NTSI6501
GEOLOGI TEKNIK
Makalah
“ Tanah Longsor Terhadap Bidang Infrastruktur”
Oleh Kelompok :
Nama Anggota :
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya tanah longsor di
2. Mengidentifikasi keadaan geologi pada lokasi tersebut
3. Mengidentifikasi dampak dari tanah longsor terhadap infrastruktur pada lokasi
tersebut
4. Memberikan solusi untuk mengatasi dampak dari tanah longsor pada lokasi
1.4 MANFAAT
1. Agar dapat mengidentifikasi dampak-dampak dari tanah longsor pada lokasi
tersebut
2. Agar dapat mengetahui solusi dalam mengatasi dampak tanah longsor pada lokasi
LANDASAN TEORI
b) Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang
gelincir berbentuk cekung.
c) Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang
gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok
batu.
d) Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain
bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng
yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar
yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.
e) Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis
tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak
dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa
menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
f) Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air,
dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu
mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter
seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran
antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan
mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan
terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.
e) Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan,
dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya
kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan
jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah
perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus
bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
f) Getaran
PEMBAHASAN
3.1 IDENTIFIKASI KASUS
Tempat : Kabupaten Banjarnegara, Jawa tengah
Letak Geografis : 7o 12’ – 7o 31’ LS dan 109o 29’ – 109o 45’50’’ BT
Kondisi Geografis : Luas wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997
ha. Wilayah ini juga terdiri dari 20 Kecamatan. Sebagian besar wilayah Banjarnegara
berada pada ketinggian 100 sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut.
Wilayah Banjarnegara memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 3000
mm/tahun. Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis,
wilayah ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
a) Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari dataran
tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang
curam dan bergelombang. Zona ini meliputi kecamatan Kalibening,
Pandanarum, Wanayasa, Pangetan, Pejawaran, Batur, Karangkobar,
Madukara.
b) Zona Tengah, merupakan zona depresi Serayu yang cukup subur. Bagian
wilayah ini meliputi kecamatan Banjarnegara, Ampelsari, Bawang,
Purwanegara, Mandiraja, Purworejo, Klampok, Susukan, Wananadi,
Banjarmangu, Rakit.
c) Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan, merupakan
daerah pegunungan yang memiliki relief curam meliputi kecamatan
Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan.
3.2 ANALISIS KASUS
A. Longsor
Menurut Suryolelono (2002), tanah longsor merupakan fenomena alam yang berupa
gerakanmassa tanah dalam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan dari luar
yang menyebabkanberkurangnya kuat geser tanah dan meningkatnya tegangan geser tanah.
Pengurangan parameter kuat geser tanah disebabkan karena bertambahnya kadar air tanah
dan menurunnya ikatan antar butiran tanah.Sedangkan tegangan geser tanah meningkat
akibatmeningkatnya berat satuan tanah.
C. Lokasi
Lokasi penelitian tempat terjadinya tanah longsor adalah Desa Kalitlaga,
Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah.
Desakalitlaga berada koordinat 7°14 LS 109°47 BT.
D. Hasil Investigasi
Dari hasil investegasi lapangan, dapat disampaikanhal-hal sebagai berikut ini.
1) Kondisi topografi: secara topografi Desa Kalitlaga berada pada ketinggian
antara 556 - 997 meter di atas permukaan laut yang membujur di daerah
PegununganKendeng dengan relief bergelombang dan curam.Kemiringan
lereng bervariasi antara 30° sampai 60°.
2) Material tanah: lapisan tanah atas yang ada di Desa Kalitlaga memiliki
komposisi sebagian besar lempungdengan sedikit pasir dan bersifat subur.
Jenis tanah ini berasal dari pelapukan hasil letusan gunung api seperti yang
banyak dijumpai di Indonesia. Lapisan yang ada di bawahnya berupa batuan
lempung yang memiliki permeabilitas kecil.
3) Kondisi pergerakan tanah: pergerakan tanah di Desa Kalitlaga terjadi sejak
tahun 1965an Hal tersebut diperoleh dari keterangan penduduk setempat.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, dapat di sampaikan bahwa telah terjadi
longsoran di beberapa titik di Dusun Nganjir dan Prigi. Disamping itu,
jugaterjadi pergerakan tanah yang masih aktif, ditandaidengan adanya retakan-
retakan yang semakin lamasemakin melebar. Secara garis besar,
dapatdisampaikan, di Desa Kalitlaga terdapat enam lokasiyang rawan terhadap
kelongsoran, yaitu Dusun Nganjir, Dusun Prigi, Dusun Derikan, Dusun
Klesem, DusunGunturan dan Dusun Kali Putih.
E. Mekanisme longsoran
Mekanisme pergerakan longsoran yang terjadi di Desa Kalitlaga secara
pengamatan visual dilapangan terjadi beberapa tempat yang masih berada
didalamsuatu blok besar yang akibat pergerakan massa tanahberukuran lempung
pasiran meluncur diatas bidanggelincir batu lempung. Dengan adanya bidang
luncur berupa batu lempung di bawah massa tanah lempungpasiran, maka pada
saat musim hujan datang batu lempung tersebut tidak dapat meloloskan air,
bahkanmenjadi jenuh air dan licin sehingga terjadi luncuran massa tanah di
atasnya. Jenis longsoran adalahluncuran lengkung (nendatan).
F. Penyebab Longsoran
Ada tiga hal utama yang menyebabkan kelongsoran di Desa Kalitlaga, yaitu faktor
topografi, drainase, dangeologi. Secara lebih detail dapat dijabarkan sebagai
berikut ini.
3.3 DAMPAK
3.4 SOLUSI
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN