Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN PERTANYAAN

1. Bagaimana Anatomi, Fisiologi, Biokimia organ yang terkait ?


Jawaban :
Jelaskananatomi,fisiologi, dan biokimia organ terkait!
SecaraAnatomisdanFisiologis, otak (ensephalon) merupakan bagian dari system
saraf pusat, di mana sebagai pusat informasi yang menerima impuls maupun
memberikan impuls balik terhadap efektor. Otak dilindungi dari cedera oleh
rambut, kulit, dan tulang yang membungkusnya. Tepat di atas tengkorak, terletak
galeaaponeurotika, suatu jaringan fibrosa, padat dapat digerakkan dengan bebas
yang membantu menyerap kekuatan trauma eksternal. Di antara kulit dan galea
terdapat suatu lapisan lemak dan lapisan membrane dalam yang mengandung
pembuluh-pembuluh besar. Tepat di bawah galea terdapat ruang subaponeurotik
yang mengandung vena emisaria dan diploika. (Schwartz,1999)

Tulang terdiridari 2 dinding yang disebut tabula interna dan tabula eksterna.
Tabula interna mengandung alur-alur yang berisikan arteria meningea anterior
media dan posterior. Pelindung lain yang melapisi otak adalah meninges yang
terdiridari 3 lapisan yaitu dura mater, araknoid, dan piamater. Ruangan antara
duramater dengan araknoid disebut ruang subdural. Di antara araknoid dan pia
mater terdapat ruang yang disebut ruang subaraknoid, yang memungkinkan
sirkulasi cairan serebrospinal. Pia mater adalah membrane halus yang amat kaya
pembuluh darah halus.
Di dalam pia mater inilah terdapat otak yang terbagi atas hemisfer kiri dan kanan
beserta sulkus-sulkus dan gyrus-gyrusnya. Secara garis besar otak terbagi atas
lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis, lobus oksipitalis, dan lobus
insulae/centralis. Otak kecil (cerebellum) dan batang otak (pons), medulla
oblongata, dan otak tengah)
Otak mengirimkan impuls/ rangsangan hingga sampai ke efektor, melalui suatu
tractus descendens, di mana melalui suatu alur yang dikenal menjadi 2 sistem,
yaitu: sistem pyramidal dan ekstrapiramidal. Kedua sistem tersebut
menghantarkan aktivitas motorik, tetapi system pyramidal yang akan dijelaskan
lebih lanjut, karena berhubungan dengan kelumpuhan yang terjadi. Traktus yang
melalui system ini adalah traktus kortikospinalis, yang berasal dari koteks
motorik dan berjalan melalui substantia alba cerebri (korona radiate), krus
posterior kapsula interna (serabut terletak sangat berdekatan di sini), bagian
sentral pedunkulus cerebri (krus cerebri), pons, dan basal medulla (bagian
anterior), tempat traktus terlihat sebagai penonjolan kecil yang disebut pyramid.
Pada bagian ujung bawah medulla, 80-85% serabut tersebut menyilang kesisi lain
di decussateo piramidium, kemudian menuruni medulla spinalis di funikulus
lateral kontra lateral sebagai traktus kortikospinal lateralis. Sisanya, serabut
tersebut tidak mengalami penyilangan dan berjalan menuruni medulla spinalis di
funikulus anterior ipsilateral sebagai traktus kortikospinalis anterior, kemudian
serabut ini menyilang lebih ke bawah melalui kornu anterior medulla spinalis.
Traktus piramidalis berakhir membentuk sinaps dengan interneuron, yang
kemudian menghantarkan impuls motorik ke neuron motor alpha yang besar di
kornu anterius, serta ke neuron motorik gamma yang lebih kecil
VaskularisasiOtak
Pada kasus scenario yang ada, adanya keterkaitan pada vaskularisasi di otak
dengan kelumpuhan motorik, maka secara anatomis dan fisiologis otak
mendapatkan suplai darah, dari A. carotis interna, yang kemudian membentuk
suatu siklus, yang dikenal dengan circullus willisi, kemudian bercabang, hingga
mengalami penyeleksian zat di sawar darah otak, hingga akhirnya zat tersebut
diterima di sel glia dan neuron di otak. Percabangan terbesar dari A.carotis
interna adalah A.cerebri media yang berjalan di lateral di fisura Sylvii( sulcus
lateralis), kemudian terbagi menjadi cabang-cabang kortikal utama di dalam
sisterna insularis, yang memperdarahi area lobus parietalis, frontalis, dan
temporalis yang luas.

