I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat menentukan panas jenis zat padat berdasarkan hukum percampuran panas
2. Dapat memahami prinsip pencampuran panas jenis dari berbagai zat.
ii
Jika tidak ada panas yang hilang kesekeliling, maka berdasarkan hukum kekekalan tenaga
(1) = (2)
m a A t s t m
C
m t 1 t s
ii
No Bahan Massa tp tr Tair Ts
1 Logam 0,71 25 24 35
2 kaca 49 25 24 32
Catatan : ma = Berat kalorometer berisi air – berat kalorimeter kosong
= 2,9 – 1,75 = 1,15 gram
VII. PENGOLAHAN DATA
1. Panas yang diberikan zat padat adalah
Qs = ms . Cs. T
= 49 . 1 . (35 – 25)
= 490 kalori
Harga air kalorimeter
Q = (ma + A)(ts – tm)
Qs
A = ma
(t s t m )
490
= (35 24) 1,15
= 44,55 – 1,15
= 43,4 kal/oC
490 490
= 7,1 =
343
= 69,02 kal/gr = 1,43 kal/gr
3. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa harga panas jenis logam lebih besar dari
pada panas jenis kaca.
FOTOMETER
ii
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kuat cahaya
2. Menentukan efisiensi pemancaran cahaya pada berbagai keadaan
3. Memahami prinsip dan pengertian tentang cahaya
III. TEORI
Suatu titik cahaya (sumber cahaya S) memancarkan radiasi sinar kesegala arah dengan sama
rata. Intensitas penerangan (illuminance) yang dipancarkan pada suatu bidang (suatu titik)
adalah :
P
Lq …… (1)
R2
dimana : Lq = intensitas penerangan pada titik q
K = konstanta perbandingan
P = kuat sumber cahaya (candel power)
R = jarak antara sumber S dan q
Bila diambil harga-harga : L =dalam lumen m2
P = dalam candel (lumen / steradien)
R = dalam meter
Maka di dapat K =1
Sehingga rumus (1) menjadi :
K
Lq
R2
Dengan mengetahui intensitas cahaya pada berbagai titik maka dapat dihitung effesiensi
terang f (luminous effesiensi)
Arus pancaraan sinar cahaya
f
Arus pancaran energi
ii
Arus pancaran cahaya dapat diketahui dari intensitas cahaya, dan arus pancaran energi
dapat dihitung dari energi listrik yang diberikan. Hilangnya energi disini akan dipancarkan
sebagai energi panas sinar infra merah dan sebagian yang tidak memberikan penerangan.
Disini untuk mengukur intensitas cahaya dipakai fotometer sederhana secara subyektif dan
perbandingan.
6 v L am p u x
R m
1 2 5 v
R s R x
ii
Buatlah grafik antara Ls dan Rs dan berikan kesimpulan
2. Hitung Px dan Ps, masing-masing kedudukan
3. Hitung P (power) jika diketahui P = V.A
100
90
80
70
60
50
Rx
40
30
20
10
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Lx
Grafik Lx dengan Rx di atas menunjukkan graik yang tegak lurus dimana nilai L x
konstan maka Rx semakin besar. Jadi berapa pun nilai R x yang di tentukan maka nilai L x
akan tetap90yaitu 600.
80
70
60
50
b. Grafik L40s dan Rs adalah
Rs
30
20
10
0
0 100 200 300 ii 400 500 600 700 800
Ls
Dari grafik Lx vs Rs di atas dapat disimpulkan bahwa grafik di atas berbanding lurus
dimana bila nilai Ls semakin besar makan nilai Rs besar pula begitu juga sebaliknya.
2. Nilai Px dan Ps adalah :
No Rx Rx Rx2
1 90 51,25 – 90 = - 38,5 1501,5625
2 57 51,25 – 57 = - 5,75 33,0625
3 39 51,25 – 39 = 12,25 150,0625
4 19 51,25 – 19 = 32,25 1040,0625
205 jumlah
rata-rata 205/4 2724,75
51,25
2724,75
Rx rata-rata = 51,25 0,74
12
ii
195 jumlah
rata-rata 195/4 2724,75
48,75
2724,75
Rs rata-rata = 48,75 0,74
12
= 215,2806
3. Power (P)
P=V.A
No Rs Rs Rs2
1 3 7,5 – 3 = 4,5 20,25
2 6 7,5 – 6 = 1,5 2,25
3 9 7,5 – 9 = - 1,5 2,25
4 12 7,5 – 12 = - 4,5 20,25
30 jumlah
rata-rata 30/4 45
7,5
45
V rata-rata = 7,5 0,74
12
ii
2 0,75 0,8125 – 0,75 = 0,0625 0,0039
3 1 0,8125 – 1,00 = - 0,1875 0,0035
4 1,25 0,8125 – 1,25 = - 0,4375 0,1914
3,25 jumlah
rata-rata 30/4 0,547
0,8125
0,547
A rata-rata = 0,8125 0,74
12
= 8,667
PESAWAT ATWOOD
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Dapat memahami kebenaran Hukum Newton melalui system katrol.
