Anda di halaman 1dari 30

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

1. Identitas

Nama : Tn. W

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 31 tahun

Alamat : jl. Danau Sentani Tunggurono kota Binjai

Tanggal berobat : 21 Mei 2019

Tanggal Pengkajian : 21 mei 2019

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Tukang Parkir

2. Anamnesis

a. Keluhan Utama : kaki kesemutan dan mati rasa sejak 1 bulan yang lalu

disertai dengan badan terasa lemas.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke Puskesmas pada tanggal 21 Mei 2019 dengan keluhan

kakii kesemutan dan mati rasa sejak 1 bulan yang lalu disertai dengan

badan terasa lemas. Kaki sering kesemutan terutama saat setelah duduk

bersila atau jongkok dalam waktu lama. Klien juga mengaku terkadang

tidak terasa sakit jika kakinya tersandung benda. Klien juga mengaku

adanya keluhan sering haus, sering terasa lapar dan sering BAK malam
hari lebih dari 3 kali (tidak memperhatikan seberapa banyak kencing

yang keluar).

c. Alergi (obat, makanan, plester, dll)

Klien mengatakan bahwa klien tidak mempunyai riwayat alergi obat,

makanan, serta plester.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengaku baru menyelesaikan pengobatan TB parunya sejak 1,5

bulan yang lalu dan dinyatakan sembuh oleh dokter.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu kandung Tn. W memiliki riwayat penyakit yang sama berupa

diabetes, sedangkan riwayat darah tinggi pada orang tua tidak ada.

f. Kebiasaan/ pola hidup/ life style

Keluarga mengatakan bahwa klien mempunyai kebiasaan merokok, serta

klien mempunyai kebiasaan minum kopi dengan banyak gula, klien juga

tidak menjaga pola/ menu makanan dan minuman yang di konsumsi,

makanan camilan yang paling di gemari klien adalah camilan yang

manis-manis.

g. Obat-obat yang digunakan

Keluarga mengatakan bahwa klien pernah mengkonsumsi obat TB, dan

sudah tidak mengkonsumsi obat sejak 1,5 bulan lalu. Dan semenjak itu

klien tidak pernah mengkonsumsi obat lain.


3. Pola Pengkajian

1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan

Jika ada anggota keluarga yang sakit, jarang berobat ke dokter.

Interpretasi :

Keluarga mengatakan bahwa ke dokter itu hanya jika sakitnya sudah

parah.

2. Pola nutrisi/ metabolik

a. Antropometeri

BB sebelum sakit = 62 kg

BB saat ini = 58 kg

TB: 168 cm

IMT= BB/(Tb(m)2) =58/2,82=20,5

Kategori IMT

Underweight < 18,5

Normal 18,5-24,9

Overweight >25

Interpretasi: berdasarkan rumus IMT, klien termasuk kategori

normal

b. Biomedical sign :

Gula darah sewaktu : 333 mg/dl

Gula darah puasa : 256 mg/dl

Kategori Glukosa darah normal:

Gula darah puasa : 80-99 mg/dl

Gula darah sewaktu : 80-145 mg/dl


Interpretasi :

Pada hasil pemeriksaan didapatkan nilai tidak normal pada gula

darah sewaktu dan gula darah puasa.

3. Pola eliminasi:

a. BAK

1) Frekuensi : 1800cc/jam

2) Jumlah : >1200-1500 cc/jam

3) Warna : berwarna kuning jernih

4) Bau : berbau khas

5) Kemandirian : mandiri/ dibantu

b. BAB

1) Frekuensi : 1x/hari

2) Jumlah : normal

3) Warna : kuning

4) Bau : bau khas

5) Karakter : berbentuk

6) Kemandirian : mandiri/ dibantu

Interpretasi :

Pola eliminasi urine yang dialami oleh klien terganggu karena urine yang

dikeluarkan tidak normal.


4. Pola aktivitas dan latihan

Klien dalam melakukan ADL perlu dibantu.

Aktivitas harian (Activity Daily Living)


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu keluarga,

3: dibantu alat, 4: mandiri

5. Pola tidur dan istirahat

Durasi : Klien mengatakan tidur pada pukul 23.30 WIB-04.00 WIB (4,5

jam) dan siang hari tidur selama 1 jam.

Interpretasi : klien mengalami gangguan tidur karena cemas.

