040

Pajak 65.000 0,12 7.800

Konsultasi Managemen 115.000 0,12 13.800

Total $32.640

8
Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperhitungkan seperti biaya variabel. Hal
tersebut mengakibatkan pengalokasian biaya menjadi kurang akurat. Nyatanya, departemen
fotocopy hanya memerlukan $32.446 [$26.190 + (270.000 x $0.023)]. Jumlah tambahan yang
dibebankan adalah akibat dari perlakuan terhadap biaya tetap yang seakan- akan menjadi biaya
variabel.

2.2.2.Tarif Pembebanan Ganda


Terkadang tarif pembebanan tunggal menyamarkan berbagai faktor penyebab yang
menimbulkan biaya total departemen pendukung. Sebagai contoh pada kasus Departemen
Fotocopy di Hamilton dan Barry, tariff pembebanan tunggal didasarkan pada jumlah halaman
yan difotocopi. Dalam perhitungan demikian didapati biaya setiap halaman yang difotocopi
adalah $0,12. Akan tetapi angka ini tidak benar. Sebagian biaya fotocopi adalah biaya tetap yang
tidak disebabkan oleh jumlah halaman yang difotocopi.

Mari asumsikan departemen Audit dan MAS memiliki kebutuhan yang hampir sama
setahun (Hasil dari penelitian pengunaan tiap-tiap departemen). Dengan kata lain departemen ini
mengantisipasi kebutuhan sebanyak 202.500 (94.500 + 108.000) fotocopi per tahun dan rata-
ratanya akan sebesar 16.875 per bulan. Oleh karena ada satu bulan yang penggunaanya lebih
tinggi dari pada bulan lainnya, penggunaan bulanan tertinggi bagi kedua departemen ini juga
16.875 fotokopi. Akan tetapi, departemen pajak mengantisipasi pola yang berbeda. Dari 67.500
fotokopi tahunan yang diangarkan, departemen tersebut diperkirakan membutuhkan
sepertiganya, atau 22.500 fotokopi, dalam bulan April. Oleh karena itu pengunaan tertinggi
dalam satu bulan diperkirakan menjadi 39.375 fotokopi. Penggunaan itulah yang dijadikan
desain ukuran departemen fotokopi.

Sekarang, kita dapat menggambarkan dua tarif pembebanan untuk departemen fotokopi.
Tarif pertama adalah tarif variabel untuk tinta dan kertas yaitu sebesar $0,023 per halaman.
Tentu saja faktor penyebabnya adalah halaman yan difotokopi. Tarif kedua adalah tariff untuk
biaya sewa peralatan dan upah. Biaya ini dibebankan departemen produksi berdasarkan rencana
pengunaan tertinggi departemen produksi.

9
Jumlah Proporsi Total Jumlah
Halaman Tertingi Penggunaan Tertinggi biaya tetap

Audit 7.875 0,20 $26.190 $52.38

Pajak 22.500 0,57 $26.190 $14.928

MAS 9000 0,23 $26.190 $6.024

Total 39.375 $26.190

Jumlah yang dibebankan ke setiap departemen produksi sekarang adalah fungsi dari
jumlah halaman yang difotokopi dan pengunaan tertinggi yang diantisipasi. Anggaplah bahwa
pengunaan aktual departemen Audit 92.000 halaman; Pajak 65.000 halaman; dan MAS 115.000
halaman. Total beban Departemen Fotokopi akan menjadi seperti berikut :

Jumlah Alokasi Total


Halaman x$0,023 Biaya tetap Pembebanan

Audit $2.116 $5.238 $7.354

Pajak 1.495 $14.928 $16.423

MAS 2.645 $6.024 $8.669

Total $6.256 $26.190 $32.446

Dalam kasus ini, departemen pajak menyerap proporsi biaya yang lebih besar karena
pengunaan tertingginya adalah dasar untuk ukuran departemen fotokopi. Dengan perhitungan
ganda pada kasus ini jumlah yang dibebankan sebesar $32.446 sangat dekat dengan biaya aktual
menjalankan departemen fotokopi. Dengan dua tariff pembebanan, yang masing-masing
didasarkan pada faktor penyebab yang kuat, alokasi biaya pada departemen yang mengunakan
jelas didasarkan pada jumlah sebenarnya yang ditimbulkan oleh departemen pendukung.

