Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan

terjangkau oleh masyarakat serta menggunakan teknologi tepat guna dan

menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat

kesehatan yang optimal.1 Puskesmas memiliki wewenang untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan kesehatan,

keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung dan lingkungan kerja.2

Puskesmas memiliki berbagai macam pelayanan kesehatan, salah satunya

adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut.2 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

yang dilakukan di puskesmas adalah penambalan gigi, pencabutan gigi,

pembersihan karang gigi dan sebagainya.3 Tindakan kedokteran gigi tersebut

memiliki resiko tinggi untuk penularan penyakit infeksi karena berkontak

langsung dengan mikroorganisme dalam rongga mulut (termasuk saliva dan

darah) pasien.3,4

Penyakit infeksi yang dapat menular selama perawatan gigi adalah

tuberkulosis, HIV-AIDS, hepatitis B, herpes dan lain-lain. 3,4,5 Sumber penularan

infeksi yang potensial pada praktek dokter gigi antara lain tangan, saliva, darah,

sekresi saluran pernafasan, debu/partikel pengeburan gigi, pakaian, rambut,

demikian pula instrumen gigi serta perlengkapan perawatan lainnya.5 Tenaga

1
2

pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas adalah dokter gigi

dan perawat gigi. Kedua tenaga kesehatan tersebut sangat berisiko terhadap

tertularnya penyakit infeksi.3 Petugas kesehatan gigi memiliki 10 kali lebih besar

resiko menjadi pembawa hepatitis B kronis dibanding masyarakat biasa.

Penelitian di Singapura menunjukkan tingginya kadar HBsAg dan HBc pada

dokter gigi lebih tinggi lima kali lipat dibanding praktisi gigi lainnnya, diduga ini

disebabkan oleh paparan air liur.4 Bukan hanya tenaga kesehatan, melainkan

pasien pun dapat pula tertular penyakit yang diderita dokter giginya.5

WHO melalui Centre for Disease Control (CDC) menerapkan standard

precaution pada tenaga kesehatan dalam setiap tindakan untuk mencegah

penyebaran infeksi.6 Standar precaution merupakan tindakan pengendalian

infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan setiap saat pada

semua tempat dan tindakan pelayanan dalam rangka mengurangi resiko

penyebaran infeksi (Kepmenkes RI, 2010).5,6 Dasar standar precaution salah

satunya adalah penggunaan alat pelindung diri (APD).6

Alat pelindung diri (APD) merupakan suatu alat yang digunakan untuk

melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya kecelakaan kerja serta dapat

mengurangi tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi, namun tidak

menghilangkan ataupun mengurangi bahaya yang ada.7 Alat pelindung diri

meliputi sarung tangan steril, pelindung pernafasan (masker), pelindung mata

(kacamata), penutup kepala, jas laboratorium dan sepatu pelindung (Depkes RI,

2011).6
3

Namun dalam implementasi masih terdapat tenaga kesehatan gigi yang

tidak menggunakan APD yang benar dan tepat ketika melakukan perawatan gigi.

Menurut Prasetyowati (2014) di Surabaya menyatakan bahwa 85% tenaga

kesehatan gigi masih tidak patuh dalam penggunaan APD yang semestinya pada

waktu melakukan perawatan kepada pasien.3 Beberapa faktor yang mempengaruhi

kepatuhan penggunaan alat pelindung diri yaitu motivasi, pengetahuan, persepsi,

ketersediaannya alat pelindung diri, peraturan, pengawasan, penerapan standar

operasional prosedur (SOP) penggunaan alat pelindung diri (Depkes RI, 2015). 6

Oleh karena itu, survei ini dilakukan untuk melihat gambaran penggunaan alat

pelindung diri (APD) di Poli Gigi Puskesmas Ariodillah Palembang.

1. 2 Rumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana gambaran penggunaan alat

pelindung diri (APD) di Poli Gigi Puskesmas Ariodillah Palembang.

1. 3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan

alat pelindung diri (APD) di Poli Gigi Puskesmas Ariodillah Palembang.

1. 4 Manfaat penelitian

a. Untuk menerapkan kewaspadaan standar untuk upaya pencegahan

terhadap penularan infeksi dalam perawatan pasien di Puskesmas

Ariodillah Palembang.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Ariodillah Palembang.

Anda mungkin juga menyukai