6. Pola kognitif dan perseptual

Fungsi Kognitif dan Memori :

Mampu berkomunikasi dan berorientasi dengan baik saat dilakukan

pengkajian. Penglihatan klien kurang berfungsi dengan baik karena

mengalami gangguan. Gangguan penglihatan yang dirasakan adalah

pandangan berputar dan merasa benda-benda sekitar bergoyang.

Pendengaran , pengecapan dan penciuman, klien berfungsi dengan baik.

Sensori, klien masih mampu membedakan sensori tajam dan tumpul

sekalipun harus dengan tekanan yang kuat.

Interpretasi :

Klien mengalami gangguan pada penglihatannya.

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri : Klien mengatakan tidak bisa bekerja mencari

uang.

Identitas diri : Klien merupakan seorang suami dan ayah

yang sudah memiliki dua anak.

Harga diri : Klien percaya dirinya dapat sembuh dan

segera melakukan aktivitas sehari hari yaitu

menjalani hidup dengan keluarga kecilnya.

Ideal Diri : Klien ingin segera sembuh dan ingin segera

bekerja kembali agar bisa menghidupi

keluarganya.

Peran Diri : Klien mengatakan dirinya tidak bisa

melakukan kegiatan yang terlalu berat

Interpretasi :

Pola persepsi diri klien tidak mengalami gangguan, gambaran diri klien

tidak mengalami gangguan

8. Pola seksualitas & reproduksi

Klien mengatakan sudah mempunyai 2 anak. Klien mengatakan tidak

pernah memiliki riwayat gangguan reproduksi.

Interpretasi : Tidak ada masalah


9. Pola peran dan hubungan

Klien mengatakan perannya klien adalah seorang suami sekaligus kepala

rumah tangga yang harus mencari nafkah untuk keluarganya dengan

bekerja sebagai tukang parkir di pasar. Hubungan klien dengan orang

terdekat tidak mengalami masalah. Setelah dirawat di rumah sakit klien

akan menjaga kondisinya saat ini dan akan selalu periksa ke dokter. Saat di

rumah sakit klien juga berinteraksi baik dengan keluarga klien lain,

perawat dan juga tenaga medis lainnya.

Interpretasi : Klien mengalami gangguan peran saat sakit.

10. Sistem nilai dan keyakinan

Klien mengatakan klien beragama Islam dan selalu taat dalam

menjalankan kewajiban sholatnya walaupun di tempat tidur

11. Pola koping dan stres

Klien mengatakan apabila ada masalah pasti didiskusikan dengan

keluarganya dan saudara terdekatnya. Klien menyelesaikan masalahnya

dengan musyawarah. Klien terlihat cemas dan stres akan penyakitnya.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital

N : 100x/menit,

RR : 20x/menit,

TD : 120/80 mmHg,

S : 36,5 C

b. Pemeriksaan Kepala

Bentuk Kepala : Mesochepal, tidak terdapat deformitas


Rambut : Dominan hitam dan tidak mudah rontok

c. Pemeriksaan Mata

Konjungtiva : Pada mata kanan dan kiri tidak terlihat anemis.

Sklera : Pada mata kanan dan kiri terlihat ikterik

Pupil : Isokor kanan-kiri, diameter 3 mm, reflek cahaya( + / + )

Palpebra : Tidak edema

Visus : Baik

d. Pemeriksaan Hidung

Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas

Nafas cuping hidung : tidak ada

Sekret : tidak terdapat sekret hidung

e. Pemeriksaan Mulut

Bibir : Tidak sianosis, tidak kering

Lidah : Tidak kotor, tepi tidak hiperemi

Tonsil : Tidak membesar

Faring : Tidak hiperemis

Gigi : Lengkap

f. Pemeriksaan Telinga

Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas

Sekret : tidak ada

Fungsional : pendengaran baik

g. Pemeriksaan Leher

JVP : tidak meningkat

Kelenjar tiroid : tidak membesar


Kelenjar limfonodi : tidak membesar

Trakhea : tidak terdapat deviasi trakhea

h. Pemeriksaan Thorak

1. Paru-paru

Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak ada retraksi, tidak ada sikatrik.

Palpasi : vocal fremitus kanan sama kiri

Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru, batas paru hepar pada SICV

LMC dextra

Auskultasi : suara dasar vesikuler, tidak ada suara tambahan di semua

lapang paru

2. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung

Kanan atas : SIC II LPS dextra

Kanan bawah : SIC IV LPS dextra

Kiri atas : SIC II LMC sinitra

Kiri bawah : SIC IV LMC sinistra

Auskultasi : S1- S2, reguler, tidak ada mur-mur, tidak ada gallop

i. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : tampak asites, sikatrik akibat bekas luka operasi apendiksitis,

Auskultasi : peristaltik normal

Perkusi : pekak pada region abdomen kanan atas sampai 3 jari dibawah

arcus costae dan tympani di abdomen kanan bawahdan abdomen kiri


Palpasi :supel, terdapat nyeri tekan pada regio bagian atas, teraba adanya

pembesaran hepar dan lien tidak teraba. Tes undulasidan pekak beralih

positif.

j. Pemeriksaan Ekstremitas

Superior : tidak ada deformitas, tidak ada

edema, perfusi kapiler baik, tidak anemis, akral hangat.

Inferior : tidak ada deformitas, tidak ada

edema, CRT bagian ujung lebih dari 3 detik, perfusi kapiler buruk, tidak

anemis, akral dingin.

Analisa data

Data Etiologi Masalah keperawatan


DS : Pola hidup tidak sehat Resiko ketidakstabilan

 Riwayat penyakit kadar glukosa darah

diabetes sejak 8 bulan Sel beta di pankreas

lalu terganggu

 klien mengeluh kaki

kesemutan dan badan Defisiensi insulin

lemas

 sering BAK Retensi insulin

 klien suka

mengonsumsi kopi, Hiperglikemia

makan manis,

merokok 10 batang Kadar glukosa darah

per hari tidak terkontrol


DS : Penurunan pemakaian Gangguan pemenuhan

 Klien mengatakan glukosa oleh sel nutrisi kurang dari

selama sakit klien kebutuhan tubuh

makan 2x sehari dan Proteolisis

hanya makan separuh

porsi kurang lebih Asam amino meningkat

sekitar 2 sendok

makan Glukoneugenesis

DO : Ketogenesis

BB sebelum sakit : 62 kg Ketonemia


BB setelah sakit : 58 kg

TB : 168 cm

Indeks Masa Tubuh Penurunan BB

(IMT) : 20,5
DS : Defisiensi insulin Risiko infeksi

 Klien mengatakan absolute

kakinya kesemutan

terutama saat setelah

duduk bersila atau Penurunan pemakaian

jongkok dalam waktu glukosa oleh sel

lama.

 Klien mengaku

terkadang tidak terasa Hiperglikemia

sakit jika kakinya

tersandung benda

DO : Hiperosmolalitas

 Gula darah sewaktu

333 mg/dl

 Gula darah puasa

klien 256 mg/dl.

DS : Defisiensi insulin Ansietas

 klien mengatakan absolute

cemas tentang
penyakit yang di

deritanya Perubahan status

 Klien mengaku sering kesehatan

BAK malam hari

lebih dari 3x.

DO : Kurangnya pengetahuan

 Klien terlihat cemas ttg penyakit

dan gelisah

 TD : 120/80

 RR : 20x/menit

 Suhu : 36,5 C
DS : Defisiensi insulin Kurangnya pengetahuan

 Klien mengaku klien absolute tentang proses penyakit,

tidak mengetahui diet, dan pengobatan

penyakitnya

 Klien mengatakan Perubahan status

tidak mengetahui kesehatan

kadar gula darahnya

tinggi

 Klien tetap Hospitalisasi

mengonsumsi

makanan yang manis.

 Klien mengatakan Informasi in adekuat


sudah 1 bulan ini

klien mengaku

berhenti minum obat

tersebut.