Terdapat lebih dari dua pembebanan. Akan tetapi, apabila perusahaan membagi sumber
daya departemen pendukung dan faktor faktor penyebab secara lebih baik, hal ini hampir mirip

10
dengan perhitungan biaya berdasarkan aktifitas. Tariff-tariff pembebanan yang lebih akurat
tersebut harus diimbangi dengan biaya untuk menetapkan dan menerapkan tariff tersebut.

2.2.3.Penggunaan yang Dianggarkan versus Penggunaan Aktual


Saat kita mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi,
seharusnya kita menalokasikan biaya yang dianggarkan. Terdapat dua alasan mendarsar
pengalokasian departemen pendukung. Alasan pertama adalah untuk menghitung biaya produk
yang diproduksi. Dalam kasus ini, biaya departemen pendukung yang dianggarkan dialokasikan
ke departemen produksi sebagai langkah awal dalam pembentukan tarif overhead. Tarif overhead
dihitung pada awal periode, ketika biaya aktual belum diketahui, biaya yang dianggarkan, yang
harus digunakan. Penggunaan kedua biaya departemen pendukung yang dialokasikan adalah
untuk evaluasi kinerja. Dalam kasus ini, biaya dpeartemen pendukung yang dianggarkan juga
dialokasikan ke departemen produksi.
Namun, terdapat suatu pernyataan dengan kualifikasi penting : evaluasi suatu departemen
seharusnya tidak dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang dicapai oleh departemen lainnya. Hal
tersebut memiliki implikasi bahwa biaya aktual departemen pendukung tidak seharusnya di
alokasikan ke departemen produksi, karena dalam biaya tersebut tercakup efisiensi atau ketidak
efisiensian yang dicapai oleh departemen pendukung. Dengan mengalokasikan biaya yang
dianggarkan bukan biaya aktual, tidak ada ketidakefisiensian atau efisiensi yang ditransfer dari
suatu departemen ke departemen lainnya.
Keputusan untuk memakai penggunaan yang dianggarkan atau penggunaan aktual,
tercantum pada tujuan alokasi. Untuk perhitungan biaya produk, alokasi dilakukan pada awal
tahun dengan dasar penggunaan yang dianggarkan, sehingga tariff overhead yang ditentukan
terlebih dahulu dapat dihitung. Akan tetapi jika tujuan nya dilakukan untuk evaluasi kerja, maka
aloksi dilakukan pada akhir periode dan didasarkan pada penggunaan aktual.

2.3. Memilih Metode Alokasi Biaya Depeartemen Pendukung


Dalam menetapkan metode mana yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
departemen pendukung, perusahaan harus menentukan seberapa besar interaksi departemen
pendukung. Selain itu, mereka harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan
ketiga metode pengalokasian biaya. Terdapat tiga metode yakni metode lansung , metode
berurutan dan timbal balik.

11
2.3.1.Metode Alokasi Langsung
Ketika perusahaan mengalokasikan biaya departemen pendukung hanya ke departemen
produksi mereka menggunakan metode alokasi lansung. Metode langsung adalah metode yang
paling sederhana dan paling langsung untuk mengalokasikan biaya departemen pendukung.
Biaya jasa variabel dialokasikan secara lansung ke departemen produksi sesuai proporsi
pengunaan jasa departemen tersebut. Biaya tetap juga dialokasikan secara langsung ke
departemen produksi akan tetapi sesuai proporsi kapasitas normal atau praktik departemen
produksi.
Sebagai contoh, pada suatu perusahaan terdapat dua departemen pendukung (departemen
sumber tenaga dan pemeliharaan) dan dua departemen produksi (pengasahan dan perakitan).
Anggaplah bahwa faktor penyebab biaya listrik adalah jam penggunaan listrik dan bahwa faktor
penyebab biaya pemeliharaan adalah jam pemeliharaan. Faktor-faktor penyebab ini digunakan
sebagai dasar alokasi. Dalam metode langsung, hanya jam penggunaan listrik dan jam
pemeliharaan di departemen produksi yang diugunakan untuk menghitung rasio alokasi

