Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

COVER
ABSTRAK
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................2
Latar Belakang...............................................................................................................................................2
Identifikasi Masalah ......................................................................................................................................2
Rumusan Masalah .........................................................................................................................................2
Tujuan ...........................................................................................................................................................2
Ruang Lingkup...............................................................................................................................................2
Manfaat .........................................................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................................4
2.1 Dampak Jalan TOL Trans Sumatera untuk Indonesia dari aspek lingkungan…....................................4
2.2 Dampak Jalan Tol Trans Sumatera untuk Indonesia dari segi infrastruktur............................................5
2.3 Jalan Tol menurunkan emisi di udara Perkotaan.....................................................................................6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................................7
3.2 Saran........................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................7

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Transportasi adalah hal yang sangat penting bagi manusia, dengan transportasi jarak antar daerah
menjadi semakin dekat. Di era zaman globalisasi transportasi sangat penting untuk mendukung
kemajuan sebuah negara. Di negara maju transportasi ditingkatkan untuk kenyamanan dan
kesejahteraan masyarakatnya. Dalam perkembangan zaman laju transportasi semakin meningkat, dan
meningkatnya laju transportasi juga menyebabkan dampak dalam masalah kesehatan lingkungan saat
ini. Peningkatan karbon dioksida, kebisingan, polusi udara, dan gangguan fisik pada lingkungan dan
budaya, merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh transportasi. Lingkungan yang sehat
diukur dari seberapa rendahnya emisi yang terdapat di lingkungan tersebut, kualitas udara yang sehat
dapat dilihat dari baku mutu SNI. Selain dengan meningkatkan transportasi untuk memajukan negara,
pembangunan jalan tol dirasa pemerintah sangat diperlukan karena jarak antar daerah yang sangat
jauh dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun, dengan adanya jalan tol yang sedang dalam
pembangunan tersebut masyarakat merasa terbantu karena dapat mempersingkat waktu tempuh ke
daerah lain. Keberadaan tol Trans Sumatra membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan
infrastruktur di Indonesia memudahkan akses transportasi, sehingga dari transportasi yang baik
tercipta keseimbangan dalam lingkungan. Pemerintah meyakini bahwa mutu infrastruktur dapat
mempengaruhi kestimbangan antar daerah dan mutu lingkungan hidup. Salah satu perhatian
pemerintah yang sedang dijalankan adalah pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Jalan Tol Trans
Sumatera dibangun dari Provinsi Lampung hingga Provinsi Banda Aceh dengan perkiraan sepanjang
2.048 kilometer. Proyek Pembangunan jalan Tol Trans Sumatera di Provinsi Lampung dimulai dari
Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan hingga Kabupaten Lampung Tengah.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang didapatkan bahwa transportasi dan pembangunan jalan tol
memberikan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan, dampak positif berupa peningkatan
sosial ekonomi di suatu negara dan dampak negatif berupa peningkatan emisi yang dihasilkan oleh
laju transportasi, banjir karena mengurangi daerah resapan air, tetapi hal itu wajar dikarenakan dalam
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) jika membangun sebuah infrastruktur maka
diperlukan lahan yang sesuai dan hal itu pasti akan mengurangi daerah resapan air yang
mengakibatkan banjir tetapi yang perlu diperhatikan adalah penanganan banjir setelah pembangunan
infrastruktur agar banjir tidak menenggelamkan pemukiman dan merugikan banyak orang.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan diatas, rumusan masalah didapat sebagai berikut :


1. Bagaimana dampak pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra ditinjau dari segi infrastruktur?
2. Bagaimana dampak pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra ditinjau dari aspek lingkungan?

1.4 TUJUAN

Tujuan dari pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra ditinjau dari segi infrastruktur dan aspek
lingkungan adalah :
1. Mengetahui dampak pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra terhadap infrastruktur

2
2. Mengetahui dampak pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra terhadap aspek lingkungan

1.5 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra ini meliputi peninjauan
pembangunan infrastruktur dan aspek lingkungan. Dan Jalan Tol Trans-Sumatra dibangun dari
Provinsi Lampung hingga Provinsi Banda Aceh dengan perkiraan sepanjang 2.048 kilometer. Proyek
Pembangunan jalan Tol Trans Sumatera di Provinsi Lampung dimulai dari Pelabuhan Bakauheni,
Kabupaten Lampung Selatan hingga Kabupaten Lampung Tengah.