DO :

 Saat klien ditanya

tentang diabetes klien

hanya tau diabetes itu

penyakit kencing

manis
DS : Defisiensi insulin Keletihan

 Klien mengatakan absolute

kaki kesemutan saat

setelah duduk dan

jongkok Lipolisis

 Badan terasa letih dan

lemas Keletihan otot

DO :

 tampak berbaring di

tempat tidur

 Albumin : 3,54 g/dl;

2,64 g/dl ; 2,27 g/dl

 Globulin : 2,55 g/dl;

2,85 g/dl ; 3,46 g/dl

 Hemoglobin : 13,6 gr
%

 Gula darah sewaktu :

333 mg/dl

 Gula drah puasa : 256

mg/dl
DS : Kadar glukosa darah Ketidakefektifan Perfusi

 Klien mengatakan meningkat Jaringan Perifer

kaki terasa kesemutan

dan saat tersandung

tidak merasa sakit Defisiensi insulin

DO :

 CRT bagian ujung

lebih dari 3 detik, Aliran darah ke perifer

perfusi kapiler buruk, terganggu

akral dingin,

 TD : 120/80

 Nadi : 100x/menit Ketidakefektifan Perfusi

 RR : 20x/menit Jaringan Perifer

 Suhu : 36,5 C

3.2 Diagnosa keperawatan

1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kadar

glukosa darah tidak terkontrol.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makanan yang kurang.


3. Risiko infeksi berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.

4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya.

5. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

6. Keletihan berhubungan dengan keletihan otot.

7. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan penurunan

sirkulasi darah ke perifer, proses penyakit (DM).

3.3 Perencanaan

NO DIAGNOSA NOC NIC Rasional


1 Ketidakseimba Ketidakseimbangan 1. Kaji status nutrisi 1. Untuk mengetahui

ngan nutrisi, nutrisi, kurang dari dan kebiasaan tentang keadaan dan

kurang dari kebutuhan tubuh makan. kebutuhan nutrisi

kebutuhan Setelah dilakukan pasien sehingga

tubuh asuhan keperawatan, dapat diberikan

berhubungan diharapkan nutrisi tindakan dan

dengan pasien terpenuhi. pengaturan diet

gangguan Status Nutrisi : 2. Anjurkan pasien 2. Kepatuhan terhadap

keseimbangan 1. Asupan makanan untuk mematuhi diet diet dapat mencegah

insulin, dan cairan dari yang telah komplikasi

makanan dan skala 2 (banyak diprogramkan. terjadinya

aktivitas menyimpang dari hipoglikemia/hipergl

jasmani rentang normal) ikemia.

ditingkatkan 1. Mengetahui
menjadi skala 4 3. Timbang berat perkembangan berat

(sedikit badan setiap badan pasien ( berat

menyimpang dari seminggu sekali. badan merupakan

rentang normal) salah satu indikasi

4. Identifikasi untuk menentukan


Perilaku patuh : diet
perubahan pola diet ).
yang disarankan
makan. 4. Mengetahui apakah
2. Memilih makanan
pasien telah
yang sesuai dengan
5. Kerja sama dengan melaksanakan
diet yang ditentukan
tim kesehatan lain program diet yang
dari skala 2 (jarang
untuk pemberian ditetapkan.
menunjukkan)
insulin dan diet 5. Pemberian insulin
ditingkatkan menjadi
diabetik. akan meningkatkan
skala 4 (sering
pemasukan glukosa
menunjukkan)
ke dalam jaringan

sehingga gula darah

menurun,pemberian

diet yang sesuai

dapat mempercepat

penurunan gula

darah dan mencegah

komplikasi.
2 Resiko Resiko ketidakstabilan 1. Monitor kadar gula 1. Mengidentifikasi

ketidakstabilan kadar glukosa darah darah, sesuai kadar gula darah

kadar glukosa indikasi secara dini dapat


darah Setelah dilakukan dengan cepat dalam

berhubungan asuhan keperawatan, penanggulagan

dengan kurang diharapkan tindakan

pengetahuan ketidakstabilan kadar 2. Monitor tanda dan 2. Mencegah

tentang glukosa darah normal. gejala hiperglikemi: terjadinya syok

manajemen Kadar glukosa darah : poliuria, polidipsi, hiper/hipoglikemi

diabetes polifagi, kelemahan,


1. Glukosa darah dari
latergi, malaise,
skala 2 (deviasi yang
pandangan kabur
cukup besar dari
atau sakit kepala.
kisaran normal)
3. Berikan insulin 3. Dapat membantu
ditingkatkan menjadi
sesuai resep dalam pengurangan/
skala 4
pengontrolan kadar

gula darah

4. Batasi aktivitas 4. Resiko terjadinya

ketika kadar glukosa infeksi akibat

darah lebih dari penyembuhan luka

250mg/dl yang lama dapat

memperburuk

kondisi pasien

5. Intruksikan pada 5. Pengetahuan tentang

pasien dan keluarga manajemen diabetes


mengenai membantu keluarga

manajemen diabetes dalam mengontrol

kadar gula darah


3 Ketidak Ketidakefektifan perfusi 1. Ajarkan pasien 1. Dengan mobilisasi

efektifan perfusi jaringan perifer untuk melakukan meningkatkan

jaringan perifer mobilisasi sirkulasi darah.

