Anda di halaman 1dari 7

UNIVESITAS INDONESIA

LAPORAN TENGAH SEMESTER

MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA

REZZA ALDAN BENALDI


1606821532

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MANAJEMEN
JAKARTA
MARET 2017
Statement of Authorship

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa laporan terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak atau belum pernah disajikan atau digunakan
sebagai bahan untuk makalah atau tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan
dengan jelas bahwa saya menyatakan menggunakannya. Saya memahami bahwa tugas yang
saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi
adanya plagiarisme.

Nama     : Rezza Aldan Benaldi

NPM       : 1606821532

Tandatangan   :

Mata ajaran    : Manusia dan Masyarakat Indonesia

Judul laporan : Laporan Tengah Semester

Tanggal    : 24 Maret 2017

Dosen     : Kenny Devita Indraswari S.E., M.Ec.


A. Gambaran Latar Sosial

Kantin Sastra terletak di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Depok,


Jawa Barat, Indonesia. Kantin Sastra terletak di antara Gedung X Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Parkir Motor, Kantin Humaniora, dan Musala Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya.

Kantin Sastra berbentuk lingkaran dengan atap yang mengerucut. Ukurannya


cukup luas. Temboknya didominasi dengan warna putih dan tiang-tiang penyangga yang
berwarna abu-abu. Atapnya berwarna kekuningan. Meja yang digunakan merupakan
meja marmer berwarna keemasan dengan corak putih dan untuk material kursinya
terbuat dari aluminium berwarna abu-abu. Susunan meja dibuat sedemikian rupa
sehingga terdapat dua bentuk susunan meja yaitu susunan meja yang berbentuk lingkaran
dan susunan meja yang berbentuk persegi panjang. Untuk lantainya merupakan keramik
yang berwarna krem dan coklat kemerahan.

Terdapat belasan kedai yang menjual makanan dan minuman untuk bagi siapa
saja yang lapar. Kantin memiliki dua lantai. Lantai bawah diperuntukkan para pedagang
dengan kedai. Sedangkan, lantai dua diperuntukkan restoran Korea bernama Cafe Korea.
Di Kantin Sastra sering terlihat spanduk-spanduk dan banner-banner acara-acara yang
akan diselenggarakan.

Saat pagi hari, kantin serasa sangat sejuk karena dihempas oleh angin-sepoi-sepoi
yang sangat menyejukkan. Kantin Sastra masih terbilang belum terlalu ramai,
pengunjung masih terbilang cukup sedikit, namun para pedagang begitu sibuk
mempersiapkan seluruh dagangannya. Para pedagang memasak dagangannya,
membersihkan kedainya, merapikan kiosnya dan lain-lain. Para pengunjung yang datang
saat pagi hari biasanya adalah para mahasiswa, karyawan, dan pegawai dari Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya. Terlihat para mahasiswa datang ke kantin saat pagi hari untuk
memakan sarapannya yang mungkin dikarenakan belum sempat memakan sarapan di
rumah atau di kosnya. Para pegawai dan karyawan juga terlihat sedang menikmati
cangkir-cangkir kopi dan teh yang mereka pesan. Beberapa di antarnya menikmati
minuman-minuman tersebut dengan gorengan dan menghisap batang-batang rokok. Para
pengunjung menikmati pagi harinya di kantin dengan bercakap-cakap dan bersenda
gurau. Seiring naiknya matahari ke arah barat, para pedagang terlihat selesai

1
mempersiapkan dagangannya. Kantin pun berangsur-angsur ditinggali oleh para
mahasiswa, karyawan, dan pegawai. Namun, para pengunjung yang lain datang secara
perlahan memasuki kantin.

Menuju tengah hari, kantin sangat sibuk, para pengunjung datang bak ombak tsunami.
Mereka memesan makanannya dan minumannya untuk memakan makan siangnya.
Kantin begitu ramai dan penuh sampai sesak dan membuat keringat mulai berjatuhan.
Suasana semakin panas dikarenakan matahari yang semakin meninggi dan orang-orang
yang ramai dan memenuhi kantin sehingga membuat kompetisi untuk menghirup
oksigen. Para pengunjung makan dengan lahap dan meminum minumannya. Terlihat
sangat banyak interaksi yang terjadi antara pengunjung.

Saat tengah hari kantin terlihat kembali terlihat berkurang pengunjungnya. Hanya
beberapa pengunjung yang mendatangi kantin. Beberapa pedagang terlihat bermain
sebuah permainan berbasis papan yaitu karambol. Beberapa pedagang juga menyaksikan
permainan tersebut. Beberapa pedagang lainnya terlihat bercakap-cakap dan bersenda
gurau satu sama lainnya. Ada juga pedagang yang duduk dan beristirahat sejenak untuk
melepas penat. Suasana semakin panas saat matahari telah di ubun-ubun. Dinyalakanlah
beberapa kipas angin untuk membuat kantin terasa lebih sejuk.

Menjelang pukul satu siang suasana kantin kembali ramai dipenuhi para pengunjung.
Cuaca yang begitu menyengat dan terik membuat keadaan semakin ramai. Para
pengunjung memakan makanan yang menjadi makanan siangnya. Minuman dingin
sangat digemari para pengunjung saat siang hari. Sambil bercakap-cakap dan bercanda
pengunjung menghabiskan makanan dan minumannya.

