Anda di halaman 1dari 2

Tafsir bi al-ra’yi berasal dari kata tafsir, bi dan al-ra’yi.

Secara bahasa al ra’yi berarti keyakinan, pengaturan dan akal. Al-ra’yi juga
identik dengan ijtihad.
Secara istilah, tafsir bi al-ra’yi adalah penafsiran yang dilakukan dengan
menetapkan akal sebagai titik tolak.
Tafsir bi al-ra’yi adalah metode penafsiran dengan cara ijtihad dan
penyimpulan berdasarkan pemahaman sendiri serta penyimpulan yang
berdasarkan ra’yu semata
Syarat-syarat Mufassir.
1)Memiliki pengetahuan bahasa Arab dan segala seluk beluknya.
2) Menguasai ilmu-ilmu al-Qur`an.
3) Menguasai ilmu- ilmu yang berhubungan dengan ilmu-ilmu al-Qur`an,
seperti hadis, Usul fiqh dan lain sebagainya.
4) Beraqidah yang benar.
5) Mengetahui prinsip-prinsip pokok agama Islam.
6) Menguasai ilmu yang berhubungan dengan pokok bahasan ayat yang
ditafsirkan.
Kitab-kitab yang tergolong Tafsir bir Ra’yi. antara lain:
• Al-Bahr al-Muhit karya Muhammad al-Andalusi.
• Gara’ib al-Qur’ān wa Raga’ib al-Furqān karya Nizamuddin ‘an-Nisaburi.
• Ruh al-Ma`ani fi Tafsir al-Qur`an al-‘Azim wa as-Sab’ al-Masani
karya‘Allāmah al Alusi.
• Amali asy-Syarif al-Murtada karya Abu al-Qasim ‘Ali at-Tahir.
• Al-Kasysyaf ‘an Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujud at-Tanzil
karya Abu al- Qasim Mahmud ibn `Umar az-Zamakhsyari.
Klasifikasi Tafsir bi al-Ra’yi.

1. tafsir bi al-mahmud (yang terpuji)


tafsir ini tergantung kepada metodologi yang tepat dalam memahami ayat-
ayat al-Qur’an.
beberapa syarat di antaranya: 
a. Ijtihad yang dilakukan tidak keluar dari nilai-nilai al-Qur’an dan As-
Sunnah.
b. Tidak berseberangan penafsirannya dengan penafsiran bi al-Ma’tsur.
contoh kitab tafsir yang menggunakan metodologi ini di antaranya: Tafsir
Al-Qurthuby, Tafsir Al-Jalalain, Tafsir Al-Baidhawy. 

2.al-ra’yi al-mazmum (yang tercela)


contoh kitab tafsir yang menggunakan metode ini adalah Tafsir
Zamakhsyary, Tafsir Syiah Itsna Asyariah, Tafsir As-Sufiyah dan Al-
Bathiniyyah.
Enam hal yang harus dihindari oleh mufassir bi al-Ra’yi yaitu: 
1. Memaksakan diri mengetahui makna yang dikehendaki oleh Allah pada
suatu ayat, sedangkan ia tidak memenuhi syarat untuk itu. 
2…Mencoba menafsirkan ayat-ayat yang maknanya hanya diketahui oleh Allah
(otoritas Allah semata). 
3. Menafsirkan disertai hawa nafsu dan sikap istihsan (menilai bahwa sesuatu
itu baik semata-mata berdasarkan persepsinya). 
4. Menafsirkan ayat-ayat dengan makna-makna yang tidak dikandungnya. 
5. Menafsirkan ayat-ayat untuk mendukung suatu mazhab, dengan cara
menjadikan faham mazhab sebagai dasar, sedangkan penafsiran mengikuti
paham mazhab tersebut. 
6. Menafsirkan dengan disertai memastikan, bahwa makna yang dikehendaki
Allah adalah demikian, tanpa didukung oleh dalil. 

Sumber: https://www.tongkronganislami.net/tafsir-bil-rayi-atau-bid-diroyah/.
https://www.bacaanmadani.com/2018/02/pengertian-tafsir-bi-al-rayi-syarat.html

Anda mungkin juga menyukai