1.6 MANFAAT

Adapun manfaat dari LKTI pembangunan jalan Tol Trans-Sumatra adalah mengetahui
perkembangan dan kelancaran lalu-lintas dari segi infrastruktur dan aspek lingkungan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dampak Jalan TOL Trans Sumatera untuk Indonesia dari aspek lingkungan
Pembangunan Tol Trans Sumatera, tanah exiting yang akan digunakan
pondasi termasuk pada kategori tanah lunak. Hal tersebut dijelaskan oleh uji
nSPT dan hasil nilai dari uji labolatorium. Vacuum Consolidation adalah PPKA
seksi 2 menggunakan metode perbaikan tanah. Vaccum preloading adalah
salah satu metode perbaikan tanah dapat diterapkan terhadap jenis tanah
lempung lunak. Tujuan sistem pembebanan ini adalah mencapai prosess
konsolidasi yang lebih cepat tidak harus dengan menambah tinggi timbunan
yang berpotensi mengakibatkan keruntuhan geser. Tujuan menggunakan
kombinasi preloading dan vertical drain untuk mempercepat proses
konsolidasi dikarenakan kondisi tanah dasar jenuh air(Indratna, B. Dan
Rendana, I. di dalam Efendi; dkk. 2019). Selain tidak memerlukan peralatan
berat, waktu konstruksi menjadi lebih singkat, dan tanpa campuran bahan
kimia yang digunakan, sehingga merupakan metode perbaikan tanah yang
ramah lingkungan(Chai di dalam Efendi;dkk.2019).
Dampak pembangunan jalan Tol Trans Sumatera di Desa Jatimulyo
Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan secara fisisk dan non
fisik terhadap masyarakat sekitar. Yaitu merubah fungsi lahan masyarakat
seluas ± 495.355,66 m 2 dari 8.840.000m2 yang awalnya adalah pemukiman
dan persawahan sekarang beralih fungsi menjadi jalan tol (Nasrudin,2019).
Perubahan lahan pertanian dialih fungsikan menjadi non pertanian
dapat mengakibatkan masalah yang serius terhadap lingkungan. Fenomena
alih fungsi terjadi terhadap yang mengubah lahan sawah produktif menjadi
lahan untuk non pertanian seperti bangunan pabrik industri dan tempat
tinggal (Apriyanto,2018) . Lahan sawah mampu bermanfaat untuk lingkungan
yaitu mengurangi peluang adanya banjir, tanah lonsor ,pendangkalan sungai,
pencemaran udara, menjaga keseimbangan sirkulasi air, dan menjaga
keberagaman hayati (Nasoetion dan Winoto di dalam Apriyanto,2018).
Menurut Suparmoko di dalam Apriyanto,2018) selain berfungsi sebagai
tempat budi daya guna mengahsilkan bahan pangan, area persawahan juga
memeberikan manfaat bagi lingkungan yaitu jasa lingkungan. Beberapa jasa
lingkungan terkait keberadaan sawah yaitu: memperbaiki kualitas air tanah,
menampung air hujan sehingga dapat mencegah terjadinya banjir, mencegah
tanah longsor, mencegah erosi, memperbaiki kualitas udara karena bekas
debu dan zat pencemar. Beralih fungsinya lahan sawah secara otomatis juga
melenyapkan habitat dan keaneka ragaman hayati flora dan fauna yang
berada dalam ekosistem sawah. Beberapa flora dan fauna seperti ikan,
keong, burung, katak, belut yang menjadi sumber protein, tak hanya padi
dan palawija sebagai sumber karbohidrat, juga turut hilang. Hilangnya
kesegaran udara sebagai akibat hilangnya fungsi lahan sawah menjadi
kawasan pemungkiman demikian terjadi. Menurut penelitian tentang
tanaman hamparan padi sawah yang dilaksanakan di Korea Selatan oleh
Oem dan Ho Soeng 2004 ketika padi berproses fotosintesis dapat
menghasilkan oksigen hingga 17,8 ton/hektar/tahun dan mereduksi