Matahari mulai menuju ke ufuk barat. Para pedagang mulai merapikan dagangannya
yang mulai menipis. Para pengunjung tidak terlalu ramai tapi masih cukup banyak.
Memakan dan meminum adalah kegiatan yang dilakukan para pengunjung. Kondisi ini
berlangsung hingga malam hari.

2
B. Identifikasi Semua Pelaku di Latar Sosial

Di sebuah kios yang terletak di sebelah kanan pintu masuk utama di Kantin
Sastra ada sebuah kios yang menjual minuman dan makanan ringan bernama Warung
Nagih. Kedai tersebut dijalankan oleh sepasang suami istri yang masih muda. Ialah Mbak
Yulinda dan Mas Prio. Mereka juga bekerja dengan keponakan mereka yang bernama
Mbak Yanti yang membantu pekerjaan mereka. Tiap harinya mereka datang ke kedai
saat pagi hari. Mbak Yanti datang lebih pagi dibanding Mbak Yulinda dan Mas Prio.

Mbak Yulinda sering sekali memakai celana jeans. Beberapa minggu yang lalu ia
belum memakai kerudung. Namun, ia akhirnya memutuskan untuk memakai kerudung
kemudian. Mbak Yulinda memiliki tinggi yang sedang untuk seorang perempuan. Ia
memiliki wajah yang sedang. Mas Prio sering terlihat menggunakan kaos sebagai
atasannya. Mas Prio memiliki tinggi yang lebih tinggi dari Mbak Yulinda dan Mbak
Yanti. Ia memiliki kulit sawo matang. Mbak Yanti memakai kerudung memiliki badan
yang lumayan kecil.

Warung Nagih merupakan kedai yang menyediakan minuman yang terbilang


dingin dengan paduan es krim. Banyak minumannya yang bernama shake. Kedai tersebut
juga menjual beberapa makanan seperti pisang panggang dengan berbagai topping. Kios
tersebut juga menjual pulsa.

3
C. Interaksi yang Teramati

Setiap harinya Mbak Yulinda berinteraksi dengan banyak orang. Setiap harinya ia
sangat ceria dan periang. Ia bercengkerama dengan suaminya dan keponakannya di
kedainya tersebut. Ia bercanda dengan Mas Prio. Ia juga bercakap dengan Mbak Yanti.
Sering kali ia bercakap-cakap dengan pemilik kedai di sekitarnya. Ia sering bercanda
dengan pelanggannya. Ia begitu ramah dengan setiap pelanggan yang mendatangi
kiosnya tersebut. Ia sering kali terlihat tersenyum dan tertawa. Ia juga beberapa kali
membuka ponselnya. Ia juga sering melihat cermin untuk melihat penampilannya.

Selain interaksi yang terjadi antara Mbak Yulinda dan sekitarnya. Banyak terjadi
interaksi di Kantin Sastra. Para pengunjung yang datang selain untuk makan dan minum,
juga melakukan interaksi. Banyak di antara mereka yang berbicara satu sama lain.
Mereka berbincang, bercanda, dan bercengkerama. Ada yang tertawa. Ada yang
berbicara serius. Mulai dari topik ringan hingga topik yang berat. Ada juga yang
merokok saat bercengkerama dengan yang lainnya. Setiap pengunjung sangat menikmati
interaksi yang terjalin antara mereka.

Para pedagang juga berinteraksi satu sama lain. Mereka bercanda. Mereka
tertawa. Mereka berbincang. Mereka bermain. Mereka juga merokok. Para pedagang
juga berinteraksi dengan pengunjung. Ada yang hanya melakukan transaksi. Ada juga
yang bercanda satu sama lain.

4
D. Pengungkapan Nalar dan Tindakan yang Diamati

Mbak Yulinda sebagai pedagang melakukan banyak tindakan. Ia juga memiliki


norma dan nilai yang ia anut. Salah satunya adalah bagaimana cara ia melayani
pelanggan. Para pelanggan dapat memilih sendiri bagaimana cara mereka dilayani.

Pertama, pelanggan dapat datang ke kedai Mbak Yulinda. Ia memesan di kedai


Mbak Yulinda dan menunggu di kedai tersebut. Setelah pesanannya selesai, pelanggan
langsung membayarnya di kedainya Mbak Yulinda dan membawa pesanannya tersebut
ke meja di mana ia duduk.

Kedua, pelanggan dapat datang ke kedai Mbak Yulinda. Lalu, ia memesan apa
yang menjadi pesanannya. Kemudian ia memberi tahu di mana ia duduk. Kemudian ia
kembali ke meja di mana ia duduk. Kemudian pelanggan menunggu di mejanya. Ketika
pesanannya selesai, Mbak Yulinda atau Mas Prio atau Mbak Yanti akan menghantarkan
pesanan pelanggan tersebut ke mejanya. Saat ke meja pelanggan mereka dapat
membayar langsung ke pada Mbak Yulinda atau Mas Prio atau Mbak Yanti.

Ketiga, cara ini hampir sama seperti cara kedua. Namun saat pembayarannya
pelanggan dapat membayarnya ketika ia selesai makan dan minum dengan mendatangi
kedai Warung Nagih kembali.

Anda mungkin juga menyukai