Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH BAHAN KIMIA TERHADAP KESEHATAN

Bahan kimia dan bahan aditif makanan seringkali digunakan di dalam lingkungan keluarga.
Bahan kimia maupun bahan aditif pada makanan tersedia secara alami maupun buatan.
Penggunaan bahan kimia dan bahan aditif yang diproduksi secara alami tidak memberikan
efek bahaya terhadap makluk hidup maupun lingkungan. Perkembangan industri yang
modern menyebabkan penggunaaan bahan alami dalam memenuhi kebutuhan manusia mulai
tergeser. Berbagai macam produk bahan kimia rumah tangga maupun bahan aditif makanan
yang diproduksi oleh industri antara lain detergen, pasta gigi, pemutih, pewangi sintesis,
pewarna makanan, penyedap makanan, dan lain-lain. Penggunaan bahan kimia tersebut jika
tidak digunakan secara bijaksana dapat berpotensi menimbulkan ganguan kesehatan maupun
pencemaran lingkungan.

Pengaruh bahan kimia, baik akut maupun kronis, terhadap kesehatan bergantung pada
konsentrasi dan lamanya paparan terjadi. Efek bahan kimia yang berbahaya dapat
menyebabkan beberapa hal berikut ini:

1. Menyebabkan Iritasi, yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak atau bahan
kimia dengan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti kulit, mata, atau saluran
pernapasan.
2. Menyebabkan Korosif, yaitu kerusakan jaringan.
3. Menimbulkan Alergi, tampak sebagai bintik merah kecil atau gelembung berisi
cairan, atau gangguan pernapasan berupa sesak-sesak, napas tersumbat dan napas
pendek terutama malam hari.
4. Menyebabkan sulit bernapas, seperti tercekik atau aspiksian; karena kekurangan
oksigen akibat diikat oleh gas inert, seperti nitrogen dan karbon dioksida.
5. Menimbulkan Keracunan Sistemik, karena bahan kimia yang dapat mempengaruhi
bagian-bagian tubuh, diantaranya merusak hati, ginjal, susunan saraf, dan lain-lain.
6. Menyebabkan Kanker, akibat paparan jangka panjang bahan kimia, sehingga
merangsang pertumbuhan sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor ganas.
7. Menyebabkan kerusakan/kelainan janin, yang ditandai dengan kelahiran dalam
keadaan cacat dan kemandulan.
8. Menyebabkan Pnemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang. Akibatnya, penderita
mengalami napas pendek.
9. Menyebabkan Efek Bius, yaitu bahan kimia yang dapat mengganggu sistem syaraf
pusat yang menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian.

BAHAN PELINDUNG DIRI


Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih
menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar. Dengan
demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari segi ekonomi dan
bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah satu langkah pengamanan yang dilakukan dalam
rancang bangun adalah penggunaan safety factor atau over design factor pada perhitungan
perancangan masing-masing alat dengan kisaran 10 – 20 %. Alat pengendali harus lebih
canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat produksi dan
alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk membangun keselamatan dan
kesehatan kerja, biaya untum membeli alat-alat pengamanan memang cukup besar. Akan
tetapi keselamatan dan kesehatan kerja juga akan lebih terjamin.

Kemampuan dan ketrampilan pekerja harus ditingkatkan melalui pendidikan dan


pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat
penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh
penerpan teknologi maju tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat
maupun terhadap pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesenambungan. MSDS
merupakan dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan
umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan
limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut
sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan
kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuangan bahan
kimia.

Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan


keselamatan kerja. 5 Memakai Alat Pelindung Diri ( APD )

1. Pengendalian secara teknis yaitu pengendalian langsung pada sumbernya merupakan


alternatif pertama
2. Alternatif terakhir adalah pemakaian APD MACAM-MACAM ALAT PELINDUNG
DIRI A. Pakaian kerja
3. Untuk panas radiasi, harus dilapisi dengan bahan yang bisa merefleksi panas,
misalnya alumunium
4. Pakaian kerja untuk panas konveksi, terbuat dari katun yang mudah menyerap
keringat
5. Pakaian kerja untuk radiasi mengion harus dilapisi dengan timbal
6. Pakaian kerja tahan bahan kimia, terbuat dari karet atau plastik  Pakaian yang
bersifat sebagai isolasi terhadap panas misalnya wool, katun, asbes (tahan sampai
500o c)

Alat Pelindung Kepala

1. SAFETY HELMET : dipakai untuk melindungi kepala dari bahaya kejatuhan,


terbentur dan terpukul benda keras dan tajam. Bahan : plastik, Bakelite
2. HOOD (TUTUP KEPALA) dipakai untuk melindungi kepala dari bahan kimia, panas
radiasi terbuat dari asbes atau kain yang dilapisi alumunium
3. HAT/CAP TOPI yang dipakai untuk melindungi kepala dari kotoran. Jenis-jenis
bahaya di laboratorium
 Keracunan Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun
atau toksik, seperti amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan
sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan.
Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun tertelan ,lewat kulit
atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium harus lah menggunakan
pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus),
pelindung tangan ( sarung tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)
 Iritasi Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti
H2SO4, HCI, natrium. hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa
luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan mata.
 Kebakaran dan luka bakar Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang
hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar
seperti eter, aseton, alkohol sbb. Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga
api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya oksigen serta bahan bakar.
Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman
menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi: kebakaran kertas, kayu,
karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air yang
berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
 Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan
dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang
berfungsi untuk mengisolasi bahan dari oksigen.
 Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2
dan halon (CF3Br).Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan
natrium. Dapat di atasi dengan menggunakan Nbuk kering campumn natrium
karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat. Selain itu
kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
 Merusak kulit Bahan- bahan yang merusak kulit: Asam – asam kuat :H2SO4,
HNC3, HCl clan HF  Basa- basa kuat : NaOH , KOH  Asam dan baa lemah :
CH3COOH , ( COOH)2 NH4 OH

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja. (online) 

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan-Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Luthfi, A., 2009. Zat Aditif pada Makanan

Anda mungkin juga menyukai