Anda di halaman 1dari 5

2. jelaskan penyebaran bakteri patogen diudara air dan tanah ?

Jawaban :
A. Penyebaran Penyakit Melalui Udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa.
Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang
kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada
kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara  terutama merupakan media penyebaran
bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan
dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba
di luar ruangan dan di dalam ruangan.
 Jenis dan Distribusi Mikroba di Udara
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di
udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif
(umumnya spora). Belum ada mikroba yang habitat aslinya di udara. Pada sub pokok
bahasan sebelumnya mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme
udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba paling
banyak ditemukan di dalam ruangan.
1. Mikroba di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di
udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah
organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu
yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut
sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang
paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan
Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis. Mikroba
yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki
yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi,
serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.
2. Mikroba di dalam Ruangan
Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita
penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptokokus,
pneumokokus, dan staphylokokus.  Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin,
berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang
mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga
ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu terutama berasal dari objek
yang terkontaminasi cairan yang mengandung patogen.  Tetesan cairan (aerosol)
biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur
dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam
satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak patogen tanaman juga
diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur
pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.

B. Penyebaran Penyakit Melalui Air


 Mikroba yang ada di perairan dalam dan sungai
Bakteri flora pada permukaan perairan lebih banyak daripada perairan subterania.
Komposisinya tergantung dari suplai nutrien-nutrien dalam air. Jumlah bakteri tanha
yang terikut air biasanya masih cukup tinggi misalnya, Azotobacter
choroococum, dan bakteri pengurai nitrit, Nitrosomonas europeae dan Nitrobacter
winogradskyi. Sungai-sungai membawa lebih banyak atau lebih sedikit limbah yang
membawa bakteri tergantung limpahan limbah yang terbuang. Contoh yang menarik
adalah bakteri intestinal Escherichia coli, yang dinamakan strain Koliform
dan Salmonella patogenik sebagai penyebab demam tifoid. Danau mata air masih
mengandung banyak bakteri dari sumber mata air; penambahan bakteri tergantung
dari faktor fisika dan faktor kimia. Determinasi jumlah total bakteri dengan cara
hitungan langsung di sungai memberikan gambaran jumlah yang tidak tentu
tergantung dari hidrografi. Misalnya, 352.000-9.800.000 per ml air, di sungai Rio
Negro Brazilia berjumlah 200.000-300.000 per ml air, dan di sungai Dalvin Slovakia
berjumalah 1.194.400 per ml air.
 Distribusi pada danau dan laut
Mikroflora danau dipengaruhi oleh mikroflora sungai. Bakteri batang non spora
mempunyai jumlah terkecil pada zona iklim temperate dan boreal; dan memiliki
proporsi relatif terbesar pada danau eutrofik. Bakteri berspora memiliki jumlah lebih
dari 10%. Pada danau mesotrofik, jumlah bakteri berspora lebih besar; dan
kemungkinan  terdiri 20-25% dari semua bekteri saprofitik. Bakteri pada danau-danau
bergaram, mayoritas baklteri yang hidup di danau bergaram dengan kadar garam
tinggi yang dinamakan bentuk halofilik. Kebanyakan organisme halofifilik ekstrem
dapat berkembang secara optimal dengan kadar garam 20-30%.
Misalnya: Halobakterium dan Halococcus. Bakteri laut, hampir semua bakteri laut
adalah halofilik, yakni dengan memerlukan NaCl untuk perkembangannya yang
optimal. Kebanyakan bakteri laut adalah motil, spora tidak pernah terbentuk pada
bakteri laut. Contohnya: Bacillus dan Clostridium.  Bagian besar dari laut adalah laut
dalam. Pada daerah ini bakteri barofilik dan bakteri barotoleran berperan penting.
Akan tetapi, kadang-kadang pada daerah permukaan bakteri barofilik juga ditemukan
dengan kebiasaan hidup dengan tekanan di atas 100 atm. Jumlah total yang pernah di
observasi dari Teluk Kiel bejumlah antara 682 juta sampai 2.300 juta  per cm3 dengan
kedalaman 12-14 meter yang kemudian diobservasi dengan mikroskop fluoresensi.
Sebanyak 49-64% didapatkan dari permukaan dan 36-51% yang hidup bebas dalam
interstitial air.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Air
Banayak faktor yang mempengaruhi penyebaran mikroba di dalam air. Diantaranya;
a) faktor abiotik, seperti cahaya, temperatur, tekanan, turbiditas, konsentrasi ion
hidrogen dan potensial redoks, salinitas, bahan-bahan anorganik dan organik, gas-gas
terlarlarut; b) faktor biotik  seperti kompetisi nutrien, bakteri dan fungi sebagai
makanan organisme lainnya, vitamin, enzim dan antibiotika