2.3.2. Metode Alokasi Berurutan


Metode Alokais Berurutan mengakui adanya interaksi antar departemen pendukung.
Akan tetapi, metode berurutan tidak sepenuhnya mengakui interaksi antar departemen
pendukung. Alokasi biaya dilakukan dengan cara menurun , mengikuti prosedur rangking yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya urutannya ditentukan dengan merangking departemen
pendukung sesuai urutan jumlah pelayanan yang diberikan, dari yang terbanyak hingga yang
tersedikit. Tingkat pelayanan biasanya diukur dengan biaya lansung tiap departemen prndukung.
Biaya yang paling tinggi diangap pemberi layanan terbanyak.
Biaya departemen pendukung yang memberikan layanan terbanyak dialokasikan pertama
kali. Biaya tersebut mendistribusikan ke semua departemen pendukung dibawahnya secara
berurutan dan kesemua departemen produksi. Kemudian biaya departemen pendukung diurutan
selanjutnya dialokasikan dengan cara yang sama dan seterusnya. Dalam metode berurutan biaya
departemen pendukung tidak pernah dialokasikan ke departemen pendukung yang berada di
tingkat atas nya.
Sebagai contoh dalam sebuah perusahaan terdapat dua departemen pendukung (
departemen sumber tenaga dan departemen pemeliharaan) dan dua departemen produksi
(pegasahan dan perakitan) masin-mesin dengan biaya overhead yang secara lansung data

12
ditelusuri. Langkah pertama yaitu merangking departemen-departemen jasa. Anggaplah , posisi
pertama departemen sumber tenaga dan yang kedua pemeliharaan. Langkah kedua yaitu
mendistribusikan biaya listrik ke departemen pemeliharaan, pengasahan dan perakitan.
Kemudian langkah berikutnya adalah mendistribusikan biaya pemeliharaan ke departemen
pengasahan dan perakitan. Setelah alokasi, tidak ada biaya dalam departemen pemeliharaan dan
sumber tenaga; Semua biaya overhead ada di dalam departemen pengasahan dan perakitan.
Metode berurutan lebih akurat daripada metode lansung karena mengakui beberapa interaksi
antar departemen pendukung. Akan tetapi metode ini tidak mengakui semua interaksi; tidak ada
biaya pemeliharaan yang dibebankan ke departemen sumber tenaga meskipun departemen
tersebut menggunakan pengeluaran departemen pemeliharaan.

2.3.3.Metode Alokasi Timbal Balik


Metode alokasi timbal balik mengakui semua interaksi antar departemen pendukung.
Dalam metode ini, pemakaian suatu departemen pendukung oleh departemen menentukan biaya
total tiap departemen pendukung dimana biaya total mencerminkan interaksi antar departemen
pendukung. Kemudian, biaya total departemen pendukung yan baru tersebut dialokasikan ke
departemen produksi. Metode ini memperhitungkan semua interaksi antar departemen
pendukung.
Biaya total departemen pendukung untuk menentukan biaya total departemen pendukung
agar mencerminkan interaksi dengan departemen pendukung lainnya, suatu system linear yang
simultan harus dipecahkan. Masing-masing persaman, yang merupakan suatu persaman biaya
bagi sebuah departemen pendukung didefinisikan sebagai jumlah biaya langsung dpartemen
ditambah proporsi jasa yang diterima dari departemen pendukung lainnya.
Biaya Total = Biaya Lansung + Biaya yang di Alokasikan
Sebagai contoh, departemen pemeliharaan menerima 20% keluaran departemen sumber
tenaga; departemen sumber tenaga menerima 10% keluaran departemen pemeliharaan. Sekaran P
adalah biaya total departemen sumber tenaga dan M adalah biaya total departemen pemeliharaan.
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, biaya total departemen pendukung adalah jumlah biaya
langsung ditambah proporsi jasa yang diterima dari departemen pendukung lainnya. Dengan
menggunakan data dan rasio alokasi, persaman biaya untuk tiap departemen pendukung dapat
dinyatakan sebagai berikut :

13
P = biaya langsung + bagian biaya departemen pemeliharaan

=$250.000 + 0,1M (persamaan biaya sumber tenaa )

M = biaya lansung + bagian biaya departemen listrik .

= $160.000 + 0,2 P ( persamaan biaya departemen pemeliharaan)

Berikut ilustrasi alokasi berurutan

Langkah 1 -menghitung rasio alokasi.