4
karbondioksida hingga 24,4 ton/hektar/tahun(Irawan di dalam
Apriyanto,2018). Atas dasar tersebut kita kerap merasa lebih segar ketika
berada di hamparan tanaman padi dari pada saat di kawaasan
pemungkiman. Potensi degradasi lingkungan lainnnya pada saat lahan sawah
diubah menjadi nonpertanian (Apriyanto,2018).
Pembangunan terhadap pertimbangan infrastruktur yang lebih
membutuhkan lahan luas namun tetap memperhatikan ekosistem
lingkungan. Pembanguana perlu dilaksanakan namun, hal tersebut tetap
patut tidak merusak lingkungan biotik maupun abiotik. Manusia adalah
adalah bagian dari lingkungan karena itulah manusia tetap terpengaruh oleh
adanya pembangunan. Karena hal hal tersebut diperlukan adanya konsep
pembangunan dalam jangka panjang dan berwawasan lingkungan, Sehingga
dalam proses pembangunan menghasilkan dampak positif terhadap
kelestarian lingkungan dan bermanfaat terhadap kesejahteraan
masyarakat(Setia di dalam Nasrudin,2019).
Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan
pembangunan yang berasal dari sudut pandang lingkungan atau ekologi,
dengan pengertian lain adanya keselarasan dengan alam. Untuk mewujudkan
pembanguanan infrastruktur yang berwawasa, maka pada setiap tahapan
pembangunan harus menganalisa dampaknya terhadap lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan secara sendirinya sakan
menciptakan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable development).
2.2 Dampak Jalan TOL Trans Sumatera untuk Indonesia dari segi infrastruktur
Infrastruktur memegang peran penting dalam roda perjalanan hidup suatu negara.
Infrastruktur menjadi fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan manusia.
Infrastruktur juga menjadi cerminan kemajuan suatu Negara, yang meliputi infrastruktur
transportasi, tempat pelayanan umum, bangunan pendidikan dan lain sebagainya.
Menurut Dirjen Bina Marga, Infrastruktur jalan memegang peranan penting dalam
penguatan konektivitas, khususnya konektivitas intra-island. Meskipun Indonesia
merupakan Negara kepulauan, namun moda transportasi yang dominan dipergunakan
adalah infrastruktur jalan. Moda transfortasi jalan melayani 84% penumpang, sedangkan
kereta api baru 7,3%, udara 1,5% dan laut hanya 1,8%. Pembangunan sector transportasi
nasional yang handal karena berdasarkan studi setiap 1,0% pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan pertumbuhan lalu lintas sebesar 1,5%. Oleh karena itu gangguan kinerja
jalan akan menimbulkan gangguan secara langsung terhadap roda perekonomian Negara.
Sarana transportasi merupakan aspek terpenting yang harus disiapkan oleh
Negara. dengan adanya transportasi, distribusi pangan, distribusi ilmu, dan penyebaran
informasi menjadi mudah. Transportasi menunjang pemerataan distribusi ke seluruh
penjuru negeri. Dan jalan tol merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan kemajuan transportasi di Indonesia.
Pembangunan jalan tol bertujuan untuk meningkatkan kemudahan dan kelancaran
dalam melayani lalu lintas. Dalam pembangunan jalan tol, berbagai aspek seperti aspek
sosial-masyarakat, aspek lingkungan, aspek finansial harus dipertimbangkan dengan
benar untuk meminimalkan resiko kerugian.

5
Pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia sangat dibutuhkan karena dapat
mengurangi enfisiensi akibat kemacetan pada ruas utama, serta untuk meningkatkan
proses distribusi barang dan jasa terutama di wilayah. Jalan tol
Jalan tol trans Sumatera adalah jaringan jalan tol sepanjang 2.818 km di Indonesia
yang menghubungkan lota-kota di pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh. Dengan
adanya pembangunan jalan tol tersebut tentu ada dampak positif dan negative yang
ditimbulkan. Dari segi infrastruktur, Indonesia semakin dikenal oleh Negara-negara di
dunia sebagai Negara yang maju karena memudahkan masyarakatnya untuk mencapai
tujuan. Masyarakat yang rumah atau lahannya dialih fungsikan menjadi jalan tol tetap
mendapat ganti rugi yang kemudian bisa digunakan untuk memperluas usaha mereka
(A’la, Unun Udia, 2018). Meskipun tidak dapat dilupakan bahwa pembangunan jalan tol
telah merebut lahan pertanian warga, tetapi warga masih bisa menggunakan lahan lainnya
untuk membuka usaha baru.
Menurut A’la, Unun Udia (2018), tujuan dan manfaat dibangunnya jalan tol
Bakauheni-Terbanggi Besar di Sumatera dalam kehidupan masyarakat antara lain:
1. Meningkatnya distribusi barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat . dengan adanya jalan tol, barang dapat didistribusikan
dalam waktu yang lebih singkat sehingga kepuasan konsumen akan
meningkat.
2. Meningkatnya taraf hidup masyarakat. Dengan adanya jalan tol trans
Sumatera, masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan melalui bisnis
mikro di sekitar jalan tol tersebut
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
4. Mengurangi kesenjangan ekonomi desa dan kota