PerjalananTraktusPiramidalis
Traktus piramidalis perjalanannya bermula dari korteksserebri dan berjalan
melalui substansia alba serebri, krus posterius kapsula interna, bagian sentral
pedunkulus serebri, pons, dan basal medulla, dan tempat traktus terlihat sebagai
penonjolan kecil yang disebut piramid. Serabut pyramidal menyilang di
decusatio piramidium. Serabut yang tidak menyilang di sini berjalan menuruni
medulla spinalis di funikulus anterior ipsilateral sebagai traktus kortikospinalis
anterior, serabut ini menyilang lebih ke bawah melalui komisura anterior
medulla spinalis. Mayoritas serabut traktus piramidalis menyilang di dekusatio
piramidium, kemudian menuruni medulla spinalis di funikulus lateralis
kontralateral sebagai traktus kortikospinalis lateralis. Traktus ini mengecil pada
area potong-lintangnya ketika berjalan turun ke bawah medulla spinalis, karena
beberapa serabutnya berakhir di masing-masing segmen di sepanjang
perjalanannya.
piramidium, kemudian menuruni medulla spinalis di funikulus lateralis
kontralateral sebagai traktus kortikospinalis lateralis. Traktus ini mengecil pada
area potong-lintangnya ketika berjalan turun ke bawah medulla spinalis, karena
beberapa serabutnya berakhir di masing-masing segmen di sepanjang
perjalanannya.
Impuls motorik untuk mengerakkan volunteer terutama di cetuskan di girus
presentralis lobus frontalis dan area kortikal di neuron sekitarnya ( neuron
motorikpertama ). Impuls tersebut berjalan di dalam jaras serabut yang panjang ( terutama traktus
kortiko nuklearis dan traktus kortikospinal / jaras
piramidal), melewati batang otak dan turun ke medulla spinalis ke kornu
anterius, tempat mereka membentuk kontak sinaptik dengan neuron motorik
kedua biasanya melewati satu atau beberapa interneuron perantara.
Serabut saraf yang muncul dari area 4 dan area kortikal yang berdekatan
bersama-sama membentuk traktus piramidalis, Merupakan hubungan yang
paling langsung dan tercepat antara area motorik primer dan neuron motorik di
kornu anterius. Selainitu, area kortikal lain dan nuclei subkortikalis berpartisipasi
dalam kontrol neuron gerakan. Area – area tersebut membentuk lengkung umpan
balik yang kompleks satu dengan lainnya dan dengan korteks motorik primer dan
serebelum; struktur ini memengaruhi sel – sel di kornu anterius medulla spinalis
melalui beberapa jaras yang berbeda di medulla spinalis. Fungsi utamanya untuk
memodulasi gerakan dan untuk mengatur tonus otot
Impuls yang membentuk di neuron motorik kedua pada nuclei nervi kranialis dan
kornu anterius medulla spinalis berjalan melewati radiks anterior, pleksus saraf
( di region servikal dan lumbosakral ), serta saraf perifer dalam perjalanannya ke
otot-otot rangka. Impuls di hantarkan ke sel-sel otot melalui motor end plate
taut neuromuskular.
Lesi pada neuron motorik pertama di otak atau medulla spinalis biasanya
menimbulkan paresisi spastik, sedangkan lesi neuron motorik orde kedua di
kornu anterius, radiks anterior, saraf perifer, atau motor end plate biasanya
memyebabkan paresis flasid. Defisit motorik akibat lesi pada sistem saraf jarang
terlihat sendiri-sendiri ; biasanya disertai oleh berbagai deficit sensorik,
otonomik, kognitif, dan atau neuro psikologis dalam berbagai bentuk, tergantung
pada lokasi dan sifat lesi penyebabnya.

Referensi :
 Putz R, Pabst R. Sobotta Atlas AnatomiManusiaEdisi 23.Jakarta : EGC

3. Sebutkan faktor-faktor pencetus nyeri kepala !


Jawaban :
 Biasanya nyeri kepala tidak muncul begitu saja, tapi dipicu oleh faktor-
faktor tertentu. Migrain dan sakit kepala akibat ketegangan dan tipe
cluster biasanya disebabkan oleh stress, terlalu banyak bekerja dan
keadaan emosional yang negatif, seperti cemas, gelisah, depresi, marah,
dan benci. Selain stress, alergi pada makanan tertentu juga sering
menyebabkan nyeri kepala dan migrain. Jenis makanan tertentu seperti
anggur merah, keju, dan cokelat merupakan pemicu yang telah umum
diketahui.
 Pemicu lainnya adalah kadar gula darah yang rendah, kekurangan kafein,
kurang tidur, dan racun dalam tubuh akibat pencernaan tubuh kurang
baik, atau ketergantungan pada gula dan alcohol. Terlalu banyak terkena
sinar matahari, perubahan cuaca, dan kepekaan terhadap pemicu sakit
kepala seperti bau parfum, asap kendaraan, asap rokok, dan bau cat juga
menjadi penyebab munculnya nyeri kepala.
Referensi : dr. George Dewanto, Sp.S,dkk.Panduan Praktis Diagnosis dan tata Laksana
Penyakit Saraf, Jakarta:EGC,2009. Hal 103

Anda mungkin juga menyukai