Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Mata Kuliah : PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM INTEGUMEN

OLEH :

NAMA : NUR PUTRI ALIYAH

NIM : 4171141032

JURUSAN : BIOLOGI

PROGRAM : S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

KELOMPOK : 3 (TIGA)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
I. JUDUL : Sistem Integumen
II. TUJUAN :
1. Mengetahui fungsi-fusngsi kulit
2. Mengetahui lapisan-lapisan epidermis yang terdapat pada kulit
3. Mengetahui penyakit pada kulit
III. TINJAUAN TEORITIS :
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh,
membungkus daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia
rata-rata 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg
jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki
fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar.
Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit
ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat
serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet
matahari.
Kulit terdiri dari lapisan epidermal dan dermal (korium) dan bertumpu diatas
jaringan penyambung subdermal. Epidermis merupakan suatu epitel berlapis gepeng,
yang pada beberapa bagian tubuh dimodifikasi dengan penambahan lapisan tebal kutikula
dan pada bagian-bagian lain karena perkembangan rambut dan kuku. Korium adalah
lapisan jaringan penyambung padat di mana terdapat berbagai kelenjar kulit dan folikel
rambut. Jaringan subdermal juga berserat, tetapi ia tersusun lebih longgar daripada
korium dan umumnya mengandung sel-sel lemak. Tidak ada rambut yang tumbuh pada
telapak tangan atau telapak kaki. Mereka tertutup dengan kulit tebal yang terdiri dari
dermis dan epidermis atau korium. Pada kulit dari sebagian besar tubuh, lapisan dasar
epidermis meluas ke dalam korium untuk membentuk folikel-folikel rambut. Ini paling
intensif perkembangannya pada kulit kepala, yang dapat digunakan sebagai contoh kulit
berambut.
(Syarifuddin, 2006)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda
pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada
telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,05 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Tidak ada
terdapat pembuluh darah pada epidermis. Epidermis melekat erat pada dermis karena
secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari
plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak,
pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor
pili). Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus
membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran
kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat
membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat diperkirakan antara 1-2 mm
dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak
tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat,
matriksinterfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.

(Arthur, 1999)

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,  kelenjar (keringat
dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau
lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada
sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar
tubuh dengan dalam tubuh). Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang
berkontribusi terhadap total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan
mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti
gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di
lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli
yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ
internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh
vital.

( Hall Guyton. 2012)

Kulit merupakan organ yang tersusun dari 4 jaringan dasar:

1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk. Penbuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh endotel. Kelenjar-
kelenjar kulit merupakan kelenjar epitelial.
2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan elastin, dan
sel-sel lemak pada dermis.
3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh, jaringan otot polos, yaitu otot
penegak rambut (m. arrector pili) dan pada dinding pembuluh darah, sedangkan
jaringan otot bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi wajah.
4. Jaringan sarafsebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit berupa
ujung saraf bebas dan berbagai badan akhir saraf. Contoh,badan Meissner dan
badan Pacini.

Struktur kulit

Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan
jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak
padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat
longgar yaitu hipo-dermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan
lemak.

(Sonny J. R. Kalangi. 2013)

Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :

1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah


2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warnakulit
adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh
faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam
aminodan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna
coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim Tirosinase dan oksigen. Oksidasi
tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di
bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan
menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan
oleh sel-sel melanosit yangterdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan
benih.

(Desi lestari. 2014)


IV. ALAT DAN BAHAN
1. Torso kulit
2. Kertas HVS
3. Penggaris dan pulpen
V. PROSEDUR
1. Sediakan alat dan bahan seperti torso kulit, kertas HVS dan pulpen
2. Amati lapisan-lapisan pada epidermis, dermis dan hipodermis
3. Berilah tanda-tanda atau label pada torso
4. Kemudia catat hasil diskusi serta nama, gejala dan penyembuhan penyakit pada
sistem integumen
5. Kemudian persentasekan kedepan hasil diskusi sistem integumen
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pembahasan
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis
gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak
mempunyai pembuluh darah maupun limfa; oleh karena itu semua nutrien dan
oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada
epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini
secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara
berangsur digeser ke permukaan epitel.
a. Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terletak paling dalam dan
terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-deret di atas membran basal
dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel- selnya kuboid atau silindris.
Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik.
Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi selnya
berfungsi untuk regenerasi epitel.
b. Stratum spinosum (lapis taju)
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk
poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan
pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel
yang berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-
olah menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah
terletak desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini.
Semakin ke atas bentuk sel semakin gepeng.
c. Stratum granulosum (lapis berbutir)
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang disebut granula kerato- hialin, yang dengan
mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi
dikelilingi ribosom. Mikro- filamen melekat pada permukaan granula.
d. Stratum lusidum (lapis bening)
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan
agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini.
Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi kurang
sehingga pada sajian seringkali tampak garis celah yang memisahkan stratum
korneum dari lapisan lain di bawahnya.
e. Stratum korneum (lapis tanduk)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti
serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel- sel yang paling permukaan
merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.
2. Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
a. Stratum papilaris
Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang
jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2. Jumlahnya terbanyak dan lebih
dalam pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak
kaki. Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila lainnya mengandung badan
akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner. Tepat di bawah epidermis serat-
serat kolagen tersusun rapat.
b. Stratum retikularis
Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan sejumlah
kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih
dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan
lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat otot polos
juga ditemukan pada tempat-tempat tertentu, seperti folikel rambut, skrotum,
preputium, dan puting payudara. Pada kulit wajah dan leher, serat otot skelet
menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi
wajah. Lapisan retikular menyatu dengan hipodermis/fasia superfisialis di
bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang banyak mengandung sel lemak
c. Sel-sel dermis
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
3. Hipodermis
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia
berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi
terutama sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya
menyatu dengan yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung
tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di
daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih banyak dan kulit relatif
sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak daripada dalam dermis. Jumlahnya
tergantung jenis kelamin dan keadaan gizinya. Lemak subkutan cenderung
mengumpul di daerah tertentu.

Warna kulit
Warna kulit ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pigmen melanin
berwarna coklat dalam stratum basal, derajat oksigenasi darah dan keadaan
pembuluh darah dalam dermis yang memberi warna merah serta pigmen empedu
dan karoten dalam lemak subkutan yang memberi warna kekuningan.
Perbedaan warna kulit tidak berhubungan dengan jumlah melanosit tetapi
disebabkan oleh jumlah granul-granul melanin yang ditemukan dalam keratinosit.

Anda mungkin juga menyukai