2.3 Jalan Tol menurunkan emisi di udara Perkotaan

Sektor Transportasi merupakan penyebab utama masalah lingkungan saat ini.


Peningkatan karbon dioksida, kebisingan, polusi udara, dan gangguan fisik pada
lingkungan dan budaya. Secara global, kendaraan bermotor mengemisikan 14% dari
bahan bakar fosil berbasis karbon dioksida, 50%-60% dari karbon monoksida dan
hidrokarbon serta sekitar 30% emisi nitrogen oksida (Hwang, et al. 2007). Pengurangan
emisi merupakan topic yang perlu ditindaklanjuti pemerintah dengan lebih tegas pada era
global seperti sekarang ini. Di mana kualitas udara di Indonesia semakin hari semakin
menurun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang
mnimbulkan emisi berupa gas karbon monoksida ke udara ambien.

Jalan tol dibangun untuk mengurangi kemacetan di perkotaan. Ketika kemacetan


berkurang, waktu tempuh ke kota lain menjadi lebih singkat maka jumlah paparan emisi
karbon dioksida ke udara ambien dapat ditekan. Hal ini dapat kita buktikan melalui uji
emisi udara ambien dengan alat PM10 (Particulate Meter) atau dengan menghitung
jumlah kendaraan bermotor yang melintas di jalan raya. Kemudian membandingkan
hasilnya(sebelum dan sesudah dibangunnya jalan tol). Jadi, dapat dikatakan bahwa jalan
tol dapat mengurangi jumlah emisi udara karena waktu tempuh kendaraan semakin
singkat.

6
Menurut Sumarni (2015), Perilaku lalu lintas sebagai indikasi dari pola siklus
mengemudi kendaraan adalah kondisi operasional kebdaraan di jalan yang dikembangkan
sebagai representasi pola dan ciri mengemudi di wilayah perkotaan. Pola ini memahami
karakteristik dan siklus mengemudi kendaraan yang merujuk pada identifikasi dari
tinjauan beberapa literature. Menurut Wang (2008) dalam Sumarni (2015) karakteristik
siklus mengemudi kendaraan berbeda antara satu kota dengan kota lainya sehingga
diperlukan analisis pola siklus mengemudi kendaraan yang nyata pada situasi lalu lintas
eksisting. Parameter pola siklus mengemudi kendaraan yang dapat diidentifikasi meliputi:
kecepatan rata-rata, presentase kendaraan idle , presentase kendaraan melaju, presentase
percepatan, dan presentase perlambatan kendaraan.
Dan berdasarkan diskusi kelompok yang kami lakukan, semakin cepat waktu
tempuh suatu kendaraan bermotor maka akan semakin kecil emisi yang dikeluarkannya.
Sebagaimana adanya jalan tol, di mana tidak ada hambatan di jalur lintasannya maka
kendaraan akan bergerak dengan bebas tanpa hambatan sehingga dapat mencapai tujuan
dengan waktu yang lebih singkat

BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menguntungkan berbagai pihak, dampak
positifnya antara lain:
-memudahkan pendistribusian barang
-menurunkan emisi udara
-mengurangi kesenjangan antara desa dan kota

3.2 Saran
-Dalam pembangunan jalan tol atau bangunan apapun, pertimbangan mengenai dampak
terhadap lingkungan lebih ditegaskan agar tidak merugikan pihak manapun.
-Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keefektifan pengurangan emisi udara oleh
adanya Jalan Tol Trans Sumatera.

Daftar Pustaka

Aly, Sumarni Hamid. 2015. Emisi Transportasi. Jakarta :updatebuku.com


Helmi, Achmad. 2015. Komparasi Pembiayaan Pembangunan Insfrastruktur Pemerintah
dengan Dana Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah/Sukuk.
A’la, Unun Udia. 2018. Dampak Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera terhadap
Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam.

7
8

Anda mungkin juga menyukai