Anda di halaman 1dari 3

Peraturan Perundang-Undangan Tentang Keselamatan Kerja

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja


Di dalam UU No.1 tahun 1951 tentang Kerja, mengatur tentang jam
kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja wanita, peraturan
tentang kerja anak-anak, orang muda, dan wanita, persyaratan tempat
kerja, dan lain-lain. Dalam Pasal 16 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1951 yang
menetapkan, bahwa “Majikan harus mengadakan tempat kerja dan
perumahan yang memenuhi syarat-syarat kebersihan dan Kesehatan”.

2. Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja


Undang-undang No. 2 tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja, Undang-
Undang Konpensasi Pekerja (Workmen Compensation Law) Undang-
undang ini menentukan penggantian kerugian kepada buruh yang
mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini
merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam
tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan
UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan
pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/
penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja
merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang
harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang
harus dipenuhi adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja.
Mengatur tentang syarat-syarat keselamatan kerja, kewajiban dari
pengurus, sanksi terhadap pelanggaran terhadap undang-undang ini dan
juga mengatur tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan
jenis perlindungan prevensif yang diterapkan untuk mencegah timbulnya
Kecelakaan Kerja (K2) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK). Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menegaskan bahwa
perlindungan terhadap Pekerja/buruh di tempat kerja merupakan hak yang
harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan
pekerja/buruh.
Secara umum perlindungan di tempat kerja (work place) mencakup :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
b. Moral dan Kesusilaan;
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.

4. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan


Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru
maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para
pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta
mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.  Undang-undang
nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja.

5. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampi dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.
 Pasal 86
1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
b. Moral dan Kesusilaan;
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku

 Pasal 87
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Selain Undang-undang tentang Keselamatan Kerja, Pemerintah telah


mengeluarkan regulasi guna mendukung Pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, berbagai peraturan yang berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara lain :
1. Permenaker No. 4 Tahun 1995 Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER
01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melaporkan PAK
3. Keppres RI No. 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja

Anda mungkin juga menyukai