berhubungan Setelah dilakukan 2. Ajarkan tentang

dengan asuhan keperawatan, faktor-faktor yang

penurunan diharapkan dapat meningkatkan

sirkulasi darah ketidakefektifan perfusi aliran darah :

ke perifer, jaringan perifer pasien  Tinggikan kaki 2. Meningkatkan

proses penyakit dapat berkurang. sedikit lebih melancarkan aliran

(DM) Status sirkulasi rendah dari darah balik sehingga

jantung (posisi tidak terjadi


1. Parestesia dari skala
elevasi pada oedema.
2 (cukup berat)
waktu istirahat),
ditingkatkan
hindari
menjadi skala 4
penyilangan
(ringan)
kaki, hindari
2. Asites dari skala 2
balutan ketat,
(cukup berat)
hindari
ditingkatkan
penggunaan
menjadi skala 4
bantal di 3. Kolestrol tinggi
(ringan)
belakang lutut dapat mempercepat
Perfusi jaringan :
3. Ajarkan tentang terjadinya
perifer modifikasi faktor- arterosklerosis,

faktor resiko berupa: merokok dapat


 Parestsia dari skala
 Hindari diet menyebabkan
2 (cukup berat)
tinggi kolestrol, terjadinya
ditingkatkan
teknik relaksasi, vasokontriksi
menjadi skala 4
menghentikan pembuluh darah,
(ringan)
kebiasaan relaksasi untuk
Koagulasi darah
merokok mengurangi efek
 Pembentukan
dari stres
bekuan dari skala 2
4. Kerja sama dengan 4. Pemberian
(deviasi cukup
tim kesehatan lain vasodilator akan
besar dari kisaran
dalam pemberian meningkatkan
normal)
vasodilator, dilatasi pembuluh
ditingkatkan
pemeriksaan gula darah sehingga
menjadi skala 4
darah secara rutin perfusi jaringan
(deviasi ringan dari
dan terapi oksigen dapat diperbaiki,
kisaran normal)
(HBO) . sedangkan
Tanda-tanda vital :
pemeriksaan gula
 Suhu tubuh dari
darah secara rutin
skala 2 (deviasi
dapat mengetahui
cukup besar dari
perkembangan dan
kisaran normal)
keadaan pasien,
ditingkatkan
HBO untuk
menjadi skala 4
memperbaiki
(deviasi ringan dari
kisaran normal) oksigenasi daerah

ulkus/gangren.
4 Keletihan Keletihan 1. Kaji dan identifikasi 1. Untuk mengetahui

berhubungan Setelah dilakukan tingkat kekuatan derajat kekuatan

dengan asuhan keperawatan, otot pada kaki otot-otot kaki

metabolisme diharapkan keletihan pasien. pasien.

fisik untuk pada pasien dapat

produksi energi dikurangi.

berat akibat onservasi energi

kadar gula 2. Beri penjelasan 2. Pasien mengerti


Toleransi terhadap
darah tinggi tentang pentingnya pentingnya
aktivitas
melakukan aktivitas aktivitas sehingga
1. Kekuatan tubuh
untuk menjaga dapat kooperatif
bagian atas dari skala 2
kadar gula darah dalam tindakan
(banyak terganggu)
dalam keadaan keperawatan.
ditingkatkan menjadi
normal.
skala 4 (sedikit
3. Anjurkan pasien 3. Untuk melatih otot
terganggu)
untuk – otot kaki sehingg
2. Kekuatan tubuh
menggerakkan/men berfungsi dengan
bagian bawah dari
gangkat ekstrimitas baik.
skala 2 (banyak
bawah sesui
terganggu)
kemampuan.
ditingkatkan menjadi
4. Bantu pasien dalam 4. Agar kebutuhan
skala 4 (sedikit
memenuhi pasien tetap dapat
terganggu)
kebutuhannya. terpenuhi.
5. Kerja sama dengan 5. Analgesik dapat