Pemeliharaan Pengasahan Perakitan

Sumber tenaga :
200.000

(200.000+600.000+200.000 0,20 - -

600.000
- 0,60 -
(200.000+600.000+200.000

200.000

200.000 + 600.000+200.000
- - 0,50

Pemeliharaan : 4.500

(4.500+4.500) - 0.50 -

4.500
- - 0,50
(4.500+4.5000)

14
Lankah 2 – Menalokasikan Biaya Departemen Pendukung Dengan Menggunakan Rasio
Alokasi

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Sumber tenaga Pemeliharaan Departemen Departemen
Produksi perakitan
Biaya langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000

Departemen
sumber Tenaga (250.000) 50.000 150.000 50.000

Departemen
pemeliharaan - 210.000 105.000 105.000

$ 0 $ 0 $355.000 $215.000

Departemen Pendukung Departemen Produksi


Sumber Pemeliharaan Departemen Departemen
tenaga Produksi perakitan
Biaya langsung $250.000 $160.000 $100.000 $60.000

Aktifitas normal
Jam pengguna listrik - 200.000 600.000 200.000
Jam pemeliharaan 1.000 - 4.500 4.500

15
Proporsi keluaran yang digunakan oleh departemen
Sumber Pemeliharaan Departemen Departemen
tenaga Produksi perakitan
Rasio lokasi

Sumber tenaga - 0,20 0,60 0,20


pemeliharaan 0,10 - 0,45 0,45

Persamaan biaya departemen sumber tenaga dan persamaan biaya departemen pemeliharaan
dapat diselesaikan secara simultan untuk menghasilkan biaya total setial departemen pendukung.

M = $160.000 + 0,2 ( $250.000 + 0,1 M)

M = $160.000 + $50.000+0,02 M

0,98M= $210.000

M = $214.286.000

Mengganti persamaan :

P = $250.000 + 0,1 ($214.286)

= $271.429

Alokasi departemen ke produksi setelah biaya total tiap departemen pendukung


diketahui, alokasi ke departemen produksi dapat dilakukan. Biaya total yang dialokasikan ke
departemen produksi (dari sumber tenaga dan pemeliharaan) sama dengan $410.000 yang
merupakan total biaya langsung kedua departemen pendukung.

16
2.4. Tarif Overhead Departemen dan Perhiyungan Biaya Produk
Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke
biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi dan membaginya dengan
beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh alokasi
berurutan total biaya overhead departemen pengesahan adalah $355.000, dan
asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas
normal sebesar 71.000 jam mesin, maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:
Tarif overhead pengesahaan $355.000
71.000 jam Mesin
$ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000, dan
diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya overhead di
departemen perakitan adalah:
Tarif overhead perakitan $215.000
107.500 jam tenaga kerja
$2 per jam tenaga kerja

Dengan menggunakan tarif – tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan
dua jam mesin pengasahan dan satu jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya
overhead yang dibebankan ke satu unit produk ini menjadi $12 [(2 X $ 5) +(1X $ 2)]. Jika
produk yang sama menggunakan bahan baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal
dari Pengesahan dan Perakitan), maka biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).

17
2.5. ALOKASI BIAYA PATUNGAN
Produk patungan(joint product) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara
simultan dengan proses yang sama hingga pada titik ”pemisahan”. Titik pemisahan (split off
point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.

1. Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan .


a. Metode Unit Fisik
b. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
c. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan

2. Produk Sampingan

Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih produk yang di
produksi secara simultan. Produk sampingan (by products) memiliki nilai penjualan yang
relatif kurang signifikan sehingga tidak dimasukkan kedalam biaya produk patungan.

18
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Departemen produksi membuat produk jasa di mana perusahaan bermain di dunia usaha
tersebut untuk memproduksi dan menjual, departemen pendukung menyediakan dukungan
departemen produksi tetapi mereka tidak membuat produk jadi. Karena departemen pendukung
berada untuk mendukung berbagai departemen produksi, biaya departemen pendukung secara
umum dibebankan pada semua departemen produksi.
Alasan-alasan yang termasuk penilain persediaan, profibilitas, penetapan harga, dan
perencanaan serta pengendalian. Alokasi dapat juga digunakan untuk mendorong perilaku
manajerial yang menguntungkan

19
DAFTAR PUSTAKA

Hansen dan Mowen. 2006. Management Accounting. Jakarta: Salemba Empat.

20

Anda mungkin juga menyukai