C. Pentebaran Penyakit Melalui Tanah


 Jenis dan Distribusi Mikroba di Tanah
Golongan-golongan utama yang menyusun populasi mikroba taanah terdiri atas
prokariotik (bakteri dan actinomycetes, fungi, algae, mikrofauna (protozoa dan
archezoa), mezofauna (nemathoda) makrofauna (semut, cacing tanah, dan lainnya),
dan mikrobiota (mycoplasma, virus, viroid dan prion). Jumlah mikroba tanah sangat
tinggi, yakni berkisar 320.000-200.000 setiap gram tanah pasir, 360.000-600.000
bakteri setiap gram tanah lempeng, dan 2.000.000-200.000.000 bakteri setiap gram
tanah subur. Actinomycetes terdiri dari 10-50% total populasi mikroba di dalam
tanah. Organisme ini ditemukan di dalam tanah, kompos, dan sedimen. Kelimpahan
populai Actinomycetes di dalam tanah adalah terbesar kedua setelah bakteri, yakni
rentang dari 500.000-100.000.000 propagul/gr tanah. Propagul adalah bagian dari
suatu mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berkembang biak. Sementara populasi
alga sekitar 3-300 kg/hektar. Jumlah total protozoa antara 100.000 – 300.000 per
gram tanah pada lapisan di atas 15cm dari permukaan. Populasi ini dapat berubah
setiap hari. Jumlah paling sedikit adalah cilliata hanya di bawah 1.000 per gram tanah.
Jumlah flagellata merupakan protozoa yang dominan dalam tanah, termasuk tanah
asam. Biomassa protozoa dapat mencapai 5-20 gram per meter persegi. Sementara
lebih dari 10.000 total spesies nematoda hanya lebih kurang 1000 spesies yang dapat
ditemukan di dalam tanah dan 90% nematoda di temukan pada lapisan tanah atas
sekitar 15 cm. Populasi nematoda lebih banyak terdapat  di dalam akar tanaman
daripada di dalam tanah. biomassa arthropoda dalam tanah kurang dari 10%,
sedangkan collembola di dapatkan lebih dari 10.000 individu per meter persegi tanah.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Tanah
seperti halnya pada penyebaran mikroorganisme pada air dan udara, penyebaran
mikroba di tanah juga dipengaruhi oleh faktor pH dan suhu tanah. Tanah yang bersifat
asam dengan pH kurang dari 5,8 % lebih sedikit 50% terhidar dari serangan penyakit
akibat Streptomycetes patogen, hal ini karena Streptomycetes scabies dipengaruhi
pertumbuhannya pada pH dibawah 6,3.  Sedangkan pengaruh suhu juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan mokroorganisme seperti pada
pertumbuhan Actinomycetes yang tumbuh sangat lambat pada suhu 5%  dan dapat
diisolasi lebih banyak dari tanah yang lebih panas. Pertumbhan optimum pada suhu
antara 28 – 37 0C, tetapi beberapa Actinomycetes tumbuh 55 – 65 0C di dalam
kompos. Penyinaran (radiasi) dari matahari berpengaruh besar terhadap kehidupan
mikroorganisme di dalam tanah, dalam partikel tanah terdapat komponen-komponen
anorganik antara lain elemen-elemen, pH, udara, air, sinar, sedangkan adalah
komponen-komponen organik mereka merupakan faktor-faktor alam. antara lain
hancuran dari sisa-sisa makhluk hidup.

3. jelaskan perbedaan antara soil inhabilitans dengan soil invander?


Jawaban:
Soil inhabilitans merupakan bakteri yang dapat bertahan hidup di di dalam tanah dalam
waktu yang lama. Bakteri ini tidak tergantung pada sisa tanaman atau inang, bakteri ini
bersifat saprofit atau tidak terspesifikasi dengan kisaran inang yang luas, bakteri ini
didistribusikan ke seluruh tanah, dan parasitisme mereka tampaknya insidental dengan
keberadaan saprofit mereka sebagai anggota mikroflora tanah umum. Contohnya :
1. Streptomyces scabies
2. Erwinia carotovora
3. Agrobacterium tumefaciens
4. Ralstonia solanacearum
Sedangkan soil invander merupakan bakteri yang hidup di dalam tanah untuk waktu yang
singkat atau sementar. Bakteri ini hidup tergantung pada inang atau jaringan tanaman.
Dengan tidak adanya tanaman inang, bakteri atau jamur tersebut mati di tanah, karena
ketidak mampuan mereka untuk bersaing dengan saprofit tanah untuk keberadaan bahan
organik yang tidak hidup. Hubungan yang dekat antara soil invander dan tanaman inangnya
tampaknya diperkuat oleh kompetisi mikroflora tanah secara umum. Contohnya :
1. Erwinia carotovora
2. Xanthomonas campestris
3. Pseudomonas syringae

4. Mengapa ada suatu bakteri dapat bertahan lama di dalam tanah tetapi
ada juga yang tidak?
Jawaban :
Spora bakteri dapat bertahan lama karena dalam lingkungan yang kurang menguntungkan,
bakteri membentuk lapisan yang dinamakan lapisan endospora. Lapisan ini melindungi
bakteri dan jika dilepas dapat menjadi individu yang baru.

Anda mungkin juga menyukai