Tingkat kelelahan : tim kesehatan lain : membantu

1. Kelelahan dari skala dokter ( pemberian mengurangi rasa

2 (cukup besar) analgesik ) dan nyeri, fisioterapi

ditingkatkan menjadi tenaga fisioterapi. untuk melatih

skala 4 (ringan) pasien melakukan

aktivitas

5 Kerusakan Kerusakan integritas 1. Kaji luas dan 1. Pengkajian yang

integritas jaringan keadaan luka serta tepat terhadap luka

jaringan Setelah dilakukan proses dan proses

berhubungan asuhan keperawatan, penyembuhan. penyembuhan akan

dengan nekrosis diharapkan kerusakan membantu dalam

kerusakan integritas jaringan dapat menentukan

jaringan berkurang. tindakan

Perfusi jaringan : selanjutnya.

perifer

2. Rawat luka dengan 2. Merawat luka


1. Pengisian kapiler jari
baik dan benar : dengan teknik
dari skala 2 (deviasi
 Bersihkan luka aseptik, dapat
yang cukup besar dari
secara abseptik menjaga
kisaran normal)
menggunakan kontaminasi luka
ditingkatkan menjadi
larutan yang dan larutan yang
skala 4 (deviasi ringan
tidak iritatif iritatif akan merusak
dari kisaran normal)
 Angkat sisa jaringan granulasi
2. Pengisian kapiler
jari-jari kaki dari skala balutan yang tyang timbul, sisa

2 (deviasi yang cukup menempel pada balutan jaringan

besar dari kisaran luka dan nekrosis dapat

normal) ditingkatkan nekrotomi menghambat proses

menjadi skala 4 jaringan yang granulasi.

mati.

Integritas jaringan :
3. Kolaborasi dengan 3. Insulin akan
kulit dan membran
dokter untuk menurunkan kadar
mukosa
pemberian insulin, gula darah,

1. Perfusi jaringan dari pemeriksaan kultur pemeriksaan kultur

skala 2 (banyak pus pemeriksaan pus untuk

terganggu) gula darah mengetahui jenis

ditingkatkan menjadi pemberian anti kuman dan anti

skala 4 (sedikit biotik. biotik yang tepat

terganggu) untuk pengobatan,

pemeriksaan kadar
2. Integritas kulit dari
gula darahuntuk
skala 2 (banyak
mengetahui
terganggu)
perkembangan
ditingkatkan menjadi
penyakit.
skala 4 (sedikit
3.4 Implementasi

Hari/
No. Waktu Diagnosa Implementasi
Tanggal
1. Rabu, 08.00- Resiko 1. Memonitor kadar gula darah, sesuai

22/5/2019 09.00 ketidakstabilan indikasi

WIB kadar glukosa 2. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemi:

darah poliuria, polidipsi, polifagi, kelemahan,

berhubungan latergi, malaise, pandangan kabur atau sakit

dengan kadar kepala.

glukosa darah 3. Memberikan insulin sesuai resep

tidak terkontrol 4. Mengintruksikan pada klien dan keluarga

mengenai manajemen diabetes

5. Mengajarkan klien membuat diary makanan

yang dikonsumsi
2. Rabu, 10.30- Ketidakseimba 1. Memonitor kalori dan asupan makanan