ii
b. Dapat memahami besaran fisik pada gerak rotasi benda tegar
ii
a. Jarak AB dibuat tetap dan rubah-rubah kedudukan C hingga jarak menjadi : k, l,
m, n, o cm
b. Jarak BC dibuat tetap dan rubah-rubah kedudukan BC serentak jarak AB menjadi :
p, q, r, s, t cm.
3. ulangi prosedur diatas, masing-masing dengan menggunakan n=2 dan n=4 gram.
4. timbanglah m1,m2 dan M.
JARAK BC = 58 cm
NO
m1 m2
1. 1.6 2.9
ii
2. 1.5 2.6
3. 1.4 2.8
4. 1.5 2.6
5. 1.7 3.8
m1 = 3.1 gram
m2 = 2.4 gram
M ≤ 36.5 gram
Diameter katrol = 12 cm
VII. PENYELESAIAN
1. Pengolahan Data
m1 dengan jarak AB 43 cm
No T1 At1 At2
1 2,1 3,04 – 2,1 = 0,94 0,8836
2 3,0 3,04 – 3,0 = 0,04 0,0016
3 2,9 3,04 – 2,9 = 0,14 0,0196
4 3,2 3,04 – 3,2 = -0,16 0,0256
5 4,0 3,04 – 4,0 = -0,96 0,9216
15,2 jumlah
rata-rata 15,2/5 1,852
3,04
1,852
T1 rata-rata = 3,04 0,74
20
= 7,407 %
m2 dengan jarak AB 43 cm
No T1 At1 At2
1 5.2 4,74 – 5,2 = -0,46 0,2116
2 6.0 4,74 – 6,0 = -1,26 1,5876
3 4.0 4,74 – 4,0 = 0,74 0,5476
4 4.3 4,74 – 4,3 = 0,44 0,1936
ii
5 4.2 4,74 – 4,2 = 0,54 0,2916
23,7 jumlah
rata-rata 23,7/5 2,832
4,74
2,832
T1 rata-rata = 4,74 0,74
20
= 5,87 %
m1 dengan jarak BC 58 cm
No T1 At1 At2
1 1.6 1,54 – 1,6 = -0,06 0,0036
2 1.5 1,54 – 1,5 = 0,04 0,0016
3 1.4 1,54 – 1,4 = 0,14 0,0196
4 1.5 1,54 – 1,5 = 0,04 0,0016
5 1.7 1,54 – 1,7 = -0,16 0,0256
7,7 jumlah
rata-rata 7,7/5 0,052
1,54
0,052
T1 rata-rata = 1,54 0,74
20
= 2,45 %
ii
m2 dengan jarak BC 58 cm
No T1 At1 At2
1 2.9 2,94 – 2,9 = 0,04 0,0016
2 2.6 2,94 – 2,6 = 0,34 0,1156
3 2.8 2,94 – 2,8 = 0,14 0,0196
4 2.6 2,94 – 2,6 = 0,34 0,1156
5 3.8 2,94 – 3,8 = -0,86 0,7396
14,7 jumlah
rata-rata 14,7/5 0,992
2,94
= 5,61 %
m.g
2. Pembuktian rumus pecepatan a adalah dengan membuktikan satuannya
2M m I r 2
dari a (percepatan) adalah m/det karena keadaan diatas percepatan sama dengan kecepatan
gravitasi.
b. Dengan m2 = 2,4 gr
m.g 2,4 x 10 24
a = 2 x 36,5 2,4 40 = 115,4 = 0,208 m/det
2M m I r 2
c. dari persamaan di atas maka dapat dicari gaya gravitasi (g) yaitu
ii
a (2M m I r 2 ) 0,208 ( 2 x 36,5 2,4 40) 24
g = = 2,4 = 10 m/det
m 2, 4
0.450
0.400
0.350
0.300
0.250
VBC
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800
SBC
0.900
0.800
0.700
0.600
0.500
SAB
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 1 2 3 4 5
tAB
5. Dari kedua grafik ti atas dapat disumpulkan bahwa perbandingan antara S BC dengan VBC
berbanding lurus yaitu semakin besar nilai S BC maka semakin besar pula nilai VBC. Begitu
pula dengan grafik antara SAB dengan tAB berbanding lurus dimana semakin besar nilai SAB
makan waktu yang ditempuh semakin lama.
ii