22/5/2019 11.30 ngan nutrisi, klien

WIB kurang dari 2. Memonitor kecenderungan terjadinya

kebutuhan kenaikan atau penurunan berat badan pada

tubuh klien

berhubungan 3. Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi


dengan intake yang dibutuhkan oleh klien untuk

makanan yang memenuhi kebutuhan gizi

kurang
3. Kamis, 08.00- Resiko infeksi 1. Menimbang berat badan setiap hari dan

23/5/2019 09.00 berhubungan monitor satus klien

WIB dengan 2. Memonitor tanda-tanda vital klien

tingginya kadar 3. Memberikan cairan dengan tepat

gula darah 4. Mendistribusikan asupan cairan selama 24

jam

5. Memonitor berat badan


4. Kamis, 10.30- Ansietas 1. Mengganti peralatan perawatan per klien

23/5/2019 11.30 berhubungan sesuai protokol institusi

WIB dengan 2. Menganjurkan klien mengenai teknik

kurangnya mencuci tangan dengan tepat

pengetahuan 3. Memastikan penanganan aseptik dari semua

tentang saluran IV

penyakitnya 4. Mengajarkan klien dan keluarga bagaimana

cara menghindari infeksi


5. Jumat, 08.00- Kurang 1. Menggunakan pendekatan yang tenang dan

24/5/2019 09.00 pengetahuan menyakinkan

tentang proses 2. Memahami situasi krisis yang terjadi dari

penyakit, diet, perspektif klien

perawatan dan 3. Memberikan informasi faktual tekait

pengobatan diagnosa, perawatan dan prognosis

4. Mendampingi klien untuk meningkatkan

rasa aman dan mengurangi ketakutan


6. Jumat, 09.30- Keletihan 1. Mengkaji status fisiologis klien yang

24/5/2019 10.30 berhubungan menyebabkan kelelahan

dengan 2. Memilih intervensi untuk mengurangi

keletihan otot kelelahan baik secara farmakologis maupun

non farmakologis
7. Jumat, 11.00- Ketidak 1. Memonitor warna dan suhu kulit

24/5/2019 11.30 efektifan perfusi 2. Memeriksa pakaian yang terlalu ketat

jaringan perifer 3. Memonitor sensasi tumpul atau tajam dan

berhubungan panas dan dingin (yang dirasakan klien)

dengan 4. Mengintruksikan klien dan keluarga untuk

penurunan memeriksa kulit setiap harinya

sirkulasi darah 5. Menganjurkan klien dan keluarga

perifer, proses mengenai pentingnya perawatan kaki

penyakit (DM)

3.5 Evaluasi

N Diagnosa
Hari/ Tanggal Evaluasi
o keperawatan
1 Kamis/ Resiko ketidakstabilan S :

23 Mei 2019 kadar glukosa darah Klien mengatakan sudah

berhubungan dengan tidak merasa lemas dan

kadar glukosa darah kesemutan di kakinya

tidak terkontrol

O:

- Gula darah puasa : 99


mg/dl

- Gula darah sewaktu :

144 mg/dl

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan diet makan, dan

pantau pemenuhan nutrisi

klien
2 Kamis/ Ketidakseimbangan S:

23 Mei 2019 nutrisi, kurang dari klien mengatakan nafsu

kebutuhan tubuh makan meningkat dan

berhubungan dengan badan tidak terasa lemas

intake makanan yang O :

kurang - klien makan 3x sehari

- klien menghabiskan

satu porsi makanan

dari rumah

- BB naik 0,5 kg dari

58 menjadi 58,5

A:

Masalah kebutuhan nutrisi

kurang dapat teratasi


sebagian

P:

Lanjutkan diet makanan

sehat dan pantau asupan

nutrisi untuk klien


3 Jumat/ Resiko infeksi S :

24 Mei 2019 berhubungan dengan Klien mengatakan tidak

tingginya kadar gula terasa kesemutan di

darah kakinya

O:

Tidak ada luka di tubuh

klien terutama di kaki

A:

Masalah risiko infeksi

klien teratasi

P:

Pantau agen penyebab

infeksi klien untuk

mengurangi terjadinya

infeksi
4 Jumat/ Ansietas berhubungan S :

24 Mei 2019 dengan kurangnya Klien mengatakan sudah

pengetahuan tentang tidak cemas memikirkan

penyakitnya penyakitnya
O:

Klien tampak tenang dan

bisa tidur pada malam hari

A:

Masalah kecemasan klien

dapat teratasi

P:

Intervensi dihentikan
5 Sabtu/ Kurang pengetahuan S :

25 Mei 2019 tentang proses Klien mengatakan sudah

penyakit, diet, mengerti penjelasan dari

perawatan, dan perawat tentang

pengobatan penyakitnya

O:

Klien dapat menjawab

pertanyaan dari perawat

dan dapat menjelaskan

ulang penjelasan dari

perawat

A:

Masalah sudah teratasi

P:

Intervensi dihentikan
6 Sabtu/ Keletihan berhubungan S :
25 Mei 2019 dengan keletihan otot Klien mengatakan sudah

tidak lemas lagi

O:

Klien terlihat dapat

beraktivitas.

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi untuk

mengurangi keletihan

Anda mungkin juga menyukai